Anda di halaman 1dari 17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Air Bersih

a. Definisi Air Bersih

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk

kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet

lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun

kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Penempatan air sebagian besar

terdapat di laut / air asin dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-

puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai,

muka air tawar, danau, uap air dan lautan es. Air dalam obyek-obyek

tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan,

hujan dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air,

muara, sungai) menuju laut.Air yang bersih sangat penting bagi kehidupan

manusia dan alam sekitar. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan

persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan

terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan

Eropa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas

(uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di

permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.

7
8

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan

akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai

batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem

penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah

persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia,

biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak

menimbulkanefeksamping(Ketentuan Umum Permenkes

No.416/Menkes/PER/IX/1990)6.

b. Sumber-sumber air

Dari siklus hidrologis dapat di lihat adanya berbagai sumber air tawar

yang dapat pula di perkirakan kualitas dan kuantitasnya secara sepintas.

Sumber-sumber air tersebut adalah

1) Air permukaan yang merupakan air sungai, dan danau.

2) Air tanah yang tergantung kedalamannya bisa disebut air tanah

dangkal atau air tanah dalam.

3) Air angkasa, yaitu air yang berasal dari atmosfir, seperti hujan dan

salju. Kualitas berbagai sumber air tersebut berbeda-beda sesuai

dengan kondisi alam serta aktivitas manusia yang ada di sekitarnya.

(Budiman Chandra, 2009:37)7

c. Beberapa sifat-sifat air

Sifat air yang penting dapat di golongkan ke dalam

1) Sifat fisik,yaitu air di dunia ini di dapatkan dalam ketiga wujudnya,

yakni bentuk padat sebagai es, bentuk cair sebagai air dan bentuk
9

gas sebagai uap air. Bentuk mana yang akan di dapatkan, tergantung

keadaan cuaca yang ada setempat.

2) Sifat kimiawi, yaitu air yang bersih mempunyai pH = 7, dan oksigen

terlarut jenuh pada 9 mg/l. Air merupakan pelarut yang universal,

hampir semua jenis zat dapat larut di dalam air. Air juga merupakan

cairan biologis, yakni didapat di dalam tubuh semua organisme.

Dengan demikian, spesies kimiawi yang ada di dalam air berjumlah

sangat besar.

3) Sifat biologis, yaitu kehidupan itu dikatakan berasal dari air. Di

dalam perairan selalu didapat kehidupan, fauna dan flora. Benda

hidup ini berpengaruh timbal balik terhadap kualitas air. Di dalam

suatu lingkungan air, terdapat berbagai benda hidup yang khas bagi

lingkungan tersebut. Benda hidup di perairan karenanya dibagi ke

dalam organisme yang native dan yang tidak native bagi lingkungan

tersebut7.

d. Air dan manusia

Air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50-70% dari seluruh

berat badan (1,2). Air terdapat di seluruh badan : di tulang terdapat air

sebanyak 22% berat tulang, di darah dan ginjal sebanyak 83%. Pentingnya

air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ,

seperti 80% dari darah terdiri atas air, 25% dari tulang, 75% dari urat

syaraf, 80% dari ginjal, 70% dari hati dan 75% dari otot adalah air.

Kegunaan air bagi tubuh manusia ialah untuk : proses pencernaan,


10

metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur

keseimbangan suhu tubuh dan menjaga agar tubuh tidak sampai

kekeringan. (Budiman Chandra, 2009:32)8

e. Air dan budaya

Sumber air didayagunakan manusia untuk berbagai keperluan.

Pendayagunaan air dalam bidang budaya antara lain adalah untuk

transportasi, membentuk tenaga mekanis ataupun listrik, untuk industri,

untuk mendapatkan garam (NaCL), kalium, bromida dan rekreasi.

Perkembangan budaya ini terjadi sebagai akibat dari

1) Kebutuhan yang dirasakan manusia

2) Adanya interaksi antara manusia itu sendiri dengan lingkungan

air. (Joko Untoro, 2008:21)9

2. Hubungan Air dengan Kesehatan

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

penularan, terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa

penyakit perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di indonesia. Melalui

penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya di suatu daerah,

maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

diharapkan bisa di tekan seminimal mungkin. Air adalah salah satu di antara

pembawa penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai kepada manusia. Supaya

air yang masuk ketubuh manusia baik berupa minuman atau makanan tidak

merupakan pembawa bibit penyakit, maka pengolahan air baik berasal dari
11

sumber, jaringan transmisi adalah mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya

kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan.

Beberapa hal yang menunjukan adanya hubungan air dengan kesehatan

adalah sebagai berikut :

a. Adanya phatogenic organisme di dalam air.

Organisme ini dapat menyebabkan penyakit atau gangguan kesehatan.

Beberapa contoh :

1) Bakteri :

a) Bakteri Vibrio cholerae:

(1) Penyebab penyakit kolera.

(2) Penularan melalui air, makanan dan oleh lalat.

b) Salmonella typhi :

(1) Penyebab penyakit demam typhoid.

(2) Penularan melalui air makanan.

c) Sighella dysentriae :

(1) Penyebab penyakit disentri basiler

(2) Penularan melalui air dengan cara fokal oral. Juga melalui

kontak dengan susu, makanan dengan bantuan lalat.

d) Salmonella paratyphi :

(1) Penyebab penyakit demam para typhoid.

(2) Penularan melalui air, juga dengan fokal oral.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kolera diakses tanggal 23

April 2014)10
12

3. Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih

Sistem penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyaratan utama.

Persyaratan tersebut meliputi persyaratan kualitatif, persyaratan kuantitatif dan

persyaratan kontinuitas.

a. Persyaratan Kualitatif.

Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku

air bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia,

persyaratan biologis dan persyaratan radiologis. Syarat-syarat tersebut

berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990 dinyatakan bahwa

persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai berikut:

1) Syarat-syarat fisik.

Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa.

Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara

atau kurang lebih 250C, dan apabila terjadi perbedaan maka batas

yang diperbolehkan adalah 250C

2) Syarat-syaratKimia.

Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam

jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara

lain adalah : pH, total solid, zat organik, CO2agresif, kesadahan,

kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn),

chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam berat.

3) Syarat-syarat bakteriologis dan mikrobiologis.


13

Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik

yang mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai

dengan tidak adanya bakteri E. coli atau Fecal coli dalam air.

4) Syarat-syarat Radiologis.

Persyaratan radiologis mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh

mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang

mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.

b. Persyaratan Kuantitatif (Debit).

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari

banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah

dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat

ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai

dengan jumlah kebutuhan air bersih.

c. Persyaratan Kontinuitas.

Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan

fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun

musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus

tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air

tersedia. Akan tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi

pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk menentukan tingkat

kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara pendekatan

aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian


14

air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas

kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 – 18.00 WIB. Kontinuitas aliran sangat

penting ditinjau dari dua aspek.Pertama adalah kebutuhan konsumen.

Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk kehidupan dan

pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan

pada waktu yang tidak ditentukan.Karena itu, diperlukan reservoir

pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat. Sistem jaringan

perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran tertentu.

Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt. Ukuran pipa

harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam

sistem harus tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat

ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan

tekanan minimum yang diperbolehkan agar kuantitas aliran terpenuhi.

4. Tindakan Kepala Keluarga terhadap syarat fisik air bersih

a. Kepala Keluarga harus menggunakan sumber air minum yang bersih

seperti jernih

b. jika air berbau maka air tersebut tidak layak digunakan untuk

kebutuhan sehari-hari

c. Air yang berasa tidak boleh untuk sumber minum

d. Air yang berwarna tidak baik di konsumsi oleh anggota keluarga

(Ketentuan Umum Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990)


15

5. Perilaku

a. Teori Perilaku (skinner, 1938)


Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar) dengan demikian prilaku manusia terjadi melalui

proses :Stimulus organisme respon (SOR).

b. Ranah (domain) perilaku


Berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini dan untuk

kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah

perilaku sebagai berikut

c. Pengetahuan (knowledge)

1) Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu”, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni :

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Terbentuknya suatu perilaku dimulai dari domain kognitif

(pengetahuan), dalam arti si subjek tahu terlebih dahulu terhadap

stimulus yang berupa materi atau objek diluarnya sehingga

menimbulkan pengetahuan baru pada subyek tersebut.


16

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari

pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Apabila

penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh

pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku

tersebut akan bersifat anggeng. Sebaliknya apabila perilaku

tersebut tidak didasari pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku

tersebut tidak akan berlangsung lama (Soekidjo Notoatmodjo,

2007;56)11

2) Tingkatan pengetahuan

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang

dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan,

yakni:

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

dipelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Dengan indikator:

mampu menyebutkan, mampu menyatakan dan mampu

menguraikan.
17

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan terhadap

obyek yang dipelajari.

c) Aplikasi (Application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi

disini dapat diartikan sebagai aplikasi penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode dan prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

d) Analisis (Analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

e) Sintesis (Syinthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.


18

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin

diukur dari subyek penelitian atau responden11

d. Sikap (Affective)

1) Pengertian

Sikap (affective), merupakan reaksi atau respon emosional

seseorang terhadap stimulus atau obyek diluarnya. Respon

emosional ini lebih bersifat penilaian atau evaluasi pribadi

terhadap stimuli atau obyek diluarnya, dan penilaian ini dapat

dilanjutkan dengan kecenderungan untuk melakukan atau tidak

melakukan terhadap obyek.11

2) Tingkatan sikap

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007;56) sikap dibagi dalam

beberapa tingkatan, yaitu :

a) Menerima

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). Misalnya,

dapat dilihat dari bagaimana sikap antusias wanita

menopause terhadap penyuluhan yang menyangkut

kesehatannya.
19

b) Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menjelaskan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap.

c) Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah.

Misalnya, seorang ibu yang mengajak temannya untuk

membiasakan pola makan yang sehat atau mengkonsumsi

suplemen kalsium dan mendiskusikan bahwa usia

menopause seperti memang membutuhkan kalsium lebih

tinggi.

d) Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya

dengan segala resiko adalah suatu sikap yang paling tinggi.

Misalnya seorang wanita yang memilih untuk melakukan

terapi sulih hormon karena mengetahui pentingnya bagi

kesehatan usia menopausenya serta bertanggung jawab atas

keputusan yang dipilihnya dengan segala dampaknya.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau

tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan

bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap

suatu obyek11.
20

c. Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. 11

Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan :

1) Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan

yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

2) Respon terpimpin (Guided Response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.

3) Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah

mencapai praktek tingkat tiga.

4) Adopsi (Adoption)

Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik.

B. Kerangka Penelitian
21

Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia sehat 2025 adalah

perilaku penduduk yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman

penyakit dan masalah kesehatan lainnya, sadar hukum, serta berpartisipasi aktif

dalam gerakan kesehatan masyarakat, termasuk menyelenggarakan masyarakat

sehat dan aman (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2009:28)1.

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air

merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada

kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Air yang dibutuhkan adalah air bersih

dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih, tidak

berwarna, tawar dan tidak berbau (Soemirat, 2001:22)3

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah tindakan kepala

keluarga terhadap syarat fisik air bersih pada tingkat persepsi dengan indikator

mampu mengenal dan mampu memilih di Dusun IV desa Megang Sakti wilayah

kerja puskesmas Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas tahun 2014. Pada bagian

ini penulis menyusun kerangka konsep yang mengacu pada teori Green dalam

Soekidjo Notoatmodjo, 2007. Maka kerangka konsep dapat digambarkan seperti

terlihat dibawah ini:

Mulai
22

Mencari gambaran tindakan tindakan kepala keluarga terhadap syarat fisik air bersih dengan
menerapkan prilaku teori skinner, S-O-R domain tindakan (Soekidjo Notoadmojo : 2003)

Teori Air Bersih Tindakan ada 4 tingkat yaitu : Tindakan kepala keluarga terhadap
(Ketentuan Umum Syarat Fisik Air bersih:
1. Persepsi a. Air harus jernih untuk
Permenkes
2. Respon Terpimpin
No.416/Menkes/P kebutuhan sehari-hari
3. Mekanisme
ER/IX/1990). 4. Adopsi b. Air tidak boleh berasa
apapun
Yang diteliti pada tingkat Persepsi c. Air Tidak boleh berbau
dengan indikator apapun
d. Air tidak boleh berwarna
1. Mampu Mengenal
2. Mampu memilih Ketentuan Umum Permenkes
Tindakan Kesehatan Lingkungan No.416/Menkes/PER/IX/1990).
(Soekidjo Notoadmojo,
2003:35)13.

Sehingga diperolehnya tindakan kepala keluarga terhadap cara mendapatkan air bersih
yang sehat di Dusun IV desa Megang Sakti wilayah kerja puskesmas Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas tahun 2014

Bagan . 2.1 Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis Penelitian
23

Berdasarkan kerangka pemikiran dapat dibangun hipotesa penelitian ini

sebagai berikut : “Tindakan kepala keluarga terhadap syarat fisik air bersih pada

tingkat persepsi paling tinggi 60% dari yang diharapkan di Dusun IV desa

Megang Sakti wilayah kerja puskesmas Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas

tahun 2014”.

Anda mungkin juga menyukai