Disusun Oleh :
ILYA FAROKHA RIZQYANA
25010113130387
8. Tembaga/Cu : pada kadar yang lebih besar dari 1 mg/l akan menyebabkan
rasa
tidak
enak
pada
lidah
dan
dapat
menyebabkan
ginjal,muntaber,pusing,lemah dan menimbulkan kerusakan pada hati.
Dalam dosis rendah menimbulkan rasa kesat,warna dan korosi pada pipa.
9. Seng : kelebihan Zn pada air minum rasa kesat/pahit dan bila dimasak
timbul endapan seperti pasir dan menyebabkan muntaber.
10. Klorida : kadar klor yang melebihi 250mg/l akan menyebabkan rasa asin
pada air dan korosi pada logam.
11. Nitrit : menyebabakan methamoglobinemia terutama pada bayi yang
mendapat konsumsi air minum yang mengandung nitrit
12. Flourida : F <2 mg/l dapat menyebabkan kerusakan pada gigi sebaliknya
jika terlalu banyak juga dapat meneybabkan gigi berwarna kecoklatan
13. Logam- logam berat (Pb,As,Se,Cd,Hg,CN ), dapat menyebabkan
gangguan
gangguan
pada
jaringan
syaraf,pencernaan,
metabolisme,oksigen, dan kanker
C. Karakteristik Secara Biologi
Organisme yang ditemukan dalam perairan: bakteri, virus,algae, jamur,
mikroinvertebrata (protozoa, serangga, cacing, dll). Karakteristik biologi
ditentukan dengan parameter yang disebut indeks biotik. Bakteri bakteri
yang ada diair dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia berupa
penyakit sakit perut ( diare) karena bakteri patogen.
2. Kategori partikel dalam air dan sifatnya:
a. Partikel Diskrit
Merupakan partikel yang mengendap sebagai partikel tunggal. Partikel diskirit
tidak bergabung dengan partikel yang lainnya. Misal: butiran pasir, batu bata
dan lain-lain.
b. Partikel Flokulen/Flokulan
Merupakan partikel yang mengendap akibat berat yang dibentuk dengan cara
menggabungkan diri agar menjaid partikel yang berukuran lebih besar/flok.
Misalnya : senyawa asam organik
3. Prinsip-prinsip pengolahan air minum:
A. Prinsip penjernihan air dengan metode fisika
1. Prinsip penyaringan ( filtrasi )
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan/ koloid dengan
cairan. Proses penyaringan bisa merupakan proses awal ( primary
treatment) atau penyaringan dari proses sebelumnya. Jenis saringan
menurut kontruksinya dibedakan menjadi saringan miring, saringan
pembawa, saringan sentrifugal, dan drum berputar. Kecepatan penyaringan
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu filtrasi lambat (0,2-2 liter/menit/ft 2),
Satuan
0C
Uji I
6,98
28,4
28
18,27
112
157
283
Mg/LPtCo
NTU
mg/L
mg/L
MPN/10 8
0
7,08x1
Air
Uji II
7,06
28,8
28
17,86
98
148
268
-
KEPMENK
6,5Suhu ruang
30CMaks. 15
Maks. 5
Maks. 50
Maks. 1000
Maks. 0
Dari hasil analisa diatas menunjukkan bahwa kualitas air tidak memenuhi standar
kualitas air minum (Kepmenkes No. 907/MENKES/SK/VII/2002) terutama
untuk parameter warna, kekeruhan, TSS dan E.coli, maka dari itu perlu dilakukan
pengolahan sebelum dikonsumsi.
5. Penjelasan bagaimana cara pengolahan air minum sebagaimana poin 4
Skema rangkaian alat proses membran untuk variabel jenis membran mikro
filtrasi dapat dilihat pada Gambar 1. Digunakan jenis pengolahan pendahuluan
yaitu KFS. Sedangkan membran yang digunakan adalah mikrofiltrasi.
Skema rangkaian alat proses membran untuk variabel jenis membran mikro
filtrasi dan ultra filtrasi dapat dilihat pada Gambar 3. Digunakan jenis
pengolahan pendahuluan yaitu KFS. Sedangkan membran yang digunakan adalah
mikrofiltrasi dan ultra filtrasi. Rangkaian sistem adalah sebagai berikut:
B. Prasedimentasi
Penggunaan unit prasedimntasi selalu ditempatkan diawal proses pengolahan
air, sehingga dapat dicapai penurunan kekeruhan. Prasedimentasi merupakan
bak pengendapan material pasir dan lain-lain yang tidak tersaring pada screen,
serta merupakan pengolahan fisik kedua. Unti ini tidak menambahkan bahan
kimia, dan pengendapan yang digunakan adalah pengendapan secara gravitasi.
C. Koagulasi
Koagulasi yaitu penambahan koagulan ke dalam air baku diikuti dengan
pengadukan cepat yang bertujuan untuk mencampur antara koagulan dengan
koloid. Proses ini mempermudah parikel-partikel halus/koloidal tersebut
mengendap.
D. Flokulasi
Flokulasi disebut juga pengadukan lambat, dalam flokulasi ini berlangsung
proses terbentuknya penggumpalan flok-flok yang lebih besar dan akibat
adanya perbedaan berat jenis terhadap air, maka flok-flok tersebut dapat
dengan mudah mengendap di bak sedimentasi.
E. Sedimentasi
Fungsi dari sedimentasi adalah untuk menyingkirkan beberapa macam partikel
yang terkandung di dalam air yaitu :
a. Partikel terendapkan
b. Partikel yag sudah terkoagulasi seperti kekeruhan dan warna, dan
c. Hasil endapan dari proses presipitasi seperti hardness (CaCO 3), besi
dan mangan
d. Untuk memisahkan flok yang sudah erbentuk dari sub unit flokulator
sehingga mudah dibuang.
F. Saringan pasir cepat
Kecepatan penyaringan relative lebih besar, pencuciannya menggunakan back
wash, atau air di alirkan dari bawah media ke atas, dan memakan waktu 1
sampai 2 hari. Fungsi dari saringan pasir cepat yaitu menyaring zat pengotor
namut tidak sampai diameter yeng lebih kecil, tidak seperti saringan pasir
lambat.
G. Desinfeksi
Desinfeksi adalah usaha untuk ematikan mikroorganisme yang masih tersisa
dalam proses, terutama ditujukan kepada yang pathogen.bahan desinfeksi
tersebut desinfektan dan yang sering digunakan adalah kaporit, gas khor dan
sinar ultra.
H. Water softening
Proses aerasi pada dasarnya adalah untuk memberikan oksigen ke dalam air
atau meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air, diantaranya
bertujuan untuk:
a. Perpindaha gas (gas transfer), proses ini terjadi pada :
- Menghilangkan CO2 yang terlarut dalam air, dengan cara
melepaskan CO2 ke udara, dengan proses ini sekaligus menaikkan
pH air
- Menghilangkan gas amoniak(NH3) ; H2S dengan kondisi tertentu.
b. Proses oksidasi, contoh pada proses penghilangan besi dan mangan
terlarut menjadi besi endapan (tersuspensi halus), dengan jalan
oksidasi dengan oksigen.
N. Saringan pasir lambat
Desain dengan kecepatan penyaringan lambat, namun dapat menyaring zat
pengotor hingga diameter yang lebih kecil. System pencuciannya dengan cara
scraping lapisan atas, namun memakan waktu hingga 1-2bulan. Luas
permukaannnya lebih besar dibandingkan dengan penyaringan pasir cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts G, Santika SS. 1987. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.
Arfiantinosa N. 2004. Aplikasi Membran Ultrafiltrasi Untuk Pemurnian Air. Tugas
Akhir. Surabaya: Teknik Lingkungan ITS.
Joko,Tri. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Graha
Ilmu.Yogyakarta.2010
Mahardani, Nila Sari dan Ferdyan Hijrah Kusuma. Pengolahan Air Baku Menjadi Air
Minum Dengan Teknologi Membran Mikrofiltrasi Dan Ultrafiltrasi. Jurusan
Teknik Lingkungan, FTSP-ITS, Surabaya.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26947/3/Chapter
%20II.pdf
http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air_dan_limbah_cair/wpcontent/uploads/2010/11/pi-w5-safira-astari-15305043.pdf