Anda di halaman 1dari 126

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR

BERSIH
(Studi Kasus Kecamatan Bekasi Utara)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MUHAMAD AGUS SALIM


1112015000118

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ABSTRAK

Muhamad Agus Salim (1112015000118),Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan


Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi“Analisis Kebutuhan
dan Ketersediaan Air Bersih (Studi Kasus di Kecamata Bekasi Utra)”

Kebutuhan akan air bersih akan terus menerus mengalami peningkatan


daritahun ketahun akibat dari pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Kota
bekasi adalah salah satu kota yang juga mengalami pertumbuhan penduduk yang
cukup signifikan seiring dengan perkembangan kota itu sendiri yang juga
berdampak teradap meningkatnya kebutuhan atas air bersih.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuan air bersih yang di butuhkan
masyarakat Kecamatan Bekasi Utara hingga tahun 2027 sehingga dapat di jadikan
referensi utuk penelitian selanjutnya. Dalam peneltian ini, penulis akan
memperkirakan kebutuhan air bersih berdasarkan data-data sekunder yang ada dan
membandikannya terhadap Dalam tugas akhir ini, diprediksikan kebutuhan air
bersih untuk wilayah Kecamatan Bekasi Utara dengan perhitunga menggunakan
metode proyeksi yang di gunakan untuk memproyeksi pertumbuhan penduduk dan
10 tahun yang akan datang,

Dari hasil analisis yang di dapat bahwa kebutuhan air bersih di unit pelayanan
Kecamatan Bekasi Utara pada tahun 2027 yang mengacu pada prediksi
pertambahan umlah penduduk sebesar 519,50 L/detik sedangkan jumlah produksi
air PDAM Tirta Bagasasi sebesar 2170 L/detik sehingga dengan jumlah produksi
air tersebut dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk 10 tahun mendatang,

Kata kunci: Air Bersih, Kebutuhan, Debit

i
ABSTRACT

Muhamad Agus Salim (1112015000118), Department of Social Sciences


Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Thesis Title "Analysis of
Clean Water Needs and Needs (Case Study in Bekasi Utra District)"

The need for clean water will continue to increase. The city of Bekasi is one of the
cities that has also experienced significant population growth along with the
development of the city itself which also increases the adaptation of clean water
needs.

This study aims to determine the need for clean air needed by the North
Bekasi Subdistrict community until the year 2027 can be used to make reference for
further research. In this research, the author will estimate the need for clean water
based on secondary data available and compare it to In this final project, it is
predicted that clean water needs for the North Bekasi Subdistrict area with interest
using the method used to project population growth and the next 10 years ,

From the analysis results that can be used clean water in the service unit of
Bekasi Utara District in 2027 which is approved in the estimated population growth
of 519.50 L / sec as the amount of water production of PDAM Tirta Bagasasi is
2170 L / s with the amount of water production according to water requirements
net for the next 10 years,

Keywords: Clean Water, Needs, Debi

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul ” Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Bersih (Studi
Kasus Kecamatan Bekasi Utara)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar sarjana. Tanpa akal, berkah dan rahmat-Nya yangdiberikan penulis pasti tidak
akan sampai pada fase akhir di perkuliahan ini.Selanjutnya Shalawat serta salam
semoga terlimpah dan tercurah kepada junjungan alam, baginda Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Nabi akhirul zaman yang telah
membawa umat manusia dari zaman kegelapan menjadi zaman yang terang
berderang dengan ilmu dan teknologi yang berkembang dengan pesat saat ini.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan yang
harus disempurnakan dan penuh denganhambatan yang harus dilalui. Tanpa
dukungan dari seluruh pihak yang telahmembantu pastinya skripsi ini tidak dapat
terselesaikan. Oleh karena itu padakesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua jurusan Pendidikan Imu
Pengetahuan Sosial sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa memberikan banyak perhatian, bimbingan, serta motivasi kepada
mahasiswa tingkat akhir disela-sela kesibukannya.
3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si, selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, yang juga senantiasa memberikan banyak perhatian
dan motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir disela-sela kesibukannya.
4. Bapak Dr. Sodiki, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu serta selalu memberikan motivasi, bimbingan dan
nasehat selama penulisan skripsi ini.

ii
5. Seluruh dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan
ilmu selama penulis mengenyam pendidikan di kampus ini.
6. Kepada kedua orang tua, Bapak Rosyid Barasa dan Ibu Siti Sofiah dan
keluarga Pamanku Amien Kelly dan semua keluarga saya terimakasih atas
seluruh doa dan dukungan moril maupun materil serta kasih sayang yang
selalu mengiringi langkah penulis hingga saat ini.
7. Kepada Rizal Fahrudin, Darul Faisal dan Wais selaku teman satu
bimbingan. Terimakasih atas perjuangan selama ini dalam menyeleaikan
skripsi bersama-sama yang telah menerima segala kekurangan penulis
dalam suka maupun duka.
8. Sahabat-sahabat tercinta Kosan Manda Terimakasih atas dukungan dan doa
kalian, yang selalu membuat penulis selalu semangat hingga saat ini.
9. Teman-teman Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2012 atas kekompakannya
selama ini, baik di kelas ataupun saat praktikum.
10. Seluruh pihak yang penulis sadari atau tidak sadari telah membantu secara
langsung ataupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis harapkan semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan
pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan senantiasa selalu dilindungi oleh
Allah SWT.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang akan
digunakan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap agar skripsi
ini dapat bermanfaat, khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, 9 Mei 2019
Penulis,

Muhamad Agus Salim

iii
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4
C. Batasan Masalah......................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR ....................... 6


A. Kajian Teori .............................................................................. 6
1. Pengertian Air ...................................................................... 6
a. Air Bersih ....................................................................... 6
b. Air Minum ...................................................................... 6
2. Persyaratan Dalam Peneyediaan Air Bersih ....................... 7
a. Persyaratan Kualitatif ..................................................... 7
b. Persyaratan Kuantitatif .................................................. 12
c. Persyaratan Kontinuitas................................................. 12
3. Sumber Air Bersih .............................................................. 13
a. Air Hujan ....................................................................... 13
b. Air Permukaan ............................................................... 14
c. Mata Air ........................................................................ 15
d. Air Tanah ....................................................................... 15

iv
4. Teori Kebutuhan.................................................................. 16
5. Kebutuhan Air Bersih ........................................................ 18
a. Kebutuhan Domestik ..................................................... 18
b. Kebutuhan Nondomestik ............................................... 21
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air bersih .... 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 27
C. Kerangka Berfikir....................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 30
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 30
1. Lokasi Penelitian ................................................................ 30
2. Waktu Penelitian ................................................................. 30
B. Metode Penelitian...................................................................... 31
C. Alat dan Bahan ......................................................................... 32
D. Tahap Penelitian ....................................................................... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 35
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 39
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................................ 39
B. Deskripsi data ............................................................................. 39
1. Data Produksi Ketersediaan Air Bersih Tahun 2016 ........ 40
2. Data jumlah Penduduk kecamatan bekasi Utara, tahun
2008-2017 .......................................................................... 41
3. Data Tata Guna Lahan Fasilitas Non Domestic
Kecamatan Bekasi Utara Tahun 2017 ................................ 42
C. Temuan Hasil Analisis
1. Proyeksi Penduduk ............................................................. 43
2. Proyeksi Fasilitas Kawasan ................................................. 54
3. Penentuan Kebutuhan Air Bersih ........................................ 59
4. Rekapitulasi Kebutuha Air bersih Domestik dan Non
Domestik ............................................................................ 70
5. Kehilangan Air Bersih......................................................... 71

v
6. Kebutuhan Total Air Bersih ............................................... 71
7. Kebutuhan Air Yang Diolah ............................................... 72
D. Pembahasan kebutuhan air bersih ............................................. 72
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 82
A. Kesimpulan ............................................................................... 82
B. Implikasi ................................................................................... 82
C. Saran .......................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lima Kebutuhan Bertingkat Menurut Abraham Maslow 17


Gambar 2.2 Kerangka Berfikir 29
Gambar 3.1 Peta Kota Bekasi 30

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Standar Kriteria Mutu Air Bersih 7
Tabel 2.2 Kriteria Perencanaan Air Bersih. 19
Tabel 2.3 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori I, II, III, IV. 22
Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V (Desa) 22
Tabel 2.5 Kebutuhan Air Non Domestik Kategori Lain. 23
Tabel 2.6 Besarnya Kebutuhan Air Non Domestik Menurut Jumlah Penduduk 23
Tabel 2.7 Standar Pelayanan Minimal Untuk Permukiman 24
Tabel 2.8 Hasil Penelitian Relevan 27
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian. 31
Tabel 3.2 Data Yang Dibutuhka 35
Tabel 4.1 Data Produksi Air Bersih Pada Tahun 2016. 41
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kecamata Bekasi Utara Dari Tahun 2008-2017 41
Tabel 4.3 Tata Guna Lahan Fasilitas Non Domesik Kecamatan Bekasi Utara
Tahun 2016 44
Tabel 4.4 Jumlah Peduduk Kecamata Bekasi Utara 10 Tahun Terakhir 42
Tabel 4.5 Uji Korelasi Metode Aritmatika Daerah Pelayanan. 45
Tabel 4.6 Perhitungan Standar Deviasi Metode Aritmatika. 46
Tabel 4.7 Proyeksi Penduduk 10 Tahun Kedepan Metode Aritmatika. 46
Tabel 4.8 Uji Korelasi Metode geometri Daerah Pelayanan 48
Tabel 4.9 Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometri 48
Tabel 4.10 Proyeksi Penduduk 10 Tahun Kedepan Metode Geometri. 49
Tabel 4.11 Uji Korelasi Metode Least Square Daerah Pelayanan 50
Tabel 4.12 Perhitungan Standar Deviasi Metode Least Square. 51
Tabel 4.13 Proyeksi Penduduk 10 Tahun Kedepan Least Square. 52
Tabel 4.14 Perbandingan Nilai Koefisien Korelasi dan Standar Deviasi. 53
Tabel 4.15 Pertumbuhan Penduduk Metode Terpilih Aritmatika 53
Tabel 4.16 Cakupan Pelayanan Untuk Kebutuhan Domestik 2018 -2027 51

viii
Tabel 4.17 Proyeksi Fasilitas Pendidikan 55
Tabel 4.18 Proyeksi Fasilitas Peribadatan. 56
Tabel 4.19 royeksi Fasilitas Kesehatan 57
Tabel 4.20 Proyeksi Fasilitas Industri 57
Tabel 4.21 Proyeksi Fasilitas Umum. 58
Tabel 4.22 Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa. 59
Tabel 4.23 Standar Pemakaian Air Berdasarkan Kategori Kota. 59
Tabel 4.24 Cakupan Pelayanan untuk Kebutuhan Domestik 2018-2027 60
Tabel 4.25 Kebutuhan Air Untuk Sambungan Rumah 61
Tabel 4.26 Kebutuhan Air untuk Hidrant Umum 62
Tabel 4.27 Standar Kebutuhan Air Fasilitas Perkotaan 62
Tabel 4.28 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Pendidikan 64
Tabel 4.29 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Peribadatan. 65
Tabel 4.30 proyeksi Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Kesehatan 66
Tabel 4.31 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Industri 67
Tabel 4.32 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Umum. 68
Tabel 4.33 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Perdagangan dan
Jasa. 69
Tabel 4.34 Rekapitulasi kebutuhan Air Domestik dan non Domestik. 70
Tabel 4.35 Kehilangan Air. 71
Tabel 4.36 Kebutuhan Air Total 72

ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat
1.1 Surat Bimbingan Skripsi
1.2 Surat Permohonan Izin Penelitian
2. Hasil Pengumpulan Data
2.1 Data Analisis
2.1.1 Jumlah penduduk Kecmatan Bekasi Utara tahun 2009
2.1.2 Jumlah penduduk Kecmatan Bekasi Utara tahun 2010
2.1.3 Jumlah penduduk Kecmatan Bekasi Utara tahun 2011
2.1.4 Jumlah penduduk Kecmatan Bekasi Utara tahun 2012
2.1.5 Jumlah penduduk Kecmatan Bekasi Utara tahun 2013
2.1.6 Jumlah penduduk Kecmatan Bekasi Utara tahun 2014
2.1.7 Jumlah penduduk Kecmatan Bekasi Utara tahun 2015
2.1.8 Jumlah penduduk Kecmatan Bekasi Utara tahun 2016
2.1.9 Jumlah penduduk Kecmatan Bekasi Utara tahun 2017
2.1.10 Jumlah penduduk Kecmatan Bekasi Utara tahun 2018
2.1.11 Jumlah fasilitas pendidikan Kecmatan Bekasi Utara tahun 2017
2.1.12 Jumlah fasilitas Peribadatan Kecmatan Bekasi Utara tahun 2017
2.1.13 Jumlah fasilitas Kesehatan Kecmatan Bekasi Utara tahun 2017
3.1.14 Jumlah fasilitas umum Kecmatan Bekasi Utara tahun 2017
3.1.15 Jumlah fasilitas Kantor Kecmatan Bekasi Utara tahun 2017
3. Lembar Uji Referensi
4. Biodata Penulis

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia, hewan dan tumbu-tumbuhan selalu menggantungkan air untuk
tumbuh dan berkembang. Kebutuhan air untuk makhluk hidup jumlahnya akan
berbeda ; yang dipengaruhi oleh ketersediaan air itu sendiri.1 Air merupakan
sumber daya yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup baik untuk memenuhi
kebutuhannya maupun menopang hidupnya secara alami. Kegunaan air yang
bersifat universal atau menyeluruh dari setiap aspek kehidupan menjadi
semakin berharganya air baik jika dilihat dari segi kuantitas maupun
kualitasnya. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang, maka kebutuhannya
akan air pun akan meningkat .2
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi
hampir 71% permukaan Bumi. Air adalah dasar dari suatu kehidupan dan
merupakan suatu unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan hingga manusia pun
sangat menantikan kedatangannya3 seperti yang terkandung dalam Al-qur’an
surat Al-baqarah ayat 22 yang berbuyi .

‫ت ِر أزقًا لَّ ُك أم ۖ فَ ََل‬


ِ ‫س َما ٓ ِء َما ٓ ًء فَأ َ أخ َر َج بِِۦه ِمنَ ٱلثَّ َم َٰ َر‬
َّ ‫س َما ٓ َء ِبنَا ٓ ًء َوأَنزَ َل ِمنَ ٱل‬
َّ ‫شا َوٱل‬ َ ‫ٱلَّذِى َجعَ َل لَ ُك ُم أٱْل َ أر‬
ً ‫ض فِ َٰ َر‬
۟ ُ‫تَجأ عَل‬
َ‫وا ِ َّّلِلِ أَندَادًا َوأَنت ُ أم تَ أعلَ ُمون‬

Artinya:
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai
atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu

1
JB.Sunardi Widjojo,Optimasi Pemanfaatan Sumber Air Di Kecamatan Pracimantoro
Wonogiri,(Jawa Tengah: Sebelas Maret University Press,2011), h. 3.
2
Surawira, Unus, Air Dalam Kehidupan Lingkungan Yang Sehat, (Bandung:Alumni,
1996), h. 3.

1
2

janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu


mengetahui. QS. Al-Baqarah [2] : 22
Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyar km3 air : 97,5% adalah
air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73 % berada di daratan sebagai air sungai,
air danau, air tanah dan sebagainya.4 Air di bumi ini mengulangi terus menerus
sirkulasi yaitu penguapan, presipitasi dan pengaliran keluar (outflow).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber daya air di muka bumi ini tidak
akan bertambah jumlahnya.
Di lain pihak, air menjadi kebutuhan penting bagi kehidupan makhluk
hidup, khususnya kebutuhan akan air bersih. Sejalan dengan pertambahan dan
perkembangan penduduk, maka kebutuhan terhadap air bersih juga semakin
meningkat, persaingan untuk mendapatkan air bersih untuk berbagai macam
kepentingan juga akan terus meningkat. Perkembangan wilayah pada suatu
daerah akan menyebabkan kebutuhan air bersih terus meningkat seiring
dengan laju pertumbuhan penduduk. Pemenuhan kebutuhan pangan dan
aktivitas penduduk selalu erat kaitannya dengan kebutuhan akan air bersih.
Tuntutan tersebut tidak dapat dihindari, tetapi haruslah diprediksi dan
direncanakan pemanfaatan sebaik mungkin. Tidak semua masyarakat
mempunyai sumber air yang memenuhi syarat kesehatan. Seiring dengan
bertambahnya penduduk, kebutuhan air bertambah, ini berarti bertambah
pula masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Masalah penyediaan air bersih saat ini menjadi perhatian khusus negara-
negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai
salah satu negara berkembang tidak lepas dari permasalahan penyediaan
air bersih bagi masyarakatnya. Salah satu masalah pokok yang dihadapi
adalah kurang tersedianya sumber air bersih dan belum meratanya pelayanan
penyediaan air bersih terutama di pedesaan dan sumber air bersih yang ada
belum dimanfaatkan secara maksimal.

4
Karta sirang, Kajian Potensi Ketersediaan Sumberdaya Air Di DaerahAliran Sungai
Sebelimbing Kabupaten Kotabaru,(Banjarbaru: Jurnal Hutan Tropis, 2011),Vol 32 ,Hal 151
3

Air sebagai materi essensial dalam kehidupan terhadap air untuk


keperluan sehari-hari di lingkungan ternyata berbeda-beda di setiap tempat,
setiap tingkatan kehidupan dan di setiap bangsa dan negara. kota bekasi adalah
salah satu kota yang juga mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup
signifikan seiring dengan berkembangnya kota itu sendiri yang juga
berdampak terhadap meningkatnya kebutuhan atas air bersih sepertihalnya di
kota Bekasi.
Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Jawa
Barat. Kota ini merupakan bagian dari megapolitan Jabodetabek dan menjadi
kota jumlah penduduk terbanyak ke empat di Indonesia. Saat ini Kota Bekasi
berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri, Jumlah
penduduk di Kota Bekasi tersebar pada 12 Kecamatan penyebaran tertinggi
terdapat di Kecamatan Bekasi Utara sebanyak 13,65% (284.547 jiwa), Bekasi
Barat 11,61% (242.042 jiwa) Pondok Gade 11,30% (235.579 jiwa) dan
terendah di Kecamatan Jatisampurna sebesar 3,75 %(78.080 jiwa) .5 ian ini
berfokus pada Kecamatan Bekasi Utara yang mempunyai jumlah penduduk
yang tertinggi, tetapi tidak di imbangi dengan ketersediaan air yang juga tinggi.
PDAM Tirta Bhagasasi baru bisa memenuhi 34% kebutuhan air minum
masyarakat Kota Beksi bekasi dan 35 % penduduk Kota Bekasi, atau sekitar
159.930 sambingan rumah (SR) .
Penelitian ini menganalisis dan memprediksi banyaknya kebutuhan air
bersih untuk kondisi sekarang dan untuk kebutuhan di masa yang akan datang
di Kecamatan Bekasi Utara kota Bekasi dimana agar kebutuhan air bersih
dapat terpenuhi diperlukan kebijakan pengelolaan yang menyeluruh mencakup
pengaturan perlindungan atas sumber daya air, pemanfaatan sumber daya air
dengan didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana pendistribusian, serta
pengembangan teknologi bagi penyediaan air, pemanfaatan serta
pengolahannya.

5
Badan Pusat Statistik (BPS) “Kecamatan Bekasi Utara dalam angka 2010 hal.23-24
4

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan untuk
lebih jelasnya untuk mengoperasionalkan, maka dapat didefinisikan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya ketersediaan air di Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi
2. Tingginya kebutuhan air Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi
3. Peningkatan jumlah penduduk di Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi
C. Batasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka
masalah yang diteliti dibatasi pada:Kebutuhan dan ketersediaan air bersih di
Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penulisan penelitian ini adalah:
1. Berapa kebutuhan dan ketersediaan air di Kecamatan Bekasi Utara Kota
Bekasi ?
2. Bagaimana prediksi kebutuhan dan ketersediaan air di Kecamatan Bekasi
Utara Kota Bekasi sampai tahun 2027?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
1. Berapa kebutuhan dan ketersediaan air di Kecamatan Bekasi Utara Kota
Bekasi.
2. Prediksi kebutuhan dan ketersediaan air di Kecamatan Bekasi Utara Kota
Bekasi sampai tahun 2027
F. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat yang diharapakan dari penelitian ini adalah
adanya suatu kontribusi baik secara teoritis atau pun secara praktis, manfaat-
manfaat tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dari penelitian ini dapat menjadi acuan untuk:
5

a. Menambah pengetahuan pada materi geografi khususnya materi


Hidrologi.
b. Bagi pendidikan diharpkan dapat berguna sebagai bahan kajian dalam
pelajaran IPS dan Geografi khususnya pada materi hidrologi
c. Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengalman ilmu bidang geografi, dan tentang analisis ketersediaan air
bersih kebutuhan air bersih
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan
pengetahuan kepada masyarkat tentang kebutuhan dan ketersediaan
air bersih di Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi
b. Bagi lembaga pemerintahan, diharapkan penelitian ini memberikan
rekomendasi untuk kepentingan pemerintahan dalam penyediaan air
di Kota Bekasi.
c. Bagi PDAM dari hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar PDAM
Bekasi Utara Kota Bekasi untuk mengambil kebijakan dalam
memenuhi kebutuhan air bersih.
d. Bagi peniliti selanjutnya sebagai sarana untuk mengaplikasikan teori
mengenai analisis ketersedian dan kebutuhan air bersih
BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori
1. Pengertian air
Air adalah zat atau materi atua unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini dibumi tapi tidak di planet lain Air
menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Penempatan sebagian besar Air di
bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3 - 1,4 milyar km3 dengan 97,5% berupa air
laut dan 1,75% berbentuk es serta 0,73% berada di daratan sebagai air sungai,
air danau, air tanah dan sebagainya.6
a. Air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air
bersih adalah air yang memenuhi peryaratan bagi sistem penyediaan air
minum, dimana persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi
kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis dan radiologis,
sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan
Umum Permenkes No. 416/Menkes/PEWIX/1990). Persyaratan tersebut
juga memperhatikan pengamanan terhadap sistem distribusi air bersih dari
instalasi air bersih sampai pada konsumen.
b. Air minum
Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung di minum. 7. Alasan kesehatan dan teknis yang mendasari
penentuan standar kualitas air minum adalah efek-efek dari setiap parameter
jika melebihi dosis yang telah ditetapkan. Pengertian dari standar kualitas
air minum adalah batas operasional dari kriteria kualitas air dengan

6
Karta sirang, Kajian Potensi Ketersediaan Sumberdaya Air Di DaerahAliran Sungai
Sebelimbing Kabupaten Kotabaru,(Banjarbaru: Jurnal Hutan Tropis, 2011),Vol 32 ,Hal 150
7
Tri Joko, Unit Air Baku Dalam System Penyediaan Air Minum ,(Yogyakarta:Graha Ilmu
2010), Hal 9.

6
7

memasukkan pertimbangan non teknis, misalnya kondisi sosial ekonomi,


target atau tingkat kualitas produksi, tingkat kesehatan yang ada dan
teknologi yang tersedia. Berdasarkan Permenkes No.
416/Menkes/PER/IX/1990, yang membedakan kualitas air bersih dan air
minum adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis dan
radiologis maksimum yang diperbolehkan.
2. Persyaratan Dalam Penyediaan Air Bersih
Ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem
penyediaan air bersih Persyaratan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Persyaratan kualitatif
Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku
air bersih. Peryaratan ini meliputi persyaratan fisik, kimia, biologis dan
radiologis. Syarat-syarat tersebut dapat dilihat berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air seperti di sajikan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1.
Standar Kriteria Mutu Air Bersih
No Parameter Satua Gol.A Gol.B Gol.C
n
FISIKA

1 Temperatur 0C Suhu Udar Suhu Udar Suhu Udara


a a
2 Warna Unit 0–5 5 - 50 > 50
Pt-Co
3 Kekeruhan NTU 0–5 5 - 23 > 25

4 Residu Terlarut Mg/l 1000 1000 1000

5 Daya Hemat Mg/l - - -


Listrik
8

KIMIA

6 Ph - 6,5 – 8,5 5-9 <5&>9

7 Kalsium (Ca) Mg/l 0 – 75 75 - 200 > 200

8 Magnesium Mg/l 0 – 30 30 - 150 > 150

9 Kesadahan 0D 0 – 10 10 - 20 > 20

10 Natrium (Na) Mg/l 200 - -

11 Besi Mg/l 0 - 0,1 0,1 - 1 >1

12 mangan (Mn) Mg/l 0,1 0,5 0,1

13 Seng (Zn) Mg/l 0–1 1 - 15 > 15

14 Krom VI (Cr) Mg/l 0 - 0,01 0,01 - 0,5 > 0,5

15 Kadmium (Cd) Mg/l 0 - 0,01 0,01 - 0,1 > 0,1

16 Timbal (Pb) Mg/l 0 - 0,01 0,01 - 0,1 > 0,1

17 Klorida (Cl) Mg/l 0 – 200 200 - 600 > 600

18 Sulfat (SO4) Mg/l 0 – 200 200 - 400 > 400

19 Nitrat (NO3-N) Mg/l 5 – 10 10 - 20 20

20 Nitrit (NO2-N) Mg/l 0–1 1,0 1,0

mg/l

21 Alkaliti CaCO - - -
Senyawa aktif 3
22 Birumetilen Mg/l 0,5 0,5 -

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per


/IX/1990,Dep . Kesehatan RI
9

Golongan A = Air baku yang dapat digunakan untuk air tanpa pengolahan
Golongan B = Air baku yang dapat digunakan untuk air bersih, dengan
pengolahan sederhana
Golongan C = Air baku yang dapat digunakan untuk air bersib
memerlukan pengolahan yang intensif
1) Syarat-syarat fisik
Secara fisik air minum harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa (tawar). Warna dipersyaratkan dalam air minum untuk
masyarakat karena pertimbangan estetika. Ada 2 (dua) macam warna
pada air yaitu apparent color dan true color. Apparent color ditimbulkan
karena adanya benda-benda zat tersuspensi dari bahan organik. Hal ini
lebih mudah diatasi dibanding dengan jenis true color. True color
adalah warna yang ditimbulkan oleh zat-zat bukan zat organik.
Rasa seperti asin, manis, pahit dan asam dan sebagainya tidak boleh
terdapat dalam air minum untuk masyarakat. Bau yang bisa terdapat
dalam air adalah bau busuk, amis, dan sebagainya. Bau dan rasa
biasanya terdapat bersama-sama dalam air.
Selain bau, warna dan rasa, syarat lain yang harus dipenuhi secara
fisik adalah suhu. Suhu sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang
lebih 25℃, dan bila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan
adalah 25℃ ± 3℃.
2) Syarat-syarat Kimia
Air minum tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah
yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia tersebut antara lain
a) pH
pH merupakan faktor penting bagi air minum, karena
mempengaruhi proses korosi pada perpipaan, khususnya pada pH
< 6,5 dan > 9,5 akan mempercepat terjadinya reaksi korosi pada
pipa distribusi air minum. Selain itu, nilai pH jumlah
mikroorganisme patogen semakin banyak dan ini sangat
membahayakan bagi kesehatan manusia.
10

b) Zat padat total (total solid).


Total solid merupakan bahan yang tertinggal sebagai residu pada
penguapan dan pengeringan pada suhu 103 - 105℃.
c) Zat organik sebagai KMn04
Zat organik dalam air berasal dari
• Alam : tumbuh-tumbuhan, alkohol, sellulosa, gula dan pati.
• Sintesa : proses-proses industri.
• Fermentasi : alkohol, asam, dan akibat kegiatan
mikroorganisme.

Zat atau bahan organik yang berlebihan dalam air akan


mengakibatkan timbulnya bau yang tidak sedap.
d) CO2 agresif.
CO2 yang terdapat dalam air berasal dari udara dan dari hasil
dekomposisi zat orga ik. Menurut bentuknya C02 dapat dibedakan
dalam :
• CO2bebas : banyaknya CO2, yang larut dalam air.
• CO2 kesetimbangan : CO2 yang dalam air setimbang dengan
HCO3
• CO2 agresif : yaitu CO2 yang dapat merusak bangunan,
perpipaan dalam distri air minum.
e) Kesadahan total (total hardness).
Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-
ion (kation) logam valensi, misalnya Ca2+,Mg2+, Fe+, dan Mn+.
Kesadaran total adalah kesadaan yang disebabkan oleh adanya ion-
ion Ca2+ dan Mg2+ secara bersama-sama. Air sadah menyebabkan
pemborosan pemakaian sabun pencuci dan mempunyai titik didih
yang lebih tinggi dibandingkan air biasa.
f) Kalsium (Ca).
11

Kalsium dalam air minum dalam batas-batas tertentu


diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Nilai Ca lebih dari
200 mg/l dapat menyebabkan korosi dalam pipa.
g) Besi dan Mangan.
Zat-zat lain yang selalu ada dalam air adalah besi dan mangan.
Besi merupakan logam yang menghambat proses desinfeksi. Hal
ini disebabkan karena daya pengikat klor (DPC) selain digunakan
untuk mengikat zat organik, juga digunakan untuk mengikat besi
dan mangan, sehingga sisa klor menjadi lebih sedikit dan hal ini
memerlukan desinfektan yang semakin besar pada proses
pengolahan air. Selain itu besi dan mangan menyebabkan warna air
menjadi keruh.
h) Tembaga (Cu)
Pada kadar yang lebih besar dari 1 mg/l akan menyebabkan rasa
tidak enak pada Iidah dan dapat menimbulkan kerusakan pada hati.
i) Seng (Zn)
Kelebihan kadar Zn > 5 mg/l dalam air minum menyebabkan rasa
pahit
j) Chlorida (CI)
Kadar chlor yang melebihi 250 mg/l akan menyebabkan rasa asin
dan korosif pada logam.
• Nitrit
Kelemahan nitrit dapat menyebabkan methamoglobinemia
terutama pada bayi yang mendapatkan konsumsi air minum
yang mengandung nitrit.
• Fluorida (F)
Kadar F < I mg/l menyebabkan kerusakan gigi atau carries
gigi. Sebaiknya bila terlalu banyak akan menyebabkan gigi
berwarna kecoklatan.
• Logam-logam berat (Pb, As, Se, Cd, Cr, Hg, CN)
12

Adanya logam-logam berat dalam air akan menyebabkan


gangguan pada jaringan syaraf, pencernaan, metabolisme
oksigen, dan kanker.
3) Syarat-syarat bakteriologis atau mikrobiologis.
Air minum tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan
parasitik seperti kuman-kuman thypus, kolera, dysentri dan
gastroenteritis. Karena apabila bakteri patogen dijumpai pada air
minum maka akan mengganggu kesehatan atau timbul penyakit. Untuk
mengetahui adanya bakteri patogen dapat dilakukan dengan
pengamatan terhadap ada tidaknya bakteri E. Coli yang merupakan
bakteri indicator pencemar air.
4) Syarat-syarat radiologis.
Air minum tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-
bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.
b. Persyaratan Kuantitatif
Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya, air baku tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk
yang akan dilayani. Selain itu jumlah air yang dibutuhkan sangat tergantung
pada tingkat kemajuan teknologi dan sosial ekonomi masyarakat setempat.
Sebagai contoh, negara-negara yang telah maju memerlukan air bersih yang
lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat di negara-negara sedang
berkembang.
c. Persyaratan Kontinuitas.
Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat erat
hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku yang ada di
alam. Arti kontinuitas disini adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut
dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik
pada saat musim kemarau maupun musim hujan.
13

3. Sumber air bersih


Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu
sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu sistem
penyediaan air bersih tidak akan berfungsi.8 Dalam memilih sumber air baku air
bersih maka harus diperhatikan persyaratan utama yang meliputi kualitas,
kuantitas, kontinuitas dan biaya yang muarah dari proses pengambilan sampai
proses pengolahan. Beberapa sumber air baku yang dapat di gunakan untuk
menyediakan air bersih di kelompokkan seagai berikut :
a. Air hujan
Air hujan bisa di sebut sebagai air angkasa beberapa sifat kualitas dari
air hujan sebagai adalah Pada saat uap air terkondensi menjadi hujan, maka
air hujan merupakan air murni (H2O), untuk menjadikan air hujan sebagai
air minum hendaknya jangan saat air hujan baru mulai turun, karena masih
mengandung banyak kotoran. Air hujan juga mempunyai sifat agresif
terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga
akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan.9 oleh karena itu air hujan
yang jatuh ke bumi mengandung mineral relatif rendah yang bersifat lunak
sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun, Gas-gas yang ada di
atmosfir umumnya larut dalam butir-butir air hujan terkontaminasi dengan
gas seperti CO2, menjadi agresif.
Air hujan yang Beraksi dengan gas SO2 dari daerah vulkanik atau daerah
industri akan menghasilkan senyawa asam (H2SO4), sehingga dikenal
dengan “acid rain” yang bersifat asam atau agresif. Kontaminan lainnya
adalah partikel padat seperi debu, asap, partikel cair, mikroorganisme
seperti virus, bakteri.
Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada tinggi rendahnya curah
hujan, sehinga air hujan tidak bisa mencukupi persediaan air bersih Karena
jumlahnya fluktuatif. Begitu pula jika dilihat dari segi kuantinuitasnya air

8
Sutrisno, C Totok, Teknologi Penyediaan Air Bersih. (Jakarta :Rineka Cipta2000). hal 13
9
Asmadi, khayan, heru subaris kasjono, teknologi pengolahan air minum,
(Yogyakarta:gosyen publishing, 2011), hal 11
14

hujan tidak dapat digunakan secara terus menerus Karena tergantung pada
musim.
b. Air permukaan
Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah
contoh contoh yang bisa disebutkan antara lain: air didalam sistem sungai,
air didalam sistem irigasi, air di dalam sistem drainase, air waduk, danau,
kolam retensi.10
Air permukaan (surface water) terdisteribusi kedalam beberapa tempat
yaitu: danau, sungai, tambak, embung dan waduk. volume keseluruhan tidak
lebih dari 0,01% dari air di bumi.11 Air permukaan secara alami cendrung
mengandung padatan tanah tersupensi, bakteri, dan bahan organic hasil
pembusukan tanaman dan hewan. Oleh Karena itu, air yang diambil secara
langsung dari sungai atau danau pada umumnya belum cukup baik untuk
keperluan konsumsi manusia secara langsung.12 Sehingga perlu
penegelolahan leih lanjut guna untuk memenuhi standar mutu air air bersih
dan air minum.
Tidak seperi air tanah yang biasanya hanya memerlukan sedikit
perlakuan, air permukaan sering memerlukan pengolahan secara lebih
ekstensif, terutama air tersebut tercemar berat oleh berbagai aktivitas
manusia, seperti industri, pertanian, pemukiman, pertambangan,
perdagangan dan rekreasi.
c. Mata air
Mata air adalah air tanah dalam yang muncul ke permukaan, yang
berasal dari proses peresapan air hujan ke dalam tanah.13 Apabila curah

10
Kodoatie, Sjarief, Pengolahan Sumber Daya Air Terpadu Ed.II, (Yogyakarta:ANDI,2008) Hal 12
11
Indarto, hidrologi;dasar teori dan contoh aplikasi model hidrologi,(Jakarta:bumi
aksara,2010), hal 9
12
Suprihatin, ono suparno, teknologi proses pengolahan air untuk mahasiswa dan praktisi
indusri, (Bogor: IPB press, 2013), hal 7
13
Tri Joko, Unit Air Baku Dalam System Penyediaan Air Minum ,(Yogyakarta:Graha Ilmu
2010), Hal 64.
15

hujan tidak tetap sepanjang tahun maka kapasitas dari mata air juga akan
berfluktuasi.
Dalam segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai sebagai air baku,
karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat
tekanan, pada umumnya mata air cukup jernih dan tidak mengandung zat
padat tersuspensi atau tumbuh-tumbuhan mati, karena mata air melalui
proses penyaringan alami dimana lapisan tanah atau batuan menjadi media
penyaring.
d. Air tanah
Air tanah (groundwater) merupakan air yang berada di bawah
permukaan tanah .air tanah ditemukan pada afiker. Pergerakan air tanah
sangat lambat : kecepatan arus berkisar antara 10-10-10-3 m/detik
dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah,dan pengisian
kembali air (recharge).14 Air tanah memasok sebagian besar kebutuhan air
domestik umat manusia, terutama di negara-negara maju seperti amerika
serikat, sebagian besar penduduknya mengambil air besih dari air tanah, air
tanah terbagi atas air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal
terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air
tanah dangkal ini berada pada kedalaman 15,0 m2 sebagai sumur air minum,
air dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik, segi kuantitas kurang
cukup dan tergantung pada musim. Sedangkan Air tanah dalam terdapat
setelah lapis rapat air tanah dangkal. Pengambilan air tanah dalam tidak
semudah air tanah dangkal katena harus mengguakan bor dan memasukan
pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman biasanya antara 100-
300m2.
4. Teori Kebutuhan
Setiap manusia mempunyai needs (kebutuhan, dorongan, intrinsic dan
extrinsic faktor), yang pemunculannya sangat tergantung dari kepentingan
individu. Menurut Abraham Maslow dalam teorinya Needs Hierarchy Theory,

14
Hefni efendi, telaah kualitas air bagi pengolaan sumber daya dan lingkungan perairan,
(yogyakarta:kanisius 2003), hal 44
16

Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia


dipandang tersusun dalam bentuk hierarki atau berjenjang. Setiap jenjang
kebutuhan dapat dipenuhi setelah jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan.
Kebutuhan manusia digolongkan menjadi lima, yaitu:15
a. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis (phsycological needs), adalah
kebutuhan-kebutuhan manusia yang paling dasar. Kebutuhan dasar
fisiologis terdiri dari kebutuhan-kebutuhan yang pemuasannya ditujukan
pada pemeliharaan proses-proses biologis dan kelangsungan hidup,
misalnya kebutuhan akan makanan, air, udara, seks dan lain sebagainya.
Sebagai kebutuhan yang paling mendasar dan menyangkut kelangsungan
hidup, maka kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis pemuasannya paling
didahulukan oleh individu dibanding kebutuhan-kebutuhan lainnya.
b. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs) adalah salah satu kebutuhan
yang akan muncul dominan pada diri individu apabila kebutuhan
kebutuhan fisiologisnya telah terpuaskan. Yang termasuk dalam
kebutuhan akan rasa aman yaitu stabilitas, proteksi, struktur, hukum,
keteraturan, batas, dan bebas dari rasa takut dan cemas.
c. Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki (love needs/belongingness)
adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk membangun hubungan
afektif dengan orang lain, baik di lingkungan keluarga, lingkungan
pergaulan atau dalam kelompok. Menurut Maslow, kegagalan kebutuhan
cinta dan memiliki ini menjadi sumber hampir semua bentuk
psikopatologi.
d. Kebutuhan akan rasa harga diri (self esteem needs) adalah kebutuhan yang
mencakup hasrat individu untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya
diri, kekuatan pribadi, adekuasi, prestasi, kemandirian dan kebebasan.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan individu untuk
mewujudkan dirinya sebagai apa yang ada di dalam kemampuannya, atau
kebutuhan individu untuk menjadi apa saja menurut kemampuan (potensi)

15
Elisa sari, Rina Dwiarti, Pendekatan Hierarki Abraham Maslow Pada Prestasi Kerja
Karyawan Pt. Madubaru (Pg Madukismo) Yogyakarta, Marcubuana 2018 ,hal-58
17

yang dimilikinya. Pengaktualisasian diri menunjukkan upaya pada diri


masing-masing individu untuk menjadi yang terbaik sesuai dengan
bidangnya atau potensi yang dimilikinya. Akan tetapi upaya untuk
memuaskan kebutuhan akan aktualisasi diri tidaklah mudah, perlu suatu
pengorbanan baik biaya dan waktu.
Kelima kebutuhan dasar dan universal dari teori kebutuhan bertingkat
tersebut tersusun dalam beberapa tingkatan, dimana kebutuhan yang ada di
bawah pemuasannya lebih mendekati daripada kebutuhan yang ada diatasnya.
Individu tidak akan berusaha melompat ke pemuasan kebutuhan ke tingkat atas
apabil kebutuhan yang ada dibawahnya belum terpuaskan. Secara lebih rinci
sebagaimana dijelaskan dalam gambar 2.1:
Gambar 2.1

Lima Kebutuhan Bertingkat Menurut Abraham Maslow

Berdasarkan teori kebutuhan bertingkat dari Abraham Maslow tersebut,


maka kebutuhan akan air bersih termasuk kebutuhan dasar fisiologis, dimana
kebutuhan pemuasannya ditujukan untuk pemeliharaan proses biologis dan
kelangsungan hidup individu serta bersifat mendesak dan paling didahulukan
daripada kebutuhan yang lain
5. Kebutuhan air bersih
Kebutuhan air yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperi mandi, mencuci, memasak,
18

menyiram tanaman dan lain sebagainya.16 Kebutuhan air bersih menurut


seunjaya adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia
dapat hidup secra layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk
melakukan aktivitas dasar sehari-hari.17.
Kebutuhan air adalah sejumlah air yang digunakan untuk berbagai
peruntukkan atau kegiatan masyarakat dalam wilayah tersebut. Dalam kasus ini
kebutuhan air yang diperhitungkan yaitu kebutuhan air.18 untuk peruntukan
kegiatan rumah tangga (domestik), fasilitas umum meliputi perkantoran,
pendidikan (non domestik), irigasi, peternakan, industri, serta untuk
pemeliharaan/penggelontoran sungai.
Kebutuhan air bersih di kategorikan menjadi kebutuhan air domestik dan
kebutuhan air nondomestic :
a. Kebutuhan Domestic
Air bersih yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari disebut
sebagai kebutuhan domestik (domestic demand) dalam hal ini termasuk air
untuk minum, masak, membersihkan toilet dan sebagainya. Kebutuhan
dasar domestik merupakan kebutuhan air bersih bagi penduduk
lingkungan perumahan yang terbatas pada keperluan rumah tangga seperti
mandi, minum, memasak, dan lain lain (Kementrian PU,”Kebutuhan Air
Hari Maksimum”). Tingginya kebutuhan ini tergantung pada perilaku,
status sosial dan juga kondisi iklim (BSN Raju, 1995). Standar kebutuhan
air domestik yaitu kebutuhan air bersih yang digunakan pada tempat-
tempat hunian pribadi untuk memenuhi hajat hidup sehari-hari, seperti
pemakaian air untuk minum, mandi, dan mencuci. Satuan yang dipakai
adalah liter/orang/hari. Analisis sektor domestik untuk masa mendatang

16
Asmadi, khayan, heru subaris kasjono, teknologi pengolahan air minum,
(Yogyakarta:gosyen publishing, 2011), hal 22.
17
Asmadi, khayan, heru subaris kasjono, teknologi pengolahan air minum,
(Yogyakarta:gosyen publishing, 2011), hal 23.
18
Admadhani, et al., Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Air Untuk Daya Dukung
Lingkungan (Studi Kasus Kota Malang),(malang:sumberdaya alam dan lingkungan), hal 16.
19

dilaksanakan dengan dasar analisis pertumbuhan penduduk pada wilayah


yang direncanakan.
Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air domestik saat ini dan
di masa yang akan datang dihitung berdasarkan jumlah penduduk, tingkat
pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air perkapita. Kebutuhan air
perkapita dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan kebiasaan atau tingkat
kesejahteraan. Oleh karena itu, dalam memperkirakan besarnya kebutuhan
air domestik perlu dibedakan antara kebutuhan air untuk penduduk daerah
urban (perkotaan) dan daerah rural (perdesaan). Adanya pembedaan
kebutuhan air dilakukan dengan pertimbangan bahwa penduduk di daerah
urban cenderung memanfaatkan air secara berlebih dibandingkan
penduduk di daerah rural. Besarnya konsumsi air dapat mengacu pada
berbagai macam standar yang telah dipublikasikan. Tabel 2.2 menyajikan
standar kebutuhan air domestik menurut peraturan dari Departemen Cipta
Karya.
Tabel 2.2
Kriteria Perencanaan Air Bersih
KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH
PENDUDUK (JIWA)

>1.000.000 500.000 100.000 20.000 <20.00


URAIAN
0
s/d s/d s/d
1.000.000 500.000 100.000

Kota Kota Kota Kota Kecil Desa


Metropolitan Besar Sedang

1 2 3 4 5 6

Konsumsi Unit 190 170 130 100 80


Sambungan Rumah
(SR)
(liter/orang/hari)
20

Konsumsi Unit 30 30 30 30 30
Hidran (HU)
(liter/orang/hari)

Konsumsi Unit 20-30 20-31 20-32 20-33 20-34


Non Domestik
(liter/orang/hari)

Kehilangan Air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

Faktor Hari 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1


Maksimum

Faktor Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

Jumlah Jiwa per 5 5 5 5 5


SR (jiwa)

Jumlah Jiwa per 100 100 100 100-200 200


HU (jiwa)

Sisa Tekan di 10 10 10 10 10
Penyediaan
Distribusi (Meter)

Jam Operasi (jam) 24 24 24 24 24

Volume Reservoir 15-25 15-25 15-25 15-25 15-25


(%) Max Day
Demand)

SR:HU 50 : 50 50 : 50 80 : 20 70 : 30 70 : 30
s/d 80 : 20 s/d 80 : 20

Cakupan Wilayah 90 90 90 90 70
Pelayanan (%)

Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996


21

b. Kebutuhan Non Domestik


Kebutuhan dasar air non domestik merupakan kebutuhan air bagi
penduduk di luar lingkungan perumahan (Kementrian PU, “Kebutuhan Air
Hari Maksimum”). Kebutuhan air non domestik sering juga disebut
kebutuhan air perkotaan (municipal). Besar kebutuhan air bersih ini
ditentukan banyaknya konsumen non domestik yang meliputi fasilitas
perkantoran (pemerintah dan swasta), tempat-tempat ibadah (masjid,
gereja, dll), pendidikan (sekolah-sekolah), komersil (toko, hotel), umum
(pasar, terminal) dan Industri
Besarnya kebutuhan air perkotaan dapat ditentukan oleh
banyaknya fasilitas perkotaan tersebut. Kebutuhan ini sangat
dipengaruhi oleh tingkat dinamika kota dan jenjang suatu kota.Untuk
memperkirakan kebutuhan air perkotaan suatu kota maka diperlukan
data-data lengkap tentang fasilitas pendukung kota tersebut.
Analisis sektor non domestik dilaksanakan dengan berpegangan
pada analisis data pertumbuhan terakhir fasilitas – fasilitas sosial
ekonomi yang ada pada wilayah perencanaan. Kebutuhan air non
domestik untuk kota dapat dibagi dalam beberapa kategori :
a. Kota Kategori I (Metro)
b. Kota Kategori II (Kota Besar)
c. Kota Kategori III (Kota Sedang)
d. Kota Kategori IV (Kota Kecil)
e. Kota Kategori V (Desa)

Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada


Dinas PU dapat dilihat dalam Tabel 2.3 sampai Tabel 2.5. Tabel – tabel
tersebut menampilkan standar yang dapat digunakan untuk menghitung
kebutuhan air perkotaan apabila data rinci mengenai fasilitas kota dapat
diperoleh
22

Tabel 2.3
Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori I, II, III, IV
SEKTOR NILAI SATUAN
Sekolah 10 Liter/murid/hari

Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari

Puskesmas 2000 Liter/unit/hari

Masjid 3000 Liter/unit/hari

Kantor 10 Liter/pegawai/hari

Pasar 12000 Liter/hektar/hari

Hotel 150 Liter/bed/hari

Rumah Makan 100 Liter/tempat duduk/hari

Komplek Militer 60 Liter/orang/hari

Kawasan Industri 0,2 – 0,8 Liter/detik/hektar

Kawasan Pariwisata 0,1 – 0,3 Liter/detik/hektar

Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum,


1996

Kebutuhan air non domestic untuk kategri Desa

Tabel 2.4
Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V (Desa)

SEKTOR NILAI SATUAN


Sekolah 5 Liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari
Puskesmas 1200 Liter/unit/hari
Masjid 3000 Liter/unit/hari
Mushola 2000 Liter/unit/hari
Pasar 12000 Liter/hektar/hari
Komersial/Industri 10 Liter/hari
Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum,
1996
23

Tabel 2.5
Kebutuhan Air Non Domestik Kategori Lain
SEKTOR NILAI SATUAN

Lapangan Terbang 10 Liter/orang/detik

Pelabuhan 50 Liter/orang/detik

Stasiun KA dan Terminal 10 Liter/orang/detik


Bus

Kawasan Industri 0,75 Liter/detik/hektar

Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum,


1996

Cara lain untuk menghitung besarnya kebutuhan perkotaan adalah


dengan menggunakan standar kebutuhan air perkotaan yang didasarkan
pada kebutuhan air rumah tangga (domestik). Besarnya kebutuhan air
perkotaan dapat diperoleh dengan presentase dari jumlah kebutuhan rumah
tangga, berkisar antara 25 - 40% dari kebutuhan air rumah tangga. Angka
40% berlaku khusus untuk kota metropolitan yang memiliki kepadatan
penduduk sangat tinggi seperti Jakarta. Kebutuhan air perkotaan dapat
dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6
Besarnya Kebutuhan Air Non Domestik Menurut Jumlah Penduduk
Kriteria Jumlah Kebutuhan Air Non Domestik
(Jumlah Penduduk) (% Kebutuhan Air Rumah Tangga)

> 500.000 40

100.000 – 500.000 35

< 100.000 25

Sumber : Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Dep. PU.


24

Standar Pelayanan Minimal Untuk Pemukiman

Besarnya kebutuhan air perkotaan dapat ditentukan oleh banyaknya fasilitas


perkotaan tersebut. Kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat dinamika
kota dan jenjang suatu kota. Sesuai Keputusan Menteri Pemukiman dan
Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 tentang pedoman penentuan
standar pelayanan minmal bidang penataan ruang, perumahan dan
permukiman dan pekerjaan umum yang menerangkan tentang standar
pelayanan minimal untuk permukiman yang tertera pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7
Standar Pelayanan Minimal Untuk Permukiman
Bidang Indikator Standar Pelayanan
Pelayanan

Cakupan Tingkat Pelayanan Kualitas

Sarana Kelengkapan Satuan Minimal tersedia 1 Mudah


lingkungan
lingkungan sarana niaga dengan jumlah
pasar untuk setiap diakses
penduduk < 30.000 penduduk
a) Sarana 30.000 jiwa
niaga

- Jumlah Satuan Bersih,


anak usia lingkungan mudah
Minimal tersedia:
sekolah yang dengan dicapai, tidak
b) Sarana tertampung jumlah - 1 unit TK untuk bising, jauh
pendidikan penduduk setiap dari sumber
- Sebaran
< 30.000 penyakit,
fasilitas 1.000 penduduk
jiwa sumber
pendidikan
- 9 SD, 3 SLTP, 1 bau/sampah
- SMU dan
Kelengkapan pencemaran
sarana lainnya

pendidikan

- Sebaran Satuan Minimal tersedia: Lokasi di


fasilitas lingkungan pusat
dengan lingkungan/k
jumlah
25

c) Sarana pelayanan penduduk - 1 unit Balai ecamatan,ber


pelayanan kesehatan/ < 30.000 Pengobatan/ 3.000 sih,
jangkauan jiwa jiwa
kesehatan tenang, jauh
pelayanan
- 1 unit BKIS/RS dari sumber
kesehatan
Bersalin/10.000- penyakit,sum
- Tingkat 30.000 jiwa ber
harapan bau/sampah
- 1 unit
hidup dan
Puskesmas/
pencemaran
30.000 jiwa
lainnya

- Jangkauan Satuan Minimal tersedia:


dan tingkat lingkungan
- 1 unit Pos
pelayanan
dengan Pemadam
d) Sarana
jumlah Kebakaran
pelayanan
penduduk
umum - 1 unit Kantor
< 30.000
Polisi/ 30.000 jiwa
jiwa
- 1 unit Kantor
Pos Pembantu

- 1 unit Bank
Cabang Pembantu

Sumber : Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Dep. PU.

6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan air bersih


Menurut Imron Builcin, Pada dasarnya jumlah kebutuhan sarana dan
prasarana dipengaruhi oleh tiga variabel yaìtu:19
a. Jumlah penduduk yang dilayani. semakin besar jumlah penduduk semakin
besar pula sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

19
Raharjo, Factor Factor Yang Mempengaruhi Konsumsi Air Bersih Di Kota Rembang,
UPT PUSTAK UNDIP, 2002, hal 22-23
26

b. Luas wilayah yang ditempati penduduk, semakin luas dan tersebarnya


penduduk perkotaan, semakin besar pula jumlah sarana dan prasarana
yang perlu disediakan.
c. Pendapatan perkapita, permintaan akan jasa pelayanan umum bersifat
elastis terhadap pendapatan ( income elastic ), seiring dengan
meningkatnya pendapatan, penduduk cenderung membutuhkan tingkat
pelayanan perkotaan yang lebih baik secara kuantitas maupun kualitas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pcenggunaan air adalah sebagai berikut


( Linsicy at.al, 1995):20

a. Iklim, kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari seperti mandi,


mencuci, menyiram tanaman semakin tinggi pada musim
kering/kemarau.
b. Ciri-ciri penduduk. taraf hidup dan kondisi sosial ekonomi penduduk
mempunyai korelasi positif dengan jumlah kebutuhan air. Artinya pada
penduduk dengan kondisi sosial ekonomi yang baik dan taraf hidup
yang tinggi akan membutuhkan air yang Iebih banyak dari pada
penduduk dengan sosial ekonomi yang kurang mencukupi dan taraf
hidupnya lebih rendah. Meningkatnya kualitas kehidupan penduduk
menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas hidup yang diikuti pula
dengan meningkatnya kebutuhan air,
c. Harga air dan meteran, bila harga air mahal, orang akan Lebih menahan
diri dalam pemakaian air. Selain itu langganan yang jatah air diukur
d. Ukuran kota, ukuran kota diindikasikan dengan jumlah sarana dan
prasarana yang dimiiki oleh suatu kota seperti industri, perdagangan,
taman-taman dan sebagainya. Semakìn banyak sarana dan prasarana
kota yang dimiliki pemakaian air juga semakin besar.

20
Ibid, hal.24
27

B. Hasil Penelitian Relevan


Sebagai bahan rujukan atau untuk membuktikan bahwa adanya keterkaitan
antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dan untuk menghindari manipulasi data baik dari jurnal ilmiah,
skripsi, tesis dan sebagainya, uraian berikut akan membahas hasil penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini,
seperti terlihat pada Tabel 2.8
Tabel 2.8
Hasil Penelitian yang Relevan
NO JUDUL PENELITIAN HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN
1 Analisis Kebutuhan Dan Menganalisis Penelitian tenang Perbedaan lokasi
Ketersedian Air Bersih Unit besarnya kebutuhan dan penelitian dan
Kedawung PDAM Sragen kebutuhan dan ketersediaan ir teknis analisis air
(Arif Wijanako) ketersediaan air bersih bagi bersih
bersih pada masyarakat
PDAM seragen setemat

2 Kebutuhan Air Bersih di - membahas Menganalisis Perbedaan


Kecamatan Glagah Kabupaten tentang pola kebutuhan air variable
Lamongan Kebutuhan air bersih daerah danmetode
(Zulkifli Lubis, Nur Azizah yang cocok di setempat penelitian
Affandy) IKK Glagah,
jumlah debit
rata-rata
harian,
- Pola sistem
tertutup
merupakan
polaKebutuha
n yang cocok
28

di IKK
Glagah

3 Prediksi Jumlah Kebutuhan Air debit air bersih Menganalisis Perbedaan


Bersih Bpab Unit Dalu - Dalu yang dibutuhkan kebutuhan air variable
5 Tahun Mendatang (2018) untuk pelanggan bersih daerah danmetode
Kecamatan Tambusai Kab BPAB Unit Kota setempat penelitian
Rokan Hulu Dalu-dalu pada
(Brahmanja tahun 2018
Anton Ariyanto, M.Eng sebesar 798,806
Khairul Fahmi, S.Pd, Mt) m³/hari
29

C. Kerangka Berfikir
Kerangka pemikiran merupakan sebuah informasi yang menjelaskan
secara garis besar alur logika berjalannya sebuah penelitian biasanya dapat
berupa gambar atau diagram dan sebagainya, kerangka pemikiran dalam
penelitian ini akan di jelaskan seperti terlihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitia terletak di Kecamatan Bekasi Utara yang
mempunyai letak geografis 106˚48’28” Bujur Timur dan 6˚10’6”- 6˚30’6”
intang selatan kemiringan 0-2% dan ketinggian >25m di atas permukaan
laut. Adapun waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret 2018.
Adapun peta lokasi penelitian seperti terlihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1
PETA KOTA BEKASI

2. Waktu Penelitian
Agar penelitian ini sesuai dengan target yang telah di tetapkan, maka
peneliti embuat jadwal sebagai berikut:

30
31

Table 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Nama Kegiatan Waktu

November 2015
Penyusunan Proposal Skripsi
1
Maret 2016
Seminar Proposal
2
JULI 2017
Penyusunan BAB I,II dan III
3
September 2017
Pengumpulan Data
4
Januari 2018
Pengolahan Data
5
April 2018
Analisis Data
6
Agustus 2018
Periksaan Dan Keabsahan Data
7
April 2019
Penyerahan Hasil Penelitian
8

B. Metode Penelitian

Penelitian pasti memerlukan suatu Metode untuk membantu proses


pengumpulan dan pengolahan Hasil penelitian yang dilakukan. Metodologi
penelitian adalah mengungkapkan bagaimana suatu proses penelitian
dilakukan yaitu meliputi dengan alat apa dan bagaimana suatu penelitian
dilaksanakan. Untuk melakukan suatu penelitian seorang peneliti seharusnya
sudah menetapkan metode penelitiannya terlebih dahulu sehingga
memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian.

Metode menurut Bungin dalam Mulyadi adalah sebuah pedoman yang


dijadikan acuan dalam sebuah proses penelitian, menurut Bungin “metode atau
desain penelitian dibuat sebagai rancangan, pedoman, atauran main atau acuan
penelitian yang akan dikerjakan21

21
Mulyadi, Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi terhadap Pengetahuan Masyarakat
Tentang Dampak konversi Lahan di Desa Babakan Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor,
Skripsi UIN Jakarta, hal 39.
32

Sesuai dengan masalah yang akan diteliti. penelitian tugas akhir ini
menggunakan metode penelitian dengan pendekatan studi kasus, dimana
metode yang digunakan bersifat deskritif yang merupakan analisa fenomena
atau kejadian pada masa lampau dan bertujuan untuk mengevaluasi kondisi
pada periode tertentu sebagai dasar perencanaan untuk masa mendatang
berdasarkan data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuannya berdasarkan
analisa secara teoritis dan empiris yang kemudian ditarik kesimpulan dari hasil
analisa yang telah dilakukan

C. Alat dan Bahan


1. Alat

a. Seperangkat perangkat keras berupa laptop


b. Perangkat lunak komputer (software) berupa aplikasi yang digunakan
untuk pengolahan data, antara lain:
1) Microsoft Word untuk penulisan laporan
2) Microsoft Exel untuk mengolah data
3) ArcView 3.3 untuk digitasi peta
4) Printer untuk mencetak hasil penelitian.

2. Bahan
a. Data Primer
Menurut Sugiono “Data primer adalah data yang langsung memberikan
kepada pengumpul data atau sumber pertama dimana sebuah data
dihasilkan.22 Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan
informasi, dan data primer yang dibutuhkan adalah
b. Data Sekunder
Menurut Sugiono “Data sekunder adalah data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen”.23Data dapat beupa majalah, publikasi dari berbagai

22
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung; CV Alfabeta, 2010). h.308
23
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung; CV Alfabeta, 2010). h.308
33

organisasi, lampiran-lampiran dari badan resmi seperti kementrian, hasil


studi, tesis, hasl survey, studi historis, dan sebagainya.Sumber data
sekunder diharapkan dapat berperan membantu mengungkap data yang
diharapkan. Mernurut Burhan “Sumber data sekunder juga dapat
memberikan keterangan, atau data pelengkap sebagai bahan
pembanding”.24 Data sekunder yang digunakan adalah:
1) Data jumlah penduduk Kecamatan Bekasi Utara
2) Studi kepustakaan yang dapat diperoleh dari literatur yang relevan
dan berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti seperti artikel,
surat kabar, buku, makalah, skripsi, tesis dan sumber bacaan lain
3) Studi dokumentasi dari media gambar, peta dan dokumen-dokumen
dari dinas terkait.
D. Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian disajikan pada gambar 3.2, secara rinci dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Tahap studi pustaka yaitu mengumpulkan dan mempelajari bahan-
bahan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang diteliti. Bahan-
bahan tersebut berupa bahan yang didapat dari tulisan-tulisan ilmiah, diktat-
diktat, buku-buku maupun internet yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Dalam hal ini data yang diperoleh berupa literature mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
2. Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data-data yang berhubungan
dengan analisa kebutuhan air dan perencanaan instalasi pengolahan air.
Beberapa data yang dikumpulkan yaitu :
a. Data jumlah penduduk Kecamatan Bekasi Utara
b. Data fasilitas-fasilitas di Kecamatan Bekasi Utara
c. Peta-peta administrasi dan data penunjang lainnya.

24
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada media, 2005), h. 112
34

3. Pengolahan Data
Dalam tahap ini yang dilakukan adalah mengolah data yang sudah
didapat untuk dijadikan data awal dalam melakukan analisa dan
perhitungan. Perhitungan yang dilakukan berkaitan dengan analisa
kebutuhan air bersih yaitu kebutuhan air domestik dan kebutuhan air non
domestik pada kondisi sekarang dan yang akan datang di Kecamatan Bekasi
Utara
4. Analisis dan Pembahasan
Sebelum dilakukan perhitungan, terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan data-data yang sudah dikumpulkan apakah sudah sesuai
dengan data yang sebenarnya atau tidak. Setelah semua data diperiksa, maka
dilakukan perhitungan. Adapun tahapan perhitungan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Perhitungan proyeksi penduduk Kecamatan Bekasi Utara

b. Analisa kebutuhan air bersih yaitu kebutuhan air domestik dan


kebutuhan air non domestik

5. Kesimpulan dan Saran


Penarikan kesimpulan akan dilakukan setelah dibuat kesimpulan awal
dan diskusi dari hasil pengolahan data. Setelah ditarik kesimpulan,
dilanjutkan dengan memberikan saran mengenai kebutuhan air bersih untuk
Kabupaten Ogan Komering Ilir.
6. Pelaporan Perencanaan
Dari seluruh langkah-langkah yang telah dilakukan, dimulai dari studi
literatur, pengumpulan data, pengolahan data, analisa dan perhitungan,
maka selanjutnya adalah melakukan perangkuman dari seluruh data-data
yang telah dihasilkan. Data-data yang telah dirangkum dan disusun tersebut
selanjutnya dibuat ke dalam bentuk tulisan yang disebut laporan akhir
(skripsi). Hasil dari skripsi ini selanjutnya dipaparkan.
35

E. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis
hanya melakukan tehnik pengumpulan data yaitu:
Studi dokumen dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data yang berkaitan
denganl Kecamatan Bekasi Utara. Dan yang terakhir tabel studi dokumen
seperti terlihat pada Tabel 3.3, menjelaskan tentang dokumen yang dibutuhkan
dan sumber dokumen lainnya yang mendukung.
Tabel 3.3
Data yang Dibutuhkan
No. Dokumen yang Dibutuhkan Sumber

Kecamatan bekasi utara


1. Data fasilitas-fasilitas di Kecamatan dalam angka
Bekasi Utara Taun 2011-2018

Kecamatan bekasi utara


2 Data jumlah penduduk Kecamatan dalam angka
Bekasi Utara Taun 2011-2018

Kecamatan Bekasi
3
Peta-Peta Administrasi Utara

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Setelah data terkumpul, langkah yang dilakukan peneliti adalah
pengolahan data, sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulannya.
Tujuan pengolahan data adalah menyiapkan data agar mudah ditangani
dalam analisanya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengolahan
data adalah data relevan dengan tujuan penelitian, kualitas data dapat
dipercaya, gunakan metode yang tepat dan mudah, ungkapkan batasan
kelemahannya bila ada, hasil olahan data harus sesuai standar, data mudah
dimengerti, menghasilkan presepsi sama dan dapat diperbandingkan menurut
waktu, geografis, dan sebagainya. Sedangkan Analisis adalah kegiatan,
36

mengubah hasil penelitian menjadi informsi yang dapat digunakan untuk


mengambil kesimpulan penelitian.12 Dalam hal ini pengolahan data di
gunakan dengan menggunakan microsoft excel 2010.
Adapun tahap pengolahan data sebagai berikut :
1. Perhitungan Proyeksi Penduduk Kecamatan Bekasi Utara
Kebutuhan air bersih merupakan masalah masa sekarang dan masa
depan, maka besarnya kebutuhan air bersih perlu di prediksi. Akan tetapi,
sebelum memprediksi besarnya kebutuhan air bersih, jumlah penduduk
di masa yang akan datang harus di prediksi terlebih dahulu. Prediksi
jumlah penduduk di masa yang akan datang sangat penting dalam
memperhitungkan jumlah kebutuhan air bersih di masa yang akan
datang. Jumlah penduduk mempengaruhi tingkat kebutuhan air bersih.
Semakin meningkatnya populasi penduduk dari masa ke masa akan
mengakibatkan peningkatan akan kebutuhan air bersih di masa-masa
yang akan datang.
Prediksi jumlah penduduk dari tahun 2018-2027 dapat diperoleh
dengan proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk berdasarkan sensus
penduduk. Disini proyeksi penduduk tidak hanya beberapa tahun sesudah
sensus tetapi mungkin sampai beberapa puluh tahun sesudah sensus.
Dengan memperhatikan laju perkembangan jumlah penduduk masa
lampau, maka metode statistik merupakan metode yang paling mendekati
untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa mendatang.
Untuk keperluan proyeksi penduduk, metode ini digunakan bila
data menunjukkan peningkatan yang pesat dari waktu ke waktu. Jadi
pertumbuhan penduduk dimana angka pertumbuhan adalah sama atau
konstan untuk setiap tahun, rumus untuk menghitungnya :
a. Metode Aritmatika
Rumus yang digunakan :
Pn = Pt + (Ka * x)

Ka =
(Pt − Po)
t
37

Dimana :
Pn = Jumlah penduduk n pada tahun mndatang
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
X = Selang waktu (tahun dari tahun n – tahun terakhir)
t = Interval waktu tahun data (n-1)
b. Metode Geometri
Rumus yang digunakan :
Yn = Pt(1 + r )
n

(1 / t )
 Pt 
r =  −1
 Po 
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun mendatang
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
n = Jumlah tahun proyeksi
r = Ratio kenaikan penuduk rata – rata pertahun
t = Interval waktu tahun data (n – 1)
c. Metode Least Square
Rumus yang digunakan :
Yn = a + b. X
a = (∑Y. ∑X2) – ( ∑X. ∑XY )
( n. ∑X2) – ( ∑X )2
b = ( n. ∑XY ) – ( ∑X. ∑Y )
( n. ∑X2) -( ∑X )2
Dimana :
Yn = Jumlah penduduk pada waktu n tahun mendatang
a, b = Konstanta
X = Pertambahan tahun
n = Jumlah data
38

2. Analisa kebutuhan air bersih yaitu kebutuhan air domestik dan


kebutuhan air non domestic

Perhitungan, kebutuhan air didasarkan pada kebutuhan air rata- rata.


Kebutuhan air rata-rata dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu
kebutuhan air rata- rata harian dan kebutuhan harian maksimum.
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan 5 – 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata – rata setiap
pemakai setelah ditambah 20 % sebagai faktor kehilangan air
(kebocoran). Kebutuhan total ini dipakai untuk mengecek apakah sumber
air yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan air baku yang direncanakan.
Kebutuhan Air Rata-rata Harian adalah banyaknya air yang dibutuhkan
selama satu hari :

Kebutuhan air bersih (Q md )


Q md = Pn x q x fmd
Kebutuhan total air bersih (Qt)
Qt = Q md X 100/80 (faktor kehilangan air 20%)
Keterangan :
Qmd kebutuhan air bersih
Pn jumlah penduduk tahun n
q kebutuhan air per orang/hari
fmd faktor hari maksimum ( 1,05 – 1,15 )
Qt kebutuhan air total
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian


1. Letak Geografis Daerah Penelitian
a. Lokasi Penelitian

Gambar 4.1
Peta Kota Bekasi
Secara Geografis Kecamatan Bekasi Utara yang mempunyai letak
geografis 106˚48’28” Bujur Timur dan 6˚10’6”- 6˚30’6” lintang selatan
kemiringan 0-2% dan ketinggian >25m di atas permukaan laut. Kecamatan
bekasi utara merupakan salah satu kecamtan yang ada di Kota Bekasi,
Provinsi Jawa Barat
Adapun pembagian dan batas Kecamatan Beksi Utara:
Utara : Kabupaten Bekasi
Timur : Kabupaten Bekas
Selatan : Bekasi Timur
Barat : Kecamatan Medan Satria

39
40

b. Kondiasi iklim
Kecamatan Bekasi Utara termasuk Kecamatan yang berada di kawasan
dataran dengan ketinggian tanah kurang dari >25mdpl diatas permukaan
laut, dimana iklim curah hujannya 3.000 mm/th, jumlah bulan hujan 6-9
bulan, suhu rata-rata harian 23-330C.
dengan perincian sebagai berikkut :
1) Musim Kemarau berlangsung antara bulan Juni – Oktober
2) Musimpenghujan berlangsung antara bulan November – mei, dengan
curah hujan rata-rata 2.500 – 3.000 mm/tahun, dan curah hujan paling
tinggi terjadi antara bulan Desember – Maret.
Dalam perencanan pengembangan bangunan pengolahan air bersih di
Kecamatan Beaksi Utara ini, untuk perhitungan kebutuhan air bersih perlu
direncanakan seoptimal mungkin sehingga pada pengoperasian dapat
memenuhi kebutuhan pemakaian air bersih, baik untuk kebutuhan
domestik maupun kebutuhan non domestik yang ada di Kecamatan Bekasi
Utara.
B. Deskripsi Data
Dalam penelitian yang berjudul “Analisis kebutuhan dan ketersediaan air
bersih studi kasus di Kecamatan Bekasi Utara” ini, dilakukan di Kecamatan
Bekasi Utara, Kota Bekasi. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan berupa data Sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
Kecamatan Bekasi Utara.
1. Data Produksi ketersediaan air bersih pada tahun 2016
Data Produksi ketersediaan air berih digunakan untuk mengetahui
seberapa besar ketersediaan air pada PDAM Tirta Bagasasi pada tahun 2016.
Data ini kemudian di konversikan dari jumlah ketersediaan air bersih terhadap
kebutuhan air bersih yang akan datang. Data ketersediaan air bersih ini
diperoleh dari PDAM Tirta Bagasasi Kecamatan Bekasi Utara, data produksi
tersebut dapat disajikan pada table 4.1
41

Tabel 4.1
Data produksi air bersih pada tahun 2016

Cabang dan Instansi Pengolahan Air Produksi Air Pelanggan


KCP (L/dt)
23 17 2170 211020
Sumber : Tirta Bagasasi Dalam Angka 2016
2. Data Jumlah Penduduk Kecamatan Bekasi Utara, Tahun 2008 – 2017
Data jumlah penduduk yang diperoleh dari BPS Kabupaten Tegal
digunakan untuk menghitung perkiraan pertumbuhan penduduk dan seberapa
besar kebutuhan air bersih pada tahun 2018 hingga tahun 2027, Data jumlah
penduduk dapat disajikan pada table 4.2
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Kecamatan Bekasi Utara Tahun 2008-2017
Tahun Penduduk (Yi)
2008 213.584
2009 240.456
2010 273.623
2011 332.040
2012 334.232
2013 343.866
2014 353.578
2015 363.316
2016 373.054
2017 382.840
Sumber : kecamatan Bekasi utara dalam angka 2009-2018
Dari tabel 4.8, Jumlah penduduk di Kecamatan Bekasi Utara pada tahun
2008-2017 selalu mengalami peningkatan hal ini akan berdampak pada
kebutuhan air yang terus meningkat dari tahun ke tahun seingga perlu
melakuan analisis apakah ketersediaan air bersih sebanding dengan
kebutuhan air bersih.
42

3. Data Tata Guna Lahan Fasilitas Non Domestic Kecamatan Bekasi Utara
Tahun 2016
Data Tata Guna Lahan Fasilitas Non Domestic yang diperoleh dari BPS
Kecamatan Bekasi Utara digunakan untuk menghitung perkiraan kebutuhan
air bersih non domestic pada tahun 2018-2027, Data Tata Guna Lahan
Fasilitas Non Domestic dapat disajikan pada table 4.3
table 4.3
Tata Guna Lahan Fasilitas Non Domestic
Kecamatan Bekasi Utara Tahun 2016
No Jenis Fasilitas Keterangan
Jumlah jumlah
(Unit) (jiwa)
1 Fasilitas TK/RA 52 2171
Pendidikan
SD 104 39021
SMP/MTS 48 13735
SMA/SMK/MA 37 12208
UNIV 2 2500
2 Fasilitas Peribadatan Masjid 102 -
Gereja 6 -
Vihara 2 -
Mushola 204 -
3 Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit 3 201
(bad)
Puskesmas 8 -
Balai 32 -
Pengobatan
Apotik 28
4 Perindustrian Industri 13 -
5 Fsilitas Umum Koperasi -
Perkantoran 89 -
7 Fasilitas Perdagangan Terminal 1 -
dan Jasa
Stasiun 1
Pasar 12 -
Pertokoan 1449 -
Hotel 1 120
(bad)
Bioskop 1 -
Rumah Makan 18 -
Sumber : kecamatan Bekasi utara dalam angka 2017
43

C. Temuan Hasil Analisis


1. Proyeksi Penduduk
Pemilihan metode proyeksi yang akan disesuikan dengan kriteria dapat
dilakukan secara statistik yaitu dengan menggunakan rumus standar deviasi
(SD) dan rumus koefisien korelasi (r). Penggunaan koefisien korelasi
dimaksudkan untuk menunjukkan tingginya derajat hubungan antara dua
variabel (x dan y), maka dari itu nilai koefisien korelasi harus mendekati 1,
sedangkan standar deviasi digunakan untuk menghomogenkan data, maka
dari itu nilai standar deviasi dipilih nilai yang paling kecil
Komponen utama yang berperan dalam menentukan atau
menggambarkan kondisi atau keadaan suatu wilayah adalah penduduk.
Semakin besar jumlah penduduk akan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perkembangan jumlah dan jenis kegiatan dalam suatu wilayah.
Kegiatan pada suatu wilayah juga akan mempengaruhi jumlah penduduk di
wilayah tersebut. Dalam merencanakan pelayanan air bersih harus
diperhatikan kondisi kependudukan dan pola pertumbuhan penduduk. Daerah
pelayanan adalah Kecamatan Jatinangor dan Kecamatan Cimanggung
sehingga proyeksi penduduk serta proyeksi sarana dan prasarana dilakukan
pada daerah pelayanan saja. Metode proyeksi jumlah penduduk 10 tahun
mendatang dihitung dengan menggunakan 3 metode sebagai bahan
perbandingannya. Ketiga metode tersebut antara lain adalah :
1. Metode Aritmatika
2. Metode Geometri
3. Metode Least Square
Adapun data jumlah penduduk 10 tahun terakhir daerah pada daerah
Perkiraan penduduk dan fasilitas kota dimasa mendatang merupakan
salah satu faktor yang menentukan kapasitas produksi air bersih yang akan
direncanakan. Jumlah penduduk sepuluh tahun terakhir di jadikan acuan
perhitungan proyeksi penduduk yang selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.4
44

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Kecamatan Bekasi Utara 10 Tahun Terakhir


Tahun Penduduk (Yi)
2008 213.584
2009 240.456
2010 273.623
2011 332.040
2012 334.232
2013 343.866
2014 353.578
2015 363.316
2016 373.054
2017 382.840
Sumber : kecamatan Bekasi utara dalam angka 2009-2018
Untuk memperkirakan jumlah penduduk daerah perencanaan dimasa
mendatang digunakan laju pertumbuhan berdasarkan perhitungan dengan
berbagai metode yang umum dipergunakan yaitu metode:
a. Metode Arimatik
Rumus yang digunakan untuk metode proyeksi penduduk ini adalah:
Pn = Po + ( Ka.X )
Po − Pt
Ka =
t
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun mendatang
Pt = Jumlah penduduk pada awal tahun data
Po = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
X = Selang waktu ( tahun dari n - tahun terakhir )
t = Jumlah data dikurangi 1
Ka = Pertambahan Penduduk rata-rata
Contoh perhitungan
( Po − Pt)
Ka =
n −1
(382840 − 213584 )
Ka =
10 − 1
45

Ka = 18806,2
Menentukan proyeksi penduduk
P2008 = P2017 + (Ka. x)
= 382.840 + 18806,2((2008-2017))
= 213584 jiwa
Tabel 4.5
Uji Korelasi Metode Arimatik Daerah Pelayanan.
Tahun Penduduk Xi Xi.Yi Yi^2 Xi^2
(Yi)
2008 213.584 -9 -1922256 45.618.125.056 81
2009 240.456 -8 -1923648 57.819.087.936 64
2010 273.623 -7 -1915361 74.869.546.129 49
2011 332.040 -6 -1992240 110.250.561.600 36
2012 334.232 -5 -1671160 111.711.029.824 25
2013 343.866 -4 -1375464 118.243.825.956 16
2014 353.578 -3 -1060734 125.017.402.084 9
2015 363.316 -2 -726632 131.998.515.856 4
2016 373.054 -1 -373054 139.169.286.916 1
2017 382.840 0 0 146.566.465.600 0
Jumlah 3.210.589 -45 1.061.263.846.95
-12960549 285
7
Sumber : Hasil Perhitungan
Untuk mencari nilai korelasi (r) dan standar deviasi (SD) menggunakan rumus
sebagai berikut :
Contoh perhitungan mencari nilai korelasi (r)
( Xi.Yi ) − ( Yi )( Xi)
n.
r=
n.( Xi ) − ( Xi ) .(n.( Yi ) − ( Yi ) 
     
2 2 2 2

10(- 12960549 ) − (− 45)(3210589 )


r=
10(285) − (− 45) .(1061263846 957 ) − (3210589 ) 
2 2

r = 0.938
46

Tabel 4.6
Perhitungan Standar Deviasi Metode Arimatik
Tahun Penduduk Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)^2
(Yi)
2008 213.584 213.584 0 0
2009 240.456 232390 -8.066 65.056.771
2010 273.623 251.196 -22.427 502.950.394
2011 332.040 270.003 -62.037 3.848.630.727
2012 334.232 288.809 -45.423 2.063.259.023
2013 343.866 307.615 -36.251 1.314.126.945
2014 353.578 326.421 -27.157 737.484.544
2015 363.316 345.228 -18.088 327.191.822
2016 373.054 364.034 -9.020 81.364.409
2017 382.840 382.840 0 0
Jumlah 3.210.589 2.982.120 -228.469 8.940.064.636
Sumber : Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan mencari nilai satandar deviasi (SD)

 (Yi − Yn) )
2

SD =
( n − 2)

 (8940064636 )
SD =
(10 − 2)
SD =33429,15
Tabel 4.7 Proyeksi Penduduk 10 Tahun Kedepan Metode Aritmatika
Tahun Xi Pn
2018 1 401.646
2019 2 420.452
2020 3 439.259
2021 4 458.065
2022 5 476.871
2023 6 495.677
2024 7 514.483
2025 8 533.290
2026 9 552.096
2027 10 570.902
Sumber : Hasil Perhitungan\
47

Dilihat dari tabel 4.7 proyeksi jumlah penduduk dengan metode yang
Aritmatika di Kecamatan Bekasi Utara dengan melihat jumlah penduduk 10
tahun yang akan datang terlihat bahwa pada tahun 2027 jumlah penduduk di
Kecamatan Bekasi Utara mencapai 570.902 jiwa. Dimana mengalami kenaikan
yang begitu signifikan dari pengamatan tahun terakhir yaitu tahun 2018 yang
hanya mencapai 401.646 jiwa. Kondisi pertumbuhan jumlah penduduk pada
tabel 4.12 tersebut akan membutuhkan jumlah dan besaran kebutuhan air bersih
dan ketersediaan air bersih yang ada.
b. Metode Geometri
Rumus yang digunakan untuk perhitungan metode proyeksi penduduk ini
adalah

Pn = Po x( 1 +R )n
R = (( Po / Pt )^(1/n-1)) – 1
Dimana :
R = Ratio kenaikan penduduk rata-rata per tahun
Pt = Jumlah penduduk pada awal data
Po = Jumlah penduduk pada akhir data
n = selang waktu (tahun n - tahun terakhir)
t = Jumlah data dikurang 1
Contoh perhitungan untuk mencari ( R)
R = (( P2017 / P2012 )^(1/n-1)) – 1
R = (( 382.840/213.584)^(1/10-1)) - 1
R = 0,060095

Pn = Po * (1 + R)^ n
Pn = 382840*(1+0,060095)^1
Pn = 405847 jiwa
48

Tabel 4.8
Uji Korelasi Metode Geometri Daerah Pelayanan

Tahun Penduduk (Yi) Xi ln Yi Xi.ln Yi Xi^2 (ln Yi)^2


2008 213.584 -9 12,214 -109,92 81 149,17
2009 240.456 -8 12,237 -97,89 64 149,74
2010 273.623 -7 12,260 -85,82 49 150,31
2011 332.040 -6 12,284 -73,70 36 150,89
2012 334.232 -5 12,307 -61,53 25 151,46
2013 343.866 -4 12,318 -49,27 16 151,73
2014 353.578 -3 12,341 -37,02 9 152,31
2015 363.316 -2 12,365 -24,73 4 152,89
2016 373.054 -1 12,388 -12,39 1 153,46
2017 382.840 0 12,411 0.00 0 154,04
Jumlah 3.210.589 -45 123,12 -552,29 285 1516,00
Sumber : Hasil Perhitungan
Untuk mencari nilai korelasi ( r ) dan standar deviasi (SD) menggunakan
rumus sebagai berikut :

n( Xi  LnYi) − ( Xi)  ( LnYi)


 n( Xi ) − ( Xi)  n( LnYi ) −( LnYi)
r=
 2 2 2 2

 

10( − 552,29) − (−45)  (123,12)


r=
10(285) − (−45) )  (10(1516) − (123,12) 
2 2

r = 0,999
Tabel 4.9
Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometri
Tahun Penduduk Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)^2
(Yi)
2008 213584 226420 0 0
2009 240456 240026 277.79 77166.82
2010 273623 254451 568.05 322677.42
2011 332040 269742 871.57 759629.56
2012 334232 285952 1189.09 1413932.53
2013 343866 303136 -1208.70 1460954.09
49

2014 353578 321353 -927.16 859626.10


2015 363316 340665 -632.71 400320.58
2016 373054 361137 -323.81 104855.68
2017 382840 382840 0 0
Jumlah 3210589 2985724 -185.88 5399162.79
Sumber : Hasil Perhitungan

( (Yi − Yn) )


2

SD =
( n − 2)

( (5399162 ,79)


SD = = 821,52
(10 − 2)

Tabel 4.10
Proyeksi Penduduk 10 Tahun Kedepan Metode Geometrik
Tahun Xi Pn
2018 1 405847
2019 2 430236
2020 3 456091
2021 4 483500
2022 5 512556
2023 6 543358
2024 7 576011
2025 8 610626
2026 9 647322
2027 10 686223
Sumber : Hasil Perhitungan
Dilihat dari tabel 4.10 proyeksi penduduk 10 tahun kedepan
menggunakan metode geometri pertumbuhan penduduk mengalami kenaikan
yang signifikan pada taun 2018 jumlah penduduk sebesar 405847menjadi
686223 pada tahun 2027
50

c. Metode Least Square


Tabel 4.11
Uji Korelasi Metode Metode Least Square Daerah Pelayanan
Tahun Penduduk Xi Xi.Yi Yi^2 Xi^2
(Yi)
2008 213584 -9 -1922256 45618125056 81
2009 240456 -7 -1683192 57819087936 49
2010 273623 -5 -1368115 74869546129 25
2011 332040 -3 -996120 110250561600 9
2012 334232 -1 -334232 111711029824 1
2013 343866 1 343866 118243825956 1
2014 353578 3 1060734 125017402084 9
2015 363316 5 1816580 131998515856 25
2016 373054 7 2611378 139169286916 49
2017 382840 9 3445560 146566465600 81
Jumlah 3210589 0 2974203 1061263846957 330
Sumber ; Hasil Perhitungan
Contoh Perhitungan ;
Jumlah penduduk diakhir tahun proyeksi Yn (jiwa) tahun 2012 :
Yn = a + bx

(Yi )( Xi ) − ( Xi)( XiYi)


2

a=
n( Xi ) − ( Xi) 
2 2

a=
(3210589 )(330 ) − (0)(2974203 )
10(330 ) − (0)
a = 321058,9

n( XiYi) − ( Xi)( Yi )


b=
n( Xi ) − ( Xi) 
2 2

b=
10(2974203 ) − (0)(3210589 )
10(330 ) − (0)
b = 9012,7
maka :
Yn = 321058,9 + 9012,7  −9

Yn = 239945 jiwa
51

Untuk perhitungan Yn tahun 2008-2017 dapat dilihat pada Tabel 4.9


Perhitungan Uji Korelasi
n( XiYi ) − ( Yi )( Xi)
r=
n( Xi ) − ( Xi)  n(Yi ) − (Yi) 
2 2 2 2

10(2974203 ) − (3210589 )(0)


r=
10(330 ) − (0) 10(1061263846 957 ) − (3210589 )
r = 0.937

Tabel 4.12
Perhitungan Standar Deviasi Metode Least Square
Tahun Penduduk Xi Yn (Yi- (Yi-Yn)^2
(Yi) Yn)
2008 213584 -9 239945 -26.361 694.881.232
2009 240456 -7 257970 -17.514 306.740.196
2010 273623 -5 275995 -2.372 5.628.282
2011 332040 -3 294021 38.019 1.445.459.569
2012 334232 -1 312046 22.186 492.209.722
2013 343866 1 330072 13.794 190.285.471
2014 353578 3 348097 5.481 30.041.361
2015 363316 5 366122 -2.806 7.875.881
2016 373054 7 384148 -11.094 123.072.398
2017 382840 9 402173 -19.333 373.772.622
Jumlah 3210589 0 3210589 0 3.669.966.734
Sumber ; Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan standar deviasi (SD)
Perhitungan Standar Deviasi (SD)

SD =
 (Yi − Yn) 2

n−2

3.669.966. 734
SD =
10 − 2
SD = 21418,3
52

Tabel 4.13
Proyeksi Penduduk 10 Tahun Kedepan Least Square
Tahun Xi Pn
2018 11 420199
2019 13 438224
2020 15 456249
2021 17 474275
2022 19 492300
2023 21 510326
2024 23 528351
2025 25 546376
2026 27 564402
2027 29 582427
Sumber ; Hasil Perhitungan
Dilihat dari tabel 4.13 proyeksi jumlah penduduk dengan metode yang
terpilih metode least square di Kecamatan Bekasi Utara dengan melihat
jumlah penduduk 10 tahun yang akan datang terlihat bahwa pada tahun 2027
jumlah penduduk di Kecamatan Bekasi Utara mencapai 570.902 jiwa.
Dimana mengalami kenaikan yang begitu signifikan dari pengamatan tahun
terakhir yaitu tahun 2018 yang hanya mencapai 401.646 jiwa. Kondisi
pertumbuhan jumlah penduduk pada tabel 4.12 tersebut akan membutuhkan
jumlah dan besaran kebutuhan air bersih dan ketersediaan air bersih yang ada.
d. Pemilihan Metode Proyeksi Yang Digunakan.
Dengan adanya nilai r dan SD dari ketiga metode di atas, maka harus
dipilih salah satu dari metode untuk digunakan pada perhitungan selanjutnya
yaitu untuk menghitung proyeksi penduduk daerah pelayanan sampai tahun
perencanaan.
Pemilihan metode tersebut dengan pertimbangan pada :
• Koefisien (r) harus bernilai 1 atau -1 dan atau mendekati keduanya.
• Standar deviasi (SD) harus yang paling kecil. Karena nilai standar deviasi
yang kecil menunjukan bahwa data yang didapat dari proyeksi tidak
berbeda jauh dengan data aslinya.
53

Berikut ini adalah hasil perhitungan nilai koefisien korelasi dan standar deviasi
dari tiga metode yang digunakan :
Tabel 4.14
Perbandingan Nilai Koefisien Korelasi Dan Standar Deviasi

Metode Koefisien Korelasi Standar Deviasi


Aritmatika 0,938 33429,15
Geometri 0,937 869,73
Least Square 0,937 21418,35
Sumber :Hasil perhitungasn
Dengan adanya nilai korelasi ( r ) dan standar deviasi ( SD ) dari ketiga
metoda diatas, maka dapat ditentukan pilihan dari ketiga metode tersebut untuk
menghitung proyeksi daerah pelayanan sampai 10 tahun mendatang. Pemilihan
metode tersebut didasarkan pada koefisien korelasi (r) harus bernilai 1 atau -
1 atau mendekati nilai keduanya dan standar deviasi harus paling kecil .
Dengan adanya pertimbangan – pertimbangan di atas, maka metode
proyeksi yang terpilih adalah metode Aritmatika. Perhitungan proyeksi
penduduk dengan menggunakan metode Aritmatika dapat dilihat pada Tabel
4.15
Tabel 4.15
Pertumbuhan Penduduk Metode Terpilih Aritmatika
Tahun Jumlah Penduduk
2018 401.646
2019 420.452
2020 439.259
2021 458.065
2022 476.871
2023 495.677
2024 514.483
2025 533.290
2026 552.096
2027 570.902
Sumber ; Hasil Perhitungan
Dilihat dari tabel 4.15 proyeksi jumlah penduduk dengan metode yang
terpilih metode Aritmatika di Kecamatan Bekasi Utara dengan melihat
jumlah penduduk 10 tahun yang akan datang terlihat bahwa pada tahun 2027
54

jumlah penduduk di Kecamatan Bekasi Utara mencapai 570.902 jiwa.


Dimana mengalami kenaikan yang begitu signifikan dari pengamatan tahun
terakhir yaitu tahun 2018 yang hanya mencapai 401.646 jiwa. Kondisi
pertumbuhan jumlah penduduk pada tabel 4.15 tersebut akan membutuhkan
jumlah dan besaran kebutuhan air bersih dan ketersediaan air bersih yang ada.
2. Proyeksi Fasilitas Kawasan
Fasilitas yang akan dilayani diproyeksikan pada pertambahan
penduduk. Jenis-jenis yang akan dilayani adalah sebagai berikut :

a. Fasilitas Pendidikan.
b. Fasilitas Peribadatan.
c. Fasilitas Kesehatan.
d. Fasilotas Perkantoran.
e. Fasilitas Perdagangan dan Jasa.
Maka untuk menghitung proyeksi kebutuhan fasilitas-fasilitas di daerah
perencanaan dapat dilihat dari penambahan jumlah penduduk yang
dimaksud, jumlah kebutuhan air minum yang akan dihitung hingga akhir
periode pelayanan hanya fasilitas yang berada di dalam daerah perencanaan
atau juga dapat dikatakan yang termasuk daerah pelayanan sistem penyediaan
air minum.
Penjelasan tentang fasilitas-fasilitas yang terdapat didaerah
perencanaan dapat dilihat pada Tabel 4.3
a. Fasilitas Pendidikan
Perkembangan fasilitas pendidikan disesuaikan dengan pertambahan
penduduk. Kebutuhan air minum untuk tiap fasilitas berdasarkan standar
yang berlaku adalah sebesar 10 Liter/murid/hari. Perhitungan kebutuhan
air minum ini berdasarkan pada banyaknya murid. Contoh perhitungan
proyeksi fasilitas pada tahun 2014 untuk fasilitas pendidikan (TK)
Contoh Perhitungan,
Diketahui :
55

1) Jumlah murid TK tahun 2017 = 2171 Murid


2) Populasi tahun 2017 = 382.840 Jiwa
3) Populasi tahun 2018 = 401.646 Jiwa
Maka,
Jumlah murid TK 2013
Banyaknya TK tahun 2014 =  Populasi tahun n
Populasi tahun2013

2171 murid
=  401646 jiwa
382 .840 jiwa

= 918 murid
Perhitungan proyeksi fasilitas pendidikan SD,SLTP,SMU dan PT dapat
dilihat pada Tabel 4.17 pada halaman selanjutnya
Tabel 4.17
Proyeksi Fasilitas Pendidikan

Tahun Jumlah Jenis Fasilitas (Murid)


Penduduk
TK SD/MI SLTP SMU Universitas
2017 382840 2171 39021 13735 12208 1125
2018 401.646 2278 40938 14410 12808 1180
2020 439.259 2491 44772 15759 14007 1291
2022 476.871 2704 48605 17109 15206 1401
2025 533.290 3024 54356 19133 17006 1567
2027 570.902 3237 58189 20482 18205 1678
Sumber : hasil perhitungan
Dilihat dari tabel 4.16 Jumlah murid dari TK, SD/MI,SLTP, SMU
dan Universitas dari tahun 2017 sampai tahun 2027 terus mengalami
peningkatan pada tahun -tahun berikutnya sebanding dengan
peningkatan jumlah fasilitas dan jumlah penduduk.
b. Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan terdiri dari mesjid, musholla, langgar, gereja
dan wihara. Jumlah Fasilitas Peribadatan pada tahun 2017 akan sama
dengan tahun 2018, ini dikarenakan fasilitas tersebut sudah merata ditiap
56

Kecamatan. Pada tahun 2022 mesjid diperkirakan hanya akan bertambah


2 unit sampai dengan akhir periode pelayanan, untuk musholla akan
bertambah 3 unit pada setiap fase pembangunan sedangkan langgar
diperkirakan akan terjadi penambahan sebanyak 2 unit untuk setiap fase
pembangunan. Fasilitas gereja diperkirakan akan bertambah 1 unit pada
tahun 2022 dan jumlahnya akan tetap hingga tahun 2027, untuk wihara
diperkirakan tidak akan terjadi penambahan unit sampai dengan akhir
periode perencanaan. Asumsi ini didasarkan pada bertambahnya jumlah
penduduk selain itu juga penambahan yang tidak terlalu besar pada
fasilitas peribadatan ini dikarenakan akan berdirinya mesjid agung di
tengah kawasan. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.18
sebagai berikut:
Tabel 4.18
Proyeksi Fasilitas Peribadatan
Tahun Jenis Fasilitas (Unit)
Mesjid Mushola Gereja Vihara Klanteng
2017 102 204 6 2 1
2018 102 204 6 2 1
2020 102 204 6 2 1
2022 104 207 7 2 1
2025 104 207 7 2 1
2027 104 207 7 2 1
Sumber : Hasil Perhitungan
c. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan terdiri Rumah Sakit, Puskesmas Balai
pengobatan dan Apotik. Perkiraan jumlah fasilitas tempat tidur (tt) untuk
Rumah Sakit mengalami peningkatan dari tahun ketahun, pada tahun
2022 Puskesmas diperkirakan terjadi pertambaan 2 unit, Balai
Pengobatan diperkirakan terjadi pertambahan sebanyak 1 unit setiap
fasenya, sedangkan dan apotik mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Asumsi ini didasarkan pada masterplan Kawasan Kecamatan
Bekasi Utara pertambahan penduduk akan diatasi tidak hanya dengan
menambah jumlah fasilitas tetapi dapat dilakukan dengan memperluas
57

fasilitas sehingga setiap fasilitas dapat meningkatkan daya tampung.


Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.19 sebagai berikut:
Tabel 4.19
Proyeksi Fasilitas kesehatan
Tahun Jenis Fasilitas (Unit)
Rumah Puskesmas Balai Apotik
sakit (tt) Pengobatan
2017 201 8 32 28
2018 211 8 33 29
2020 246 8 34 30
2022 262 9 35 31
2025 286 9 36 32
2027 304 9 38 34
Sumber : Hasil Perhitungan
d. Fasilitas Industri
Pembangunan industri di daerah pelayanan diarahkan untuk
mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh
dalam rangka menciptakan landasan prekonomian yang kuat agar
tumbuh dan berkembang. Luas Industri di daerah pelayanan pada tahun
2017 adalah jumlah industri besar 13 unit. Diperkirakan tidak akan
terjadi penambahan industri sampai akhir tahun perencanaan hal ini
mengacu RUTR Kecamatan Bekasi Utara akan tetapi jumlah karyawan
pada 13 industri tersebut diperkirakan akan bertambah sesuai dengan
penambahan jumlah penduduk. Seperti di sajikan pada tabel 4.20
Tabel 4.20
Proyeksi Fasilitas Industri
Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Karyawan
(Jiwa) (Orang)
2017 382840 360
2018 401646 374
2020 439259 385
2022 476871 390
2025 533290 404
2027 570902 412
Sumber : Hasil Perhitungan
58

Dilihat dari Tabel 4.20 pertumbhan jumlah karyawan mengalami


peningkatan diperkirakan bermabah sesuai laju pertumbuhan penduduk
dari tahun ketahun pada tahun 2017 jumlah karyawan sebanyak 360
jiwa mengalami peningkatan dari tahun ketahun danpada tahun 2027
jumlah karyawan menjasi 412 jiwa.
e. Fasilitas Umum
Tabel 4.21
Proyeksi Fasilitas Umum
Jenis Fasilitas (Unit)
Tahun
Kantor (pegawai) Gedung Olah Raga
2017 1780 8
2018 1901 8
2020 1987 8
2022 2076 8
2025 2218 8
2027 2317 8
Sumber : Hasil Perhitungan
Dilihat dari Tabel 4.21 pertumbhan jumlah pegawai mengalami
peningkatan diperkirakan bermabah sesuai laju pertumbuhan penduduk
dari tahun ketahun pada tahun 2017 jumlah pegawai sebanyak 1780
jiwa mengalami peningkatan dari tahun ketahun danpada tahun 2027
jumlah pegawai menjadi 2317 jiwa.sedangkan Gedung lah Raga tidak
mengalami peningkatan
f. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Fasilitas perdagangan dan jasa yang terdapat pada kawasan
Kecamatan Bekasi Utara adalah terminal,pasar dan bioskop dari tahun
2017 sampai fase terakhir tidak mengalami peningkatan , untuk
pertokoan akan bertambah dari tahun 2017 sebanyak 1449 unit
bertambah menjadi 1475 unit pada tahun 2027, untuk restoran akan
bertambah dari tahun 2017 sebanyak 424 (tempat duduk) bertambah
59

menjadi 622 (tempat duduk) pada tahun 2027. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 4.22
Tabel 4.22
Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Jenis Fasilitas (Unit)
Tahun Term Perto Pasar Restoran Hotel
Bioskop
inal koan (Ha) (td) (bed)
2017 1 1449 4,0 424 120 1
2018 1 1455 4,0 455 149 1
2020 1 1458 4,0 487 169 1
2022 1 1463 4,0 536 190 1
2025 1 1469 4,0 573 223 1
2027 1 1475 4,0 622 247 1
Sumber : Hasil Perhitungan
3. Penentuan Kebutuhan Air
a. Penentuan Kebutuhan Air Domestik
Unyuk menghitung kebutuhan air bersih menggunakan standar
kebutuhan air setiap fasilitas dengan menggunakan standar dari
Departemen Pekerjaan Umum (PU). Untuk lebih jelasnya standar PU
yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.23 berikut:

Tabel 4.23
Standar Pemakaian Air Berdasarkan Kategori Kota
NO URAIAN KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH
PENDUDUK (JIWA)
> 500.000 100.000 20.000 s/d <
1.000.000 s/d s/d 100.000 20.000
1.000.000 500.000
METRO BESAR SEDANG KECIL DESA
1 Unit SR (l/o/hr) 190 170 150 130 30
2 Unit HU (l/o/hr) 30 30 30 30 30
3 Unit non 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30
domestik
4 Kehilangan air 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - m30 20
(%)
5 Faktor 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Maximum Day
6 Faktor Peak - 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Hour
7 Jumlah Jiwa Per 5 5 6 6 10
SR
60

8 Jumlah Jiwa Per 100 100 100 100 - 200 200


HU
9 Sisa tekan di 10 10 10 10 10
jaringan
distribusi (mka)
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
11 Volume 20 20 20 20 20
reservoir (%)
(Maks Day
Demand)
12 SR : HU 50:50 s/d 50:50 s/d 80:20 70:30 70:30
80:20 80:20
13 Cakupan **) 90 **) 90 **) 90 **) 90 ***)
Pelayanan (*) 70
Sumber : Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air
Minum vol VI, 1998, Dept. PU.

Keterangan :
- *) tergantung survey sosial ekonomi
- **) 60 % perpipaan, 30 % non perpipaan
- ***) 25 % perpipaan, 45 % non perpipaan

Berdasarkan Tabel 4.23 golongan sosial atau hydrant umum


(HU), jumlah penduduk yang dilayani diperkirakan sebesar 20 % dari
penduduk yang terlayani sampai akhir masa perencanaan. Sementara
golongan non-niaga atau sambungan rumah (SR), jumlah penduduk yang
akan terlayani diperkirakan sebesar 80 % dari penduduk yang terlayani
sampai akhir masa perencanaan. Maka kebutuhan air untuk fasilitas
domestik dapat dilihat pada tabel 4.24

Tabel 4.24
Cakupan Pelayanan Untuk Kebutuhan Domestik 2018 -2027
Tahun Jumlah Cakupan SR HU
Penduduk Pelayanan
% (Jiwa) % (Jiwa) % Jiwa
2018 401.646 60 240988 70 281152 30 120494
2020 439.259 65 285518 70 307481 30 131778
2022 476.871 70 333810 70 333810 30 143061
2025 533.290 75 399968 80 426632 20 106658
2027 570.902 80 456722 80 456722 20 114180
Sumber ; Hasil Perhitungan
61

Untuk tahun 2018


• Jumlah Penduduk = 401.646 Jiwa
• % Cakupan Pelayanan = 60 %
• % Pelayanan Untuk Sambungan Rumah = 70 %
• % Pelayanan Untuk Hidran Umum = 30 %
Sehingga:
• Cakupan Pelayanan (Jiwa)
Cakupan Pelayanan = % Pelayanan x Jumlah Penduduk 2018
Cakupan Pelayanan = 60 % x 40.1646 Jiwa = 240.988 Jiwa
• Sambungan Rumah (Jiwa)
Sambungan Rumah = % Pelayanan x Penduduk Terlayani
Sambungan Rumah = 70% x 240.988 Jiwa = 281.152 Jiwa
• Hidran Umum (Jiwa)
Hidran Umum = % Pelayanan x Penduduk Terlayani
Hidran Umum = 30% x 281.152 Jiwa = 120.494 Jiwa
Tabel 4.25
Kebutuhan Air Untuk Sambungan Rumah 2018- 2027
Tahun Jumlah Std Pemakaian Kebutuhan Air
Penduduk Air
Terlayani (L/o/hari) (L/detik)
(Jiwa)
2018 281152 150 488
2020 307481 150 534
2022 333810 150 580
2025 426632 150 741
2027 456722 150 793
Sumber ; Hasil Perhitungan
Perhitungan:
Untuk tahun 2018
• Standar Pemakaian Air = 150 L/o/hari
• Jumlah Penduduk Yang Terlayani = 281.152 Jiwa
Sehingga:
• Kebutuhan Air (L/dtk)
62

Kebutuhan Air = SR Yang Terlayani x Standar Pemakaian Air

281.152 Jiwa x 150 L/o/hari


Kebutuhan Air = = 488 L/dtk
86.400 dtk
Tabel 4.26
Kebutuhan Air Untuk Hidrant Umum 2018 - 2027

Tahun Jumlah Std Pemakaian Kebutuhan Air


Penduduk Air
Terlayani (L/o/hari) (L/detik)
(Jiwa)
2018 120494 30 42
2020 131778 30 46
2022 143061 30 50
2025 106658 30 37
2027 114180 30 40
Sumber ; Hasil Perhitungan

Perhitungan:
Untuk tahun 2014
• Standar Pemakaian Air = 30 L/o/hari
Jumlah Penduduk Yang Terlayani = 120. 494 Jiwa
b. Penentuan Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air untuk fasilitas non domestik dihitung berdasarkan
pada standar yang telah ditentukan. Untuk melengkapi standar kebutuhan
air pada Tabel 4.27 digunakan standar kebutuhan air bersih pada Tabel
4.27 berikut:

Tabel 4.27 Standar Kebutuhan Air Fasilitas Perkotaan


Standar (L/unit/hari)

Warung / Toko 500


Perkantoran 1.400
Bank 1.100
Kantor Koperasi 1.100
Kantor Asuransi 1.100
Penginapan 1.900
63

Terminal 2.000
Pendidikan Standar (L/unit/hari)
TK 2.000
SD 2.000
SMP 2.000
SMU 2.000
Perguruan Tinggi 2.000
Kesehatan Standar (L/unit/hari)
Balai Pengobatan 1.000
Rumah Bersalin 600
Apotik 100
Puskesmas 1.000
Rumah sakit Umum 2.000
Tempat Ibadah Standar (L/unit/hari)
Masjid Kecamatan 800
Masjid Kelurahan 800
Langgar 500
Gereja 300
Pura 100
Vihara 100
Tempat Umum dan Rekreasi Standar (L/unit/hari)
Bioskop 2.000
Ruang Serba Guna 1.000
Balai Pertemuan 1.000
Kantor Pos 2.000
Pos Pemadam Kebakaran 2.000
Pos Polisi 2.000
Olah Raga dan Ruang Terbuka Standar (L/unit/hari)
Tempat bermain 1.000
Lapangan Olah raga 2.000
Kantor Standar (L/unit/hari)
Kantor menengah 2.000
Kantor Kecil 2.500
Sumber : Dept. Pekerjaan Umum, 1996.

1) Fasilitas Pendidikan
Kebutuhan air minum untuk masing-masing fasilitas
berdasarkan pada standar yang berlaku yaitu Dirjen Cipta Karya,
PU, 1998 adalah 10 L/u/hari untuk TK. Maka kebutuhan air fasilitas
pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.28
64

Tabel 4.28
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Pendidikan

No Fasilitas Standar 2020 Kebutuhan 2025 Kebutuhan 2027 Kebutuhan


Kebutuhan Air Air Air
(Mrd) (L/detik) (Mrd) (L/detik) (Mrd) (L/detik)
(L/Mrd/hari)
1 TK 10 2491 0,288 3024 0,350 3237 0,375
2 SD 10 44772 5,182 54356 6,291 58189 6,735
3 SLTP 10 15759 1,824 19133 2,214 20482 2,371
4 SLTA 10 14007 1,621 17006 1,968 18205 2,107
5 Universitas 15 1291 0,224 1567 0,272 1678 0,291
Jumlah 9,140 11,096 101791 11,878
Sumber : hasil perhitungan

Dilihat dari tabel 4.23 proyeksi kebutuhan air bersih untuk


fasilitas Pendidikan mengalami peningkatan dari tahun ketahun
seiring bertambanya jumlah penduduk maka jumlah kebutuhan air
bersih semakin meningkat, pada tahun 2020 jumlah kebutuhan air
bersih adalah 9,140 L/detik , pada tahun 2025 sebanyak 11,096
L/detik, dan pada tahun 2027 diperkirakan jumlah kebutuhan air
sebesar 11,878.

Contoh perhitungan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas


Pendidikan
Std Kebutuhan JumlahTK
Kebutuhan Air : =
86400 det/ hari
10 L / mrd / hr  2491 mrd
= 86400 det/ hari

= 0,288 L/dtk
2) Fasilitas Peribadatan
Kebutuhan air bersih untuk masing-masing fasilitas
berdasarkan pada standar yang berlaku yaitu Dept. Pekerjaan
Umum, 1996 adalah 800 L/u/hari untuk Masjid. Maka kebutuhan air
fasilitas peribadatan dapat dilihat pada Tabel 4,29
65

Tabel 4.29 Proyeksi Fasilitas Pribadatan


Standar Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
2020 2025 2027
No Fasilitas Kebutuhan Air Air Air
(L/unit/hari) (Unit) (L/detik) (Unit) (L/detik) (Unit) (L/detik)
1 Masjid 2000 102 2,361 104 2,407 104 2,407
2 Mushola 500 204 1,181 207 1,198 207 1,198
3 Gereja 300 6 0,021 6 0,021 6 0,021
5 Vihara 100 2 0,002 2 0,002 2 0,002
6 Klanteng 100 1 0,001 1 0,001 1 0,001
Jumlah 314 3,566 320 3,629 320 3,629
Sumber : hasil perhitungan
Dilihat dari tabel 4.29 proyeksi kebutuhan air bersih untuk
fasilitas peribadatan mengalami peningkatan dari tahun ketahun
seiring bertambanya jumlah penduduk maka jumlah kebutuhan air
bersih semakin meningkat, pada tahun 2020 jumlah kebutuhan air
bersih fasiitas peribadatan adalah 3,566 L/detik dengan jumla 314
unit , pada tahun 2025 sebanyak 3,629 L/detik dengan jumla 320
unit, sedangkan pada taun pada tahun 2027 masih sama dengan
jumlah pada tahun 2025 tidak mengalami peningkatan.

Contoh perhitungan kebutuhan air bersih untuk fasilitas


peribadatan (Masjid),
Diketahui :
Jumlah Masjid tahun 2020 : 102 unit
Standar Kebutuhan Air untuk Masjid : 2000 L/unit/hari
Std Kebutuhan Jumlah Masjid 2020
Kebutuhan Air : =
86400 det/ hari
2000 L / unit / hr 102 unit
=
86400 det/ hari
= 2 L/dtk
3) Fasilitas Kesehatan
Kebutuhan air minum untuk fasilitas ini ditentukan berdasarkan
standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan sebelumnya,
maka kebutuhan air fasilitas ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
66

Tabel 4.30
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitasn Kesehatan
Standar Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
2020 2025 2027
No Fasilitas Kebutuhan Air Air Air
(L/unit/hari) (Unit) (L/detik) (Unit) (L/detik) (Unit) (L/detik)
1 Puskesmas 2000 8 0,185 8 0,185 9 0,208
Rumah Sakit
2 200 246 0,569 286 0,662 304 0,704
(L/bed/hr)
Balai
3 1000 34 0,394 36 0,417 38 0,440
Pengobatan
4 Apotik 100 30 0,035 32 0,037 34 0,039
Jumlah 318 1,183 362 1,301 385 1,391
Sumber : hasil perhitungan
Dilihat dari tabel 4.30 proyeksi kebutuhan air bersih untuk
fasilitas Kesehatan mengalami peningkatan dari tahun ketahun
seiring bertambanya jumlah penduduk maka jumlah kebutuhan air
bersih semakin meningkat, pada tahun 2020 jumlah kebutuhan air
bersih fasiitas kesehatan adalah 1,183 L/detik dengan jumla 318 unit
, pada tahun 2025 sebanyak 1,301 L/detik dengan jumla 362 unit,
sedangkan pada taun pada tahun 2027 berjumlah 1,391 L/detik
dengan jumlah 385 unit

Contoh perhitungan proyeksi fasilitas kebuthan air bersih fasilitas


kesehatan (Rumah Sakit),
Diketahui, total tempat tidur tahun 2020 adalah 246 tempat tidur,
maka

Std Kebutuhan Total tempat tidur2020


Kebutuhan Air : =
86400 det/ hari
200 L / tt / hr  246 unit
=
86400 det/ hari
= 0,569 L/dtk
67

4) Fasilitas industri

Tabel 4.31
Proyeksi Fasilitas Perindustrian
Standar Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
No Fasilitas 2020 2025 2027
Kebutuhan Air Air Air
(L/org/detik) (jiwa) (L/detik) (jiwa) (L/detik) (jiwa) (L/detik)
1 Industri 10 385 0,044 404 0,046 412 0,047
Jumlah 385 0,044 404 0,046 412 0,047
Sumber : hasil perhitungan
Dilihat dari tabel 4.31 proyeksi kebutuhan air bersih untuk
fasilitas industri mengalami peningkatan dari tahun ketahun seiring
bertambanya jumlah penduduk maka jumlah kebutuhan air bersih
semakin meningkat, pada tahun 2020 jumlah kebutuhan air bersih
fasiitas industri adalah 0,044 L/detik dengan jumla 385 jiwa , pada
tahun 2025 sebanyak 0,046 L/detik dengan jumla 404 jiwa,
sedangkan pada taun pada tahun 2027 jumlah kebutuhan air bersih
untuk industry sebanyak 0,047 L/detik dengan jumlah 412 jiwa.

Contoh perhitungan kebutuhan fasilitas air bersih untuk fasilitas


industri
Diketahui :
Jumlah Karyawan 2020 : 385 orang
Standar kebutuhan air untuk industri : 10 L/Org/Hr
Kebutuhan air = Std kebutuhan x jumlah karyawan 2020
= (10 L/kary/dtk x 64 Orang)/ 86400 dtk
= 0.44 L/dtk
5) Fasilitas Umum
Kebutuhan air minum untuk masing-masing fasilitas
berdasarkan pada standar yang berlaku yaitu Dirjen Cipta Karya,
PU, 1998 adalah 10 L/pegawai/hari untuk Kantor Kelurahan. Maka
kebutuhan air fasilitas perkantoran dapat dilihat pada Tabel 4.32
68

Tabel 4.32
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Umum
Standar Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
No Fasilitas 2020 2025 2027
Kebutuhan Air Air Air
(L/unit/hari) (peg) (L/detik) (peg) (L/detik) (peg) (L/detik)
Kantor
1 10 1901 0,22 2076 0,24 2317 0,27
(L/o/hr)
Gedung
2 Olah 2000 8 0,19 8 0,19 8 0,19
Raga
Jumlah 1909,33 0,41 2084,07 0,43 2325,26 0,45
Sumber : hasil perhitungan
Dilihat dari tabel 4.32 proyeksi kebutuhan air bersih untuk
fasilitas umum mengalami peningkatan dari tahun ketahun seiring
bertambanya jumlah penduduk maka jumlah kebutuhan air bersih
semakin meningkat, pada tahun 2020 jumlah kebutuhan air bersih
fasiitas umum adalah 0,41 L/detik dengan jumla 1909,33 pegawai,
pada tahun 2025 sebanyak 0,43 L/detik dengan jumla 2084,07
pegawai, sedangkan pada taun pada tahun 2027 jumlah kebutuhan
air bersih untuk industry sebanyak 0,45 L/detik dengan jumlah
2325,26 jiwa.

Contoh perhitungan kebutuhan air bersih tahun 2020 untuk fasilitas


Umum
Diketahui :
Std Kebutuhan Total Jumlah Pegawai2007
Kebutuhan Air : =
86400 det/ hari
10 L / peg / hr 1901 jiwa
=
86400 det/ hari
= 0,22 L/dtk
69

6) Fasilitas Perdagangan/ Perniagaan


Kebutuhan air minum untuk masing-masing fasilitas
berdasarkan pada standar yang berlaku yaitu Dept. Pekerjaan
Umum, 1996 dan Dirjen Cipta Karya, PU, 1998. Untuk Pasar adalah
12 m³/ha/hari standar yang digunakan Dept. Pekerjaan Umum, 1998,
sementara fasilitas lainnya standar yang digunakan Dept. Pekerjaan
Umum, 1996. Maka kebutuhan air fasilitas perdagangan dan jasa
dapat dilihat pada tabel 4.28

Tabel 4.33
Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Standar Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
No Fasilitas 2020 2025 2027
Kebutuhan Air Air Air
(L/unit/hari) (Unit) (L/detik) (Unit) (L/detik) (Unit) (L/detik)
1 Terminal 2000 1 0,023 1 0,07 1 0,07
2 Pertokoan 100 1458 1,688 1469 1,05 1475 1,06
Pasar 0,556
3 12000 4,0 4,0 0,07 4,0 0,07
(L/ha/hari)
Restoran 0,564
4 100 487 573 4,94 622 5,51
(L/td/hari)
Hotel 0,293
6 150 169 223 0,85 247 0,95
(L/bed/hr)
7 Bioskop 2000 1 0,023 1 0,05 1 0,07
Jumlah
Sumber : hasil perhitungan
Dilihat dari tabel 4.33 proyeksi kebutuhan air bersih untuk
fasilitas perdagangan dan jasa mengalami peningkatan dari tahun
ketahun seiring bertambanya jumlah penduduk maka jumlah
kebutuhan air bersih semakin meningkat, pada tahun 2020 jumlah
kebutuhan air bersih fasiitas umum adalah 0,41 L/detik dengan
jumla 1909,33 pegawai, pada tahun 2025 sebanyak 0,43 L/detik
dengan jumla 2084,07 pegawai, sedangkan pada taun pada tahun
2027 jumlah kebutuhan air bersih untuk industry sebanyak 0,45
L/detik dengan jumlah 2325,26 jiwa.
70

Contoh perhitungan kebutuhan air bersih untuk fasilitas


Perdagangan dan jasa (Hotel)
Diketahui :
Std Kebutuhan Total tempat tidur2007
Kebutuhan Air : =
86400 det/ hari
150 L / tt / hr  449 unit
=
86400 det/ hari
= 0,78 L/dtk
4. Rekapitulasi Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik
Dari perhitungan kebutuhan air yang telah dilakukan, jumlah
kebutuhan air minum pada daerah perencanaan secara keseluruhan dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.34
Rekapitulasi kebutuhan Air Domestik dan non Domestik
No Fasilitas Kebutuhan (L/detik)
2020 2025 2027
1 Domestik
- Sambungan Rumah 534 741 793
- Hidran Umum 46 37 40
Jumlah (L/detik) 580 778 833
2 Non Domestik
- Fasilitas Pendidikan 9,140 11,096 11,878
- Fasilitas Peribadatan 3,565 3,628 3,628
- Fasilitas Kesehatan 1,183 1,301 1,391
- Perindustrian 0,04 0,04 0,04
- Fasilitas Umum 0,41 0,43 0,45
- Fasilitas Perdagangan dan Jasa 6,54 7,03 7,73
Jumlah (L/detik) 23,82 24,62 26,62
Jumlah Total (L/detik) 231,82 300,62 399,62
Dilihat dari tabel 4.34 rekapitulasi kebutuhan air demestik dan
non domestic mengalami peningkatan dari tahun ketahun seiring
bertambanya jumlah penduduk maka jumlah kebutuhan air bersih
semakin meningkat, pada tahun 2020 jumlah kebutuhan air bersih
domestic dan non domestic adalah 231,82 L/detik , pada tahun 2025
sebanyak 300,62 L/detik, sedangkan pada taun pada tahun 2027
71

jumlah kebutuhan air bersih nondemestik dan domestic adalah


399,62 L/detik

5. Kehilangan Air
Untuk menentukan besarnya kebutuhan air, perlu diperhitungkan juga
besarnya kebocoran/kehilangan air dari sistem. Besarnya kehilangan air
diperkirakan sebesar 20 % dari kebutuhan total sampai akhir tahun
perencanaan

Yang dimaksud dengan kehilangan air adalah :

• Pemakaian air pada instalasi, diantaranya : pecucian unit-unit instalasi


dan keperluan air bersih untuk karyawan
• Kebocoran pipa distribusi dan perlengkapan
• Kesalahan petugas dalam menghitung meteran
• Penyambungan liar
• Kesalahan administrasi
Secara keseluruhan kehilangan air pada tahun 2018 hingga tahun
2027 dapat dilihat dalam tabel 4.35
Tabel 4.35
Kehilangan Air
Tahun Q (L/det) % Kehilangan Q (L/det)
2018 231,82 20 46,36
2022 300,62 20 60,12
2027 399,62 20 79,92
Sumber : Hasil Perhitungan
6. Kebutuhan Total Air
Berdasarkan hasil perhitungan, proyeksi pertambahan penduduk,
proyeksi perkembangan fasilitas umum dan proyeksi kebutuhan air baik
untuk fasilitas domestik maupun non domestik diketahui bahwa kebutuhan
air untuk Kecamatan Jatinangor dan Kecamatan Cimanggung sampai
dengan akhir tahun perencanaan (2027) dapat dilihat dalam tabel 4.36
72

Tabel 4.36
Kebutuhan Air Total
Q Q Non Q Fire Q Q
Tahun Domestik Domestik Hydrant Kehilangan Total
(L/det) (L/det) (L/det) (L/det) (L/det)
2018 208,00 23,82 23,18 46,36 301,37
2022 276,00 24,62 30,06 60,12 390,81
2027 373,00 26,62 39,96 79,92 519,50
Sumber : Hasil Perhitungan
Dilihat dari tabel 4.33 maka pada taun 2018 kebutan air total sebanyak
301,37 L/detik ,tahun 2022
7. Kebutuhan Air Yang Diolah
Kapasitas dari bangunan pengolahan air dihitung berdsarkan pada faktor
maksimum hari, dimana faktor maksimum hari (fmd) sebesar 1.20 ( 1.15- 1.20)
(Sumber ; Dinas Pekerjaan Umum, 2002 )
Total kebutuhan domestik dan non domestik sampai akhir masa perencanaan
adalah 519,4 L/dtk sehingga kapasitas produksi dapat dihitung sebagai berikut
Qprod = Qtotal x fmd
Qprod = 519,50 L/dtk x 1,20
Qprod = 623,4 L/dtk
Berdasarkan data dari PDAM Tirta Bagasasi sebagai PDAM yang
melayani kecamatan bekasi utara total kapasitas terpasang saat ini adalah 2170
L/dtk sehingga total debit yang direncanakan adalah 623,4 L/dtk – 2170 L/dtk
= 1546,6 L/dtk.maka dapat di simpulkan ketersediaan air bersi saat ini dapat
memenuhi kebutuhan air bersih hingga taun 2027
D. Pembahasan kebutuhan air bersih
Dari analisis data hasil prediksi kebutuhan air bersih pada tahun 2027
dengan menggunakan metode Aritmatika pada tahun 2027 jumlah penduduk
di Kecamatan Bekasi Utara mengalami pertumbuhan hingga 570.902 jiwa
sedangkan pada tahun 2017 berjumlah 382.840 jiwa. Dengan demikian dapat
di ketahui perumbuhan rata rata 0,938 pertahun
73

Untuk hasil prediksi kebutuhan air bersih pada tahun 2027, dengan
metode cakupan pelayanan 80% penduduk, kebutuhan air bersih daerah
pelayanan kecamatan Bekasi Utara sebesar 519,50 L/detik. Kebutuhan air
bersih daerah pelayanan Kecamatan Bekasi Utara tahun 2027, kebutuhan
harian maksimum 623,4 liter/detik,,
Untuk rekapitulasi kebutuan air bersih doestik dan non domestic pada taun
2027 sebesar 399,62 L/detik Untuk menentukan besarnya kebutuhan air total
perlu di perhitungkan juga besarnya kebocoran/kehilangan air dari system
besarnya kehilangan air diperkirakan sebesar 20% dari kebutuhan total pada
tahun 2027 sebesar 79,92 L/detik dan untuk menentukan kapasitas produksi
kapasitas dari bangunan air
74

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan Analisis Dan Pembahasan Yang Diuraikan Didepan, Makas Di
Tarik Kesimpulan Sebagai Berikut:
1. Kebutuhan Air Bersih Daerah Tahun 2027 Menurut Jumlah Penduduk
sebersar 519,50 L/detik
2. Prediksi Jumlah Penduduk Tahun 2027 Menggunakan Metode Aritmatika
570.902 jiwa
3. Prediksi Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan Domestic 2027 373 liter/detik
4. Prediksi Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan Non Domestic 2027 26,62
liter/detik
5. Kebutuhan air yang di olah 623,4 L/detik
6. Ketersediaan air bersih saat ini berjumlah 2170 L/detik sedangkan
kebutuhan air bersih yang yang di oah tahun 2027 sebesar 623,4 L/detik
maka ketersediaan air bersih pada saat ini masih dapat melayani kebutuhan
air bersih hingga tahun 2027
B. Implikasi
berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
memberikan implikasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan yang berhubungan dengan kebutuhan dan ketersediaan
air bersih
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang penting
bagi Masyarakat Kecamatan Bekasi Utara, dalam mempersiapkan diri dan
pengetahuan mengenai kebutuhan air bersih d Kecamatan Bekasi Utara , Peran
masyarakat dan pemerintah sangatlah penting dalam, mangatasi pertumbuhan
penduduk dan kebutuhan dan ketersediaan air bersihkarena kerjasama yang
baik antara masyarakat dan pemerintah akan memberikan kebutuhan air yang
dapat memenuhi kebutuhan
C. Saran
75

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disampaikan saran


saran sebaai berikut
1. Kebutuhan air bersih makin meninkat tiap tahunnya, khususnya untuk
PDAM kecamatan untuk memeinimalkan kekuraan air maka di perlukan
efisiensi dalam pemakaian air
2. Menurangi tingkat kehilangan air, sehingga produksi lebih efisien
3. Mengoptimalisasi kebutuhan dan ketersediaan air bersih
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :

JB.Sunardi Widjojo,Optimasi Pemanfaatan Sumber Air Di Kecamatan Pracimantoro


Wonogiri,(Jawa Tengah: Sebelas Maret University Press,2011)

Surawira, Unus, Air Dalam Kehidupan Lingkungan Yang Sehat, (Bandung:Alumni,


1996)

Karta sirang, Kajian Potensi Ketersediaan Sumberdaya Air Di DaerahAliran Sungai


Sebelimbing Kabupaten Kotabaru,(Banjarbaru: Jurnal Hutan Tropis, 2011),Vol
32

Sutrisno, C Totok, Teknologi Penyediaan Air Bersih. (Jakarta :Rineka Cipta2000).

Asmadi, khayan, heru subaris kasjono, teknologi pengolahan air minum,


(Yogyakarta:gosyen publishing, 2011)

Kodoatie, Sjarief, Pengolahan Sumber Daya Air Terpadu Ed.II,


(Yogyakarta:ANDI,2008)

Indarto, hidrologi;dasar teori dan contoh aplikasi model hidrologi,(Jakarta:bumi


aksara,2010)

Elisa sari, Rina Dwiarti, Pendekatan Hierarki Abraham Maslow Pada Prestasi Kerja
Karyawan Pt. Madubaru (Pg Madukismo) Yogyakarta, Marcubuana 2018 ,

Suprihatin, ono suparno, teknologi proses pengolahan air untuk mahasiswa dan
praktisi indusri, (Bogor: IPB press, 2013)

Tri Joko, Unit Air Baku Dalam System Penyediaan Air Minum ,(Yogyakarta:Graha
Ilmu 2010)

Hefni efendi, telaah kualitas air bagi pengolaan sumber daya dan lingkungan
perairan, (yogyakarta:kanisius 2003)

76
77

Asmadi, khayan, heru subaris kasjono, teknologi pengolahan air minum,


(Yogyakarta:gosyen publishing, 2011),

Admadhani, et al., Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Air Untuk Daya Dukung
Lingkungan (Studi Kasus Kota Malang),(malang:sumberdaya alam dan
lingkungan),

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung; CV Alfabeta, 2010).

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada media, 2005),

Mulyadi, Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi terhadap Pengetahuan Masyarakat


Tentang Dampak konversi Lahan di Desa Babakan Kecamatan Ciseeng,
Kabupaten Bogor, Skripsi UIN Jakarta

Instansi

Badan Pusat Statistik (BPS) “Kecamatan Bekasi Utara dalam Angka 2009”

Badan Pusat Statistik (BPS) “Kecamatan Bekasi Utara dalam Angka 2010”

Badan Pusat Statistik (BPS) “Kecamatan Bekasi Utara dalam Angka 2011”

Badan Pusat Statistik (BPS) “Kecamatan Bekasi Utara dalam Angka 2012”

Badan Pusat Statistik (BPS) “Kecamatan Bekasi Utara dalam Angka 2013”

Badan Pusat Statistik (BPS) “Kecamatan Bekasi Utara dalam Angka 2014”

Badan Pusat Statistik (BPS) “Kecamatan Bekasi Utara dalam Angka 2015”

Badan Pusat Statistik (BPS) “Kecamatan Bekasi Utara dalam Angka 2016”

Badan Pusat Statistik (BPS) “Kecamatan Bekasi Utara dalam Angka 2017”

Badan Pusat Statistik (BPS) “Kecamatan Bekasi Utara dalam Angka 2018”
78

LAMPIRAN - LAMPIRAN
79

1. Surat Surat
1.1. Surat Bimbingan Skripsi
80

1.2. Surat Izin Penelitian


Ta bel: 3 .1.1 Ju mlah P end uduk men urut J enis Kelamin Tahun 2014

Jumlah
Kelurahan Laki - Laki Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Harapan Jaya 44485 43907 88.392

Kaliabang Tengah 51549 49141 100.690

Perwira 19710 18894 38.604

Harapan Baru 17251 17866 35.117

Teluk Pucung 33892 32671 66.563

Marga Mulya 12341 11871 24.212

Jumlah 179228 174350 353.578

S u mber : B PS Ko t a Bek as i

Keca ma t a n B eka si Uta ra Da l a m A n g ka 20 1 5 Ha l aman 18


ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
Kecamatan Bekasi Utara Dalam Angka Tahun 2018

.id
go
s.
bp
a.
k ot
si
ka
// be
s:
tp
ht

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bekasi


ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
BAB IV SOSIAL

. go
. id
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
BAB VII PERDAGANGAN DAN
PERUMAHAN

. id
go.
ps
a .b
ot
ik
ask
be
://
s
tp
ht
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
ht
tp
s ://
be
k as
ik
ot
a .b
ps
. go
. id
BIODATA PENULIS

Muhamad Agus Salim, lahir di Ende Nusa


Tenggara Timur 17 Agustus 1994, putra dari
Bapak Rosyid Barasa dan Ibu Siti Sofiah yang
beralamat tinggal di perumahan irigasi Danita
Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa
Barat. Putra ketiga dari 3 bersaudara ini telah
menempuh Pendidikan Sekolah Dasar (2000-
2006), Kemudian penulis melanjutkan ke SMP
Nihayatul Amal Karawang (2007-2009),
selanjutnya meneruskan pendidikan di Madrasah
Madrasah Aliyah Annur Bekasi Utara (2009-2012) dan Setelah lulus Madrasah
Aliyah, penulis melanjutkan pedidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pegetahuan Sosial
konsentrasi Geografi angkatan 2012 melalui jalur Mandiri.
Skripsi yang berjudul “Analisis kebutuhan dan ketersediaan air bersih studi
kasus di Bekasi Utara” ini di bawah bimbingan Bapak Dr. Sodikin, M.Si sebagai
Dosen Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai