Anda di halaman 1dari 16

PEMANFAATAN LIMBAH SAMPAH PLASTIK SEBAGAI

AGREGAT BETON POLIMER

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
Yang dibimbing oleh Ibu Cicik Tri Jayanti, S. Pd., M. A.

Disusun oleh:

Rizal Maulana
18052363111

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
OKTOBER 2018
1

A. PENDAHULUAN

Pendahuluan dalam makalah ini berisi tiga aspek. Ketiga aspek tersbut yakni: (1)
Latar Belakang, (2) Rumusan Masalah, dan (3) Tujuan. Ketiga sub bahasan
tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Latar Belakang
Sampah sekarang manjadi masalah yang serius. Penumpukan sampah
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah volume sampah yang sangat
besar sehingga melebihi kapasitas daya tampung Tempat Pembuangan sampah
Akhir (TPA). Menurut Prof. Dr. Ir. Ign. Suhatro dalam buku Limbah Kimia(2011)
mengatakan pemerintah belum begitu serius dalam memikirkan masalah sampah
ini.
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial (sulit terselesaikan).
Data statistik Indonesia Solid Waste Association pada tahun 2014 menunjukan
jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua terbanyak, yaitu sebesar 5,4 juta
ton per tahun atau 14% dari total produksi sampah, sementara data dari Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah(BPLHD) Jakarta pada tahun 2014 ini
mencatat, tumpukan sampah di wilayah DKI Jakarta mencapai lebih dari 6.000
ton per hari dan sekitar 13% diantaranya adalah sampah plastik.
Sampah plastik adalah sampah anorganik yang sulit
didegradasi(diuraikan) oleh mikro organisme. Oleh sebab itu, sampah plastik
menjadi salat satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup, karena
sampah plastik merupakan limbah yang berbahaya dan membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk diuraikan oleh tanah. Bila sampah plastik ini tidak tidak
mendapat penanganan maka akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan
seperti bau yang tidak sedap, pendangkalan sungai dan tersumbatnya alira sungai,
tercemarnya air tanah dan tanah, menurunkan kesuburan tanah, serta racun dari
plastik akan membunuh hewan pengurai seperti cacing (Syifana, 29 November
2016).
Selain itu, Limbah sampah plastik dapat berbahaya bagi kesehatah. Hasil
penilitian Nurhenu (2016) menunjukan bahwa kandungan Bisphenol-A yang
terdapat dalam plasti dapat menyebabkan peningkatan kadar prostat, penurunan
hormo testosteron, dan memungkinkan terjadinya kanker payudara.
2

Berdasarkan penelitian tentang pembuatan beton polimer yang telah


dilakukan sebelumnya oleh Suraatmadja (2000) telah diketahui kelebihan dan
kekurangan beton polimer. Dan dalam penelitian yang dilakukan Henry Miller
(2009) tentang penggunaan limbah plastik sebagai pengganti bahan baku beton,
dapat diketahui bahwa limbah plastik dapat digunakan sebagai bahan alternative
campuran beton tanpa efek yang merugikan.
Melihat berbagai permasalahan limbah plastik sangatlah diperlukan
pengolahan dan pemanfaatan untuk menjadikan limbah plastik mempunyai nilai
guna dan ekonomis yang tinggi yang dapat menguntungkan lingkungan serta
masyarakat, seperti dibuat menjadi bahan campuran pembuatan beton polimer.

2. Rumusan Masalah
a. Jelaskan Jenis-Jenis dan Karateristik sampah Plastik?
b. Bagaimana proses pembuatan Beton Polimer dengan campuran limbah
sumpah plastik?
c. Bagaimana cara uji kekuatan beton polimer berbahan campuran limbah
sampah plastik dalam uji tekan, impact, dan konduktivitas thermal?

3. Tujuan
a. Untuk memaparkan jenis-jenis dan karakteristik sampah plastik yang ada di
masyarakat.
b. Untuk memaparkan proses pembuatan Beton Polimer dengan bahan
campuran berupa limbah sampah plastik.
c. Untuk memaparkan kekuatan uji beton polimer berbahan limbah sampah
plastik dalam uji tekan, impact, dan konduktivitas thermal.

B. PEMBAHASAN
1. JENIS-JENIS SAMPAH PLASTIK DAN KARAKTERISTIKNYA
Struktur dasar kimia plastik merupakan ikatan kovalen. Plastik merupakan
molekul hydrocarbon. Molekul plastik disebut makro molekul karena ukurannya
sangat besar dilihat dari jumlah carbon.
3

Berdasarkan American society of plastic industry(1998), telah dibentuk


sistem pengkodean resin untuk plastik yang dapat di daur ulang(recyle). Kode
/simbol tersebut berbentuk segitiga arah panah yang merupakan simbol daur ulang
dan didalamnya terdapat nomor yang merupakan kode dan resin yang dapar di
daur ulang.
a. PET(polyethylene terephatalate)
PET merupakan resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah
dibentuk ketika panas. Kepekatannya adalah sekitar 1,35-1,38 gram/cc, ini yang
membuatnya pekat, rumus molekulnya adalah (-CO-C6H5-CO-O-CH2-CH2-O-)n.
PET dapat berwarna ataupun tidak berwarna(transparan), tergantung bahan aditif
yang digunakan.

Gambar 3.1 Kode Resin PET

b. HDPE(high Density Polyethytene)


HDPE adalah material plastik yang tersusun dari polimer ethylene dan bahan
aditif lainnya. HDPE dibuat dalam kondisi liat, kuat, kaku, tekanan dan
temperatur tinggi yang berasal dari minyak bumi yang sering dibentuk dengan
cara meniupnya atau tergantung hasil produk yang akan dibuat. Rumus
molekulnya adalah (-CH2-CH2-)n. Keunggulan HDPE mempunyai keunggulan
tahan terhadap air, asam basa, dan pelarut lainnya.

Gambar 3.2 Kode Resin HDPE


4

c. PVC/V(polyvinyl chlorida)
PVC/V adalah jenis plastik yang paling sulit di daur ulang. Jenis ini dapat
ditemukan pada kemasan minyak goreng, kabel listrik, botol pembersih kaca.
Rumus molekulnya adalah(-CH2-CHCl-)n, reaksi yang terjadi antara PVC dapat
berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati, dan berat badan. Plastik ini juga
mengandung klorin dan akan mengeluarkan racun jika dibakar.

Gambar 3.3 Kode Resin untuk PVC/V

d. LDPE(low density polyethylene)


LDPE adalah plastik yang mudah dibentuk ketika panas,yang terbuat dari minyak
bumi dan rumus molekulnya adalah(-CH2-CH2-)n. LDPE adalah resin yang keras,
kuat dan tidak bereaksi terhadap zat kimia lainnya, sulit dihancurkan, tembus
pandang, dan aman untuk kemasan makanan karena LDPE tidak bereaksi terhadap
makanan.

Gambar 3.4 Kode Resin untuk LDPE

e. PP(polypropylene)
PP biasa biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilan lebih
kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan baik terhadap
lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap, lentur, dan keras. Rumus
molekulnya adalah (-CHCH3-CH2-)n.
5

Gambar 3.5 Kode Resin untuk PP

f. PS(Polystyrene)
Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene
ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhn. Rumus molekulnya
adalah (-CHC6H5-CH2-)n. Styrene biasa digunakan sebagai bahan tempat
makanan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan bisa didapatkan dari asap
rokok, asap kendaraan, dan bahan konstruksi. Bahan ini harus dihindari karena
berbahaya bagi kesehata manusia karena mengandung benzene yang bersifat
karsiogenik, juga sifat dari polystyrene yang sulit di daur ulang. Barang ini dapat
dikenali dengan kode 6 angka, namun bila tidak ada angkanya dapat dikenali
dengan cara dibakar. Ketika dibakar plastik PS ini akan mengeluarkan api
berwarna kuning-jingga dan meninggalkan jelaga.

Gambar 3.6 Kode Resin untuk PS

g. OTHER
Untuk jenis ini ada 4 macam, yaitu: SAN (styrene-acrylonitrile), ABS
(Acrylonitrile-styrene), PC (polycarbonate), dan Nylon. SAN dan ABS memiliki
resistensi tinggi terhadap kimian dan suhu, kekuatan, kekakuan dan tingkat
kekerasan yang telah ditingkatkan. Jenis ini bisa didapatkan pada mangkuk mixer,
pembungkus termos. Sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan
lego serta merupakan bahan yang sangat baik untuk bahan makanan dan
6

minuman. PC atau Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi dan gelas
anak.
Tidak semua plastik bernomer 7 adalah Polikarbonat, bahkan segelintir
berbahan nabati. Polikarbonat masih menjadi perdebatan dalam beberapa tahun
terakhir, karena ditemukan BPA(Bisphenol A) saat dicuci. Bisphenol A
merupakan bahan yang berbahaya, karena merupakan bahan hormon penganggu
kehamilan dan pertumbuhan janin

Gambar 3.7 Kode Resin untuk OTHER

2. PROSES PEMBUATAN BETON POLIMER


Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material,
yang bahan utamanya terdiri dari campuran antara semen, agregat halus, agregat
kasar, air dan atau tanpa bahan tambah lain dengan perbandingan tertentu. Karena
beton merupakan komposit, maka kualitas beton sangat tergantung dari kualitas
masing-masing material pembentuk (Kardiyono Tjokrodimulyo,2007).

a. Sejarah Beton Polimer

Ide penelitian beton polimer muncul dari Prof Ir H Djuanda Suraatmadja,


Dasar yang untuk terciptanya beton polimer ini muncul dari pemikiran
untuk mencari beton yang dalam hal-hal tertentu memiliki sifat lebih baik dari
beton semen. Ternyata dari literatur diketahui, polimer memiliki sifat seperti
semen. Polimer adalah suatu zat kimia yang terdiri dari molekul-molekul yang
besar dengan karbon dan hidrogen sebagai molekul utamanya. Bahan polimer
berasal dari limbah plastik yang didaur ulang, kemudian dicampur dengan bahan
kimia lainnya. Beton polimer memiliki sifat kedap air, tidak terpengaruh sinar
ultra violet, tahan terhadap larutan agresif seperti bahan kimia serta kelebihan
lainnya. Sehingga, beton polimer dapat mengeras di dalam air yang bisa
digunakan untuk memperbaiki bangunan-bangunan di dalam air.
7

b. Proses Pembuatan Beton Polimer


 Pembuatan Agregat

limbah plastik dari jenis HDPE (high density polyethylene) ini dibersihkan
hingga tidak ada lagi kotoran-kotoran yang menempel. Kemudian limbah botol
plastik itu dibuat menjadi potongan-potongan kecil dengan menggunakan mesin
pencacah. Hal ini untuk memudahkan pada saat proses melelehkan dengan cara
memasukkan cacahan plastik HDPE itu ke dalam mesin pencetak plastik. Hasil
lelehan plastik itu dibentuk menjadi bongkahan-bongkahan plastik yang cukup
besar. Kemudian bongkahan-bongkahan plastik itu didinginkan pada udara
terbuka hingga mengeras. Selanjutnya, bongkahan plastik yang sudah mengeras
tadi dipecahkan hingga didapat pecahan-pecahan yang bentuknya menyerupai
agregat dengan ukuran diameter yang beragam antara 10 – 20 mm.

 Persiapan
Pada tahap ini seluruh bahan yang dibutuhkan dipersiapkan terlebih dahulu,
diantaranya semen, air, agregat yaitu butiran muneral alami yang berfungsi
sebagai bahan pengisi beton berupa pasir dan kerikil, serta limbah sampah plastik.
Perbandingan massa bahan yaitu 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil, dengan jumlah air
0,5 dari massa semen. Limbah ember plastikyang diperlukan sebanyak 0%, 2%,
4%, 6% , 8%, 10% dari massa semen. Untuk mengetahui banyaknya bahan yang
diperlukan maka dilakukan perhitungan mix design berdasarkan massa jenis dari
masing-masing bahan.

 Pembuatan Benda Uji


Pada tahap ini bahan yang telah dipersiapkan, diaduk secara manual dengan
cangkul. Pertama-tama kerikil dan pasir diaduk, kemudian semen dimasukkan.
Setelah ketiga bahan tersebut tercampur merata, air dimasukkan sedikit demi
sedikit sambil diaduk. Kemudian limbah ember plastik dimasukkan pada adukan
tersebut dan terus diaduk hingga semua bahan tercampur. Langkah terakhir yaitu
mencetak adukan dalam bentuk kubus (15x15x15) cm, balok dengan ukuran
(panjang = 8 cm, lebar= 2 cm, tinggi = 2cm), dan silinder dengan ukuran
(diameter = 4 cm, tinggi = 0,2 cm) dan (diameter = 4cm, tinggi = 0,4 cm).
8

 Perawatan
Pada tahap ini dilakukan perawatan terhadap benda uji yang telah dibuat pada
tahap sebelumnya. Perawatan ini dilakukan dengan cara merendam benda uji ke
dalam air pada bak perendaman dihari kedua selama 25 hari, kemudiandiangin-
anginkan hingga benda uji berumur 28 hari dan siap dilakukan pengujian.
Perawatan beton berfungsi untuk menjaga agar permukaan beton selalu lembab
sehingga proses hidrasi berlangsung dengan baik dan proses pengerasan terjadi
sempurna, ditandai dengan tidak terjadi retak-retak pada beton dan mutu beton
dapat terjamin.

 Pengujian
Pada tahap ini dilakukan pengujianbkuat tekan, impact, konduktivitas termal
dan setelah beton mencapai umur 28 hari.

1. Kuat tekan
Benda uji yang digunakan dalam pengujian ini adalah kubus dengan sisi 15
cm sebanyak 5 buah untuk setiap variasinya. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan beton dengan campuran limbah ember plastik dalam
menerima beban.

2. Impact
Pengujian ini bertujuan untuk mengukur reaksi pukulan meliputi Strength
(kekuatan), Buttleness (kerapukan). Benda uji yang digunakan adalah balok
dengan ukuran (panjang =8 cm, lebar = 2 cm, tinggi = 2 cm) sebanyak 5 buah
untuk setiap variasinya.

3. Konduktivitas termal
Benda uji yang digunakan untuk pengujian ini adalah sepasang silinder
dengan diameter 4 cm, tinggi 0,2 cm dan 0,4 cm sebanyak 5 pasang untuk setiap
variasinya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan beton dengan
campuran limbah plastikdalam menghantarkan panas.Kerapatan Pengujian ini
berfungsi untuk mengetahui besarnya massa jenis (density)limbah plastik. Benda
uji yang digunakan adalah kubus dengan sisi 15 cm sebanyak 5 buah untuk setiap
variasinya.
9

3. HASIL PENGUJIAN
a. Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan menggunakan lima buah benda uji kubus dengan sisi 15
cm untuk tiap variasi limbah ember plastik. Hasil pengujian kuat tekan beton
dengan penambahan limbah ember plastikberumur 28 hari dapat dilihat pada
Gambar.1

Gambar 1. Hubungan variasi penambahan limbah plastik dengan kuat tekan.

Kuat tekan diperoleh dengan menghitung rasio beban maksimal yang diterima
oleh beton dan luas permukaan bidang yang diberi beban.Semakin besar beban
yang mampu diterima beton maka semakin besar nilai kuat tekannya.Gambar 2
menunjukkan bahwa penambahan variasi limbah plastik 4% memiliki nilai kuat
tekan terbesar. Dari perhitungan diperoleh nilai kuat tekan beton dengan
penambahan limbah plastik tertinggi sebesar (21,8 ± 0,2) x 106N/m2.

b. Impact
Uji impact dilakukan dengan mengukur energi yang diperlukan oleh bandul
izod impact tester untuk memecah sempel uji menjadi 2. Semakin tinggi energi
yang dibutuhkan untuk memecah sempel, menandakan semakin keras sempel
tersebut.Benda uji yang digunakan dalam pengujian impact adalah 5 buah balok
denganukuran panjangxlebar xtinggi = (8x2x2)cm untuk tiap variasi limbah
10

plastik.Dari hasil uji impact dapat dihitung besar energi dengan variasi limbah
plastik maka di dapatkan grafik sebagaimana Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan energi dengan penambahan limbah plastik.

Dari Gambar 2 dapat diketahui bahwa pada penambahan limbah plastik 4%


memiliki energi yang paling besar yaitu sebesar (8,7± 0,3) 10−1 Joule. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada penambahan limbah plastik sebesar 4 %
merupakan benda uji yang paling keras maka untuk memecahkannya memerlukan
energi yang paling besar.

c. Konduktivitas
Pengujian konduktivitas thermal digunakan untuk mengetahui besarnya
kemampuan beton dengan campuran limbah plastik dalam menghantarkan
panas.Pada pengujian konduktivitas termal digunakan dua pasang silinder[7].
Silinder pertama berdiameter 4 cm dengan tinggi 0,4 cm dan silinder kedua
berdiameter 4 cm dengan tinggi 0,2 cm. Hasil pengujian konduktivitas termal
pada beton yang dicampuri limbah plastik berumur 28 hari sebagaimana Gambar
3.

Gambar 3. Hubungan konduktivitas termal dan penambahan limbah plastik.


11

Gambar 3 menunjukkan hubungan antara penambahan variasi komposisi


limbah ember plastik dengan nilai konduktivitas thermal. Nilai terbaik tersebut
dapat diketahui dengan melihat data dari pengujian dan pengolahan data. Apabila
nilai penuruna suhu antar termokopel kecil maka data tersebut adalah data yang
baik dan hasil pengolahan data yang nilainya mendekati satu dengan lainnya
dalam satu variasi yang digunakan. Dari penelitian ini Konduktivitas termal
limbah plastiktertinggiadalah (7,2 ± 0,5) x 10-5kkal/ms°C pada penambahan
limbah plastik 4%.

C. PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Dengan pemaparan diatas sampah plastik memiliki 7 jenis sampah yang
dapat didaur ulang(recyle) berdasarkan riset American Riset of plastic industry.
Setiap jenis sampa plastik memiliki siombol daur ulang yang berupa segitiga arah
panah yang terdapat kode pendaur ulangannya. Setiap jenis sampah terdapat
perbedaan yang signifikan, mulai dari bahan untuk membuatnya, keunggulan
yang dimilikinya serta dampak yang dimiliki oleh setiap jenis sampah. Bahan-
bahan yang digunakan dalam pembentukan plastik berpengaruh pada perlakuan
setelah menjadi sampah. Pada sampah plastik yang berbahan poliester, polietilena,
dan polistirena akan mudah dibentuk dan diubah menjadi kerajinan ketika panas.
Sedangkan sampah plastik dengan bahan diluar itu cenderung memiliki sifat tahan
terhadap suhu tinggi, bahan kimia, kuat dan kaku. Namun, tidak semua golongan
sampah plastik dapat digunakan sebagai agregat dalam pembuatan beton polimer.
Jenis sampah plastik HDPE merupakan sampah plastik yang baik sebagai agregat
dalam pembuatan beton polimer, hal ini berdasarkan sifat dari HDPE yang
merupakan susunan dari polimer etilen yang tahan terhadap panas dan aditif
lainnya, sehingga memiliki kondisi yang kuat, liat, kaku dan tahan terhadap
tekanan.
b. Proses pembuatan beton polimer berbahan limbah sampah plastik, antara
lain terdiri dari 1) tahap pembuatan agregat limbah sampah plastik untuk diolah
menjadi ukuran yang diperlukan; 2) tahap persiapan yaitu pembuatan
perbandingan takaran yang akan digunakan dalam pembuatan beton berupa pasir,
kerikil, dan semen. Limbah sampah plastik memenuhi 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, 10%
12

dari massa semen; 3) Pembuatan benda uji yang akan digunakan dalam pengujian
kekuatan beton berdasarkan perbandingan bahan yang digunakan; 4) perawatan
benda uji agar permukaan selalu lembab dan proses hidrasi berlangsung dengan
baik saat proses pengerasan; 5) pengujian, berupa ujia tekan, impact, dan
konduktivitas. termal.
c. Hasil pengujian pada beton polimer pada tahap uji tekan dapat ditarik
kesimpulan bahwa penambahan agregat sampah plastik sebesar 4% memiliki nilai
tekan terbesar, pada uji tahap impact menunjukkan penambahan 4% agregat
plastik memberikan nilai impact terbesar, dan pada uji konduktivtas termal boten
polimer berbahan limbah sampah plastik nilai tertinggi didapat pada penambahan
agregat sebesar 4%. Dengan demikia, penambahan agregat plastik sebesar 4%
dalam pembuatan beton polimer memiliki kualitas terbaik terhadap tekanan,
goncangan, serta suhu panas yang dialaminya.

2. SARAN
Masih banyak hal yang harus diperbaiki di Indonesia, khususnya masalah
limbah sampah plastik. Berbagai masalah yang ditimbulkan karena limbah
sampah harus bisa secepatnya diatasi oleh semua kalangan, tidak hanya
pemerintah sebab bukan hanya pemerintah saja yang membuat sampah masyarkat
awam juga produsen terbesar. Salah satu pemanfaatan limbah sampah plastik
salah satunya dengan pembuatan beton polimer. Peluang pembuatan beton
polimer sangat besar karena sumber daya sangat banyak didukung indonesia
adalah negara berkembang dengan pembangunan yang tinggi. Jika beton polimer
bisa diproduksi secara besar dengan kerjasama pemerintah dengan para pelaku
industri maka akan akan memberikan keuntungan bagi kedua pihak. Dari
pemerintah penanganan limbah sampah plastik dapat teratasi sehingga masalah
tentang sampah dapat berkurang dari pihak industri bisa mengurangi pengunaan
semen dalam pembuatan beton, sehingga peluang pemanfaatan limbah sampah
plastik menjadi efektif dan membawa dampak baik dalam ekonomi. Selain itu,
pada penelitian selanjutnya diharapkan mampu menciptakan beton polimerdengan
konduktivitasdiatas 100 derajat celcius.
Daftar Rujukan

Anggraeni, S.S. 2014. Pengaruh Kadar Zat Additiv Terhadap Kuat tekan Pada Beton
Mutu Tinggi. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung; Universitas Negeri Lampung.
http://www.pusdiklatmigas.com/file/t2-_Bahaya_Plastik_---_Nurhenu_K.pdf. Diakses
pada 05 Oktober 2018
Rismayasari, Y., Utaru, U., & Santoso, U. 2012. Pembuatan Beton Dengan Campuran
Limbah Plastik dan Karakteristiknya. Pembuatan Beton dengan Campuran Limbah
Plastik. Indonesian Journal Of Applied Physics, 2(02), 24-26. DOI: DOI:
http://dx.doi.org/10.13057/ijap.v2i02.1284
Rommel, E. 2015. Pembuatan Beton Ringan Dari Aggregat Buatan Berbahan Plastik.
Jurnal Gamma, 9(1), 137-147. Dari
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/viewFile/2417/2777.

Anda mungkin juga menyukai