Disusun oleh :
Kelompok 5
Fakultas Kesehatan
Salemba Tengah
1. Pengertian Air Bersih
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini
di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4
triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Rumus kimianya adalah H2O, yang
setiap molekulnya mengandung satu oksigen dan dua atom hidrogen yang dihubungkan
oleh ikatan kovalen. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es
(di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-
objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran
air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih
penting bagi kehidupan manusia.
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-
hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.
Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas dari
kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari air
bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup dan kebersihan air
adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwijosaputro, 1981).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-
syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah besar
air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-
bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air).
Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan
kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah
memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang
Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Namun, karena UU tersebut dinilai
bertentangan dengan UUD 1945 maka MK membatalkan seluruh pasal yang ada dalam UU
tersebut. Sehingga, UU Nomor 11 tahun 1974 tentang Pengairan kembali berlaku untuk
mengisi kekosongan hukum hingga adanya pembentukan uu yang baru.
Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/
pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air
bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir.
C. Air permukaan
Air permukaan adalah air yang berada di permukaan bumi yang berasal dari air hujan yang
jatuh ke permukaan bumi tetapi berada di permukaan tanah. Kualitas air ini biasanya
tergantung daerah sekitarnya dimana air itu berada. Air permukaan kurang baik untuk langsung
dikonsumsi oleh manusia, oleh karena itu perlu adanya pengolahan terlebih dahulu sebelum
dimanfaatkan, air ini terdiri dari ; air sungai, telaga, danau, rawa dan sebagainya.
Adalah air yang berasal dari hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudia mengalami
penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi alamiah. Yang termasuk sumber air
jenis ini terdiri dari air sumur dangkal, sumur dalam dan mata air.
1 Kekeruhan NTU 25
2 Warna TCU 20
1 pH 6,5 - 8,5
2 Besi mg/l 1
2 E. Coli CFU/100ml 0
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber air
baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi.
1. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada
unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan
yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.
2. Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih
atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula
belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman
bagi manusia.
3. Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah
produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir
dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. Unit produksi merupakan unit bangunan
yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih. Teknologi pengolahan disesuaikan
dengan sumber air yang ada
4. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon
atau reservoir melalui jaringan pipa.
5. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air bersih atau minum
dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah konsumen dengan tekanan air yang cukup
sesuai dengan yang diperlukan konsumen.
6. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah disediakan alat
pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap bulannya.
5. Pengolahan Air Bersih
Sistem pengelolaan air ini dikenal dengan istilah Water Treatment. Ada beberapa tahap
pengelolaan air yang harus dilakukan sehingga air tersebut bisa dikatakan layak untuk dipakai.
Namun, tidak semua tahap ini diterapkan oleh masing-masing pengelola air, tergantung dari
kualitas sumber airnya.
Sebagai contoh, jika sumber airnya berasal dari dalam tanah (ground water), sistem
pengelolaan airnya akan lebih sederhana dari pada yang sumber airnya berasal dari sumber air
permukaan, seperti air sungai, danau atau laut. Karena air yang berasal dari dalam tanah telah
melalui penyaringan secara alami oleh struktur tanah itu sendiri dan tidak terkontak langsung
dengan udara bebas yang mengandung banyak zat-zat pencemaran air.
Berbeda halnya dengan sumber air permukaan yang mudah sekali tercemar. Namun demikian
air yang berasal dari dalam tanahpun akan jadi tercemar juga jika sistem penampungan dan
penyalurannya tidak bagus.
Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan menambahkan zat
kimiaTawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts Iron) atau dengan
menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air yang kotor atau keruh umumnya
karena mengandung berbagai partikel koloid yang tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga
tidak bisa mengendap dengan sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan
partikel koloid (yang menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil
namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.
Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar penampungan
karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian air di alirkan masuk ke tahap
penyaringan di Unit Filtrasi.
Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari bahan-bahan biasanya
berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut
dan tak terlarut.
Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air langsung masuk ke unit Penampungan
Akhir. Namun untuk meningkatkan kualitas air kadang diperlukan proses tambahan, seperti:
Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk didistribusikan ke masyarakat.
2. Kolera
3. Disentri
4. Hepatitis A
5. Tifus
6. Amoebiasis
Dari hasil evaluasi dan survai kebutuhan air bersih tersebut, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
Jika kita melakukan pendekatan perhitungan pemakaian air bersih berdasarkan Per.
Gub DKI Jakarta No. 122 tahun 2005, maka kebutuhan air bersih untuk
gedung/kantor sebesar 50 ltr/orang.hari, dan 80% nya akan dibuang sebagai
limbah cair. Dengan bersadarkan konsumsi tersebut, maka kebutuhan air untuk
gedung perkantoran BPPT adalah 3.060 org x 50 ltr = 153.000 liter perhari, dan
jumlah limbah yang dibuang sebesar 122.400 liter/hari.
Rata-rata pemakaian air PAM dari bulan Mei 2009 sampai Maret 2010 di BPPT
m3 = 185,9 m3 /hari.
Dari berbagai teknis pengamatan yang telah dilakukan ini, maka ditetapkan kapasitas
IPAL BPPT akan di disain sebesar 200 m3 /hari.