Tabel 5.32 Hasil Perhitungan Kriteria Desain Tangki Tangki Injeksi Larutan Chlor
Desain Tahap I Tahap II Tahap III
3
Qrata-rata (m /hari) 15.609,300 18.095,910 21.187,110
Jumlah tangki (tangki) 2 2 2
Diameter tangki pelarut (m) 2,512 2,704 2,926
Tinggi tangki (m) 3 3 3
Volume tangki (m3) 11,664 13,519 15,821
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Banguna n Pengolahan Air Buangan, 2019
2. Tahap II
Asumsikan beberapa trial error dimensi cross section tangki kontak klorin dan tentukan
panjang serta kecepatan aliran.
a. Dimensi asumsi
Lebar = 2,704 m
Kedalaman =3m
Jumlah saluran paralel = 2
Panjang = 32,364 m
Cek kecepatan pada aliran puncak
18.095,91 m3 /hari 1
v = mnt dtk x = 0,013 m/dtk
(2)(1440 )(60 ) 2,704 mx3m
hari mnt
c. Cek angka dispersi untuk tangki kontak klorin pada aliran rata-rata
1) Hitung bilangan Reynold
NR = 4 vR/u
18.095,91 m3 1
v = mnt dtk x = 0,013 m/dtk
(2)(1440 )(60 ) 2,704 m x 3 m
hari mnt
u = 1,003 x 10-6 m2/dtk
(4)(0,013)(2,704 m x 3 m)/ (2 x 3 m+2,704 m)
NR = = 47.981,836
1,003 x 10-6 m2 /dtk
V-5
2) Tentukan koefisien dispersi
D = 1,01 u (NR)0,875
D = 1,01 x 1,003 x 10-6 m2/dtk (47.981,836)0,875
D = 0,013 m2/dtk
3) Tentukan bilangan dispersi
m2 dtk
Dt 0,013dtk(45 mnt x 60mnt)
d= 2= = 0,011
L (32,364 m)2
catatan: pada seluruh kondisi aliran, deposisi residu padatan tersuspensi akan terjadi
dalam tangki kontak klorin terutama pada aliran rendah.
d. Headloss Baffle
Asumsi gradien kecepatan = 50/dtk
2 2 -6 m2
G uT (50/dtk) x 1,003 x 10 dtk x 45 menit x 60 sekon/menit
h= = = 0,69 m
g 9,81m/sekon
Jumlah belokan pada setiap bak diasumsikan 50 buah maka headloss pada tiap belokan
yaitu:
htiap belokan = h/50 buah
= 0,69 m / 50 buah
= 0,0138 m
Maka kecepatan tiap belokan yaitu: (denga koefisien kekasaran dinding = 0,3 m)
𝑣2
h=𝑘
2𝑔
0,3 (𝑣)2
0,0138 m =
2 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑡𝑘 2
v = 0,950 m/dtk
celah belokan
𝑄 0,209 𝑚3 /𝑑𝑡𝑘
w= = 𝑚 = 0,661 m
𝑣𝐻 0,950 𝑥 3𝑚
𝑑𝑡𝑘
3. Tahap III
Asumsikan beberapa trial error dimensi cross section tangki kontak klorin dan tentukan
panjang serta kecepatan aliran.
a. Dimensi asumsi
Lebar = 2,926 m
Kedalaman =3m
Jumlah saluran paralel = 2
Panjang = 32,364 m
Cek kecepatan pada aliran puncak
21.187,11 m3 /hari 1
v = mnt dtk x = 0,014 m/dtk
(2)(1440 )(60mnt) 2,926 m x 3 m
hari
d. Headloss Baffle
Asumsi gradien kecepatan = 50/dtk
m2
G2 uT (50/dtk)2 x 1,003 x 10-6 x 45 menit x 60 sekon/menit
dtk
h= = = 0,69 m
g 9,81m/sekon
Jumlah belokan pada setiap bak diasumsikan 50 buah maka headloss pada tiap belokan
yaitu:
htiap belokan = h/50 buah
= 0,69 m / 50 buah
= 0,0138 m
Maka kecepatan tiap belokan yaitu: (denga koefisien kekasaran dinding = 0,3 m)
V-7
𝑣2
h=𝑘
2𝑔
0,3 (𝑣)2
0,0138 m =
2 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑡𝑘 2
v = 0,950 m/dtk
celah belokan
𝑄 0,245 𝑚3 /𝑑𝑡𝑘
w= = 𝑚 = 0,774 m
𝑣𝐻 0,950 𝑥 3𝑚
𝑑𝑡𝑘
Gambar Denah Desinfeksi dan Potongan Denah Disinfeksi dapat dilihat pada Gambar
Pengolahan Lumpur 5.31, 5.32, 5.33, dan 5.34.
Sludge drying bed adalah unit pengolahan lumpur yang digunakan untuk mengeringkan lumpur
yang telah distabilkan pada unit sebelumnya, karena pemasangan, operasional, dan
pemeliharaanya yang cukup sederhana.
a. Fungsi
Unit pengering lumpur berfungsi untuk menampung endapan lumpur dari pengulahan biologis.
Lumpur selanjutnya dikeringkan secara alami dengan bantuan sinar matahari dan angin.
Lumpur yang sudah kering dapat diguanakan sebagai pupuk. Lumpur kan diangkat dan
diletakkan di atas lapisan pasir sehingga cairan akan turun ke pasir dibawahnya. yang berasal
dari kolam fakultatif dan biasanya disebut sebagai kolam pematangan. Kolam ini merupakan
rangkaian akhir dari proses pengolahan aerobic air limbah sehingga dapat menurunkan padatan
tersuspensi dan BOD yang masih tersisa di dalamnya. Kriteria desain kolam pengering lumpur
dapat dilihat pada Tabel 6.24 berikut.
Tabel 5.35 Kriteria Desain Kolam Pengering Lumpur
Kriteria Desain Range Desain Dipilih
Periode pengeringan (td) 10 – 15 hari 10 hari
Ketebalan lapisan pasir 230 – 300 mm 300 mm
Pasir halus 150 mm
Pasir kasar 75 mm
Ketebalan lapisan lumpur 150 – 300 mm 300 mm
Koefisien keseragaman (UC) 4
Ukuran Efektif (ES) 0,3 – 0,75
Jarak antar pipa lateral 2,5 – 6 m
Kecepatan aliran di underdrain > 0,75 m/detik
Slopeunderdrain 1%
Sumber: *Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam
**Jurna Evaluasi da Optimalisasi Instalasi Pengolahan Limbah Tinja Kota Pekalongan,
**Jurna Perencanaan sistem setmpat
b. Data
V-8
1) Ukuran pasir : 0,3 – 1,22 mm
2) Ukuran kerikil : 0,3 – 2,5 cm
3) Konsentrasi solid influen : 40%
4) Waktu pengolahan (1 periode) : 14 hari + 1 hari untuk pembersihan = 15 hari
5) Berat spesifik : 1,02
c. Perhitungan Dimensi
a. Volume lumpur selama 10 hari
V = debit lumpur x td
= 24,777 m3/hari x 10 hari
= 247,777 m3
b. Influent
Pipa Inlet
V Influent = 1 m/dt
Q = 24,777 m3/dtk
A =Q:V
= 24,777 m3/dtk : 1 m/dt = 24,777 m2
1
A = πd2
4
1
24,777 m2 = x 3,14 x d2
4
D = 5,618 m = 600 mm
c. Luas permukaan lumpur yang dibutuhkan
V 247,777 m 3
As = 2
825,900 m 2
h 0,3 m
Jumlah unit di asumsian = 3
Dimensi tiap unit adalah:
825,900 m 2
A = 275,3 m 2 276 m 2
3
Asumsi p : l = 3 : 1
P = 3l
Luas per unit = p x l = 3l2
276 m2 = 3l2
276 m 2
l2 =
3
l = 9,6 m = 10 m
p = 3 x 10 m = 30 m
d. Volume air yang hilang setelah 10 hari (kadar air berkurang dari 70 % menjadi 40 %)
Vair = (70 – 40) % x V
= 30% x 247,777 m3
= 74,331 m3
e. Debit effluent (evaporasi diabaikan)
Qeff = (74,331 m3/10 hari) x[hari/86400 dt]
= 0,86 x 10-4 m3/dt
f. Sistem underdrain
V-9
a. Diameter orifice = 1 cm
Dan dibuat pada seluruh badan pipa lateral
1 1
Luas orifice = πd2 = x 3,14 x (0,01)2 = 7,85 10-5 m2
4 4
b. Diameter pipa manifold
D = 30 cm
1 1
Luas penampang pipa manifold= πd2 = x 3,14 x (0,3)2 = 0,071 m2
4 4
c. Diameter pipa lateral
D = 0,8 cm
1 1
Luas penampang pipa lateral= πd2 = x 3,14 x (0,08)2 = 0,005 m2
4 4
Jarak antara pipa lateral 2,5 cm
Untuk denah dan potongan Sludge Drying Bed dapat dilihat pada Gambar 5.35 dan Gambar
5.36
Lumpur dari hasil pengolahan menggunakan sludge drying bed akan diolah dengan
menggunakan metode land treatment, yaitu metoda yang menggunakan kemampuan asimilasi
tanah dalam mendegradasi limbah. Metode land treatmentini menggunakan lahan yang cukup
luas. Oleh karena itu dibutuhkan daerah spreading area yang berada di lokasi fasilitas IPAL.
V-10