BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Air
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017, “Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya berbeda dengan kualitas air minum”.
Penyediaan sumber air bersih harus memenuhi kebutuhan, jika tidak maka akan berpengaruh
terhadap kesehatan. Volume rata-rata kebutuhan air tiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter
atau 35-40 galon. Kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh keadaan iklim, standar kehidupan, dan
kebiasaan masyarakat.
Air adalah suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air
merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit, terutama penyakit perut.
Air yang dikonsumsi harus berasal dari sumber yang bersih dan aman.
Batasan air yang bersih an aman adalah:
1) Bebas dari kontaminasi kuman dan bibir penyakit.
2) Bebas dari substansi kimia berbahaya dan beracun.
3) Tidak berasa dan berbau.
4) Mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.
5) Memenuhi standar minimal yang ditentukan WHO atau Departemen Kesehatan RI.
8
Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasite, bahanbahan kimia yang
berbahaya, dan sampah atau limbah industri (Chandra, 2006).
B. Sumber Air Bersih
Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak
sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan, dan air tanah.
1. Air Angkasa (Hujan)
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun pada saat presipitasi
merupakan air yang paling bersih. Air hujan cenderung mengalami pencemaran ketika berada di
atmosfer yang disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas misalnya karbon dioksida,
nitrogen dan amonia.
2
2. Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air seperti sungai, danau, telaga, waduk, rawa,
terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan umur permukaan, sebagian besar
berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Jenis air ini sudah terkontaminasi oleh berbagai
macam kotoran, maka sebelum dijadikan sumber air harus diolah terlebih dahulu.
2. Air Tanah
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian
mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami filtrasi secara alamiah. Proses
tersebut membuat air tanah menjadi lebih baik dibanding air permukaan.
Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sumber air lain. Pertama, air tanah
biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu lagi mengalami prose penjernihan. Persediaan air
mencukupi sepanjang tahun. Namun air tanah juga memiliki kelemahan karena mengandung
konsentrasi zat mineral dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dan zat-zat mineral
semacam magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air. Selain
itu perlu pompa untuk mengalirkan air ke atas permukaan
(Chandra, 2006).
Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang
tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang
menyebabkan kekeruhan ini meliputi: tanah liat, lumpur, bahan-bahan organic yang tersebar secara baik
dan partikel-partikel kecil yang tersuspensi lainnya. Standard yang ditetapkan oleh Indonesia mengenai
kekeruhan ini adalah batas maksimum 25 dengan skala NTU.
2) Warna
Air yang mengandung bahan-bahan pewarna alamiah yang berasal dari rawa-rawa hutan,
dianggap tidak mempunyai sifat-sifat yang membahayakan atau toksik. Meskipun demikian adanya
bahan-bahan tersebut memberikan warna kuning kecokelatan pada air, yang menjadikan air tersebut
tidak disukai oleh sebagian orang.
Intensitas warna dalam air ini diukur dengan satuan unit warna standard yang dihasilkan oleh 1
mg/liter platina. Standard yang ditetapkan oleh Indonesia untuk intensitas warna dalam air bersih yang
besarnya 50 unit dengan skala TCU
3) Jumlah Zat Padat Terlarut
Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan gas
terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan
terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.
4) Suhu
Suhu dari air akan memengaruhi penerimaan (acceptance) masyarakat akan air tersebut dan
dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahan, terutama apabila temperatur yang diinginkan
adalah 50ºF - 60ºF, atau 10ºC - 15ºC, tetap iklim setempat, kedalaman pipa-pipa saluran air dan sejenis
dari sumbersumber air akan mempengaruhi temperatur air. Suhu dimasukkan sebagai salah satu unsur
standard persyaratan, yaitu untuk:
a) Menjaga penerimaan masyarakat terhadap air bersih yang dibutuhkan.
b) Menjaga derajat toksisitas dan kelarutan bahan-bahan polutan yang mungkin terdapat
dalam air serendah mungkin.
c) Menjaga adanya temperatur agar tidak memungkinkan bagi pertumbuhan
mikroorganisme dan virus dalam air.
5) Bau Dan Rasa
Bau dan rasa pada air bersih akan mengurangi penerimaan masyarakat terhadap air tersebut.
Biasanya disebabkan oleh adanya bahan-bahan organic yang membusuk, tipe-tipe tertentu dari
mikroorganisme, serta persenyawaanpersenyawaan kimia seperti phenol. Bahan-bahan yang
4
menyebabkan bau dan rasa ini berasal dari berbagai sumber. Karena pengukuran rasa dan bau
tergantung pada reaksi individual, maka hasil yang dilaporkan adalah tidak mutlak. Intensitas bau
dilaporkan sebagai berbanding terbalik dengan rasio pencemaran bau sampai pada keadaan yang tidak
berbau. Standard persyaratan air bersih yang menyangkut bau dan rasa ini baik yang ditetapkan WHO
maupun U.S Punlic Service menyatakan bahwa dalam air bersih tidak boleh terdapat bau dan rasa yang
tidak diinginkan.
b. Syarat Bakteriologi
Kadar maksimum coliform yang di perbolehkan Permenkes No 32 Tahun 2017 adalah coliform setiap
100 mL air adalah 50, sedangkan untuk e-coli setiap 100 ml adalah 0.
c. Syarat Kimia
Di dalam air tidak terdapat zat-zat beracun, tidak boleh ada zat-zat yang dapat mengganggu
kesehatan, tidak boleh melebihi batas maksimum yang diperbolehkan sehingga tidak menimbulkan
gangguan kesehatan. Kadar besi maksimum yang diperbolehkan 1,0 mg/l, kesadahan maksimal 500mg/l.
2. Sumur Gali
Sumur gali merupakan satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas dipergunakan
untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai air minum
dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari
lapisan tanah yang relative dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena
kontaminasi melalui rembesan. Keadaan konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun dapat
merupakan sumber kontaminasi, misalnya sumur dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air
dengan timba. Selain pengambilan dengan timba, cara pengambilan air pada sumur dilakukan dengan
penambahan pompa mesin pada sumur. Hal ini dilakukan untuk mempermudah masyarakat dalam
mempergunakan air pada sumur (Purnama, 2018).
7
Gambar 1
Sumur Gali
Sumber: Machfoedz, I. 2008
3. Sumur Bor
Sumur bor adalah jenis sumur dengan cara pengeboran lapisan tanah yang melebihi dalam
ataupun lapisan tanah yang jauh dari permukaan tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit
dipengaruhi kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari pengotor mikrobiologi dan secara langsung dapat
dipergunakan sebagai air minum. Air tanah ini dapat diambil dengan pompa tangan maupun pompa
mesin (Purnama, 2018).
L. Kerangka Konsep
Dinding
Cincin Sarana Air
Lantai
2. Sumur Bor Bersih
Dinding
Lantai
Penutup
3. Sumur Pompa Tangan
Dinding
Tinggi Fondasi
Lantai
Gambar 3
Kerangka Konsep
11
M. Definisi Operasional
Tabel 1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Jenis Sarana Bangunan beserta Observasi Checklist 1. Sumur Gali Nominal
Air Bersih peralatan dan 2. Sumur
perlengkapannya yang Pompa
menghasilkan, 3. Sumur Bor
menyediakan, dan
mendistribusikan air ke
rumah responden.
2. Kondisi Sumur yang memiliki Observasi Checklist 1. Memenuhi Ordinal
Sarana Air konstruksi sesuai Syarat, jika
Bersih dengan persyaratan konstruksi
yang berlaku sumur sesuai
1. Sumur Gali: jika dengan
konstruksi sumur persyaratan
seperti tinggi yang berlaku.
dinding, cincin,
lantai, lebar lantai, 2.Tidak
kemiringan lantai, Memenuhi
dan penutup sumur Syarat, jika
gali. konstruksi
2. Sumur Pompa sumur tidak
Tangan (SPT): jika sesuai dengan
konstruksi sumur persyaratan
seperti tinggi yang berlaku.
dinding, lebar
lantai, tinggi lantai, 3.Memenuhi
12