1. Untuk menentukan kapasitas bak penampung lumpur pada Unit Prasedimentasi, diperlukan
data-data sebagai berikut:
▪ Jumlah penduduk = 10.000 jiwa;
▪ kebutuhan air 40 lt/hari dengan
▪ kebutuhan air maksimum per hari = 1.2 x kebutuhan air rata2;
▪ beban permukaan unit prasedimentasi = 0.5 m/jam;
▪ kedalaman penampung lumpur 0.5 m;
▪ konsentrasi padatan 120 mg/l dan direncanakan reduksi sebesar 92%;
akumulasi lumpur 55 gr/m2/jam dengan konsentrasi zat padat kering 3%.
▪
Penyelesaian Menggunakan MS. Excel :
Kapasitas desain
Q = 480 m3/hr
= 20 m3/jam
dengan kecepatan partikel solids 0,65 m/jam sehingga ukuran tangki dengan kapasitas disain 62 m3 /jam, menjadi
Q =20 / 0.5 x BL = 40 m2
Dicoba dimensi bak
B= 5m
L = 12 m
H= 2m
h = 0.5 m
(H-h) = 1.5 m
Kecepatan aliran
V = Q/BH
V = 2.67 m/jam
Kesimpulan, Pada ujung inlet tangki pengendap, deposit akan terakumulasi lebih cepat, kira-
kira sebesar, sehingga akumulasi yang diijinkan untuk 0,5 meter adalah 166,7 jam = 7 Hari
2. Proses filtrasi biasanya menggunakan media penyaring yang mana terdapat dua jenis yaitu:
1. Single media filter dimana biasanya bahan yang digunakan adalah pasir silika atau dolomit.
Hasil dari penyaringan ini masih berupa suspended solid yang mana lapisan paling atas
harus segera dibilas jika penyaringan mulai berkurang.
2. Dual media filter biasanya menggunakan gabungan antara pasir silika dengan anthrasit.
Susunanya biasanya anthrasit diletakkan pada bagian atas karena berguna sebagai
penghilang bau dan rasa yang disebabkan oleh senyawa organik. Selain itu terkadang juga
ditambahkan media lain seperti garnet atau dolomit.
Setiap desain filtrasi disusun berdasarkan berat jenisnya. seperti misalnya garnet yang biasanya
diletakkan pada bagian bawah. Hal ini dilakukan karena garnet memiliki fungsi sebagai
penyaring terakhir partikel-partikel halus yang masih tembus pada media filter sebelumnya.
• Backwash merupakan mencuci media filter tanpa harus mengeluarkan media filter itu
dari tabung filter. backwash dilakukan dengan menggunakan air dan dari arah yang
berlawanan. Jumlah air pencuci yang dibutuhkan tergantung pada kosentrasi yang
terbawa air pencuci selama proses backwash berlangsung.
3. Pada ilmu rancang bangun atau dunia arsitek istilah green building adalah cara atau konsep
yang menjadikan suatu bangunan / rumah hunian atau ruangan yang disesain untuk
mendapatkan suasana hidup / kehidupan atau suasana kerja yang sehat dan nyaman sekaligus
merupakan bangunan yang hemat energi, dari sudut perancangan, pembangunan, dan
penggunaan yang dampak negatif terhadap lingkungannya sangat minim. Tujuan utama dari
konsep green building itu sendiri adalah untuk meminimalkan dampak yang akan di
sebabkan dalam bangunan tersebut baik itu selama pelaksanaan dan selama penggunaannya.
Ada beberapa contoh banngunan yang menerapakan konsep green building di Indonesia yang
terkenal seperti Sequis Center.
Berikut kriteria penting yang perlu diperhatikan pada penerapan pada konsep green building: