Anda di halaman 1dari 14

TUGAS UTS TAKE HOME

PENGOLAHAN AIR MINUM

Disusun Oleh :
ILYA FAROKHA RIZQYANA
25010113130387

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2016

1. Karakteristik sumber air baku dan permasalahannya:


A. Karakteristik Secara Fisik
1. Temperatur/suhu : berpengaruh terhadap reaksi kimia, reduksi kelarutan
gas. Suhu yang normal mencegah terjadinya pelarutan zat kimia pada
pipa,menghambat reaksi biokimia pada pipa dan mikroorganisme tidak
dapat tumbuh. Jika suhu air tinggi maka jumlah oksigen terlarut dalam air
akan nberkurang dan dapat meningkatkan reaksi dalam air
2. Rasa dan bau :diakibatkan oleh senyawa-senyawa lain dalam air seperti
gas H2S , NH3, senyawa fenol, dll. Timbulnya rasa didalam air yang
menunjukkan adanya zat yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu bau
yang dihasilkan oleh senyawa organik juga menjadi suatu masalah yaitu
dapat mengganggu dari segi estetika dan bersifat karsinogenik.
3. Warna : air yang murni tidak berwarna, bening dan jernih, adanya warna
pada air menunjukkan adanya senyawa lain yang masuk ke dalam air. Hal
tersebut selain mengganggu dari segi estetika namun juga dapat
menyebabkan penyakit pada manusia.
4. Turbiditas/kekeruhan :karena adanya bahan dalam bentuk koloid dari
partikel yang kecil, dan atau adanya pertumbuhan mikroorganisma.
5. Solid : disebabkan oleh senyawa organik maupun anorganik dalam bentuk
suspensi (larut). Jumlah total kandungan bahan terlarut = TDS (Total
dissolve solid), sedangkan bahan yang tidak terlarut (terpisah dengan
filtrasi atau sentrifugasi) = Suspended Solid (SS).
B. Karakteristik Secara Kimia
1. pH, konsentrasi H+ : pada PH yang< 6,5 dan > 8,5 akan mempercepat
terjadinya korosi pada pipa distribusi air minum.
2. Total solid : merupakan bahan yang tertinggal sebagai residu pada
penguapan dan pengeringan pada suhu 103-1050c
3. Zat organik sebagai KmnO4 : zat organik yang berlebihan dalam air dapat
mengakibatkan bau yang tidak sedap.
4. Co2 agresif : Co2 ini dapat merusak bangunan,perpipaan dan distribusi air
bersih.
5. Kesadahan total : air sadah menyebabkan pemborosan pemakaian sabun
pencuci dan memiliki titik didih yang lebih tinggi dibanding dengan air
biasa.
6. Besi : menyebabkan air menjadi merah kekuning-kuningan, menimbulkan
bau amis dan membentuk lapisan seperti minyak.
7. Mangan : adanya mangan yang berlebihan menimbulkan flek pada benda
benda putih oleh deposit MnO2 menimbulkan rasa dan menyebabkan
warna ungu/ hitam pada air minum dan bersifat toksik.

8. Tembaga/Cu : pada kadar yang lebih besar dari 1 mg/l akan menyebabkan
rasa
tidak
enak
pada
lidah
dan
dapat
menyebabkan
ginjal,muntaber,pusing,lemah dan menimbulkan kerusakan pada hati.
Dalam dosis rendah menimbulkan rasa kesat,warna dan korosi pada pipa.
9. Seng : kelebihan Zn pada air minum rasa kesat/pahit dan bila dimasak
timbul endapan seperti pasir dan menyebabkan muntaber.
10. Klorida : kadar klor yang melebihi 250mg/l akan menyebabkan rasa asin
pada air dan korosi pada logam.
11. Nitrit : menyebabakan methamoglobinemia terutama pada bayi yang
mendapat konsumsi air minum yang mengandung nitrit
12. Flourida : F <2 mg/l dapat menyebabkan kerusakan pada gigi sebaliknya
jika terlalu banyak juga dapat meneybabkan gigi berwarna kecoklatan
13. Logam- logam berat (Pb,As,Se,Cd,Hg,CN ), dapat menyebabkan
gangguan

gangguan
pada
jaringan
syaraf,pencernaan,
metabolisme,oksigen, dan kanker
C. Karakteristik Secara Biologi
Organisme yang ditemukan dalam perairan: bakteri, virus,algae, jamur,
mikroinvertebrata (protozoa, serangga, cacing, dll). Karakteristik biologi
ditentukan dengan parameter yang disebut indeks biotik. Bakteri bakteri
yang ada diair dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia berupa
penyakit sakit perut ( diare) karena bakteri patogen.
2. Kategori partikel dalam air dan sifatnya:
a. Partikel Diskrit
Merupakan partikel yang mengendap sebagai partikel tunggal. Partikel diskirit
tidak bergabung dengan partikel yang lainnya. Misal: butiran pasir, batu bata
dan lain-lain.
b. Partikel Flokulen/Flokulan
Merupakan partikel yang mengendap akibat berat yang dibentuk dengan cara
menggabungkan diri agar menjaid partikel yang berukuran lebih besar/flok.
Misalnya : senyawa asam organik
3. Prinsip-prinsip pengolahan air minum:
A. Prinsip penjernihan air dengan metode fisika
1. Prinsip penyaringan ( filtrasi )
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan/ koloid dengan
cairan. Proses penyaringan bisa merupakan proses awal ( primary
treatment) atau penyaringan dari proses sebelumnya. Jenis saringan
menurut kontruksinya dibedakan menjadi saringan miring, saringan
pembawa, saringan sentrifugal, dan drum berputar. Kecepatan penyaringan
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu filtrasi lambat (0,2-2 liter/menit/ft 2),

filtrasi cepat (4-8 liter/menit/ft2) dan filtrasi sangat cepat (12-60


liter/menit/ft2). Menurut tipenya, saringan dibedakan menjadi tiga:
a. Single medium: Saringan untuk menyaring air yang mengandung
padatan dengan ukuran seragam.
b. Dual medium: saringan untuk menyaring air limbah yang didominasi
oleh dua ukuran padatan.
c.
Three medium: saringan untuk menyaring air limbah yang
mengandung padatan dengan ukuran beragam.
Ukuran pasir menurut klasifikasi USDA (1938) dibagi menjadi :
a. Pasir sangat kasar (very coarse sand): 2,0-1,0 mm,
b. Pasir kasar (coarse sand): 1,0-0,5 mm
c. Pasir sedang (medium sand): 0,5-0,25 mm,
d. Pasir halus (fine sand): 0,25-0,1 mm
e. Pasir sangat halus (very fine sand): 0,1-0,05 mm
Sistem air olahan dalam sistem filtrasi terdiri dari beberapa macam.
Penentuan aliran ini memperhatikan sifat dari limbah padat yang akan
difiltrasi. Sistem aliran tersebut dibagi menjadi empat sistem, yaitu aliran
horizontal (horizontal
filtration), aliran
gravitasi (gravitation
filtration), aliran dari bawah ke atas (up flow filtration), dan aliran
ganda (biflow filtration).
2. Sedimentasi (Pengendapan)
Sendimentasi merupakan proses pengendapan bahan padat dari air olahan.
Proses sendimentasi bisa terjadi bila air limbah mempunyai berat jenis
lebih besar daripada air sehingga mudah tenggelam. Proses pengendapan
ada yang bisa terjadi langsung, tetapi ada pula yang memerlukan proses
pendahuluan seperti koagulasi atau reaksi kimia. Prinsip sendimentasi
adalah pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan gaya gravitasi
sehingga bagian yang padat berada di dasar kolam pengendapan
sedangkan air murni diatas.
3. Absorpsi dan Adsorpsi
Absorpsi merupakan proses penyerapan bahan-bahan tertentu. Dengan
penyerapan tersebut air menjadi jernih karena zat-zat di dalamnya diikat
oleh absorben.Absorpsi umumnya menggunakan bahan absorben dari
karbon aktif. Pemakaiannya dengan cara membubuhkan karbon aktif
bubuk kedalam air olahan atau dengan cara menyalurkan air melalui
saringan yang medianya terbuat dari karbon aktif kasar. Sistem ini efektif
untuk mengurangi warna serta menghilangkan bau dan rasa. Proses kerja
penyerapan (absorpsi) yaitu penyerapan ion-ion bebas didalam air yang
dilakukan oleh absorben. Sebagai contoh yaitu penyerapan ion oleh
karbon aktif.

Adsorpsi merupakan penangkapan/pengikatan ion-ion bebas didalam air


oleh adsorben. Contoh zat yang digunakan untuk proses adsorpsi adalah
zeolit dan resin yang merupakan polimerisasi dari polihidrik fenol dengan
formaldehid.
4. Elektrodialisis
Elektrodialisis merupakan proses pemisahan ion-ion yang larut di dalam
air dengan memberikan dua kutub listrik yang berlawanan dari arus searah
(direct curret, DC). Ion positif akan bergerak ke kutub negatif (katoda),
sedangkan ion negatif akan bergerak ke kutub positif (anoda).
Pada kutub positif (anoda), ion negatif akan melepaskan elekronnya
sehingga menjadi molekul yang berbentuk gas ataupun padat yang tidak
larut dalam air. Hal ini memungkinkan terjadinya pengendapan.
B. Prinsip penjernihan air dengan metode kimia
1. Koagulasi
Koagulasi merupakan proses pengumpulan melalui reaksi kimia. Reaksi
koagulasi dapat berjalan dengan membutuhkan zat pereaksi (koagulan)
sesuai dengan zat yang terlarut. Koagulan yang banyak digunakan adalah
kapur, tawas dan kaporit. Pertimbangannya karena garam garam Ca, Fe,
dan Al bersifat tidak larut dalam air sehingga mampu mengendap bila
bertemu dengan sisa-sisa basa. Banyaknya koagulan tergantung pada jenis
dan konsentrasi ion-ion yang larut dalam air olahan serta konsentrasi yang
diharapkan sesuai dengan standar baku. Untuk mempercepat proses
koagulasi dalam air limbah maka dilakukan pengadukan dengan mixer
statismaupun rapid mixer.
2. Aerasi
Aerasi merupakan suatu sistem oksigenasi melalui penangkapan O2 dari
udara pada air olahan yang akan diproses. Pemasukan oksigen ini
bertujuan agar O2 di udara dapat bereaksi dengan kation yang ada di dalam
air olahan. Reaksi kation dan oksigen menghasilkan oksidasi logam yang
sukar larut dalam air sehingga dapat mengendap.
Proses aerasi terutama untuk menurunkan kadar besi (Fe) dan magnesium
(Mg). kation Fe2+ atau Mg2+ bila disemburkan ke udara akan membentuk
oksida Fe2O3 dan MgO. Proses aerasi harus diikuti oleh proses filtrasi atau
pengendapan.
C. Prinsip penjernihan air dengan metode biologi
Upaya memperbaiki mikrobiologi air minum yang paling konvensional adalah
dengan cara mematikan mikroorganisme. Proses ini bisa dilakukan sekaligus
dengan proses koagulasi ataupun melalui praktek sederhana dengan cara
mendidihkan air hingga mencapai suhu 1000 C.

4. Contoh data tentang kualitas air baku


Judul Penelitian : Pengolahan Air Baku Menjadi Air Minum Dengan Teknologi
Membran Mikrofiltrasi Dan Ultrafiltrasi
Penulis : Nila Sari Mahardani, Ferdyan Hijrah Kusuma
Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS, Surabaya
Dari hasil penelitian, air baku dianalisa untuk mengetahui karakteristiknya.
Parameter yang dianalisa adalah pH, suhu, warna, kekeruhan, TSS, TDS, dan E.
coli. Tabel 1 berikut memperlihatkan karakteristik air baku.
Tabel 1 Hasil Analisa Karakteristik Air Baku
Paramete
pH
Suhu air
Suhu ruang
Warna
Kekeruhan
TSS
TDS
E.coli

Satuan
0C

Uji I
6,98
28,4
28
18,27
112
157
283

Mg/LPtCo
NTU
mg/L
mg/L
MPN/10 8
0
7,08x1

Air
Uji II
7,06
28,8
28
17,86
98
148
268
-

Uji III Rata7,2


7,08
28,6
28,6
28
28
18,05
18,06
117
109
139
148
262
271
8
7,08x10

KEPMENK
6,5Suhu ruang
30CMaks. 15
Maks. 5
Maks. 50
Maks. 1000
Maks. 0

Dari hasil analisa diatas menunjukkan bahwa kualitas air tidak memenuhi standar
kualitas air minum (Kepmenkes No. 907/MENKES/SK/VII/2002) terutama
untuk parameter warna, kekeruhan, TSS dan E.coli, maka dari itu perlu dilakukan
pengolahan sebelum dikonsumsi.
5. Penjelasan bagaimana cara pengolahan air minum sebagaimana poin 4
Skema rangkaian alat proses membran untuk variabel jenis membran mikro
filtrasi dapat dilihat pada Gambar 1. Digunakan jenis pengolahan pendahuluan
yaitu KFS. Sedangkan membran yang digunakan adalah mikrofiltrasi.

Gambar 1. Skema Sistem KFS-Membran MF.


Skema rangkaian alat proses membrane untuk variael jenis membrane unltafiltrasi
dapat dilihat pada Gambar 2. Digunakan jenis pengolahan pendahuluan yaitu
koagulasi flokulasi (KFS). Sedangkan membrane yang digunakan adalah
ultrafiltrasi. Keduanya terpasang pada rangkaian system. Proses awalnya tidak
jauh berbeda dengan membrane mikrofiltrasi hanya ada perbedaan dalam jenis
penggunaan membrannya.

Gambar 2. Skema Sistem KFS-Membran UF.

Skema rangkaian alat proses membran untuk variabel jenis membran mikro
filtrasi dan ultra filtrasi dapat dilihat pada Gambar 3. Digunakan jenis
pengolahan pendahuluan yaitu KFS. Sedangkan membran yang digunakan adalah
mikrofiltrasi dan ultra filtrasi. Rangkaian sistem adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Skema Sistem KFS-Membran MF Membran UF.


Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu air baku yang digunakan diambil
dari intake PDAM Ngagel Surabaya. Air baku tersebut dianalisa di laboratorium
untuk mengetahui kualitasnya. Parameter yang dianalisa adalah pH, suhu, warna,
kekeruhan, TSS, TDS, dan E. coli. Kemudian air baku tersebut dimasukkan dalam
feeding tank yang dialirkan menuju wadah flash mix (koagulasi) secara gravitasi
dengan kecepatan pengadukan 60 rpm selama 30 detik. Pada wadah tersebut akan
dibubuhkan koagulan tawas (alum) sesuai dengan dosis optimum yang telah
dihasilkan pada analisa jartest. Dari koagulasi, air mengalir secara gravitasi ke
slow mix (flokulasi) dan secara perlahan-lahan mulai terbentuk flok-flok halus
dengan kecepatan pengadukan 20 rpm selama 5 menit (Jahn, 1979) . Proses ini
berlangsung terus-menerus hingga air mengalir menuju bak sedimentasi. Pada bak
sedimentasi ini, flok-flok berukuran semakin besar sehingga dapat cepat
mengendap. Di sini, air olahan diendapkan selama 1 jam lamanya. Supernatan
dari sedimentasi ini akan ditampung pada bak penampung efluen koagulasiflokulasi-sedimentasi (KFS).

Selanjutnya, dilakukan proses filtrasi dengan teknologi membran. Untuk


rangkaian
KFS-MF, supernatan dialirkan ke reaktor membran
MF
dengan menggunakan pompa hisap dengan tekanan sebesar 1,5 bar. Untuk
rangkaian KFS-UF, supernatan dialirkan ke membran UF dengan
menggunakan pompa tekan dengan variasi TMP sebesar 1,6 -3,6 bar. Sedangkan
untuk rangkaian KFS- MF-UF, digunakan pompa hisap dengan tekanan
sebesar 1,5 bar untuk mengalirkan supernatan ke reaktor membran MF,
kemudian digunakan pompa tekan dengan variasi TMP sebesar 1,6 -3,6 bar untuk
mengalirkan permeat MF ke membran UF.
Pompa hisap berfungsi untuk menghisap hasil efluen KFS (supernatan) yang
telah dialirkan ke dalam reaktor membran MF yang kemudian hasilnya (permeat)
akan ditampung dalam ember kecil.Sedangkan pompa tekan berfungsi untuk
mengalirkan efluen KFS (rangkaian KFS-UF) atau permeat MF (rangkaian KFSMF-UF) ke dalam reaktor membran UF yang kemudian hasilnya (permeat UF)
akan ditampung dalam wadah kecil. Sistem dirancang sedemikian rupa dengan
resirkulasi sehingga permeat (efluen membran MF/UF/MF dan UF) tertampung
pada wadah tersendiri sedangkan retentat kembali menuju wadah efluen KFS.
Selanjutnya permeat (efluen membran MF, UF, dan MF-UF)yang telah
tertampung diambil sampel 130 mL dan dianalisa 7 parameter (pH, suhu, warna,
kekeruhan, TSS, TDS, dan E. coli). Hasil analisa akhir yang berasal dari permeat
MF, UF, dan MF-UF dibandingkan dengan standar kualitas air minum
(Kepmenkes No.907/MENKES/SK/VII/2002) agar dapat diketahui hasilnya
apakah layak disebut sebagai air minum.
6. Penjelasan pengolahan terhadap :
A. Kesadahan
Dua metode yang digunakan yaitu proses kapur soda dan proses pertukaran
ion. Pelunakan presipitasi menggunakan kapur(CaO) dan soda abu (Na 2CO3)
untuk menghilangkan calcium dan magnesium dari larutan. Pelunakan dengan
menggunakan ion penukar (ion exchange) menggunakan rezin untuk
menghilangkan ion bivalen dan menggantikannya dengan ion sodium.
1. Proses kapur soda
Kapur [Ca(OH2)] dan abu soda (NaCO2) ditambahkan ke air, akan
bereaksi dengan garam kalsium dan magnesium untuk membentuk
endapan kalsium karbonat (CaCO2)bdan magnesium hidroksida
[Mg(OH2)], reaksi kimiawi yang umum:
Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 2CaCO3 + 2H2O
Mg(HCO3)2 + 2Ca(OH)2 2CaCO3 + Mg(OH)2 + 2H2O
MgSO4 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + CaSO4
CaSO4 + NaCO3 CaCO3 + Na2SO4
2. Proses penukaran ion (ion exchange)
Suatu perangkat pertukaran ion mirp dengan suatu filter psir yang medum
filternya berupa suatu getah pertukaran ion R, yang dapat bersifat alamiah
(zeolit) atau sintesis. Bila air sadah melalui filter penukar ion tersebut

maka akan terjadi seesuatu pertukaran kation : kalium dan magnesium di


dalam air diprtukarkan dengan sodium di dalamgetah tersebut.
Ada beberapa proses yang termsuk pertukaran ion :
a. Kation exchange : pertukaran antara ion positif
b. Anion exchange : pertukaran antara ion negative
c. Zeolite : pertukaran ion sodium bervalensi satu dengan group ion
alkali, ammonia, beberapa ion logam bervalensi dua.
Kelemahan dari metode penghilangan kesadahan ini adalah menghasilkan
konsentrasi sodum yang mungkin berbahaya bagi orang yang sakit
jantung.
B. Besi dan Mangan
Metode yang sering digunakan untuk menghilangkan besi dan mangan, yaitu :
1. Oksidasi dan presipitasi
2. Penambahan bahan-bahan kimia dan pengendapan serta filtrasi
3. Pertukaran ion
Diantara reaksi tersebut yang sering digunakan yaitu reaksi oksidasi:
4Fe (HCO3)2 + O2 + 2H2O 4Fe(OH)3 + 8CO2
Besi dalam bentuk ferrous (+2) dioksidasi menjadi ferric hidroksida terlarut
yang dapat dihilangkan melalui presipitasi.
Besi ferro (Fe++) dan mangan manganous (Mn++) adalah terlarut, bentuk yang
tidak terlihat, mungkin terdapat pada air sumur atau air yang anaerobic.
Apabila kontak dengan udara, bentuk ini teroksidasi berubah perlahan menjadi
bentuk yang tidak larut, bentuk kelihatan nyata, besi teroksidasi, Ferri (Fe ++++)
dan Mangan Mangani (Mg++++). Besi dan mangan terksidasi tersebut dapat
seluruhnya dihilangkan dengan proses pengendapan dan penyaringan.
Sementara besi dan mangan teroksidasi secara kimiawi oleh sisa chlor bebas
atau potassium permanganate pada tingkat oksidasi, lebih besar dari pada
oksigen terlarut.
Apabila chlor digunakan, sisa chlor bebas yang ada dipertahankan melalui
proses pengolahan. Penyaringan yang efektif mengikuti aerasi atau oksidasi
kimiawi adalah penting, bila sejumlah floculant oksida metal tidak cukup
berat untuk mengendap dengan cara gravitasi.
C. CO2 Agresif
Dapat diturunkan dengan sistem aerasi ( pengolahan dengan pemberian
udara) yaitu air diberi kontak dengan udara/dimasukkan udara kemudian
dilanjutkan dengan pembubuhan kapur.
7. Jelaskan tentang fungsi unit2 pengolahan air minum berikut :
A. Screening
merupakan tahap awal yang berfungsi memisahkan atau menyisihkan padatanpadatan besar seperti potongan-potongan kayu dsb.

B. Prasedimentasi
Penggunaan unit prasedimntasi selalu ditempatkan diawal proses pengolahan
air, sehingga dapat dicapai penurunan kekeruhan. Prasedimentasi merupakan
bak pengendapan material pasir dan lain-lain yang tidak tersaring pada screen,
serta merupakan pengolahan fisik kedua. Unti ini tidak menambahkan bahan
kimia, dan pengendapan yang digunakan adalah pengendapan secara gravitasi.
C. Koagulasi
Koagulasi yaitu penambahan koagulan ke dalam air baku diikuti dengan
pengadukan cepat yang bertujuan untuk mencampur antara koagulan dengan
koloid. Proses ini mempermudah parikel-partikel halus/koloidal tersebut
mengendap.
D. Flokulasi
Flokulasi disebut juga pengadukan lambat, dalam flokulasi ini berlangsung
proses terbentuknya penggumpalan flok-flok yang lebih besar dan akibat
adanya perbedaan berat jenis terhadap air, maka flok-flok tersebut dapat
dengan mudah mengendap di bak sedimentasi.
E. Sedimentasi
Fungsi dari sedimentasi adalah untuk menyingkirkan beberapa macam partikel
yang terkandung di dalam air yaitu :
a. Partikel terendapkan
b. Partikel yag sudah terkoagulasi seperti kekeruhan dan warna, dan
c. Hasil endapan dari proses presipitasi seperti hardness (CaCO 3), besi
dan mangan
d. Untuk memisahkan flok yang sudah erbentuk dari sub unit flokulator
sehingga mudah dibuang.
F. Saringan pasir cepat
Kecepatan penyaringan relative lebih besar, pencuciannya menggunakan back
wash, atau air di alirkan dari bawah media ke atas, dan memakan waktu 1
sampai 2 hari. Fungsi dari saringan pasir cepat yaitu menyaring zat pengotor
namut tidak sampai diameter yeng lebih kecil, tidak seperti saringan pasir
lambat.
G. Desinfeksi
Desinfeksi adalah usaha untuk ematikan mikroorganisme yang masih tersisa
dalam proses, terutama ditujukan kepada yang pathogen.bahan desinfeksi
tersebut desinfektan dan yang sering digunakan adalah kaporit, gas khor dan
sinar ultra.
H. Water softening

Air-pelunakan (water softening) adalah suatu proses yang berfungsi sebagai


penurunan konsentrasi kalsium, magnesium, dan ion lainnya di dalam kategori
air keras (hard water). Ini "ion kekerasan" (hard-ions) dapat menyebabkan
berbagai efek yang tidak diinginkan termasuk mengganggu dengan tindakan
sabun, membangun dari limescale (Limescale adalah kerak putih, yang bisa
ditemukan dalam ketel, pipa air panas boiler
I. Oksidasi
Oksidasi adalah prinsip penghilangan besi dan atau mangan yaitu dengan
menaikkan tingkat oksidasi oleh suatu oksidator dengan tujuan mengubah
bentuk bei terlarut menjadi bentuk besi tidak terlarut (endapan). Endapan yang
terbentuk dihilangkan dengan proses sedimentasi dan atau filtrasi (Sistem
Pengolahan Lengkap).
J. Reduksi
Reaksi reduksi adalah reaksi antara suatu senyawa dengan hidrogen.Pada
reaksi reduksi, hidrogen yang dipakai tidak hanya hydrogen bebas, tetapi juga
hydrogen dari sumber lain. Reaksi reduksi yang juga dikenal sebagai reaksi
hidrogenasi banyak terjadi di dalam system biologi, namun reaksi di dalam
system ini adalah reaksi reduksi system enzim.
K. Preklorinasi
Klorinasi (chlorination) adalah proses pemberian klorin kedalam air yang
telah menjalani proses filtarsi dan merupakan langkah yang maju dalam
proses purifikasi air. Klorin ini banyak digunakan dalam pengolahan limbah
industri, air kolam renang, dan air minum di Negara-negara sedang
berkembang karena sebagai desinfektan, biayanya relative murah, mudah, dan
efektif.Senyawa-senyaw aklor yang umum digunkan dalam proses klorinasi,
antara lain, gas klorin, senyawa hipoklorit, klordioksida, bromine klorida,
dihidroisosianurate dan kloramin.
Tujuan pre klorinisasi
1) Menghilangkan polutan dalam air seperti rasa dan bau
2) Semua zat yang dioksidasi teroksidasi seperti besi, mangan.
3) Mencegah molekul organic seperti warna
4) Mencegah pertumbuhan jamur
5) Mencegahpertumbuhan alga (ganggang)
L. Netralisasi
Netralisasi, upaya ini pada dasarnya adalah untuk mengatur keasaman (pH)
menjadi netral (pH mendekati nilai 7). Untuk pengaturan keasaman air
limbah, bahan kimia yang lazim digunakan adalah larutan kapur (CaCO3)
dan asam klorida (HCl)
M. Aerasi

Proses aerasi pada dasarnya adalah untuk memberikan oksigen ke dalam air
atau meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air, diantaranya
bertujuan untuk:
a. Perpindaha gas (gas transfer), proses ini terjadi pada :
- Menghilangkan CO2 yang terlarut dalam air, dengan cara
melepaskan CO2 ke udara, dengan proses ini sekaligus menaikkan
pH air
- Menghilangkan gas amoniak(NH3) ; H2S dengan kondisi tertentu.
b. Proses oksidasi, contoh pada proses penghilangan besi dan mangan
terlarut menjadi besi endapan (tersuspensi halus), dengan jalan
oksidasi dengan oksigen.
N. Saringan pasir lambat
Desain dengan kecepatan penyaringan lambat, namun dapat menyaring zat
pengotor hingga diameter yang lebih kecil. System pencuciannya dengan cara
scraping lapisan atas, namun memakan waktu hingga 1-2bulan. Luas
permukaannnya lebih besar dibandingkan dengan penyaringan pasir cepat.

DAFTAR PUSTAKA
Alaerts G, Santika SS. 1987. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.
Arfiantinosa N. 2004. Aplikasi Membran Ultrafiltrasi Untuk Pemurnian Air. Tugas
Akhir. Surabaya: Teknik Lingkungan ITS.
Joko,Tri. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Graha
Ilmu.Yogyakarta.2010
Mahardani, Nila Sari dan Ferdyan Hijrah Kusuma. Pengolahan Air Baku Menjadi Air
Minum Dengan Teknologi Membran Mikrofiltrasi Dan Ultrafiltrasi. Jurusan
Teknik Lingkungan, FTSP-ITS, Surabaya.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26947/3/Chapter
%20II.pdf
http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air_dan_limbah_cair/wpcontent/uploads/2010/11/pi-w5-safira-astari-15305043.pdf

Anda mungkin juga menyukai