Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai
saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi.
Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Rumus kimianya
adalah H2O, yang setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan dua atom
hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen. Air sebagian besar terdapat di laut(air
asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga
dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.
Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata
air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.

Menurut Slamet (2004) komposisi air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50-70%
dari seluruh berat badan. Sedangkan tingkat konsumsi air bersih berbeda antara pedesaan
dan perkotaan. Menurut Manual Teknis Upaya Penyehatan Air, Ditjen P2PLP Depkes RI
(1996.5), kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan berkisar 150 lt/org/hr, dan untuk
masyarakat pedesaan 80 lt/org/hr. Air tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari dan
keperluan pendukung lainnya termasuk yang mendukung kebutuhan-kebutuhan
sekunder. Sementara yang dimaksud air pada uraian ini, merupakan semua air yang
terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air
permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.

Air merupakan substansi kimia dengan rumus H2O. Satu molekul air terdiri dari dua
atom hidrogen yang terikat pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau pada kondisi normal. Kondisi yang dimaksud adalah pada
tekanan 100 kPa (1 bar) dan suhu 273,15 Kelvin. Air merupakan suatu zat pelarut yang
penting yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia seperti asam,
garam, beberapa jenis gas, dan molekul-molekul organic tertentu.

Air Minum Isi Ulang (AMIU) merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat dalam
pemenuhan kebutuhan air minum sehari-hari. Keberadaan depot air minum isi ulang
terus meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang

1
bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Meski lebih murah, tidak semua depot air minum
isi ulang terjamin keamanan produknya.Kecenderungan penduduk untuk mengkonsumsi
air minum siap pakai demikian besar, sehingga usaha depot pengisian air minum tumbuh
subur dimana-mana yang perlu diawasi, dibina dan diawasi kualitasnya agar selalu aman
dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat (Kemenkes, 2010). Masyarakat mulai beralih
mengkonsumsi air minum yang di produksi oleh Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU).
Hal ini disebabkan harga yang lebih murah dibandingkan dengan Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK), lebih praktis karena masyarakat sebagai konsumen tidak perlu
memasak air, penggunaan wadah air minum yang bisa dipakai berulang kali serta adanya
pelayanan antar jemput sehingga konsumen tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkan
air minum dari DAMIU. Peningkatan jumlah penduduk yang diikuti dengan peningkatan
akan kebutuhan air minum mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah rumah tangga
yang mengkonsumsi air minum dari depot air minum isi ulang.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, terdapat peningkatan rumah
tangga yang menggunakan air isi ulang sebagai sumber air minum dari 13,8% pada tahun
2010 meningkat menjadi 21% pada tahun 2013. Proporsi rumah tangga berdasarkan jenis
sumber air minum yang menggunakan air isi ulang mempunyai presentase yang cukup
besar setelah sumur gali terlindung 22,5%. Hal ini terjadi seiring dengan kemajuan
teknologi serta semakin tinggi tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan terutama
dalam pemenuhan air bersih untuk minum, sementara itu persediaan air tanah yang
selama ini menjadi sumber utama air minum sudah berkurang sehingga beralih kepada
produk air minum isi ulang/kemasan (Riskesdas 2013).

Sebagai air minum, air minum isi ulang harus memenuhi persyaratan kualitas yang telah
ditetapkan. Namun kualitas air minum isi ulang masih diragukan karena diduga dapat
terkontaminasi oleh berbagai cemaran yang dapat membahayakan kesehatan manusia
jika penanganan dan pengolahannya kurang baik. Pemeriksaan kualitas bakteriologis air
minum dalam kemasan termasuk air minum isi ulang harus dilakukan pemeriksaan
cemaran bakterinya secara berkala. Dalam lampiran Kepmenkes No. 907 tahun 2002
ditetapkan bahwa pemeriksaan kualitas bakteriologi air minum dalam kemasan dan air
minum isi ulang disebutkan bahwa pemeriksaan bakteriologis air baku untuk air minum

2
harus dilakukan setiap 3 bulan sekali sedangkan untuk air minum yang siap dimasukkan
ke dalam kemasan minimal 1 kali setiap bulan (Radji dkk., 2008).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa saja proses pengisian depot air minum?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pengisian depot air minum

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.I. Pengertian Depot Air Minum


Air minum merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, yang harus tersedia dalam
kuantitas yang cukup dan kualitas yang memenuhi syarat dan terjamin kontinuitasnya.
Meskipun alam telah menyediakan air dalam jumlah yang cukup, tetapi pertambahan
penduduk dan peningkatan aktivitasnya telah mengubah tatanan dan keseimbangan air di
alam. Sebagian besar air yang tersedia tidak lagi layak dikonsumsi secara langsung dan
memerlukan pengolahan supaya air dari alam layak dan sehat untuk dikonsumsi.

1. Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat¬Syarat


dan Pengawasan Kualitas Air bersih, Air minum adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan langsung dapat diminum.
2. Menurut Permendagri No. 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata
Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum, Departemen
dalam Negeri Republik Indonesia, Air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.

2.2 Pengertian Air Minum Isi Ulang

Air Minum Isi Ulang adalah air yang sudah diolah yang berasal dari mata air, yang telah
melewati tahapan dalam membersihkan kandungan air nya dari segala kuman dan bakteri
yang terkandung didalamnya tanpa harus dimasak ( cara tradisional), sehingga air
tersebut dapat langsung diminum, dan hal ini dapat dilakukan secara terus menerus,
mengapa dinamakan air minum isi ulang (AMIU) karena konsumen yang mengkonsumsi
air yang telah melalui proses ini biasanya menggunakan Galon air dari beberapa merk,
sehingga dinamakan air isi ulang.

2.3 Prospek Penggunaan Air Minum Isi Ulang

Istilah air kemasan belum lama muncul di Indonesia. Baru pada tahun 1972-an istilah
tersebut dikenal oleh masyarakat luas, dengan dihasilkannya air kemasan yang pertama
kali, dengan merk Aqua. Orang awam mengatakan bahwa air kemasan juga dinamakan

4
air mineral. Sebagai produk baru, kemunculan air kemasan bersaing dengan beberapa
produk minuman ringan, terutama pada masyarakat perkotaan. Pada saat ini muncul
istilah air isi ulang yang harganya jauh lebih murah daripada air kemasan.

Air mineral adalah air yang mengandung mineral alami dan kandungan mineralnya tidak
boleh kurang dari 500 ppm. Ada air mineral yang kandungan mineralnya kurang dari 500
ppm, air yang demikian dinamakan light mineral water. Sedangkan air mineral yang
mineralnya ditambahlan dari bahan kimia digolongkan sebagai mineralized water. Air
mineral jenis ini dahulunya diperdagangkan sebagai komoditas obat, tetapi akhirnya
diperdagangkan sebagai air minum biasa.

Kemungkinan besar bahwa bermunculan air kemasan memiliki cirri khas tersendiri yang
tidak disaingi oleh jenis air lainnya. Hal ini terutama sifatnya yang praktis dipakai dan
kebersihannya yang umumnya memenuhi standar kesehatan. Apalagi hal ini diperburuk
dengan kualitas air minum di dunia yang semakin menurun kualitasnya. Keistimewaan
air kemasan antara lain, Karena rasa, bau, warna tidak berubah dari rasa, bau, dan warna
air alami. Walaupun selama proses terhadap bahan baku air kemudian ditambahkan zat
kimia untuk membunuh mikroorganisme yang mungkin ada dan membahayakan
kesehatan manusia.

Pada saat ini kebutuhan air minum yang sehat sangat dibutuhkan oleh semua orang.
Salah satunya air kemasan yang merupakan dambaan kebutuhan hidup yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi. Harga yang relatif tinggi pada awal produk ini diluncurkan bila
dibandingkan dengan air dari PDAM, sekarang ternyata sudah dianggap biasa, artinya
daya beli masyarakat pada air kemasan ini sudah semkain meningkat. Hal ini terbukti
dalam kurun waktu yang tidak lama, produk air kemasan buatan Indonesia berkembang
sangat pesat.

5
2.4 Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang

Urutan proses produksi air minum di Depot air minum adalah sebagai berikut :

1. Penampungan air baku

Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki air dan
selanjutnya ditampung dalam bak tendon. Bak tendon dibuat dari bahan tara pangan
(food grade) dan bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air.Tangki
pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri atas:

(1) Khusus digunakan untuk air minum

(2) Mudah dibersihkan dan didesinfektan, diberi pengaman.

(3) Harus mempunyai ”manhole”

(4) Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran.

(5) Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus diberi
penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari kemungkinan
kontaminasi. Tangki, selang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan
tara pangan (food grade) tahan korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari
air. Tangki pengangkutan harus dibersihkan, disanitasi dan desinfeksi bagian
luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali.

2. Penyaringan bertahap

Tahapan penyaringan antara lain terdiri dari :

(1) Saringan berasal dari pasir atau sandfilter

(2) Saringan karbon aktif atau carbon filter

(3) Saringan halus atau micro filter

6
3. Desinfeksi

Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman patogen. Proses desinfeksi


dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki pencampur ozon
minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaatsetelah pengisian berkisar antara 0,06 – 0,1
ppm. Tindakan desinfeksiselain menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara
penyinaranUltra Violet (UV) dengan panjang gelombang 254 mm atau kekuatan
2.537 derajat Angstrom. Proses desinfeksi sinar ultra violet yaitu dengan
melewatkan air kedalam tabung atau pipa yang disinari dengan lampu ultra violet.

4 . Pengisian

Pengisian ketempat air (wadah) dilakukan dengan menggunakan alat serta dilakukan
dalam tempat pengisian yang hygienis.

5.Penutupan

Penutupan tempat air (wadah) dapat dilakukan dengan tutup yang dibawa konsumen
dan atau yang disediakan oleh Depot air minum.

2.5 Syarat-syarat Air Minum Isi Ulang

Syarat syarat kualitas AMIU sebagai berikut :

a) Fisika : Parameter yang diperiksa seperti bau, jumlah zat padat terlarut (TDS),
kekeruhan, rasa, suhu, warna.

b) Kimia

 Kimia Anorganik

Parameter yang diperiksa seperti Air raksa, Aluminium, Arsen, Barium, Besi,
Florida, Kadmium, Kesadahan, Khlorida, Kromium, Mangan, Natrium, Nitrat,
Nitrit, Perak, PH, Selenium, Seng, Sianida, Sulfat, Sulfida, Tembaga, Timbal.

 Kimia Organik

Parameter yang diperiksa zat organik sebagai KMnO4


7
2.6 Mikrobiologi : Parameter yang diperiksa seperti E. Coli, Koliform tinja dan total
Koliform

1. Manfaat dan Dampak dari mengkonsumsi Air Minum Isi Ulang


2. Manfaat dari mengonsumsi air minum isi ulang

3. Praktis

Dahulu orang pedesaan menjernihkan air dengan saringan yang terbuat dari sabut
kelapa, ijuk, atau pasir, serta cara-cara fisik lainnya. Seiring perkembangan zaman dan
tuntutan kebutuhan, proses penjernihan air telah disediakan oleh depot-depot pengisian
ulang dengan menggunakan senyawa kimia dan teknologi sehingga untuk mendapatkan
air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan tidaklah cukup hanya dengan
penyaringan atau penjernihan tapi dengan membunuh mikroorganisme. Hal inilah yang
dimanfaatkan oleh beberapa kalangan masyarakaty untuk menggunakan air minum isi
ulang karena alasan praktis.

1. Higienis

Pada saat ini kebutuhan akan air minum yang seh at sangat dibutuhkan oleh semua
orang mengingat buruknya kualitas air minum di dunia yang menurun. Oleh karena
itu, air minum isi ulang yang merupakan dambaan kebutuhan hidup yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi. Keistimewaannya antara lain karena rasa, bau, dan warna tidak
berubah dari rasa, bau, dan warna air alami. Hal ini karena selama proses terhadap
bahan baku air ditambahkan zat-zat kimia untuk membunuh mikroorganisme.

2. Menciptakan Lapangan Kerja

Bisnis Air kemasan di Indonesia cukup menjanjikan. Baik jumlah pengusaha yang
menghasilkan, merk, bentuk, ukuran, dan lain sebagainya. Jika dahulu air mineral itu
hanya terbatas di kemasan dengan volume terbatas dengan cukup satu kali minum,
sekarang sudah sampai kemasan besar untuk keperluan keluarga dalam ukuran galon.
Jadi usaha Depot Air Isi Minum Ulang (DAIMU) dapat merebut pasaran luas di
masyarakat sehingga dapat menciptakan lapangan kerja.

8
3. Dampak dari mengonsumsi Air Minum Isi Ulang :

a) Terhadap kesehatan

Penggunaan zat-zat kimia dalam proses pengolahan air minum isi ulang dari
sumber air baku mungkin saja zat kimianya tidak terkontaminasi seluruhnya,
sehingga zat-zat kimia yang terdapat dalam air tersebut dapat saja
membahayakan kesehatan manusia. Zat-zat kimia tersebut dapat saja
menimbulkan bakteri jika mengendap dalam jangka waktu yang lama. Bakteri
tersebut antara lain, adalah :

1. parasit dan mikroorganisme pathogen.

2. e. coli

3. bakteri sulfida anaerob

4. pseudomonas

5. Terhadap lingkungan

Telah dibahas sebelumnya bahwa usaha depot air minum isi ulang tengah
berkembang pesat di masyarakat. Jadi, penggunaan sumber air baku yang
berasal dari air tanah juga tergerus dengan semakin banyaknya depot air minum
isi ulang. Hal ini dikarenakan sumber air baku dari air minum isi ulang tidaklah
sembarangan, sehingga jika dilihat dari lingkungan akan berdampak makin
berkurangnya air bersih yang berasal dari tanah.

a) Pola pikir masyarakat

Akibat makin meningkatnya aktivitas manusia terhadap lingkungan yang


mengeksplorasinya sehingga kualitas air bersih semakin menurun. Hal ini
mengurangi kepercayaan masyarakat untuk mengkonsumsi air yang dikelola
oleh dinas terkait. Sehingga pola pikir masyarakat cenderung untuk
mengkonsumsi air minum dari depot.

b) Gaya hidup

9
Masyarakat masa kini cenderung memilih air minum isi ulang dari depot
dibandingkan harus memasak, menyaring, atau menjernihkan air. Ini
disebabkan aktivitas dari manusia itu sendiri yang meningkat, sehingga
terbentuk gaya hidup yang konsumtif dan serba praktis.

c) Tantangan penggunaan air minum isi ulang di Indonesia

Berkembang pesatnya produk-produk air minum isi ulang menimbulkan


permasalahan baru, yakni mengenai mutu atau kualitasnya. Apakah
kualitasnya sesuai dengan labelnya atau keterangan yang terdapat pada
kemasannya. Hal ini karena ada indikasi dalam rangka persaingan dagang
bisa juga tanpa memerhatikan ketentuan dan peraturan yang ada mengenai
standar kualitas air kemasan atau air minum isi ulang lainnya. Sehingga
kehati-hatian untuk memilih, membeli, dan kemudian meminumnya
merupakan hal yang harus diperhatikan oleh pengguna atau konsumen.

Selain itu, cara pengawasan kualitas AMIU seperti diatur dalam KepMenKes
907/Menkes/SK/VII/2002, perlu di tingkatkan. Maka perlu dilaksanakan
kegiatan secara terus menerus dan beresinambungan agar air yang digunakan
oleh penduduk dari penyediaan air minum yang ada terjamin kualitasnya.

Keadaan higiene sanitasi tempat bangunan dan proses pengolahan yang


kurang memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi sumber keberadaan
bakteriologis dan kontaminasi bahan kimia pada depot air minum isi ulang.

Namun, pengawasan yang dilakukan oleh pihak terkait kurang efektif dan
efesien, masalah yang muncul akibat rendahnya mutu pengawasan adalah
banyaknya depot AMIU yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti yang
diatur dalam Kepmenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002. Berdasarkan SK
Menkes tersebut definisi air minum adalah air yang bisa langsung diminum,
sedangkan AMIU lebih tepat disebut air bersih atau air baku untuk minum
yang harus diolah (dimasak) kembali hingga layak dikonsumsi. Ada beberapa
penyebab AMIU terkontaminasi diantaranya bersumber dari air baku, wadah
tempat distribusi tidak memenuhi standard hygiene dan sanitasi depot AMIU,
juga proses filtrasi dan desinfektan dengan teknologi yang rendah.

10
Di samping itu banyak depot yang mengklaim bahwa sumber air baku
berasal dari mata air pegunungan dengan anggapan bahwa air permukaan
tersebut sudah terjamin kualitasnya dan sudah memenuhi persyaratan air
minum. Namun kenyataannya tidak demikian. Buktinya telah banyak
ditemukan air minum isi ulang yang berasal dari depot yang mengandung
zat-zat kimia berbahaya.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hasil

A. Proses Produksi Depot Air Minum

1. Penampungan Air Baku

Penampungan air baku ditampung dalam bak pewadahan sebesar 3000 Liter dan air
baku berasal dari sumur bor dengan jarak saptictank lebih dari 10 meter. Tangki
penampungan mempunyai tutup dan dibersihkan kalau dirasa sudah kotor.

2.Penyaringan Bertahap

Penyaringan yang dipakai menggunakan sand filter berfungsi untuk membersihkan


kotoran secara fisik seperti pasir, kerikil dan partikel-pertikel tersuspensi.
Penggantian filter yang ada diganti kalau sudah pengisian 1000 tutup botol.

3. Desinfeksi
Setelah Dilakukan Pembersihan secara fisik dan kimia, proses selanjutnya adalah
pembersihan mikroorganisme. Desinfeksi dimaksud untuk membunuh kuman
patogen yang terdapat dalam air baku sehingga air minum yang dihasilkan aman
untuk diminum. Saat desinfeksi menggunakan ultra violet dengan penggantian
lampu sebagai media ultra violet selaam 1 tahun sekali.
4. Pewadahan
Sebelum dilakukan pewadahan air hasil olahan, terlebih dahulu kemnasan dicuci
dan didesinfeksi menggunakan ultra violet
Tahapan yaitu pencucian wadah, pengisian dan penutupan
1) Pencucian wadah
Pencucian wadah menggunakan alat yang otomatis dengan sikat pembersih.
Sikat pembersih diganti saat sudah rusak
2) Pengisian dan Penutupan Botol
Pengisian dilakukan secara langsung saat pembeli datang dan botol yang
sudah diisi diberi tutup tanpa diberi segel

B. Hasil Pengamatan

12
INSPEKSI SANITASI DEPOT AIR MINUM (DAM)

1. Nama DAM : Depot Air Minum Alkha


2. Nama Pemilik/Penanggung Jawab : Ibu Pediawati
3. Alamat DAM : Jalan Raden Gunawan
4. Tanggal/Bulan/Tahun Beroperasi : 25 November 2015
5. Lokasi/tempat sumber air baku : Hajimena
6. Jarak dari sumber air baku : 15 meter
7. Luas Bangunan :10 m2

Objek Tanda () Nilai URAIAN

I. Tempat
1 Lokasi bebas dari pencemaran dan penularan penyakit
2 Bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan dan mudah
pemeliharaannya
3 Lantai kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak
retak, tidak menyerap debu, permukaan rata, warna
terang, serta mempunyai ketinggian khusus
4 Dinding kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin,
tidak retak, tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan,
serta warna yang terang dan cerah
5 Atap dan langit-langit harus kuat, anti tikus, mudah
dibersihkan, tidak menyerap debu, permukaan rata, dan
berwarna terang, serta mempunyai ketinggian cukup
6 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan,
penyimpanan, pembagian/penyediaan, dan ruang tunggu
pengunjung/konsumen
7 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak
menyilaukan dan tersebar secara merata
8 Ventilasi menjamin peredaraan/pertukaran udara dengan
baik
9 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung
kenyamanan dalam melakukan pekerjaan/aktivitas
10 Memiliki akses kamar mandi dan jamban
11 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang alirannya
lancar dan tertutup

Objek Tanda () Nilai U RAIAN


12 Terdapat tempat sampah yang tertutup
13 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir
13
dan sabun
14 Bebas dari tikus, lalat dan kecoa
I. PERALATAN
15 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan
16 Mikrofilter dan peralatan desinfeksi masih dalam masa
pakai/tidak kadaluarsa
17 Tandon air baku harus tertutup dan terlindung
18 Wadah/botol galon sebelum pengisian dilakukan
pembersihan
19 Wadah/galon yang telah diisi air minum harus langsung
diberikan kepada konsumen dan tidak boleh disimpan
pada DAM lebih dari 1x24 jam
20 Melakukan sistem pencucian terbalik (back washing)
secara berkala mengganti tabung macro filter.
21 Terdapat lebih dari satu mikro filter (µ) dengan ukuran
berjenjang
22 Terdapat peralatan sterilisasi, berupa ultra violet dan atau
ozonisasi dan atau peralatan disinfeksi lainnya yang
berfungsi dan digunakan secara benar
23 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)
24 Ada fasilitas pengisian botol (galon) dalam ruangan
tertutup
25 Tersedia tutup botol baru yang bersih
II. PENJAMAH
26 Sehat dan bebas dari penyakit menular
27 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit
28 Berperilaku higiene dan sanitasi setiap melayani
konsumen
29 Selalui mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
setiap melayani konsumen
30 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi
31 Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
minimal 1 (satu) kali dalam setahun
32 Operator/penanggung jawab/pemilik memiliki sertifikat
telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum
III. AIR BAKU DAN AIR MINUM
33 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologi
dan kimia standar
34 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan pasok air
baku
35 Kendaraan tangki air terbuat dari bahan yang tidak dapat
melepaskan zat-zat beracun ke dalam air/harus tara
pangan
36 Ada bukti tertulis/sertifikat sumber air
37 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke
depot air minum dan selama perjalanan dilakukan
desinfeksi
38 Kualitas Air minum yang dihasilkan memenuhi
14
persyaratan fisik, mikrobiologi dan kimia standar yang
sesuai standar baku mutu atau persyaratan kualitas air
minum

III.2 Pembahasan
Depot air minum alakha berlokasi dijalan raden gunawan yang dimiliki oleh ibu
pediawati dengan sumber air baku sumur bor dengan jarak septictank lebih dari 10 meter,
saat pencucian wdah menggunakan alat otomatis menggunakan sikat, sikat yang dipakai
diganti apabila sudah rusak dan pencucian hanya menggunakan air biasa tanpa dibilang
menggunakan air baku, Filter yang dipaki yaitu sand filter yang akan diganti pada saat
pengisian sudah mencapai seibu botol, dan saat desinfeksi menggunakan ultra violet
dengan lampu yang akan diganti setiap tahun sekali dan saat pengisian dilakukan secra
langsung tanpa ditimbun dan diberi tutup botol tanpa diberi segel. Depot air minum isi
ulang alakha belum mempunyai sertifkat yang mengukur persyaratan fisik, kimia dan
mikrobiologi dan belum melakukan uji pemriksaan secara berkala.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Depot air minum isi ulang melakukan prose produksi dalam 4 tahap yaitu
penampungan air baku, penyaringan bertahap, desinfeksi dan pewadahan
2. Depot air minum yang dilakukan pengamatan yaitu depot air minum isi ulang
alakha
3. Depot air minum alakha belum mempunyai seritifikat uji persyaratan fisik,
kima dan mikbiologi

15
4.2 Saran

1. Depot air minum isi ulang alakha sebaiknya membuat sertifikat uji layak
persayaratan fisik, kimia dan mikrobiologi
2. Sebaiknya filter diganti setahun sekali bukan dari pengisian seribu tutup botol
karena belum tentu selama setahun menjual seribu botol

DAFTAR PUSTAKA

Yushananta Prayudi, Pengolahan Air pada Depot Air Minum, Power Point

http://lhidyasusantiani.blogspot.com/2016/06/makalah-pembuatan-usaha-air-galon.html

http://mambulu.blogspot.com/2014/10/makalah-usaha-depot-air-minum-isi-ulang.html

http://scholar.unand.ac.id/12748/2/BAB%20I.pdf

https://httpdeltateknik.wordpress.com/2016/08/30/air-minum-isi-ulang/

16
17

Anda mungkin juga menyukai