I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui macam-macam alat ukur panjang.
2. Untuk mengetahui cara penggunaan dan cara membaca alat ukur panjang
(mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup).
3. Untuk membaca dan menulis skala dengan benar dan menghitung hasil
pengukuran yang telah didapatkan.
II. TEORI
Pengukuran adalah bagian dari keterampilan Proses Sains yang merupakan
pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dengan
melakukan pengukuran, dapat diperoleh besarnya atau nilai suatu besaran atau
bukti kualitatif. Pengukuran adalah membandingkan antara suatu besaran dengan
besaran lain yang sejenis yang dijadikan acuan.
Apabila seseorang melakukan pengukuran terhadap suatu obyek dengan
cara berulang-ulang dan diperoleh hasil yang hampir sama dari masing-masing
pengukuran bila dibandingkan harga rata-rata pengukuran yang berulang-ulang
tersebut, maka dikatakan proses pengukuran itu mempunyai ketepatan yang
tinggi.
Sedangkan, teliti dalam suatu pengukuran memiliki dua makna, pertama
teliti yang dikaitkan dengan apakah hasil suatu pengukuran persis atau mendekati
sama dengan ukuran yang sudah ditentukan dan yang kedua teliti yang dikaitkan
dengan proses pengukuran itu sendiri (Riskawati, 2018).
Sebagai contoh, pengukuran besaran panjang dengan menggunakan
penggaris (mistar), mikrometer sekrup dan jangka sorong. Ketiga alat ukur ini
memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Pengukuran dengan Penggaris (Mistar)
1. Tempatkan skala nol pada mistar sejajar dengan salah satu ujung
benda.
2. Perhatikan ujung benda lainnya, lalu bacalah skala pada mistar yang
sejajar dengan ujung benda tersebut.
3. Ukurlah panjang dan lebar kertas HVS masing-masing sebanyak 3
kali dan catatlah hasil pengukuran kedalam tabel.
4. Dari tabel di atas hitung rata-rata diameter ketiga objek yang diukur.
5. Hitunglah selisih nilai setiap data dengan nilai rata-rata, kemudian
tuliskan hasilnya dalam tabel.
6. Tulislah hasil pengukuran (hasil pengukuran = rata-rata
ketidakpastian)
VIII. ULASAN
1. Dari percobaan yang dilakukan alat manakah yang lebih akurat?
Jelaskan alasan anda
2. Jelaskan bagaimana cara penggunaan jangka sorong yang tepat!
3. Jelaskan bagaimana cara penulisan skala dengan benar!
2. ELASTISITAS
I. TUJUAN
● Untuk mengetahui sifat fisik keelastisan suatu bahan.
● Untuk menghitung modulus elastisitas jenis logam yang digunakan.
● Untuk mengetahui hubungan antara perubahan panjang kawat dengan
penambahan beban dan hubungannya dengan hukum Hooke.
II. TEORI
Hukum Hooke menyatakan perbandingan tegangan terhadap regangan bernilai
konstan jika deformasi kecil. Maksud dari deformasi kecil adalah perubahan
bentuk masih elastis, sehingga bahan tersebut dapat kembali ke posisi semula,
apabila gaya yang dikerjakan ditiadakan.
Tegangan= σ = A
F…………………………….….………………….(2.1)
Regangan = ε = ∆L
Semua benda "kaku" adalah elastis pada kondisi tertentu, yang berarti
bahwa kita dapat ubah dimensinya sedikit dengan cara menarik, mendorong,
memutar, atau menekan. Regangan ΔL/L dalam suatu spesimen seringkali dapat
diukur dengan mudah dengan suatu alat pengukur regangan. Meskipun modulus
Young untuk suatu benda mungkin hampir sama untuk tegangan dan kompresi,
kekuatan suatu objek mungkin berbeda untuk kedua jenis stres. Beton, misalnya,
sangat kuat dalam menahan atau modulus tekan yang besar tetapi sangat lemah
dalam ketegangan atau kekuatan Tarik (Halliday, 2018).
V. PROSEDUR PERCOBAAN
Jenis Bahan =
Panjang (l) = m
Diameter (d) = m
Jari-jari (r) = m
Tabel Data
Massa P 2
(m)
beban
∆L = xn - x (m)
1
P
(kg)
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
VII. ANALISIS DATA
g s 2
l =……………..m
A = πr2
Slope =
1. Membuat grafik ΔL – vs – m
2. Menghitung nilai Modulus Young dari bahan yang digunakan
γp
=
3. Menghitung persen deviasi
|
γ -γ
% Deviasi = t p
VIII. ULASAN
I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui prinsip kerja dari kalor listrik.
2. Menentukan nilai tara kalor listrik dengan calorimeter secara praktek.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kalor listrik.
II. TEORI
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah
maka kalor yang dikandung sedikit. Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan
suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor:
1. Massa zat
2. Jenis zat (kalor jenis)
3. Perubahan suhu
H = (T Q-T ) (2.2)
2 1
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1
kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar
kalor jenis adalah kalorimeter.
c=
sebagai “metode campuran”, satu sampel zat dipanaskan sampai temperatur
tinggi yang diukur dengan akurat dan dengan cepat ditempatkan pada air
dingin kalorimeter. Kalor yang hilang pada sampel tersebut akan diterimaoleh
air dan kalorimeter. Dengan mengukur suhu akhir campuran tersebut, maka,
dapat dihitung kalor jenis zat tersebut.
Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanaskan sampai suhu tertentu.
Dengan cepat zat itu dimasukkan kedalam kalorimeter yang berisi air dengan
suhu dan massanya sudah diketahui. Kalorimeter diaduk sampai suhunya tidak
berubah lagi. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, kalor jenis yang
dimasukkan dapat dihitung.
Arus listrik akan menimbulkan panas pada suatu kawat tahanan yang
dialirinya. Jika kawat tahanan ini dimasukkan dalam zat cair, maka energi
panas itu diberikan kepada zat cair sehingga suhunya akan naik. Apabila
perpindahan panas tersebut dapat berlangsung, maka banyaknya panas yang
diambil oleh calorimeter beserta isinya berupa air, pengaduk, calorimeter dan
thermometer. Dalam sebuah kawat hambatan yang dialiri listrik terjadi
pemanasan akibat energi listrik menjadi energi panas. Karena daya yang
ditimbulkan oleh arus DC (I) melalui tegangan (V) sama dengan I dikali V,
maka dalam waktu t, energi panas yang dihasilkan adalah
E = V.I.t (2.4)
Dalam metode Joule, kawat hambatan tersebut terletak di dalam air (cairan
lain) di dalam sebuah bejana khusus yang disebut kalorimeter. Menurut teori kalor
dasar, energi E yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda bermassa
m, melalui suhu ∆T adalah E = m.c.∆T
Dimana c disebut nilai bahang benda tersebut. Bila diterapkan pada kalorimeter
yang berisi air maka persamaannya menjadi
E = (m .c ) + (m .c ).∆T (2.6)
A A K K
Dengan :
Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan Asas Black adalah pada
benda yang bersuhu tinggi digunakan (T - T ) dan untuk benda yang bersuhu
1 a
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalor, tara kalor listrik dan tara kalor
mekanik!
2. Jelaskan bagaimana daya listrik dalam kawat hambatan berubah menjadi panas!
3. Apa hubungan antara energi listrik dengan energi panas? Jelaskan!
4. Tuliskanlah Azas Black dan syarat apakah yang harus dipenuhi?
IV. PERALATAN dan BAHAN
3.1 Peralatan
1. Power Supply Digital
Fungsi: Sebagai sumber tegangan listrik.
2. Kabel Penghubung (Hitam dan Merah)
Fungsi: Untuk menyambungkan allat-alat listrik.
3. Termometer digital
Fungsi: Untuk mengukur lamanya terjadinya perubahan suhu dari air es.
4. Tabung kalorimeter dan pengaduk (bahan kalorimeter : aluminium)
Fungsi: Sebagai tempat cairan dan untuk mengaduk cairan.
5. Resistor variable (Tahanan geser)
Fungsi: Untuk memvariasikan tegangan dan arus
6. Stopwatch
Fungsi: Untuk menguur waktu terjadinya perubahan air es serta untuk
memvariasikan waktu.
7. Gelas Ukur (100 mL)
Fungsi: Untuk mengukur volume air es.
8. Neraca Digital
Fungsi: Untuk menimbang massa dari calorimeter dan pengaduk.
a. Bahan
1. Air Es
Fungsi: Untuk mendapatkan suhu yang ideal (dibawah suhu kamar)
V. PROSEDUR PERCOBAAN
60
120
180
240
300
360
420
480
540
600
660
720
780
840
900
VII. ANALISIS DATA
V.I.slope - mkck∆T
ma
3. Menghitung persen deviasi nilai bahang jenis air.
%D = | C
VIII. ULASAN
1. Bandingkanlah hasil anda dengan nilai bahang jenis air (c ) pada referensi.
a
2. Sebutkanlah sumber-sumber ralat yang terjadi dalam percobaan.
3. Mengapa didalam percobaan dipakai air dingin dan suhu dinaikkan.
4.VISKOSITAS
I. TUJUAN
1. Untuk menentukan koefisien kekentalan (□) cairan dengan menggunakan
metode bola jatuh berdasarkan Hukum Stokes.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi nilai koefisien
kekentalan (□) cairan
3. Untuk membandingkan nilai teori koefisien kekentalan cairan dari
referensi dengan nilai koefisien kekentalan cairan yang di peroleh di
laboratorium.
l
F
(2.1)
p
F = ηAvl (2.2)
F= kη v
v (2.3)
Dimana koefisien k tergantung pada bentuk gometrik benda. Bila dianalisa
selengkapnya, maka persamaan untuk gaya kekentalan itu adalah :
F = -6 π η r v
v (2.4)
Persamaan ini adalah rumus pertama kali oleh sir George Stokes dalam
tahun 1845 dan Mulus dengan hokum stokes. Dimana :
Fv = Gaya yang melawan (N)
r = Jari Jari bola (cm)
v = Kecepatan bola relatif terhadap medium (cm/s)
4π
F = rρ g (2.6)
3
g b
3
F b =
3
4πr3ρc g (2.7)
Perhatikan arah kebawah diberi tanda (+) dalam semua persamaan,
setelah subtitusi kerumus (2.1) dan (2.2), diperoleh :
6πηrv = a
3
4π
r (ρ ρ )g
3
b- c (2.8)
Sehingga
2
η= 9
2r
v
Beberapa hal yang perlu dalam pengukuran kekentalan dengan metode ini
adalah:
a. Perlu
dipastikan bahwa kecepatan yang diukur benar-benar adalah
kecepatan konstan (akhir)
b. Persa
maan (2.1) diatas hanya berlaku jika bola lebih kecil dari ukuran tabung
(paling tidak 1/10) dari diameter tabung.
c. Suhu
harus konstan untuk jenis-jenis minyak (Laksono, 2021).
bola
tabung
cairan
bola
Dari data diatas gambarkanlah grafik jarak (x) -vs- waktu(t) dengan
menghitung slope diperoleh kecepatan akhir bola yang jatuh V .
a
7. Stopwatch
Fungsi: Untuk menghitung lamanya bola jatuh pada jarak-jarak
tertentu didalam tabung zat cair.
8. Magnet
Fungsi: Untuk mengambil bola yang jatuh dibawah permukaan
tabung zat cair.
IV.2 Bahan
1. Gliserin
Fungsi: Sebagai objek yang akan dicar i nilai koefisien cairannya
2. Oli
Fungsi: Sebagai objek yang akan dicari nilai koefisien cairannya
3. MinyakGoreng
Fungsi: Sebagai objek yang akan dicari nilai koefisien cairannya
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Jenis Cairan :
2. Volume Cairan :
3. A. Diameter Bola :
i. d bola 1 (d ) :
1
ii. d bola 2 (d ) :
2
iii. d bola 3 (d ) :
3
0.6
0.7
0.8
0.9
1.0
3. Menghitung % deviasi v
%deviasi= | ηt-ηp
VIII. ULASAN
1. Tulislah hasil anda untuk η apakah sesuai dengan range nilai yang tersedia
di laboratorium?
2. Buktikan bahwa kecepatan V yang anda peroleh benar-benar konstan
a
(kecepatan terminal)
3. Sebutkanlah sumber-sumber ralat dalam percobaan ini?
5. INTERFEROMETER AKUSTIK
I. TUJUAN
1. Untuk menyelidiki adanya peristiwa interferensi pada gelombang suara.
2. Untuk menyelidiki hubungan panjang gelombang dengan frekuensi.
3. Untuk menentukan nilai cepat rambat bunyi di udara saat
praktikum
dibandingkan dengan nilai cepat rambat bunyi secara referensi pada
suhu kamar.
II. TEORI
Interferometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang
gelombang dengan ketelitian yang tinggi berdasarkan penentuan garis-garis
interferensi atau pola frinji yang dihasilkan. (Maria,
2015)
Akustik adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
bunyi, berkenaan dengan indra pendengaran serta keadaan ruangan yang
mempengaruhi bunyi.
(Rezita,
2019)
Interferometer adalah alat ukur berdasarkan pada gejala interferensi. Interferensi
yaitu suatu kejadian dimana dua gelombang atau lebih berjalan melalui bagian
yang sama dari suatu ruangan pada waktu yang bersamaan.
(Handayani, 2014)
Arus
PLN
A
Arus
PLN
Au s
PL
Signal generator
osiloskop
Mikrofon
speaker
pipa yang
memiliki dua jalur lintasan A dan B.
P
1000
= 0,34 m
(2.1)
Jika lintasan B digeser agar kedua gelombang menjadi sefase pada
titik interferensi, maka akan terjadi peristiwa penguatan
gelombang (interferensi konstruktif).
Dari keadaan tersebut lintasan B digeser keluar 7,5 cm, karena ada dua
ujung pipa yang digeser maka lintasan B menjadi lebih besar 15 cm dari pada
lintasan A. Maka gelombang yang melewati B akan memliki selisih ½
panjang gelombang dibanding dengan lintasan A. Maka interferensi yang terjadi
di titik interferensi akan berlawanan fasenya antara gelombang yang melalui
lintasan A dengan yang melalui lintasan A. Interferensi ini akan menyebabkan
terjadinya pelemahan gelombang (interferensi dekstruktif).
Apabila pipa lintasan B ditarik keluar sejauh 7,5 cm lagi sehingga selisih
lintasan menjadi 30 cm, maka kedua gelombang yang berinteferensi akan saling
menguatkan kembali. Secara periodik penguatan gelombang akan terjadi bila
selisih lintasan gelombangnya adalah : 0, λ, 2λ, 3λ, dst. Sedangkan
pelemahan gelombang akan terjadi bila terdapat selisih lintasan : λ/2, 3λ/2,
5λ/2, dst. Pelemahan gelombang terjadi untuk selisih lintasan:
∆l = ( 2n-1
2
III. TUGAS PERSIAPAN
1. Tuliskan hubungan antara:
a. Periode dengan frekuensi.
b. Kecepatan rambat gelombang dengan panjang gelombang.
2. Tuliskan sifat-sifat gelombang longitudinal dan gelombang transversal!
3. Terangkanlah interferensi gelombang longitudinal pada gelombang suara.
Apa
perbedaanya dengan perpaduan antara 2 buah gelombang?
4. Apakah syarat-syarat yang diperlukan agar dua buah gelombang bunyi
dapat
berinterferensi?
IV. PERALATAN DAN FUNGSI
1. Osiloskop
Fungsi: sebagai alat untuk menampilkan gelombang sinusoidal
dari
inputannya yaitu gelombang suara melalui alat peraga.
2. Signal Generator
Fungsi: sebagai alat yang menghasilkan sinyal/gelombang sinus (ada
juga gelombang segiempat, gelombang segitiga) dimana
frekuensi serta amplitudonya dapat diubah‐ubah.
3. Pipa bentuk huruf O
Fungsi: sebagai alat untuk memperoleh interferensi
maksimum
gelombang yang didapat dari signal generator.
4. Speaker
Fungsi: sebagai alat untuk mengubah gelombang listrik
menjadi
gelombang suara.
5. Mikrofon
Fungsi: sebagai alat yang digunakan untuk mengubah gelombang
suara
menjadi gelombang listrik.
6. Penggaris
Fungsi: sebagai alat yang digunakan untuk mengukur
simpangan
maksimum dari gelombang yang dihasilkan melalui
osiloskop dengan menggeser ujung pipa.
7. Kabel Penghubung
Fungsi: sebagai alat yang digunakan untuk menghubungkan berbagai
alat
elektronika.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Disusun rangkaian seperti gambar
dibawah.
Arus
PLN
A
Arus
PLN
Ar u s
PLN
Signal generator
osiloskop
speaker
M
ikrofon
7. Ditutup kembali ujung pipa yang bergeser dan diulangi langkah 3, 4, 5, dan
6 dengan frekuensi yang lain (1000 Hz, 1500 Hz, 2000 Hz, dan 2500
Hz).
VI. DATA PERCOBAAN
1.
1
2.
3.
4.
VII. ANALISIS DATA
I. Menghitung panjang gelombang untuk setiap frekuensi
yang dipergunakan dalam percobaan dari pergeseran
pipa (x) dengan λ = 2 (X n
–X )n-1
1 1000
2 1500
3 2000
4 2500
VIII. ULASAN
1. Bahaslah lebih lanjut bagaimana terjadinya peristiwa interferensi
pada
gelombang suara dalam percobaan ini.
2. Bandingkan hasil kecepatan perambatan suara yang diperoleh
dari
perhitungan dengan hasil dari kemiringan grafik.
6.Gelombang Stasioner
I. Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip kerja percobaan gelombang stationer.
2. Untuk mengetahui hubungan antara tegangan tali dengan cepat rambat
gelombang pada tali.
3. Untuk mengetahui aplikasi dari percobaan.
II. Teori
Gelombang tali merupakan suatu jenis gelombang yang memiliki medium
perantara untuk menyalurkan atau menghantarkan gelombang yang ada.
Adapun medium yang dimaksud adalah tali itu sendiri. Dengan begitu,
gelombang tali dapat dikelompokan sebagai gelombang mekanik yang
membutuhkan medium sebagai rambatan gelombang. Gelombang tali
banyak digunakan dalam dilakukannya berbagai percobaaan yang berkaitan
dengan gelombang. Hal ini dikarenakan selain sederhana, gelombang tali
sudah mencakup berbagai sifat dari gelombang-gelombang yang ada.
(Giancoli, 2014)
Gelombang Stationer adalah sebuah tali yang salah satu ujungnya
digoyangkan dan ujung satunya tetap, suatu gelombang yang kontinu akan
merambat ke ujung yang tetap dan di pantulkan kembali dengan terbalik.
(Prabowo, 2021)
IV. Peralatan
1. Vibrator Ticker Timer
Fungsi : Sebagi alat untuk menghasilkan gelombang transversal pada
tali/kawat.
2. Mistar
Fungsi : Untuk mengukur panjang lintasan tali.
3. Beban Gantung
Fungsi : Sebagai variasi beban/massa pada tali saat digetarkan.
4. Katrol
Fungsi : Untuk mengurangi gaya gesek yang ditimbulkan saat
penambahan beban/massa setelah digetarkan tali/kawat.
5. Tali nilon
Fungsi : Sebagai media gelombang transversal yang akan diselidiki
kecepatan rambat gelombangnya bedasarkan simpul simpul yang
terbentuk.
6. Neraca Digital
Fungsi : Untuk menghitung massa tali.
V. Prosedur
1. Disiapkan peralatan yang digunakan.
2. Ditimbang massa tali yang telah ditentukan panjangnya kira-kira 2
meter.
3. Diikat pada wadah yang telah ditimbang terlebih dahulu dan digantung
pada katrol, selanjutnya ujung lainnya diikat ke sumber getar
elektromagnet (Vibrator Ticker Timer).
4. Disusun peralatan seperti pada gambar ilustrasi.
5. Digantung beban/massa pada salah satu ujung tali yang telah disimpul.
6. Dihidupkan Vibrator Ticker Timer dengan menghubungkan ke arus
listrik, kemudian diamati simpul yang terbentuk pada tali/kawat.
7. Dihitung jumlah gelombang yang terbentuk pada tali dengan jarak dan
beban yang telah divariasikan.
8. Diulangi percobaan diatas sebanyak 5 kali.
Frekuensi = 50 Hz
F = m g = …(N)
v = f λ = …(m/s)
μt
=p
% μt ] × 100%
VIII. Ulasan
1. Sebutkan sumber-sumber ralat pada percobaan !
2. Jelaskan hubungan antara frekuensi dengan periode !
7. KEHANTARAN THERMAL METODE LESS
I. TUJUAN
● Membandingkan nilai kehantaran thermal teori dengan hasil praktikum..
● Menentukan nilai kehantaran termal suatu bahan menurut Metode Less
berdasarkan bahan yang bukan penghantar panas yang baik (isolator).
● Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi nilai kehantaran thermal.
II. TEORI
Energi panas dapat berpindah akibat adanya perbedaan temperature yang disebut
Kalor. Satuan SI Kalor adalah Joule. Panas dapat berpindah dari benda
bertemperatur tinggi menuju benda bertemperatur rendah. Ketika dua benda
bertemperatur berbeda bergandengan, maka akan terjadi pertukaran energy panas
hingga temperature kedua benda tersebut seimbang Kalor merupakan suatu
bentuk energi ada empat cara pemindahan panasnya :
1. Konduksi
Konduksi merupakan transfer energi dari partikel yang memiliki energi
lebih besar ke substansi yang memiliki energi lebih kecil (Juelf, 2018).
Konduksi hanya terjadi dengan menghubungkan kedua benda yang
memiliki temperature yang berbeda. Setiap benda mempunyai
konduktivitas termal (kemampuan mengalirkan panas) tertentu yang akan
mempengaruhi panas yang dihantarkan dari sisi yang panas kesisi yang
lebih dingin,semakin tinggi nilai konduktivitas termal suatu benda
semakin cepat pula mengalirkan panas yang diterima dari satu sisi kesisi
yang lain.
2. Konveksi
Konveksi merupakan transfer energy panas antara permukaan padat dan
fluida bergerak dan dalam hal ini fluidanya adalah udara didalam ruangan.
3. Evaporasi (penguapan)
Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi, sumber panas
hanya dapat kehilangan panas, misalnya panas yang dihasilkan oleh tubuh
manusia, kelembaban dipermukaan kulit menguap ketika udara melintasi
tubuh.
4. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melaui zat perantara. Misalnya
tubuh manusia akan mendapatkan panas pancaran dari setiap permukaan
dari suhu yang lebih tinggi dan ia akan kehilangan panas atau
memancarkan panas kepada setiap objek atau permukaan yang lebih sejuk
dari tubuh manusia. Dalam radiasi, gelombang elektromagnetik memegang
peranan penting dalam perpindahan panas, sehingga tidak memerlukan
perantara. Panas pancaran yang diperoleh atau hilang tidak dipengaruhi
oleh gerakan udara juga tidak oleh suhu udara antara permukaan-
permukaan atau objek-objek yang memancar. Bahkan di ruang hampa
sekalipun, perpindahan panas akan tetap berlangsung melalui radiasi
gelombang elektromagnetik (Nurhayati dkk, 2021)
R
T1
t t t
T2 T3
+
A
U V W
d d
Bahan isolator
Logam sebagai konduktor Kumparan panas
1. Tuliskan satuan kehantaran thermal (k) dalam SI dan carilah nilai k untuk:
Cu,Al,Fe dan dua bahan isolator pilihan anda.
2. Sebuah batang logam dipindahkan pada satu ujung dan suhu diamati di
sepanjang batang dimana hasilnya seperti gambardibawah. Bandingkanlah
besar aliran panas pada titik A dengan titik B. Jelaskanlah mengapa
demikian?
T
3. Dua kumparan pemanas listrik yang identik P diberi daya yang sama.
Kedua-duanya terletak diatas isolator thermal yang baik,satu ditutup dengan
penghantar thermal yang baik dan satu lagi ditutup dengan isolator thermal
seperti pada gambar dibawah (ukuran penutup adalah sama).Bandingkanlah
suhu kedua pemanas tersebut
Tutup (logam/isolator)
PP
Pemanas
Isolator termal
IV. PERALATAN
1. Alat Less, terdiri dari 3 keping logam yang identik,1 keping kayu.
2. Power Supply Digital.
3. Termometer Digital.
4. Keping penghantar buruk : kayu.
5. Keping penghantar baik : logam.
6. Amperemeter.
7. Voltmeter.
8. Jangka Sorong.
9. Tahanan Geser.
10. Kabel dan Penjepit Buaya.
11. Stopwatch.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Diukur diameter dan tebal bahan penghantar yang baik (logam) menggunakan
jangka sorong.
2. Diukur diameter dan tebal bahan penghantar yang buruk (kayu) menggunakan
jangka sorong.
9. Dihidupkan stopwatch dan diatur waktu selama 5 menit lalu dicatat pembacaan
suhuT ,T ,T padat ermometer.
1 2 3
10. Dilakukan prosedur yang sama untuk waktu 10 menit,15 menit,20 menit dan
d = ….. cm = ..… m
r = ..… cm = ….… m
x =…… cm = ……..m
r’ = …....cm = …...m
x’ =…...cm = ……m
3. I = ….. A
V = …. V
4. SuhuKamar = …. °C
5. T 0 = …. °C
1
T2 = …..°C
0
T3 = …. °C
0
t (s) T3 (°C)
T1(°C) T2(°C)
300
600
900
1200
1500
TRata-rata
A = π r2
S = 2rx
3.Menghitung luas penampang keping penghantar buruk (Kayu).
A' = πr'2
S' = 2r'x'
T1 + T2
T' = 2
{S '
Kp = e x'
|Kt - kp|
%D =
x 100 %
Kt
VIII. ULASAN
1. Bandingkanlah hasil nilai kehantaran thermal secara praktik dengan hasil nilai
secara teori.
I. TUJUAN
1. Untuk menentukan nilai koefisien muai linear beberapa jenis logam.
2. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi nilai koefisien muai linear.
3. Untuk mengetahui aplikasi dari percobaan koefisien muai linear.
II. TEORI
DL = aL0DT (2.1)
di mana konstanta perbandingan α disebut sebagai koefisien pemuaian linear.
Nilai α tergantung pada sifat zat dan memiliki satuan (°C-1) atau K-1.
Dari persamaan di atas, α adalah perubahan panjang per satuan panjang awal
per derajat perubahan temperatur. Sebagai contoh, jika kuningan sepanjang
1,000000 cm menjadi 1,000019 cm ketika temperatur dinaikkan 1,0°C, koefisien
= D = 0 = 1 ´ °
5
(Hecht, 2017)
pada
pada
Kita menetapkan L = L + ΔL, Gbr. 2.1, dan menulis ulang persamaan sebagai
0
Nilai α untuk berbagai bahan zat padat pada 20°C dapat dilihat di Tabel 2.1
berikut.
19 × 10-6
Kuningan
17 × 10-6
Tembaga
14 × 10-6
Emas
12 × 10-6
Besi atau baja
29 × 10-6
Timah
3 × 10-6
Kaca (Pyrex)
9 × 10-6
Kaca (biasa)
0,4 × 10-6
Kuarsa
≈ 12 × 10-6
Beton dan bata
-0
-10
-20
54 3 201 2345
4.2 Bahan
1. Air
Fungsi: untuk menghasilkan uap panas.
2. Beberapa jenis logam
Fungsi: untuk menentukan nilai koefisien muai linear.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Dipanaskan ketel uap listrik yang berisi air hingga menghasilkan uap
panas.
2. Diukur suhu kamar dengan menggunakan termometer digital.
3. Diukur panjang batang logam yang akan digunakan.
4. Dimasukkan batang logam ke alat ukur koefisien muai linear.
5. Diukur penunjukan mikrometer sekrup batang logam mula-mula.
6. Dihubungkan alat ukur koefisien muai linear ke ketel uap listrik dengan
menggunakan selang tahan panas.
7. Diamati kenaikan suhu pada termometer yang telah dipasang pada alat
ukur koefisien muai linear hingga tidak terjadi pertambahan suhu.
8. Diketatkan mikrometer sekrup pada suhu yang telah ditentukan untuk
mengukur pertambahan panjang logam kemudian dilonggarkan kembali
mikrometer sekrupnya dan dicatat hasilnya.
9. Dilakukan percobaan yang sama dari suhu yang tertinggi ke suhu yang
terendah dengan interval 10 C dari penunjukan suhu awal oleh
o
termometer.
Jenis logam :
Suhu awa (T ) : o
C
i
Suhu akhir (T ) : o
C
f
1 Slope
a= ´
L
0
3. Hitunglah % Deviasi dari percobaan
a a
%D 100%
t
a
t
VIII. ULASAN
1. Bandingkanlah hasil yang diperoleh dengan data referensi!
2. Tuliskan sumber-sumber ralat yang paling berpengaruh pada
percobaan!
3. Apa pengaruh suhu pada percobaan koefisien muai linear?