Anda di halaman 1dari 1

Nama : Arif Riyatmoko TUGAS RINGKASAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

Nim : 180523630103 DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NO. 14 TAHUN


2020 TENTANG STANDART PEDOMAN PENGADAAN JASA
Off : 13 MB KONSTRUKSI MELALUI PENYEDIA PASAL 1 SAMPAI PASAL 44

Pasal 1 dan Pasal 2 memaparkan tentang ketentuan umum peraturan dan pekerja jasa kontruksi, penyedia jasa konstruksi
dan Pasal 2 memaparkan mengenai peraturan menteri yang dimaksud diajukan untuk konsultansi dan pekerjaan konstruksi.
Pasal 3 dan Pasal 4 memaparkan mengenai peraturan dibuat untuk pemilihan pengadaan jasa konstruksi dan
pembiayaannya dan Pasal 4 memaparkan tentang pelaku yang terlibat dalam pengadaan jasa konstruksi.
Pasal 5 memaparkan tentang tugas dan wewenang PA dalam pengadaan jasa konstruksi.
Pasal 6 memaparkan tentang tugas dan wewenang KPA dalam pengadaan jasa konstruksi.
Pasal 7 dan Pasal 8 memaparkan tentang tugas dan wewenang PPK dalam pengadaan jasa konstruksi dan Pasal 8
memaparkan tugas dari pejabat pengadaan yaitu mempersiapkan pelaksanaan pengadaan langsung.
Pasal 9 dan Pasal 10 memaparkan tugas dan wewenang pokja pemilihan dalam pengadaan jasa konstruksi dan Pasal 10
memaparkan tentang tugas dari agen pengadaan harus sesuai dengan ketentuan peraturan UU.
Pasal 11 memaparkan rincian tugas PJPHP dan PHPP dalam pengadaan barang dan jasa. Pasal 12 memaparkan tentang
penyedia harus memenuhi kualifikasi jasa konstruksi sesuai peraturan UU.
Pasal 13 dan Pasal 14 memaparkan mengenai ketentuan kerja sama penyedia yang berbentuk badan usaha dalam
penyedian barang jasa kontruksi dan Pasal 14 memaparkan tentang tahapan kegiatan perencanaan pengadaan melalui
penyedia.
Pasal 15 dan Pasal 16 memaparkan mengenai identifikasi kebutuhan dalam tahapan penyedia jasa berdasarkan kerja
kementrian dan Pasal 16 menjelaskan hal – hal yang dilakukan penyusunan identifikasi kebutuhanjasa konstruksi. Pasal 17
dan Pasal 18 memaparkan mengenai penyusunan identifikasi kebutuhan jasa konsultansi konstruksi dan Pasal 18
menjelaskan pihak penetapan jenis jasa konstruksi yaitu konsultansi dan pekerja konstruksi.
Pasal 19 dan Pasal 20 menjelaskan tentang jadwal dan susunan pengadaan jasa konstruksi dan Pasal 20 memaparkan
mengenai anggaran pengadaan yang dikeluarkan oleh kementrian jasa konstruksi.
Pasal 21 dan Pasal 22 menjelaskan mengenai uraian spesifikasi teknis dalam pengadaan jasa konstruksi dan Pasal 22
memaparkan mengenai penjelasan paket pekerjaan jasa konstruksi.
Pasal 23 dan Pasal 24 menjelaskan mengenai uraian dan larangan dari pemaketan pengadaan jasa konstruksi dan Pasal 24
memaparkan mengenai uraian dan larangan dari pemaketan jasa konstruksi pihak konsultansi.
Pasal 25 dan Pasal 26 menjelaskan mengenai kewenangan konsolidasi pengadaan barang dan jasa dan Pasal 26
memaparkan tentang acuan penyusunan spesifikasi teknis menggunakan detailed engineering design.
Pasal 27 dan Pasal 28 menjelaskan mengenai prinsip – prinsip konstruksi berkelanjutan dan Pasal 28, mengenai uraian
dari rencana umum pengadaan penyedia jasa.
Pasal 29 dan Pasal 30 menjelaskan tentang kegiatan dan uraian persiapan pengadaan jasa oleh penyedia dan Pasal 30
memaparkan mengenai reviu dan penetapan spesifikasi teknis kerangka acuan kerja.
Pasal 31 dan Pasal 32 menjelaskan mengenai tahapan dan ketentuan perhitungan penyusunan Harga Perkiraan Sendiri
(HRS) dan Pasal 32 memeparkan tentang bentuk dan jenis kontrak dalam jasa konsultansi konstruksi.
Pasal 33 dan Pasal 34 menjelaskan tentang jenis – jenis dan bentuk kontrak dalam pekerjaan konstruksi dan Pasal 34
memaparkan tentang penyusunan rancangan kontrak untuk pengadaan langsung berisikan surat kerja dan syarat umum
kontrak.
Pasal 35 dan Pasal 36 memaparkan mengenai karakteristik dan syarat penyusunan kontrak untuk tender dan Pasal 36
menjelaskan tentang penetapan dan ketentuan uang muka dalam pengadaan jasa konstruksi.
Pasal 37 dan Pasal 38 menjelaskan mengenai sifat dari jaminan uang muka dan penerbitan uang muka dilakukan oleh
kuasa PPK dan Pasal 38 memaparkan mengenai uraian persiapan pemilihan penyedia jasa oleh pejabat pengadaan langsung.
Pasal 39 menjelaskan mengenai uraian penetapan pokja dalam persiapan pemilihan penyedia melalui tender terbatas /
seleksi.
Pasal 40 dan Pasal 41 memaparkan tentang uraian revidu dokumen persiapan pengadaan jasa konstruksi dan Pasal 41
memaparkan mengenai penetapan persiapan pemilihan ppengadaan langsung jasa konstruksi oleh pejabat pengadaan.
Pasal 42 dan Pasal 43 memaparkan mengenai susunan uraian pengadaan langsung jasa konstruksi oleh pejabat pengadaan
dan Pasal 43 menjelaskan waktu pelaksanaan pengadaan langsung disesuaikan dengan kebutuhan.
Pasal 44 menjelaskan metode dan evaluasi persiapan seleksi penyedia jasa konsultansi konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai