Anda di halaman 1dari 19

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Minum


Air sangat penting untuk menopang hidup mahluk hidup, oleh karena itu pasokan

air harus memadai, aman, dan mudah diakses (WHO, 2011). Peningkatan akses air

minum yang aman dapat bermanfaat bagi kesehatan, oleh karena itu setiap upaya

perlu dilakukan untuk mendapatkan air minum yang aman.


2.1.1 Definisi Air Minum
Definisi air minum adalah air yang telah memenuhi persyaratan kesehatan,

melalui proses pengolahan ataupun tidak melalui proses pengolahan tetapi dapat

langsung diminum oleh masyarakat (Permenkes RI No 492/MENKES/PER/IV/2010).

Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik

Indonesia Nomor 651/MPP/Kep/10/2011 Tetang Persyaratan Teknis Depot Air

Minum dan Perdangannya, yang dimaksud dengan air minum adalah sumber air baku

yang telah diproses terlebih dahulu dana man untuk diminum oleh masyarakat.
2.1.2 Sumber Air Minum
Sumber air minum merupakan salah satu faktor yang menentukan air minum

tersebut layak atau tidak untuk dikonsumsi. Sumber air utama bagi penyediaan air

minum dibedakaan menjadi dua yaitu ait tanah dan air permukaan (Moeller, 2005).

Air tanah yang dimaksud adalah air yang terletak di tempat yang lebih dalam dan

untuk mendapatkannya harus dilakukan pengeboran terlebih dahulu hingga mencapai

kedalam 450-600 meter (Moeller, 2005). Akses terhadap air tanah biasanya terbatas

dalam volume air, dan apabila habis maka sumber air ini tidak bisa digantikan.

Sedangkan yang dimaksud dengan air permukaan adalah air yang berada di
7

permukaan tanah dan dapat ditemui dengan mudah. Contoh sumber air permukaan

adalah danau, waduk, dan sungai.


Sumber air yang digunakan oleh manusia untuk kperluan sehari-hari dibagi

menjadi 3 macam yaitu Air Angkasa (Atmospherik Water), Air Permukaan (Surface

Water) dan Air Tanah (Ground Water). Kualitas berbagai sumber air tersebut berbeda-

beda sesuai dengan kondisi alam serta aktifitas manusia yang ada di sekitarnya.

Air angkasa atau air hujan adalah air yang berasal dari angkasa atau langit yang

berupa air hujan, es dan salju. Kualitas air angkasa tergantung sekali pada kualitas

udara yang dilaluinya sewaktu turun kembali ke permukaan bumi, derajat kekotoran

air dipengaruhi oleh pencemaran udara dimana hujan terjadi.

Air permukaan adalah air yang terdapat diatas permukaan bumi dimana

keberadaannya dapat bersifat sementara atau tetap, air permukaan antara lain meliputi

air sungai, danau, waduk dan air laut, sifat air permukaan dipngaruhi oleh daerah

yang dilaluinya atau daerah sekitarnya.

Air tanah adalah air yang terdapat di dalam lapisan pengandung air di bawah

permukaan tanah, baik sebagai air tanah bebas maupun air tanah artesis, air tanah

terjadi karena proses peresapan air dari permukaan dan terdapat dalam lapisan jenuh

air.

2.1.3 Jenis Air Minum


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 736 Tahun 2010, sumber air

minum dapat diperoleh dari air kemasan, air minum yang didistribusikan melalui pipa
8

untuk keperluan rumah tangga serta air yang didistribusikan melalui tangki air. Jenis

dari air minum tersebut harus memenuhi syarat kesehatan air minum.
2.1.4 Manfaat Air Minum
Peran air sangatlah penting bagi kehidupan. Sekitar 65-70% berat total tubuh

manusia terdiri atas air dan merupakan media tempat berlangsungnya hampir setiap

proses tubuh (Beck, 2000). Kehilangan 1-2% air menyebabkan rasa haus, apabila

kehilangan 5% air dapat menyebabkan halusinasi, dan apabila kita kehilangan 5% air

dalam tubuh dapat berakibat fatal. Meskipun manusia dapat hidup beberapa bulan

tanpa makanan, bertahan dibawah teriknya panas, ataupun dalam kondisi kering,

namun manusia hanya bisa bertahan hidup hanya satu atau dua hari tanpa air.

Kekurangan air dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian (Moeller, 2005).


2.1.5 Persyaratan Kualitas Air Minum
Air minum yang aman adalah air yang telah memnuhi semua persyaratan dilihat

dari kualitas fisik, kimia, mikrobiologi, maupun radioaktif sesuai dengan standar. Di

Indonesia, standar kualitas air minum diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.


Air minum yang ideal seharusnya tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa,

serta tidak mengandung kuman patogrn dan mikroorganisme dan zat kimia

berbahaya. Pada negara maju lebih menekankan pada standar zat kimia, sedangkan

pada negara berkembang lebih menekankan pada standar mikrobiologi.


Dalam Permenkes tersebut diatur parameter wajib dan parameter tambahan.

Aspek radioaktifitas termasuk kedalam parameter tambahan. Parameter wajib

dibedakkan lagi menjadi dua, yaitu parameter yang berhubungan langsung dengan

kesehatan yang mencakup parameter mikrobiologi dan kimia an-organik serta

parameter wajib yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan yang mencakup
9

parameter fisik dan kimia. Parameter wajib dan parameter tambahan mengenai

standar kualitas air minum yang tercantum dan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.


2.1.6 Peran Air dalam Kesehatan
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan mahluk hidup

khususnya manusia. Air selain memberikan manfaat yang menguntungkan bagi

manusia juga dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan manusia, selain

itu juga air yang tidak memenuhi persyaratan sangat baik untuk media penularan

penyakit.
Menurut Dirjen P2M dan PLP Depkes RI (1995) penyakit yang ditularkan melalui

air dapat dikatagorikan menjadi 4 katagori yaitu sebagai berikut :


1. Water Born Diseases
Water Born Diseases adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air, air

minum yang mengandung kuman phatogen dan terminum oleh manusia maka

akan terjadi penyakit. Penyakit yang ditularkan melalui air diantaranya adalah

penyakit kholera, thypoid, hepatitis infektiosa dan gastroentritis.


2. Water Washed Diseases
Water Washed Diseases adalah penyakit yang disebabkan kurangnya air untuk

pemeliharaan hygiene perorangan, dengan terjaminnya kebersihan oleh

tersedianya air yang cukup maka penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi

penularannya pada manusia dan penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis.
3. Water Based Diseases
Water Based Diseases adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit

yang sebagian siklus hidupnya di air seperti Schitostomiasis, Larva

Schitostomiasis hidup di dalam keong-keong air, setelah mencapai waktu larva ini

akan mengubah bentuk menjadi cercacia dan menembus kulit (kaki) manusia
10

yang ada dalam air tersebut. Hal ini dapat terjadi krena manusia menggunakan air

tersebut dalam kehidupan sehri-hari seperti menangkap ikan, mandi, mencuci dan

sebagainya. Penyakit demam berdarah dengue berkembang biak dengan mudah

bila di lingkungan tersebut banyak terdapat tempat-tempat genangan/

penampungan air bersih seperti gentong air, bak dan sebagainya.


2.2 Pengolahan Air Secara Umum
2.2.1 Metoda Pengolahan Air Bersih

Yang dimaksud dengan pengolahan air bersih menurut Totok C Sutrisno dan Eny

Suciasturi (1991) adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat-

sifat suatu zat, hal ini penting artinya bagi air bersih karena dengan adanya

pengolahan ini maka air yang belum memenuhi syarat selanjutnya diolah dengan

berbagai macam cara sehingga kan didapatkan suatu air bersih yang memenuhi syarat

kualitas yang telah ditentukan.

2.2.2 Jenis Pengolahan Air Bersih

Dalam prosespengolahan ini pada umumnya dikenal dengan 2 (dua) cara yaitu

pengolahan lengkap dan pengolahan sebagian.

1. Pengolahan Lengkap
Pengolahan air secara lengkap adalah upaya mengolh air baku untuk

memperbaiki kualitas fisik, kimia dan bakteriologis sehingga memenuhi kualitas

air sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan


A. Pengolahan Fisik yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk

mengurangi/menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur

dan pasir serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air yang

akan diolah.
11

B. Pengolahan Kimia yaitu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-zat

kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya.


C. Pengolahan Bakteriologis yaitu suatu tingkat pengolahan untuk

membunuh/memusnahkan bakteri yang terkandung dalm air bersih, yakni

dengan cara membubuhkan zat disinfektan seperti kaporit dan dengan cara

penyinaran oleh sinar ultra violet.

2. Pengolahan Sebagian
Pengolahan air sebagian adalah upaya mengolah air dengan tujuan tertentu yang

hanya memperbaiki kualitas air dari satu segi saja (fisik, kimia atau bakteriologis)

sehingga memenuhi kriteria kualitas air yang diinginkan, misalnya pengolahan

kimia atau pengolahan bakteriologis saja.


2.2.3 Prinsip Pengolahan Air Bersih

Pada prinsipnya upaya pengolahan air terdiri dari 3 (tiga) proses purifikasi, proses

desinfeksi dan proses netralisasi

1. Proses Purifikasi (Penjernihan) yaitu proses atau upaya memisahkan partikel

kasar/halus melalui proses sedimentasi dan memisahkan koloid dengan

menambahkan bahan-bahan kimia yang disebut bahan koagulan yang terlarut

dalam air sehingga mudah diendapkan.


A. Pra Sedimentasi adalah upaya dalam pngolahan air dengan fisik memisahkan

partikel kasar/halus dalam air dengan cara gravitasi dengan menggunakan bak

sedimentasi.
B. Proses Koagulasi-Flokulasi, adalah proses pengendapan dengan pembunuhan

koagulan terhadap partikel-partikel kecil yang tidak dapat mengendap dengan

sendirinya, sedangkan flokulasi adalah proses pembentukan partikel padat


12

yang lebih besar agar dapat diendapkan dari hasil reaksi partikel kecil

(koloidal) dengan bantuan bahan/zat koagulan yang dibubuhkan.


C. Proses Sedimentasi, adalah upaya dalam pengolahan air dengan cara fisik

memissahkan bend padat hasil koagulasi dalam air dengan cara gravitasi

dengan menggunakan bak sdimentasi.


D. Proses Penyaringan (Filtrasi), adalah proses transportasi dan pengikatan

partikel benda padat dalam suspensi ke permukaan butiran media filtrasi dari

aliran air melalui ceah-celah butiran media saring, bahan yang dimanfaatkan

sebagai media saring diantaranya yaitu : pasir kuarsa, antrasit, zeolit, arang

aktif, andesit dll.


E. Proses Disinfeksi
Proses ini adalah proses pengolahan air dengan cara menambahkan bahan

disinfektan agar air memenuhi syarat yang ditetapkan. Tujuan dari disinfeksi

adalah untuk membunuh atau menonaktifkan bkteri pathogen dengan cara

fisik atau kimia sehingga air memenuhi syarat bakteriologis.


F. Proses Netralisasi
Proses ini adalah proses dalam pengolahan air agar pH air sesuai dengan

yang disyaratkan yaitu pH antara 6.5 – 8.5 upaya ini dilakukan untuk

menghindari terjadinya proses kimia berubah menjadi racun sehingga akan

mengganggu kesehatan.

2.3 Pengolahan Air pada Intansi Pengolahan Air Minum Isi Ulang
2.3.1 Depot Air Minum
Usaha DAM dimulai sekitar tahun 1999 dimana saat itu Indonesia sedang

mengalami krisis moneter yang berakibat kepada pencaharian alternative untuk


13

memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk air minum dengan biaya yang lebih murah

(Amrih, 2005). Sejak tahun 1997, Keberadaan DAM mulai berkembang, mulai dari

400 depot hingga tahun 2005 jumlahnya lebih kurang 6.000 DAM dan tersebar di

berbagai daerah di Indonesia mulai dari wilayah padat penduduk hingga wilayah yang

sulit mengakses air bersih (Pratiwi, 2007)


Air minum isi ulang adalah air yang telah melalui proses pengolahan yang

berasal dari mata air dan telah melewati tahapan dalam membersihkan kandungan

airnya dari segala mikroorganisme pathogen tanpa harus dimasak sehingga air

tersebut dapat langsung diminum. Hal ini dapat dilakukan terus menerus

menggunakan galon yang tetap. DAM adalah industry yang melakukan proses

pengolahan pada sumber air baku kemudian diolah menjadi air minum dan dijual

secara langsung kepada konsumen (Deperindag, 2004)


Regulasi kesehatan DAM, menurut Permenkes RI No.

736/MENKES/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, dalam

permenkes ini telah diatur berupa parameter persyaratan kualitas fisik, kimia, biologi,

dan radioaktif untuk produk air minum isi ulang yang harus dipenuhi
Kegiatan pengawasan yang dilakukan terhadap AMIU dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Kota/ Kabupaten. Untuk pemeriksaan kualitas bakteriologi, air baku

minimal satu sampel tiga bulan \\sekali, air yang siap dimasukkan ke dalam kemasan

minimal satu sampel satu bulan sekali, serta air dalam kemasan minimal dua sampel

minimal satu bulan sekali.


Depot air isi ulang menurut Depkes RI tahn 2003 adalah badan usaha yang

mengelola air minum untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah, beberapa

prsyaratan yang harus ada dalam depot air minum isi ulang adalah sebagai berikut :
14

1. Lokasi
Bangunan harus berada di lokasi yang bebas dari pencemaran, seperti :
A. Daerah tergenang air dan rawa, tempat pembuangan kotoran dan sampah,

penumpukan barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3) dan daerah

lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran terhadap air minum.


B. Perusahaan lain yang menimbulkan pencemaran seperti bengkel cat, las,

kapur, asbes dan barang berrbahaya lainnya.


C. Tempat pembuangan kotoran (tinja) umum, terminal atau daerah padat

pencemaran lainnya.
D.
2. Bangunan
A. Bangunan harus kuat, aman dan mudah dibersihkan dan mudah

pemeliharaannya.
B. Tata ruang depot air minum isi ulang paling sedikit terdiri dari :
a. Ruangan proses pengolahan
b. Ruang tempat penyimpanan
c. Ruang tempat pembagiaan/penyediaan
d. Ruang tunggu pengunjung
e. Lantai depot harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Bahan kedap air
2. Permukaan rata, halus tapi tidak licin, tidak menyerap debu dan mudah

dibersihkan.
3. Kelandaiannya cukup untuk memudahkan pembersihan.
4. Selalu dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
f. Dinding depot harus memenuhi syarat sebagai berikut
a. Bahan kedap air
b. Permukaan rata, halus, tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan
c. Warna dinding terang dan cerah
d. Selalu dalam keadaan bersih, tidak berdebu dan tidak ada pakaian

tergantung
e. Khusus dinding yang berhubungan dengan semprotan air harus rapat

air setinggi 2 meter dari lantai.


f. Atap dan langit-langit depot harus memenuhi syarat sebagai berikut :
15

1. Atap bangunan harus halus menutup sempurna dan tahan terhadap

air dan tidak bocor


2. Kontruksi atap dibuat anti tikus (roodent proof)
3. Langit-langit harus tertutup sempurna, kuat mudah dibersihkan dan

tidak menyerap debu.


4. Tinggi langit-langit minimal 3 meter dari lantai\
5. Pintu depot air harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Bahan pintu harus kuat, tahan lama dan tidak melepaskan zat

beracun
b. Permukaan rata, halus berwarna terang dan mudah dibersihkan
c. Terpasang dengan rapi dan dapat menutup dengan baik
d. Harus selalu terjaga dalam keadaan bersih dan terhindar dari

debu
6. Jendela depot air minum harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Jendela depot harus dibuat dari bahan tembus pandang agar

proses pengolahan dapat terlihat dengan jelas


b. Perrmukaan rata, halus berwarna terang dan mudah

dibersihkan
c. Tinggi sekurang-kurangnya 1 meter diatas lantai
d. Pencahayaan, permukaan tempat kerja dan ruangan pengolahan

dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya baik alam

maupun buatan dengan minimal 10-20 foot candle atau 100-

200 lux
e. Ventilasi, untuk kenyamanan depot harus diatur ventilasi yang

dapat menjaga suhu yang nyaman dengan cara menjamin

terjadi peredaran udara dengan baik, tidak mencemari proses

pengolahan air dan menjaga suhu tetap nyaman dan sesuai

kebutuhan.
7. Sekat pemisah bangunan
16

a. Setiap sekat pemisah bangunan depot untuk pencucian,

pengisian dan pengolahan harus dari bahan yang kuat tidak

melarutkan bahan serta mudah dibersihkan


b. Konstruksi sekat pemisah harus menjamin tidak dapat

dimasuki serangga dan tikus (insect and roodent roof)


c. Dampak Radiasi
1. Setiap proses yang memungkinkan terjadinya dampak

radiasi harus dilakukan perlindungan yang dibutuhkan


2. Untuk mengukur dampak radiasi harus dilakukan pengujian

secara berkala sesuai kebutuhan.


3. Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi yang harus ada adalah tempat cuci tangan yang dilengkapi

dengan sabun pembersih dan saluran limbah


4. Sarana Pengolahan Air Minum
a. Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk pengolahan air minum harus

menggunakan peralatan yang disahkan pemakaiannya oleh Departemen

Kesehatan.
b. Alat dan perlengkapan sebagaimana dimaksud diatas meliputi :
1. Kran pengisian air baku
2. Pipa pengisian air baku
3. Tandon air baku
4. Pompa pengisap dan penyedot
5. Filter
6. Mikro filter
7. Kran pengisian air curah
8. Kran pencucian botol
9. Tangki pembawa air
10. Kran penghubung (hose)
11. Peralatan sterilisasi
12. Bahan/sarana tidak boleh terbuat dari logam berat seperti : Timah hitam

(Pb), Arsen(As), Tembaga(Cu), Seng(Zn), Cadmium(Cd).


5. Air Baku
17

Air baku adalah air bersih yang sesuai dengan peraturan menteri Kesehatan RI

No.416/MENKES/Per/XI/1990 tahun 1990 tentng syarat-syarat Kesehatan dan

Pengawasan Kualitas Air Bersih, jika menggunakan air baku lain harus dilakukan

uji mutu sesuai dengan kemamuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan

air minum dan untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel

secara periodik.
6. Pelayanan Konsumen
a. Setiap produk air minum scara bekala dilakukan pengjian kualitas apakah

telah memenuhi persyaratan kesehatan.


b. Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih dan

steril.
c. Proses pencucian dan sterilisasi botol harus disdiakan oleh pengusaha depot
d. Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang steril
e. Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diperiksa dan tidak boleh

disimpan di depot.
7. Karyawan
a. Karyawan harus sehat danbebas dari penyakit menular
b. Bebas dari luka, bisul, penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi sumber

pencernaan.
c. Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali dalam

setahun)
d. Memakai pakaian yang bersih dan rapi
e. Selalu mencuci tangan setiap melayani konsumen
f. Tidak makan, minum, merokok, meludah dan tindakan lain yang dapat

menyebabkan pencernaan
g. Telah memiliki sertifikat khusus penjamah Makanan dan Air Minum
8. Pekarangan
1. Cukup luas untuk parkir kendaraan dan motor
2. Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan
3. Selalu dijaga kebersihan
4. Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
9. Pemeliharaan
18

a. Pengelola dan karyawan wajib memelihara sarana dan prasarana yang menjadi

tanggung jawabnya
b. Menyediakan tempat sampah dan membuang sampah kontinyu setiap hari
c. Tidak membolehkan sembarang orang masuk ke ruang pengolahan atau ruang

pengisian air minum, hanya orang yang terlatih saja ang boleh kontak dengan

air minum
d. Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat, meliputi :
1. Tugas dan kewajiban penjamah
2. Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
3. Data alamat pelanggan (untuk memudahkan investiagasi dan pembuktian)
4. Ketentuan tentang Sampling Air Minum
5. Jumlah Sampel
Tabel 2.1 Jumlah Sampel
Pelayanan penduduk s/d Jumlah Minimal Sampel
5.000 jiwa atau setara dengan 1.000 KK 1 sampel
5.000 s/d 10.000 jiwa atau setara dengan 2 sampel
1.000 -2.000 KK
> 100.000 jiwa atau setara 20.000 KK 20 ampel

6. Jenis Pemeriksaan Bakteriologis


a. Air Baku Minimal Sampel 3 Bulan
b. Air Minum 1 Sampel setiap 1 Bulan
7. Jenis pemeriksaan Kimia
a. Air Baku Minimal Sampel 3 Bulan
b. Air Minum 1 Sampel setiap 1 Bulan
c. Parameter Mikrobiologi
Eschericia coli dan total bakteri coliform
d. Paremeter Fisik

Bau, warna, Total zat Terlarut (TDS) kekeruhan, rasa, suhu

e. Parameter Kimia An Organik


1. Arsen Flouride (Valensi 6), Cadmium, Nitri (sebagai NO2), Nitrat

(sebagai NO3), Cyanida dan selenium


2. Parameter Kimia
Aumunium, Besi, kesadahan, Chlorida, Mangan, pH, Sulfat,

Tembaga,Sisa Chlor, Amonium.


19

2.3.2 Sinar Ultra Violet

Secara alamiah di dalam troposfir terdapat sinar ultra violet, tetapi tidak dalam

jumlah yang besar. Dengan rusaknya lapisan ozon maka lebih banyak sinar ultra

violet dapat memasuki troposfir. Dalam jumlah kecil, sinar ini baik bagi tubuh karena

membantu dalam pembentukan vitamin d. Efek sinar ultra violet terhadap kesehatan

tergantung pada spektrumnya.

Panjang gelombang dari radiasi sinar ultra violet tersebut dapat dibagi ke dalam

beberapa antaranya (range), yaitu:

1. Spektrum elektromagnetik antara 4000-3000 Å disebut sinar hitam, radiasinya

dapat meningkatkan jumlah pigmen pada kulit.


2. Ultra Violet dengan panjang gelombang antara 3200-2800 Å diebut daerah

erythma, yakni dapat membuat kulit menjadi merah. Pada dosis kecil tidak terlalu

berpengaruh, tetapi bila dosis besar kulit dapat terbakar dan melepuh.
3. Ultra violet dengan panjang gelombang antara 2800-2200 Å bersifat bakterisidal

dan sering digunakan untuk desinfeksi maupun udara.


4. Ulta violet dengan panjang gelombang antara 2200-1200 Å adalah yang paling

efesien membentuk ozon. Efek kronis penyinaran dengan ultra violet adalah

terbentuknya kanker kulit.

Matahari adalah pemancar radiasi sinar ulta violet yang kuat tetapi hanya ulta

violet dekat mencapai permukaan bumi sebab ozon di atmosfer menyerap semua

panjang gelombang di bawah 290 nm.

Desinfeksi/sterilissi dengan menggunakan sinar ultra violet banyak dipergunakan

pada pengolahan air minum baik dalam skala kecil maupun besar. Sinar ultra violet
20

sangat efektif dalam mendesinfeksi/sterilisasi baik terhadap air maupun air buangan.

Berdasarkan pertimbangan teknik, maka desinfeksi/sterilisasi yang menggunakan

sinar ulta violet masih memerlukan adanya sisa chlor dalam pengolahan, khususnya

pada pengolahan air buangan. Derajat aktifitas sinar ulta violet yaitu pada intensitas

radiasi sampai menyentuh organisme yang akan dibunuh. Faktor pengaruh aktifitas

sinar ultra violet yakni pada COD atau TOD.

Tidak seperti halnya chloroamin, sinar ulta violet diukur dengan microwatt per

centimeter persegi (UV/cm²) dan jika dikalikan dengan waktu detensiakan diperoleh

dosis ultra violet (D1) yaitu watt detik/cm².

2.3.3 Prinsip pengolahan Air Pada Instalasi Pengolahan Air Minum Isi Ulang

Penggunaan sumber air sangat menentukan peralatan yang akan digunakan,

misalnya jika menggunakan sumber air tanah maka prosesnya meliputi filterisasi dari

air tanah menjadi air bersih sesuai standar air minum.

Apabila menggunakan air hasil olahan Perusahaan Air Minum (PDAM), alat

yang digunakan meliputi :

1. Tangki air, berfungsi untuk menampung air sesuai kapasitas produksi/hari, dapat

terbuat dari stainless steel, fiber glas atau plastik.


2. Pompa Air, menggunakan jenis pompa semi jet, terbuat dari bahan stainless steel

atau plastik.
3. Filter Air, jenis absorbsi, bahan tabung terbuat dari stainless steel, PVC atau fiber

glass, fungsi dari filter tersebut adalah untuk menyaring dan menyeimbangkan

unsur air sehingga diperoleh keseimbangan baru unsur air standar air minum.
21

4. Ozon, berfungsi mensterilisasi media/tempat berlangsungnya proses filterisasi air,

tabung filter,tangki air dan instalasi sehingga proses terhindar dari kontaminasi

dengan zat/unsur yang diperlukan.


5. Ultra Violet yang berfungsi membunuh bakteri dan mikroorganisme pada air.
6. Cartidge/Mikrofilter berupa saringan mikron untuk menyaring partikel kecil

dalam air.
7. Kran Outlet, keluaran air dari proses harus maksimal sesuai dengan kapasitas

produksi yang dibutuhkan.

Sedangkan peralatan standar yang ada di depot air minum isi ulang untuk

kapasitas 2500 liter/jam adalah sebagai berikut :

a. 2 unit Tangki penampungan kapasitas 5200 liter


b. 1 unit Pompa Transfer
c. 1 Unit Sand Filter TF 10 kapasitas 3000 liter/jam
d. 1 unit Carbon Filter TF 10 kapasitas 3000 liter/jam
e. 1 unit Cartidge Filter TF 06
f. 6 Unit Mikrofilter
g. 1 unit Tangki Stainless Steel kapasitas 1000 liter
h. 1 unit Pompa transfer JT100
i. 1 unit Sterilisasi air tanwing T-2500 kapasitas 2500 liter/jam
j. 3 unit Pengisian air ke galon
k. 7 unit Nozzle spray pencucian galon
2.4 Tinjauan Tentang Bakteri Coliform
2.4.1 Penggolongan Bakteri Coliform
1. Golongan Klebsiella – Entrobacter – seratis
a. Klebsiella pneumoniae sering ditemukan pada infksi-infeksi saluran

pernapasa, saluran pencernaan dan saluranair kemih di rumah sakit.


b. Enterobacter aerogeous, hidup dalam saluran pncernaan atau bisa juga

ditmukan secara bebas. Bakteri ini menyebabkan infeksi saluran air

kmih dan sepsis


c. Serratia marcescens, btang kecil dan gram hegatif yang biasanya hidup

secara bebas
22

d. Enterobacter haufiae kadang-kadang dihubungkan dengan

gastroenteritis
2. Golongan Arizoma – Edwardsiella – Citobacter :
Golongan ini meragikan laktosa sangat lambat atau tidak sama sekali.

Kuman ini mirip salmonela dalam ciri-ciri biokimia dan kadang

mempunyai daya pathogen bagi manusia, bila kuman tersebut menyebabkan

gastoenteritis atau sepsis.


3. Golongan Propudence
Organisme golongan ini secara biokimia memiliki hubungan dengan

Proteous, dominasi asam amino (misal lisin) dan ditemukan hidup bebas

atau pada infeksi saluran air kemih, sepsis dan sebagainya. Selain spesies-

spesies diatas, bakteri golongan coliform yang merupakan penghuni tetap

usus manusia adalah Eschericia coli.


2.4.2 Morfologi dan Identifikasi
1. Ciri-ciri Organisme
Bakteri coliform adalah bakteri yang berbentuk batang, gram negatif

yang dapat membentuk rantai, dalam keadaan pembiakan yang tidak cocok

terjadi filament yang panjang.


Bakteri coliform maupun coli tinja mampu tumbuh secara optimal

pada suhu 37°C dan ada pula yang bertahan hidup sampai 44°C dan

biasanya terdapat pada saluran pencernaan. Bakteri golongan coliform

tersebut termasuk semua bakteri yang bersifat aerob dan fakultatif

anaerobic, gram negatif, tidak membentuk spora, berbentuk batang maupun

meragikan (fermentasi) laktosa dengan membentuk gas pada media yang

ditentukan atau disediakan dalam 48 jam pada suhu 37°C.


2. Sifat-sifat Pertumbuhan
Uji biokimia yang umumnya terdapat adalah sebagai berikut :
23

Tabel 2.2 Uji Biokimia


Indole MR VP Citrate TYPE
+ + - - Typical E.coli
- + - - Atypical E. coli
+ + - + Typical Intermediate
- + - + Atypical Intermediate
- - + + Typical E.aerogenes
+ - + + Atypical E.aerogenes
3. Patogenesis dan Patologi
Kuman coliform sebagian besar flora aerobik usus normal, di dalam

usus umumnya kuman ini tidak dapat menimbulkan penyakit, tetapi dapat

membantu fungsi normal. Organisme ini menjadi pathogen bila mencapai

jaringan diluar saluran pencernaan, khususnya saluran air kencing, saluran

empedu,paru-paru, peritonium atau saluran otak dapat menyebabkan

peradangan pada tempat-tempat tersebut.


Bila daya tahan tubuh kurang terutama pada bayi yang baru lahir, para

manula, pada stadium terminal penyakit-penyakit lain, setelah penekanan

umum atau dengan katerisasi vena atau uretra yang terus menerus kuman

coliform dapat mencapai aliran darah dan menyebabkan aliran sepsis.


Dalam proses penularannya, bakteri pathogen dapat masuk ke dalam

tubuh manusia melalui makanan atau air dan kontak dengan manusia

lainnya, atau hewan yang terinfeksi dan melalui udara. Melalui air

khususnya bakteri dapat masuk ke dalam tubuh manusia lewat kulit, selaput

lendir, mata, hidung dan telinga atau lewat kerongkongan bila air yang

diminum mengandung bakteri tersebut. Oleh karena itu penyakit-penyakit

menular biasanya mudah ditularkan melalui air, disamping cara lain maka

penerapan kualitas air dari sudut tersebut. Tetapi untuk menentukan ada
24

tidaknya bakteri pathogen tersebut akan sangat sedikit. Oleh karena itu

bakteri pathogen akan segera mati oleh keadaan yang tidak menguntungkan

bagi kehidupannya atau tidak tahan hidup lebih lama terhadap lingkungan

yang tidak sesuai dengan lingkungannya.


Bakteri golongan coliform dapat dijadikan sebagai bakteri indikator

pencemaran bakteriologis. Apabila ditemukan bakteri golongan coliform

dalam air maka kemungkinan terdapat mikroorganisme pathogen lainnya

dalam air tersebut.

Anda mungkin juga menyukai