Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia yang mempunyai manfaat
bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Kriteria air bersih yaitu
tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Salah satu faktor
penting penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk kebutuhan
air minum. Selain itu, kebutuhan akan air bersih juga digunakan untuk mandi,
memasak, mencuci dan sebagiannya. Namun belakangan ini pencemaran air
menjadi persoalan penting yang perlu mendapat penanganan yang serius.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan filtrasi.
Filtrasi adalah suatu proses pemisahan campuran antara padatan dan cairan
dengan melewatkanya melalui medium penyaringan. Secara umum filtrasi
dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relatif kecil dibandingkan zat
cairnya. Oleh karena itu praktikum ini dilakukan untuk mengetahui cara
memperoleh air bersih yang layak untuk digunakan dengan cara filtrasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan air limbah?
2. Apa yang di maksud dengan filtrasi?
3. Bagaimana proses piltrasi air limbah?
1.3 Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan agar dapat melakukan filtrasi pada
air limbah.
1.4 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum yang dilakukan untuk mengetahui proses filtrasi
pada air limbah.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Filtrasi
Filtrasi adalah pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikelnya, yaitu
metode pemisahan zat yang memiliki ukuran partikel yang berbeda dengan
menggunakan alat berpori (penyaring/filter). Penyaring akan menahan zat
yang ukuran partikelnya lebih besar dari pori saringan dan meneruskan
pelarut. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal
dipenyaring disebut residu (ampas) (Sukajiyah, 2011).
Pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk memisahkan zat padat dari
zat cair dalam suatu campuran berdasarkan perbandingan wujudnya. Alat yang
kita gunakan untuk menyaring disebut penyaring. Ukuran penyaring
disesuaikan dengan ukuran zat yang akan disaring. Sebagai contoh, pemisahan
pasir dan kerikil tentu membutuhkan saringan yang berbeda dengan saringan
yang digunakan untuk menyaring tepung. Zat-zat yang mempunyai perbedaan
kelarutan seperti garam kotor ternyata dapat dipisahkan dengan cara
penyaringan. Garam dapur yang bercampur dengan kotoran kita larutkan
dalam air, kemudian kita saring. Kotoran akan tertinggal dalam kertas saring,
sedangkan garam yang larut dalam air masuk menembus kertas saring. Zat
yang tertinggal dalam kertas saring disebut residu, sedangkan cairan yang
dapat menembus kertas saring disebut filtrate (Sukajiyah, 2011).
Karbon aktif merupakan suatu bentuk arang yang telah melalui aktifasi
dengan menggunakan gas CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori-
porinya terbuka dan dengan demikian daya absorpsinya menjadi lebih tinggi
terhadap zat warna dan bau. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan
menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Karbon Aktif
digunakan untuk menjernihkan air, pemurnian gas, industri minuman, farmasi,
katalisator, dan berbagai macam penggunaan lain. Selain di bidang
pengolahan air, karbon aktif dapat digunakan di berbagai industri seperti
pengolahan/tambang emas dengan berbagai ukuran mesh maupun iondine
number. Juga digunakan untuk dinding partisi, penyegar kulkas, vas bunga,
dan ornamen meja. Di balik legamnya, barang gosong itu ternyata sangat kaya

2
manfaat. Karbon aktif dapat digunakan sebagai bahan pemucat, penyerap gas,
penyerap logam, menghilangkan polutan mikro misalnya zat organic maupun
anorganik, detergen, bau, senyawa phenol dan lain sebagainya. Pada saringan
arang aktif ini terjadi proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat - zat yang
akan dihilangkan oleh permukaan arang aktif, termasuk CaCo3 yang
menyebabkan kesadahan. Apabila seluruh permukaan arang aktif sudah jenuh,
atau sudah tidak mampu lagi menyerap maka kualitas air yang disaring sudah
tidak baik lagi, sehingga arang aktif harus diganti dengan arang aktif yang
baru. Karbon aktif adalah sejenis absorben (penyerap) berwarna hitam,
berbentuk granula/butiran kecil, yang terbuat dari arang tempurung kelapa,
Kegunaan Karbon aktif adalah untuk media pengolahan air kotor menjadi
bersih (penjernih air) dan membantu menyerap bau pada air sehingga kadar
bau pada air menjadi berkurang (Kusnandini, 2011).
2.2 Pengertian dan Karakteristik Air Tercemar
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 173/Menkes/VII/77:
Pencemaran air adalah suatu peristiwa masuknya zat kedalam air yang
mengakibatkan kualitas (mutu) air tersebut menurun sehingga dapat
menggangu atau membahayakan kesehatan masyarakat. Menurut Peraturan
Pemerintah RI No. 20 Tahun 1990: Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam
air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat
tertentu yang membahayakan yang mengakibatkan air tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya (Mukono, 2006).
Menurut Mukono (2006) beberapa faktor yang mempengaruhi pencemaran
air, meliputi:
1. Mikroorganisme: Salah satu indikator bahwa air tercemar adalah adanya
mikroorganisme patogen dan non patogen didalamnnya. Danau atau
sungai yang terkontaminasi/ tercemar mempunyai spesis mikroorganisme
yang berlainan dari air yang bersih. Air yang tercemar umumnya
mempunyai kadar bahan organik yang tinggi sehingga pada umumnya
banyak mengandung mikroorganisme heterotropik yang akan

3
menggunakan bahan organik tersebut untuk metabolisme, misalnya bakteri
coliform.
2. Curah Hujan: Curah hujan disuatu daerah akan menentukan volume dari
badan air dalam rangka mempertahankan efek pencemaran terhadapa
setiap bahan buangan didalamnya (deluting effects). Curah hujan yang
cukup tinggi sepanjang musim dapat lebih mengencerkan
(mendispresikan) air yang tercemar.
3. Kecepatan Aliran air (Stream Flow): Bila suatu badan air memiliki aliran
yang cepat, maka keadaan itu dapat memperkecil kemungkinan timbulnya
pencemaran air karena bahan polutan dalam air akan lebih cepat
terdispersi.
4. Kualitas Tanah: Kualitas tanah (pasir atau lempung) juga mempengaruhi
pencemaran air, ini berkaitan dengan pencemaran tanah yang terjadi di
dekat sumber air. Beberapa sumber pencemaran tanah dapat berupa bahan
beracun seperti pestisida, herbisida, logam berat dan sejenisnya serta
penimbunan sampah secara besar-besaran (Mukono, 2006).
Ciri-ciri air yang mengalami pencemaran sangat bervariasi tergantung dari
jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Sebagai
contoh air minum yang terpcemar mungkin rasanya akan berubah meskipun
perubahan baunya mungkin sukar dideteksi, bau yang menyengat mungkin
akan timbul pada pantai laut, sungai dan danau yang terpolusi, kehidupan
hewan air akan berkurang pada air sungai yang terpolusi berat, atau minyak
yang terlihat terapung pada permukaan air laut menunjukkan adanya polusi.
Tanda-tanda polusi air yang berbeda ini disebabkan oleh sumber dan jenis
polutan yang berbeda-beda pula (Umar Nisbantoro Faisal, 2010).
Air yang dikatakan tercemar dapat dilihat dari beberapa aspek karakteristik
air itu sendiri, yang mana karakteristik itu pula dibagi dalam 2 karakter yaitu:
1. Karakteristik fisik meliputi :
a. Suhu: Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan
kenaikan aktifitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak
lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh
aktifitas penebangan vegetasi disekitar sumber air tersebut, sehingga

4
menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut
mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung
(Cleanpipe, 2012).
b. Kekeruhan: Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan
organik dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang
dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan
hadirnya pencemaran melalui buangan dan warna air tergantung pada
warna air yang memasuki badan air. Kekeruhan dengan kadar semua
jenis zat suspensi tidak dapat dihubungkan secara langsung, karena
tergantung juga kepada ukuran dan bentuk butiran (Cleanpipe, 2012).
c. Bau dan rasa: Air yang baik idealnya tidak berbau dan tidak berasa.
Bau air dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri
serta kemungkinan akibat tidak langsung terutama sistim sanitasi,
sedangkan rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu larut
dalam air, dan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun
asam anorganik (Mukono, 2006).
d. Warna: Dalam proses pengolahan air warna merupakan salah satu
parameter fisika yang digunakan sebagai persyaratan kualitas air baik
untuk air bersih maupun untuk air minum. Perinsip yang berlaku
dalam penentuan parameter warna adalah memisahkan terlebih dahulu
zat atau bahan-bahan yang terlarut yang menyebabkan kekeruhan
(Mukono, 2006).
2.3 Fungsi Filtrasi
Filtrasi digunakan sebagai berikut:
1. Untuk membersihkan air dan sampah pada pengolahan air
2. Menjernihkan preparat kimia di laboratorium
3. Menghilangkan pengotor pada air suntik injeksi
4. Membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula
2.4 Macam-Macam Filtrasi
Menurut prinsip kerjanya filtrasi dapat dibedakan atas beberapa cara, yaitu:
a. Gravity Filtration: Filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat.
b. Pressure Filtration:Filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan.

5
c. Vacum Filtration: Filtrasi dengan cairan yang mengalir karena prinsip
hampa udara (penghisapan) (Kartini, Nani, dkk. 2002).
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Filtrasi
Faktor yang mempengaruhi efisiensi penyaringan ada 4 (empat) factor dan
menentukan hasil penyaringan dalam bentuk kualitas effluent serta masa
operasi saringan yaitu:
1. Ketebalan lapisan media filter
Semakin tebal lapisan media filter, maka luas permukaan penahan
partikel-partikel semakin besar dan jarak yang ditempuh oleh air semakin
panjang.
2. Suhu Air
a. Pengaruh Suhu Terhadap Kekentalan
b. Pengaruh Suhu Terhadap Aktifitas Biologi
c. Pengaruh Suhu Terhadap Reaksi Kimia
3. Kecepatan Filtrasi
Kecepatan aliran akan mempengaruhi proses penahanan mekanis terhadap
bahan-bahan tersuspensi.
4. Kualitas Air
Semakin rendah kualitas air yang akan difilter, maka akan semakin
memerlukan pengolahan yang sempurna atau kompleks (Cleanpipe, 2012).
2.6 Pengertian Penyaringan
Penyaringan ialah memisahkan campuran zat padat dan zat cair
berdasarkan perbedaan ukuran partikel komponen campuran. Sublimasi ialah
pemisahan campuran berdasarkan perubahan wujud padat menjadi gas dan
sebaliknya tanpa melalui fase cair. Penyaringan yang dilakukan di
laboratorium biasanya menggunakan kertas saring. Kertas saring memiliki
pori-pori yang relatif kecil, sehingga akan menahan partikel suspensi.
Penyaringan akan menghasilkan residu dan filtrat. Residu yaitu zat padat yang
tertahan oleh kertas saring, sedangkan filtrat yaitu zat cair yang melewati
kertas saring. Sublimasi dapat dilakukan untuk memisahkan komponen yang
dapat menyublim dari campurannya yang tidak menyublim. Misalnya
pemisahan iodin dari campurannya dengan pasir. Ketika campuran iodin pasir

6
dipanaskan, iodin akan menguap sedangkan pasir tidak. Uap iodin akan segera
mengkristal ketika menemui daerah yang cukup dingin. Dengan demikian
dapat diperoleh iodin murni. Belerang diperoleh dengan cara menggali dari
kawah gunung berapi. Untuk memperoleh belerang murni, belerang harus
dimurnikan dengan proses sublimasi. Proses pemurnian garam dari air laut
dilakukan diempang-empang sehingga garam yang didapat tercampur dengan
tanah. Untuk membersihkan garam kotor itu, garam dilarutkan kembali
dengan air kemudian disaring lalu diuapkan. Pemisahan campuran garam
kotor ini dilakukan dengan cara penyaringan (filtrasi) (Sukajiyah, 2011).
2.5 Jenis – Jenis Filtrasi
1. Proses filtrasi sederhana (tanpa tekanan) adalah proses penyaringan dengan
media filter kertas saring. Hal ini dilakukan dengan cara kertas saring
dipotong melingkar, kemudian lipat dua, sebanyak tiga atau empat kali.
Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga melekat pada
corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahakan,
sedikit demio sedikit. Hasil filtrasi adalah zat padat yang disebut residen
dan zat cairnya disebut dengan filtrate (Kartini, Nani, dkk. 2002).
2. Proses Filtrasi dengan tekanan, umumnya dengan cara divakumkan (disedot
dengan pompa vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat
dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan
cairannya (Kusnandini, 2011).
3. Proses Filtrasi dengan Membran merupakan proses saparasi dengan
menggunakan membran dengan ukuran pori £ 0,1 mikron. Prinsip teknik
filtrasi membran ini adalah dengan menyaring cairan sampel melewati
saringan yang sangat tipis dan yang terbuat dari bahan sejenis selulosa
(Kartini, Nani, dkk. 2002).
2.6 Metode Filtrasi
Metode filtrasi sangat sering digunakan di laboraturium. Penggunaan
metode ini disesuaikan dengan sampel yang sedang ditangani dan hasil yang
diharapkan. Secara umum ada tiga metode filtrasi yang sering digunakann,
yakni metode filtrasi panas, metode filtrasi dingin dan metode filtrasi vakum
(Kusnandini, 2011).

7
Metode filtrasi panas digunakan untuk memisahkan antara cairan dan
padatan, dimana dalam prosesnya diharapkan tidak menghasilkan kristal di
bagian funnel penyaring dan peralatan lainnya. Pada metode ini, peralatan
gelas yang akan terkena larutan secara langsung dipanaskan terlebih dahulu.
Sebaliknya dari metode filtrasi panas, metode filtrasi dingin digunakan untuk
memisahkan antara cairan dan padatan, dimana setelah penyaringan
diharapkan terjadi pembentukan kristal. Metode ini menggunakan es untuk
mendinginkan aparatus yang digunakan, sehingga temperatur dalam sistem
akan turun secara drastis dan memicu tumbuhnya kristal. Metode ini
umumnya kalian gunakan dalam proses rekristalisasi. Metode filtrasi vakum
digunakan untuk mendapatkan hasil padatan yang kering dengan cepat. Untuk
melakukan filtrasi vakum, alat yang dibutuhkan ialah Funnel Buchner
(Sukajiyah, 2011).
Metode pemisahan adalah suatu cara yang digunakan untuk memiahkan
atau memurnikan suatu senyawa atau kelompok senyawa yang mempunyai
susunan kimia yang berkaitan dari suatu baha,baik dalam skala laboratorium
maupun skala industri. Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan
dengan berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada
fase komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran
homogen (satu fase) atau campuran heterogen (lebih dari satu fase). Suatu
campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fase: padat-padat,
padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas,
dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus
dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan
(Sukajiyah, 2011).

8
9

Anda mungkin juga menyukai