Anda di halaman 1dari 10

PENYEDIAAN AIR BERSIH

Disusun oleh :

Kelompok 5

Putri Paqita Vidiningsih (1072181022)

Reviana Artha Mevia (1072181026)

Safira Nur Fitri (1072181029)

Shafa Erni Savitri (1072181032)

Fakultas Kesehatan

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Universitas MH. Thamrin

Salemba Tengah
1. Pengertian Air Bersih
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini
di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4
triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Rumus kimianya adalah H2O, yang
setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan dua atom hidrogen yang dihubungkan
oleh ikatan kovalen. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es
(di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-
objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran
air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih
penting bagi kehidupan manusia.
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-
hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.
Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas dari
kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari air
bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup dan kebersihan air
adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwijosaputro, 1981).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-
syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah besar
air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-
bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air).
Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan
kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah
memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang
Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Namun, karena UU tersebut dinilai
bertentangan dengan UUD 1945 maka MK membatalkan seluruh pasal yang ada dalam UU
tersebut. Sehingga, UU Nomor 11 tahun 1974 tentang Pengairan kembali berlaku untuk
mengisi kekosongan hukum hingga adanya pembentukan uu yang baru.

2. Sumber – Sumber Air Bersih


A. Sungai
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia.
Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas
terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi
kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Sebagai contoh
air bersih di lembah sungai Amazon walupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat
sumber air ini tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.
B. Curah hujan

Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/
pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air
bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir.

C. Air permukaan

Air permukaan adalah air yang berada di permukaan bumi yang berasal dari air hujan yang
jatuh ke permukaan bumi tetapi berada di permukaan tanah. Kualitas air ini biasanya
tergantung daerah sekitarnya dimana air itu berada. Air permukaan kurang baik untuk langsung
dikonsumsi oleh manusia, oleh karena itu perlu adanya pengolahan terlebih dahulu sebelum
dimanfaatkan, air ini terdiri dari ; air sungai, telaga, danau, rawa dan sebagainya.

D. Air bawah tanah.

Adalah air yang berasal dari hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudia mengalami
penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi alamiah. Yang termasuk sumber air
jenis ini terdiri dari air sumur dangkal, sumur dalam dan mata air.

3. Persyaratan Air Bersih


1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan

No Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu

1 Kekeruhan NTU 25

2 Warna TCU 20

3 Zat padat terlarut mg/l 1000


4 Suhu oC suhu udara + 3

5 Rasa tidak berasa

6 Bau tidak berbau

2. Syarat kimiawi, antara lain:


a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2

No Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu (kadar maksimum)

1 pH 6,5 - 8,5

2 Besi mg/l 1

3 Florida mg/l 1,5

4 Kesadahan (CaCO3) mg/l 500

5 Mangan mg/l 0,5

6 Nitrat, sebagai N mg/l 10

7 Nitrit, sebagai N mg/l 1

8 Sianida mg/l 0,1

9 Deterjen mg/l 0,05

10 Pestisida total mg/l 0,1

3. Syarat mikrobiologi, antara lain:


Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti
disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab
penyakit.

No Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu

1 Total coliform CFU/100ml 50

2 E. Coli CFU/100ml 0

4. Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber air
baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi.

1. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada
unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan
yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.

2. Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih
atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula
belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman
bagi manusia.

3. Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah
produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir
dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. Unit produksi merupakan unit bangunan
yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih. Teknologi pengolahan disesuaikan
dengan sumber air yang ada
4. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon
atau reservoir melalui jaringan pipa.

5. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air bersih atau minum
dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah konsumen dengan tekanan air yang cukup
sesuai dengan yang diperlukan konsumen.

6. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah disediakan alat
pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap bulannya.
5. Pengolahan Air Bersih
Sistem pengelolaan air ini dikenal dengan istilah Water Treatment. Ada beberapa tahap
pengelolaan air yang harus dilakukan sehingga air tersebut bisa dikatakan layak untuk dipakai.
Namun, tidak semua tahap ini diterapkan oleh masing-masing pengelola air, tergantung dari
kualitas sumber airnya.

Sebagai contoh, jika sumber airnya berasal dari dalam tanah (ground water), sistem
pengelolaan airnya akan lebih sederhana dari pada yang sumber airnya berasal dari sumber air
permukaan, seperti air sungai, danau atau laut. Karena air yang berasal dari dalam tanah telah
melalui penyaringan secara alami oleh struktur tanah itu sendiri dan tidak terkontak langsung
dengan udara bebas yang mengandung banyak zat-zat pencemaran air.

Berbeda halnya dengan sumber air permukaan yang mudah sekali tercemar. Namun demikian
air yang berasal dari dalam tanahpun akan jadi tercemar juga jika sistem penampungan dan
penyalurannya tidak bagus.

Secara umum proses pengolahan air dibagi dalam 3 unit, yaitu:

 Unit Penampungan Awal (Intake)


Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi sebagai
tempat penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini dilengkapi dengan Bar
Sceen yang berfungsi sebagai penyaring awal dari benda-benda yang ikut tergenang
dalam air seperti sampah daun, kayu dan benda2 lainnya.
 Unit Pengolahan (Water Treatment)
Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan:

a. Tahap Koagulasi (Coagulation)

Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan menambahkan zat
kimiaTawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts Iron) atau dengan
menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air yang kotor atau keruh umumnya
karena mengandung berbagai partikel koloid yang tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga
tidak bisa mengendap dengan sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan
partikel koloid (yang menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil
namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.

b. Tahap Flokulasi (Flocculation)


Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara penggumpalan partikel
untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel Flok). Pada tahap ini, partikel-partikel kecil
yang terkandung dalam air digumpalkan menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih besar
(Flok) sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses berikutnya.
Di proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).

c. Tahap Pengendapan (Sedimentation)

Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar penampungan
karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian air di alirkan masuk ke tahap
penyaringan di Unit Filtrasi.

d. Tahap Penyaringan (Filtration)

Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari bahan-bahan biasanya
berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut
dan tak terlarut.

Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air langsung masuk ke unit Penampungan
Akhir. Namun untuk meningkatkan kualitas air kadang diperlukan proses tambahan, seperti:

– Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange)


Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar anorganik yang tidak
dapat dihilangkan oleh proses filtrasi atau sedimentasi. Proses pertukaran ion juga digunakan
untuk menghilangkan arsenik, kromium, kelebihan fluorida, nitrat, radium, dan uranium.

– Proses Penyerapan (Absorption)


Proses ini bertujuan untuk menyerap / menghilangkan zar pencemar organik, senyawa
penyebab rasa, bau dan warna. Biasanya dengan membubuhkan bubuk karbon aktif ke dalam
air tersebut.

– Proses Disinfeksi (Disinfection)


Sebelum masuk ke unit Penampungan Akhir, air melalui Proses Disinfeksi dahulu. Yaitu proses
pembubuhan bahan kimia Chlorineyang bertujuan untuk membunuh bakteri atau
mikroorganisme berbahaya yang terkandung di dalam air tersebut.

 Unit Penampung Akhir (Reservoir)

Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk didistribusikan ke masyarakat.

6. Penyakit Akibat Penyediaan Air yang Kurang Baik


1. Diare

2. Kolera

3. Disentri

4. Hepatitis A

5. Tifus

6. Amoebiasis

7. Contoh Neraca Air


Gambar 3.1. : Neraca Pemakaian Air di Gedung BPPT Jakarta, (m3/hari).

Dari hasil evaluasi dan survai kebutuhan air bersih tersebut, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :

 Jika kita melakukan pendekatan perhitungan pemakaian air bersih berdasarkan Per.
Gub DKI Jakarta No. 122 tahun 2005, maka kebutuhan air bersih untuk
gedung/kantor sebesar 50 ltr/orang.hari, dan 80% nya akan dibuang sebagai
limbah cair. Dengan bersadarkan konsumsi tersebut, maka kebutuhan air untuk
gedung perkantoran BPPT adalah 3.060 org x 50 ltr = 153.000 liter perhari, dan
jumlah limbah yang dibuang sebesar 122.400 liter/hari.

 Rata-rata pemakaian air PAM dari bulan Mei 2009 sampai Maret 2010 di BPPT

adalah 6.972 m 3 /bulan, atau 234,2 m 3/hari. Berdasarkan pemakaian air


bulanan ini, maka diperkirakan limbah yang keluar perhari adalah 80% x 234,2

m3 = 185,9 m3 /hari.

 Berdasarkan hasil survai pemakaian air harian dan pengamatan lapangan


selama 4 minggu di BPPT diketahui bahwa rata-rata jumlah kebutuhan air setiap
hari adalah 247,84 m3/hari, maka diperkirakan limbah yang keluar perhari adalah
80% x 247,84 m3 /hari = 198,27 m3 /hari.

 Dari berbagai teknis pengamatan yang telah dilakukan ini, maka ditetapkan kapasitas
IPAL BPPT akan di disain sebesar 200 m3 /hari.

Anda mungkin juga menyukai