Anda di halaman 1dari 10

5.4.

4 Unit Pengolahan Tersier


5.4.4.1 Tangki Injeksi Larutan Chlor
1. Fungsi
a. Mereduksi bakteri patogen khususnya golongan e-coli di dalam efluen hasil pengolahan
air buangan sebelum dibuang ke badan air penerima;
b. Mengurangi konsentrasi amonia yang terdapat dalam air buangan.
2. Kriteria Desain
Kriteria desain untuk proses desinfeksi dapat dilihat pada Tabel 5.31.
Tabel 5.31 Kriteria Pengolahan dengan Disinfeksi
Kriteria Desain Range Desain Terpilih
 Dosis kaporit (3 – 10) mg/l 6 mg/l
 Kadar chlor dalam NaOCl 10 %
 Waktu kontak (td ) (15 – 45) menit 45 mnt
Menggunakan bak khlorinasi
 Kecepatan pada saluran bak khlorinasi (vL) (2–4,5)m/jam 3,6 m/jam= 0,06 m/dt
 BJ kaporit (0,8–0,88) kg/l 0,85 kg/l
Sumber : Wastewater Engineering, Metcalf & Eddy, 1991
3. Data
a. Jumlah tabung pelarut klorin 2 tabung;
b. Qrata tahap I = 15.609,300 m3/hari
c. Qrata tahap II = 18.095,910 m3/hari
d. Qrata tahap III = 21.187,110 m3/hari
4. Perhitungan
a. Tahap I
1) Kebutuhan klorin harian
Q x dosis khlorin x 1000 L/m3
klorin liquid =
106 mg/kg
15.609,300 m3 /hari x 6 mg/L x 1000 L/m3
=
106 mg/kg
= 93,656 kg/hari
2) Hutung volume harian larutan NaOCl digunakan
Larutan 10 % = 100 g/L = 100 kg/m3
93,656 kg/hari
Volume = = 0,937 m3/hari
100 kg/m3
3) Tangki penyimpanan untuk larutan NaOCl jika waktu pengiriman dari vendor ke
instalasi adalah 2 hari. Minimal 10 hari waktu pasokan untuk cadangan dengan laju
peluruhan 0,03% per hari
Volume tangki = volume larutan NaOCl x total waktu penyimpanan larutan
= 0,937 m3/hari x (2 hari + 10 hari) = 11,244 m3
Faktor koreksi = (0,03%/hari) x 12 hari = 0,36%
Volume tangki x %larutan NaOCl
Kebutuhan volume =
%larutan NaOCl - Faktor koreksi
11,244 m3 x 10%
= = 11,664 m3
10% - 0,36%

Dimensi tangki pelarut


t =3m
V 11,664 m3
A = =
t 3m
1 2
3,888 m2 = D
4
D = 2,512 m
b. Tahap II
1) Kebutuhan klorin harian
Q x dosis klorin x 1000 L/m3
klorin liquid =
106 mg/kg
m3 /hari x 6 mg/L x 1000 L/m3
=
106 mg/kg
= 108,575 kg/hari
2) Hutung volume harian larutan NaOCl digunakan
Larutan 10 % = 100 g/L = 100 kg/m3
108,575 kg/hari
Volume = = 1,086 m3/hari
100 kg/m3
3) Tangki penyimpanan untuk larutan NaOCl jika waktu pengiriman dari vendor ke
instalasi adalah 2 hari. Minimal 10 hari waktu pasokan untuk cadangan dengan laju
peluruhan 0,03% per hari
Volume tangki = volume larutan NaOCl x total waktu penyimpanan larutan
= 1,086 m3/hari x (2 hari + 10 hari) = 13,032 m3
Faktor koreksi = (0,03%/hari) x 12 hari = 0,36%
Volume tangki x %larutan NaOCl
Kebutuhan volume =
%larutan NaOCl - Faktor koreksi
13,032m3 x 10%
= = 13,519 m3
10% - 0,36%

Dimensi tangki pelarut


t =3m
V 13,519m3
A = =
t 3m
1 2
4,506 m2 = D
4
D = 2,704 m
c. Tahap III
1) Kebutuhan klorin harian
Q x dosis khlorin x 1000 L/m3
klorin liquid =
106 mg/kg
21.187,110 m3 /hari x 6 mg/L x 1000 L/m3
=
106 mg/kg
= 127,123 kg/hari
2) Hutung volume harian larutan NaOCl digunakan
Larutan 10 % = 100 g/L = 100 kg/m3
127,123 kg/hari
Volume = = 1,271 m3/hari
100 kg/m3
3) Tangki penyimpanan untuk larutan NaOCl jika waktu pengiriman dari vendor ke
instalasi adalah 2 hari. Minimal 10 hari waktu pasokan untuk cadangan dengan laju
peluruhan 0,03% per hari
V-2
Volume tangki = volume larutan NaOCl x total waktu penyimpanan larutan
= 1,271 m3/hari x (2 hari + 10 hari) = 15,252 m3
Faktor koreksi = (0,03%/hari) x 12 hari = 0,36%
Volume tangki x %larutan NaOCl
Kebutuhan volume =
%larutan NaOCl - Faktor koreksi
15,252 x 10%
= = 15,821 m3
10% - 0,36%

Dimensi tangki pelarut


t =3m
V 15,821 m3
A = =
t 3m
1 2
5,274 m2 = D
4
D = 2,926 m

Tabel 5.32 Hasil Perhitungan Kriteria Desain Tangki Tangki Injeksi Larutan Chlor
Desain Tahap I Tahap II Tahap III
3
Qrata-rata (m /hari) 15.609,300 18.095,910 21.187,110
Jumlah tangki (tangki) 2 2 2
Diameter tangki pelarut (m) 2,512 2,704 2,926
Tinggi tangki (m) 3 3 3
Volume tangki (m3) 11,664 13,519 15,821
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Banguna n Pengolahan Air Buangan, 2019

5.4.4.2 Kontak Khlorin


Pengadukan kontak klorin yang direncanakan dengan baffled channel dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 5.33 Kriteria Desain Baffled Channel
Parameter Satuan Nilai Sumber
Gradien Kecepatan (G) /s 10-60 Droste, 1997
Waktu detensi Menit 15-45 Droste, 1997
Kecepatan aliran dalam
m/s 0,1-0,4 Huisman, 1981
bak (v)
1. Tahap I
Asumsikan beberapa trial error dimensi cross section tangki kontak klorin dan tentukan
panjang serta kecepatan aliran.
1. Dimensi asumsi
Lebar = 2,512 m
Kedalaman =3m
Jumlah saluran paralel = 2
Maka panjang yang diperlukan:
15.609,30 m3 /hari 1
L= mnt x 45 menit x = 32,364 m
2x (1440hari) 2,512 m x 3 m
Cek kecepatan pada aliran puncak
15.609,30 m3 1
v= mnt dtk x = 0,012 m/dtk
(2)(1440 )(60 ) 2,512 m x 3 m
hari mnt
2. Cek angka dispersi pada tangki kontak klorin menggunakan persamaan
D = 1,01 u (NR)0,875
V-3
1) Hitung bilangan Reynold
Nr = 4 vR/u
v = 0,012 m/dtk
u = 1,003 x 10-6 m2/dtk
m
(4)(0,012 )(2,512 m x 3 m)/ (2 x 3 m+2,512 m)
dtk
NR = = 42.322
1,003 x10-6 m2 /dtk

2) Tentukan koefisien dispersi


D = 1,01 u (NR)0,875
D = 1,01 x 1,003 x 10-6 m2/dtk (43.322)0,875
D = 0,011 m2/dtk
3) Tentukan bilangan dispersi
m2 dtk
Dt 0,011 dtk(45 mnt x 60mnt)
d = 2= = 0,009
L (32.364 m)2
karena bilangan dispersi yang diperoleh 0,009 lebih kecil dari yang diinginkan 0,015,
usulan dapat diterima.
3. Cek angka dispersi untuk tangki kontak klorin pada aliran rata-rata
1) Hitung bilangan Reynold
Nr = 4 vR/u
15.609,30 m3 1
v= mnt dtk x = 0,011 m/dtk
(2)(1440 )(60 ) 2,512 mx3m
hari mnt
u = 1,003 x 10-6 m2/dtk
(4)(0,011)(2,512 m x 3 m)/ (2 x 3 m+2,512 m)
NR = = 42.322,093
1,003 x10-6 m2 /dtk
2) Tentukan koefisien dispersi
D = 1,01 u (NR)0,875
D = 1,01 x 1,003 x 10-6 m2/dtk (42.322)0,875
D = 0,011 m2/dtk
3) Tentukan bilangan dispersi
m2 dtk
Dt 0,011 dtk(45 mnt x 60mnt)
d= 2= = 0,009
L (32.364 m)2
4. Headloss Baffle
Asumsi gradien kecepatan = 50/dtk
2 -6 m2
G2 uT (50/dtk) x 1,003 x 10 dtk x 45 menit x 60 sekon/menit
h= = = 0,69 m
g 9,81m/sekon
Jumlah belokan pada setiap bak diasumsikan 50 buah maka headloss pada tiap belokan
yaitu:
htiap belokan = h/50 buah
= 0,69 m / 50 buah
= 0,0138 m
Maka kecepatan tiap belokan yaitu: (denga koefisien kekasaran dinding = 0,3 m)
𝑣2
h=𝑘
2𝑔
V-4
0,3 (𝑣)2
0,0138 m =
2 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑡𝑘 2
v = 0,950 m/dtk
celah belokan
𝑄 0,181 𝑚3 /𝑑𝑡𝑘
w= = 𝑚 = 0,570 m
𝑣𝐻 0,950 𝑥3𝑚
𝑑𝑡𝑘

2. Tahap II
Asumsikan beberapa trial error dimensi cross section tangki kontak klorin dan tentukan
panjang serta kecepatan aliran.
a. Dimensi asumsi
Lebar = 2,704 m
Kedalaman =3m
Jumlah saluran paralel = 2
Panjang = 32,364 m
Cek kecepatan pada aliran puncak
18.095,91 m3 /hari 1
v = mnt dtk x = 0,013 m/dtk
(2)(1440 )(60 ) 2,704 mx3m
hari mnt

b. Cek angka dispersi pada tangki kontak klorin menggunakan persamaan


D = 1,01 u (NR)0,875
1) Hitung bilangan Reynold
Nr = 4 vR/u
v = 0,013 m/dtk
u = 1,003 x 10-6 m2/dtk
(4)(0,013)(2,704 m x 3 m)/ (2 x 3 m+2,704m)
NR = = 47.981,836
1,003 x10-6 m2 /dtk
2) Tentukan koefisien dispersi
D = 1,01 u (NR)0,875
D = 1,01x 1,003 x 10-6 m2/dtk (47.981,836)0,875
D = 0,013 m2/dtk
3) Tentukan bilangan dispersi
m2 dtk
Dt 0,013dtk(45 mnt x 60mnt)
d= 2= = 0,011
L (32.364 m)2
karena bilangan dispersi yang diperoleh 0,011 lebih kecil dari yang diinginkan
0,015, usulan dapat diterima.

c. Cek angka dispersi untuk tangki kontak klorin pada aliran rata-rata
1) Hitung bilangan Reynold
NR = 4 vR/u
18.095,91 m3 1
v = mnt dtk x = 0,013 m/dtk
(2)(1440 )(60 ) 2,704 m x 3 m
hari mnt
u = 1,003 x 10-6 m2/dtk
(4)(0,013)(2,704 m x 3 m)/ (2 x 3 m+2,704 m)
NR = = 47.981,836
1,003 x 10-6 m2 /dtk
V-5
2) Tentukan koefisien dispersi
D = 1,01 u (NR)0,875
D = 1,01 x 1,003 x 10-6 m2/dtk (47.981,836)0,875
D = 0,013 m2/dtk
3) Tentukan bilangan dispersi
m2 dtk
Dt 0,013dtk(45 mnt x 60mnt)
d= 2= = 0,011
L (32,364 m)2
catatan: pada seluruh kondisi aliran, deposisi residu padatan tersuspensi akan terjadi
dalam tangki kontak klorin terutama pada aliran rendah.

d. Headloss Baffle
Asumsi gradien kecepatan = 50/dtk
2 2 -6 m2
G uT (50/dtk) x 1,003 x 10 dtk x 45 menit x 60 sekon/menit
h= = = 0,69 m
g 9,81m/sekon
Jumlah belokan pada setiap bak diasumsikan 50 buah maka headloss pada tiap belokan
yaitu:
htiap belokan = h/50 buah
= 0,69 m / 50 buah
= 0,0138 m
Maka kecepatan tiap belokan yaitu: (denga koefisien kekasaran dinding = 0,3 m)
𝑣2
h=𝑘
2𝑔
0,3 (𝑣)2
0,0138 m =
2 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑡𝑘 2
v = 0,950 m/dtk
celah belokan
𝑄 0,209 𝑚3 /𝑑𝑡𝑘
w= = 𝑚 = 0,661 m
𝑣𝐻 0,950 𝑥 3𝑚
𝑑𝑡𝑘

3. Tahap III
Asumsikan beberapa trial error dimensi cross section tangki kontak klorin dan tentukan
panjang serta kecepatan aliran.
a. Dimensi asumsi
Lebar = 2,926 m
Kedalaman =3m
Jumlah saluran paralel = 2
Panjang = 32,364 m
Cek kecepatan pada aliran puncak
21.187,11 m3 /hari 1
v = mnt dtk x = 0,014 m/dtk
(2)(1440 )(60mnt) 2,926 m x 3 m
hari

b. Cek angka dispersi pada tangki kontak klorin menggunakan persamaan


D = 1,01 u (NR)0,875
1) Hitung bilangan Reynold
V-6
Nr = 4 vR/u
v = 0,014 m/dtk
u = 1,003 x 10-6 m2/dtk
(4)(0,014)(2,926 m x 3 m)/ (2 x 3 m+2,926 m)
NR = = 54.781,026
1,003 x10-6 m2 /dtk
2) Tentukan koefisien dispersi
D = 1,01 u (NR)0,875
D = 1,01x 1,003 x 10-6 m2/dtk (54.781,026)0,875
D = 0,014 m2/dtk
3) Tentukan bilangan dispersi
m2 dtk
Dt 0,014dtk(45 mnt x 60mnt)
d= 2= = 0,012
L (32,364 m)2
karena bilangan dispersi yang diperoleh 0,012 lebih kecil dari yang diinginkan 0,015,
usulan dapat diterima.
c. Cek angka dispersi untuk tangki kontak klorin pada aliran rata-rata
1) Hitung bilangan Reynold
NR = 4 vR/u
21.187,11 m3 1
v = mnt dtk x = 0,014 m/dtk
(2)(1440 )(60 ) 2,926 mx3m
hari mnt
u = 1,003 x 10-6 m2/dtk
(4)(0,014)(2,926 m x 3 m)/ (2 x 3 m+2,926 m)
NR = = 54.781,026
1,003 x 10-6 m2 /dtk
2) Tentukan koefisien dispersi
D = 1,01 u (NR)0,875
D = 1,01 x 1,003 x 10-6 m2/dtk (54.781,026)0,875
D = 0,014 m2/dtk
3) Tentukan bilangan dispersi
m2 dtk
Dt 0,014 (45 mnt x 60 )
dtk mnt
d= = = 0,012
L2 (32,364 m)2
catatan: pada seluruh kondisi aliran, deposisi residu padatan tersuspensi akan terjadi
dalam tangki kontak klorin terutama pada aliran rendah.

d. Headloss Baffle
Asumsi gradien kecepatan = 50/dtk
m2
G2 uT (50/dtk)2 x 1,003 x 10-6 x 45 menit x 60 sekon/menit
dtk
h= = = 0,69 m
g 9,81m/sekon
Jumlah belokan pada setiap bak diasumsikan 50 buah maka headloss pada tiap belokan
yaitu:
htiap belokan = h/50 buah
= 0,69 m / 50 buah
= 0,0138 m
Maka kecepatan tiap belokan yaitu: (denga koefisien kekasaran dinding = 0,3 m)

V-7
𝑣2
h=𝑘
2𝑔
0,3 (𝑣)2
0,0138 m =
2 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑡𝑘 2
v = 0,950 m/dtk
celah belokan
𝑄 0,245 𝑚3 /𝑑𝑡𝑘
w= = 𝑚 = 0,774 m
𝑣𝐻 0,950 𝑥 3𝑚
𝑑𝑡𝑘

Tabel 5.34 Hasil Perhitungan Kriteria Desain Disinfeksi


Desain Tahap I Tahap II Tahap III
Qrata (m3/hari) 19.106,01 23.474,93 28.572,48
Jumlah bak (bak) 2 2 2
Lebar (m) 2,512 2,704 2,926
Tinggi (m) 3 3 3
Jumlah baffle (buah) 50 50 50
Celah belokan (m) 0,570 0,661 0,774
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Banguna n Pengolahan Air Buangan, 2018

Gambar Denah Desinfeksi dan Potongan Denah Disinfeksi dapat dilihat pada Gambar
Pengolahan Lumpur 5.31, 5.32, 5.33, dan 5.34.

5.4.5 Unit Pengolahan Lumpur

Sludge drying bed adalah unit pengolahan lumpur yang digunakan untuk mengeringkan lumpur
yang telah distabilkan pada unit sebelumnya, karena pemasangan, operasional, dan
pemeliharaanya yang cukup sederhana.

a. Fungsi
Unit pengering lumpur berfungsi untuk menampung endapan lumpur dari pengulahan biologis.
Lumpur selanjutnya dikeringkan secara alami dengan bantuan sinar matahari dan angin.
Lumpur yang sudah kering dapat diguanakan sebagai pupuk. Lumpur kan diangkat dan
diletakkan di atas lapisan pasir sehingga cairan akan turun ke pasir dibawahnya. yang berasal
dari kolam fakultatif dan biasanya disebut sebagai kolam pematangan. Kolam ini merupakan
rangkaian akhir dari proses pengolahan aerobic air limbah sehingga dapat menurunkan padatan
tersuspensi dan BOD yang masih tersisa di dalamnya. Kriteria desain kolam pengering lumpur
dapat dilihat pada Tabel 6.24 berikut.
Tabel 5.35 Kriteria Desain Kolam Pengering Lumpur
Kriteria Desain Range Desain Dipilih
 Periode pengeringan (td) 10 – 15 hari 10 hari
 Ketebalan lapisan pasir 230 – 300 mm 300 mm
 Pasir halus 150 mm
 Pasir kasar 75 mm
 Ketebalan lapisan lumpur 150 – 300 mm 300 mm
 Koefisien keseragaman (UC) 4
 Ukuran Efektif (ES) 0,3 – 0,75
 Jarak antar pipa lateral 2,5 – 6 m
 Kecepatan aliran di underdrain > 0,75 m/detik
 Slopeunderdrain 1%
Sumber: *Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam
**Jurna Evaluasi da Optimalisasi Instalasi Pengolahan Limbah Tinja Kota Pekalongan,
**Jurna Perencanaan sistem setmpat

b. Data
V-8
1) Ukuran pasir : 0,3 – 1,22 mm
2) Ukuran kerikil : 0,3 – 2,5 cm
3) Konsentrasi solid influen : 40%
4) Waktu pengolahan (1 periode) : 14 hari + 1 hari untuk pembersihan = 15 hari
5) Berat spesifik : 1,02

c. Perhitungan Dimensi
a. Volume lumpur selama 10 hari
V = debit lumpur x td
= 24,777 m3/hari x 10 hari
= 247,777 m3

b. Influent
Pipa Inlet
V Influent = 1 m/dt
Q = 24,777 m3/dtk
A =Q:V
= 24,777 m3/dtk : 1 m/dt = 24,777 m2
1
A = πd2
4
1
24,777 m2 = x 3,14 x d2
4
D = 5,618 m = 600 mm
c. Luas permukaan lumpur yang dibutuhkan
V 247,777 m 3
As =  2
 825,900 m 2
h 0,3 m
Jumlah unit di asumsian = 3
Dimensi tiap unit adalah:
825,900 m 2
A =  275,3 m 2  276 m 2
3
Asumsi p : l = 3 : 1
P = 3l
Luas per unit = p x l = 3l2
276 m2 = 3l2
276 m 2
l2 =
3
l = 9,6 m = 10 m
p = 3 x 10 m = 30 m
d. Volume air yang hilang setelah 10 hari (kadar air berkurang dari 70 % menjadi 40 %)
Vair = (70 – 40) % x V
= 30% x 247,777 m3
= 74,331 m3
e. Debit effluent (evaporasi diabaikan)
Qeff = (74,331 m3/10 hari) x[hari/86400 dt]
= 0,86 x 10-4 m3/dt
f. Sistem underdrain
V-9
a. Diameter orifice = 1 cm
Dan dibuat pada seluruh badan pipa lateral
1 1
Luas orifice = πd2 = x 3,14 x (0,01)2 = 7,85 10-5 m2
4 4
b. Diameter pipa manifold
D = 30 cm
1 1
Luas penampang pipa manifold= πd2 = x 3,14 x (0,3)2 = 0,071 m2
4 4
c. Diameter pipa lateral
D = 0,8 cm
1 1
Luas penampang pipa lateral= πd2 = x 3,14 x (0,08)2 = 0,005 m2
4 4
Jarak antara pipa lateral 2,5 cm
Untuk denah dan potongan Sludge Drying Bed dapat dilihat pada Gambar 5.35 dan Gambar
5.36

Tabel 5.34 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Kriteria Desain SDB


Desain Tahap I Tahap II Tahap III
volume (m3) 247,777 247,777 247,777
Jumlah bak (bak) 3 3 3
Panjang (m) 30 30 30
Lebar (m) 10 10 10
Tinggi(m) 0,3 0,3 0,3
Diameter (mm) 600 600 600
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Banguna n Pengolahan Air Buangan, 2019

Lumpur dari hasil pengolahan menggunakan sludge drying bed akan diolah dengan
menggunakan metode land treatment, yaitu metoda yang menggunakan kemampuan asimilasi
tanah dalam mendegradasi limbah. Metode land treatmentini menggunakan lahan yang cukup
luas. Oleh karena itu dibutuhkan daerah spreading area yang berada di lokasi fasilitas IPAL.

V-10

Anda mungkin juga menyukai