Anda di halaman 1dari 1

Nama : Arif Riyatmoko TUGAS RINGKASAN PASAL 91-130 PP RI NO.

22 TH 2020
Nim : 180523630103 TENTANG PERATURAN PELASANAAN UU NO. 2 TH. 2017
Off : 13 MB TENTANG JASA KONSTRUKSI

Pasal 91 memaparkan tentang penyelesaian Sengketa. Penyelesaian sengketa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
dilaksanakan dengan prinsip cepat, murah, serta berkepastian hukum.
Pasal 92 dan Pasal 93 memaparkan mengenai musyawarah untuk penyelesaian sengketa. Apabila mufakat tidak tercapai,
maka dilanjutkan dengan mediasi. Dan Pasal 93 memaparkan mengenai tahapan – tahapan upaya penyelesaian sengketa
Konstruksi meliputi : Mediasi, Konsiliasi, dan arbitrase.
Pasal 94-96 memaparkan mengenai Dewan Sengketa. Pada pasal 94, wewenang dari dewan sengketa dapat timbul apabila
kedua belah pihak sepakat untuk memakainya. Dan pada pasal 95, keputusan dari dewan sengketa bersifal final dan mengikat
setelah 28 hari dicetuskan. Serta pada pasal 96 memaparkan Pendanaan terkait dengan penggunaan Dewan Sengketa
dibebankan kepada para pihak dengan jumlah yang setara.
Pasal 97 dan Pasal 98 memaparkan tentang pembinaan jasa konstruksi oleh pemerintah kepada masyarakat. Dan pasal 98
tentang pembinaan jasa konstruksi oleh pemerintah pusat dilaksanakan melalui penetapan kebijakan pengembangan Jasa
Konstruksi.
Pasal 99 dan Pasal 100 memaparkan bahwasanya pelaksanaan pembinaan jasa konstruksi oleh pemerintah pusat dilaksanakan
oleh menteri. Dan pasal 100 memaparkan mengenai penetapan kebijakan pengem bangan jasa konstruksi. Hal ini dilakukan
untuk menentukan arah perkembangan Jasa Konstruksi secara nasional, terstruktur, dan terpadu.
Pasal 101 memaparkan Penetapan kebijakan pengembangan Jasa Konstmksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 huruf a
mempertimbangkan rumusan kebijakan pembinaan yang merupakan hasil penelitian dan pengembangan. Hal tersebut
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang hak kekayaan intelektual.
Pasal 102 dan Pasal 103 memaparkan tentang Penyelenggaraan Kebijakan Pengembangan Jasa Konstruksi. Dan Pasal 102
menjelaskan tentang Penyelenggaraan kebijakan pengembangan Jasa Konstruksi diberikan dalam bentuk: fasilitasi;
konsultasi; dan pendidikan serta pelatihan.
Pasal 103 dan Pasal 104 memaparkan tentang Pemberian fasilitasi dilakukan untuk memperkuat kemampuan instansi
Pemerintah Daerah provinsi terkait Jasa Konstruksi serta meningkatkan kapasitas dan kemampuan Masyarakat Jasa
Konstruksi. Pasal 104 tentang Pengembangan sistem permodalan dan penjaminan dilakukan dalam rangka meningkatkan
kemampuan pelaku Jasa Konstruksi nasional untuk mengakses pasar Jasa Konstruksi internasional.
Pasal 105 dan Pasal 106 memaparkan bahwasannya pemberian konsultasi dilakukan untuk : mendapatkan informasi;
menyamakan pendapat terkait dengan penerapan peraturan perundang-undangan dan kebijakan; Serta permasalahan yang
sifatnya mendesak. Dan pasal 106 memaparkan Pendidikan dan pelatihan diselenggarakan dalam rangka peningkatan
kompetensi Tenaga kerja, Penyedia Jasa, Pengguna Jasa serta Pelaku usaha rantai pasok Jasa Konstruksi.
Pasal 107 dan Pasal 108 memaparkan bahwa Pemantauan dan evaluasi Pembinaan Jasa Konstruksi oleh Menteri. Pasal 108
memaparkan tentang pengembangan kerjasama dengan pemerintah daerah provinsi oleh pemerintah pusat.
Pasal 109 dan Pasal 110 memaparkan bahwa menteri rnemberikan dukungan kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat dalam melaksanakan Pembinaan Jasa Konstruksi dalam bentuk penyusunan norma dan standart yang berlaku maupun
pelaksanaan bimbingan teknis dan pendampingan. Dan pasal 110 memaparkan Menteri berkoordinasi dengan gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk melakukan Pembinaan Jasa Konstruksi kepada penyelenggara Pemerintah Daerah
kabupaten/kota dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat belum mampu melakukan Pembinaan Jasa Konstruksi.
Pasal 111 dan Pasal 112 memuat tentang Pembinaan Jasa Konstruksi oleh Pemerintah Daerah provinsi dilaksanakan oleh
gubernur melalui perangkat daerah provinsi yang membidangi sub-urusan Jasa Konstruksi. Dan pasal 112 memaparkan
kewenangan gubernur dalam menye lenggarakan kebijakan Pembinaari Jasa Konstruksi pada lingkup daerah provinsi.
Pasal 113 dan Pasal 114 memaparkan Gubernur melakukan fasilitas pelatihan tenaga ahli Konstruksi sesuai kewenangan
Pemerintah Daerah provinsi yang membidangi sub-urusan Jasa Konstruksi. Dan pasal 114 menjelaskan Gubernur melakukan
fasilitasi penye lenggaraan Sistem Informasi Jasa Konstruksi cakupan daerah provinsi.
Pasal 115 dan Pasal 116 memaparkan bahwa Gubernur melaksanakan pemantauan dan evaiuasi terhadap Pembinaan Jasa
Konstruksi sesuai dengan kewenangannya. Dan pasal 116 memaparkan tentang pembinaan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota.
Pasal 117 dan Pasal 118 memaparkan bahwa bupati/walikota menyelenggarakan pembinaan jasa konstruksi sesuai
kewenangannya. Dan pasal 118 mengenai bupati/walikota menyelenggarakan pelatihan tenaga terampil sesuai
kewenangannya.
Pasal 119 dan Pasal 120 memaparkan tentang Bupati/walikota melakukan fasilitasi penyelenggaraan Sistem Informasi Jasa
Konstruksi. Dan pasal 120 memaparkan Bupati/walikota melaksanakan pemantauandan evaluasi terhadap pembinaan
kebijakan Jasa Konstruksi.
Pasal 121 memaparkan tentang Pengawasan penye lenggaraan Jasa Konstruksi dilakukan untuk mewujudkan ketertiban
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Pasal 122 sampai 126 memaparkan bahwa Menteri wajib melakukan pengawasan penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang
meliputi beberapa aspek.
Pasal 127 dan Pasal 128 memaparkan pengawasan tertib kinerja Penyedia Jasa dilakukan guna memenuhi kewajiban
registrasi Penyedia Jasa. Dan pasal 128 mengatur tentang kewenangan menyelenggarakan pengawasan oleh menteri.
Pasal 129 dan Pasal 130 memaparkan mengenai pengawasan pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh Gubernur.

Anda mungkin juga menyukai