PRAKTIKUM : 6
6.1 PENDAHULUAN
Plastisitas merupakan karakteristik yang penting dalam tanah berbutir halus.
Istilah plastisitas menggambarkan kemampuan tanah untuk berdeformasi pada
volume tetap tanpa terjadi retakan atau remahan. Plastisitas terdapat pada tanah yang
memiliki mineral lempung atau bahan organik. Suatu kondisi fisis dari tanah berbutir
halus pada kadar air tertentu dikenal dengan konsistensi. Berdasarkan kadar airnya,
tanah digolongkan dalam tiga kondisi yaitu kondisi cair, plastis, semi-padat atau
padat.
Batasan kadar air dimana terjadi perubahan kondisi tanah bervariasi antara tanah
yang satu dengan yang lain. Konsistensinya tergantung pada interaksi antar partikel-
partikel mineral lempung. Penurunan kadar air mengakibatkan penipisan tebal lapisan
kation dan juga menyebabkan naiknya nilai gaya tarik-menarik antar partikel. Untuk
suatu jenis tanah yang akan mencapai kondisi plastis, besarnya gaya-gaya antar partikel
harus sedemikian rupa sehingga partikel-partikel tersebut bebas tergelincir relatif
terhadap sesamannya, dengan tetap mempertahankan kohesi di antara mereka.
Penurunan kadar air juga mengakibatkan reduksi volume tanah, baik dalam keadaan
cair, plastis, maupun semipadat. Umumnya tanah berbutir halus secara alamiah berada
dalam kondisi plastis. Batas atas dan bawah dari rentang kadar air dimana tanah masih
bersifat plastis disebut batas cair (liquid limit) dan batas plastis (plastic limit).
Sedangkan peralihan antara kondisi semi padat dan padat terjadi pada batas susut
(shringkage limit) yang didefinisikan sebagai besar kadar air dimana tanah tersebut
mempunyai volume terkecil pada saat airnya mengering.
Jika batas plastis dari suatu sampel tanah tidak dapat ditentukan maka tanah
tersebut dilaporkan sebagai non-plastis (NP).
6.3 PERALATAN
3. Spatula
4. Botol, berisi air suling (Botol semprot)
5. Plat kaca
6. Tin box (cawan)
7. Desikator
8. Oven
9. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
1. Siapkan mangkok batas cair, bersihkan dari lemak atau kotoran yang menempel
dengan menggunakan eather.
9. Ulangi prosedur pengujian mulai dari prosedur no. 4 s/d no.7 dengan variasi
penambahan air yang berbeda.
CATATAN:
1. Proses besinggungnya kedua sisi tanah harus terjadi karena aliran dan bukan
karena geseran antara tanah dan mangkok.
2. Selama berlangsungnya percobaan, kadar air harus dijaga konstan (pencampuran
dilakukan dari kadar air terendah kemudian berurutan menuju yang lebih tinggi).
3. Untuk memperoleh hasil yang teliti, jumlah ketukan diambil antara 10-20, 20-30,
30-40, dengan 4 kali pengujian.
4. Alat pembuat alur Cassagrande digunakan untuk tanah berbutir halus (lempung)
sedangkan type ASTM untuk tanah lempung kepasiran.
JUDUL PEKERJAAN
BERAT CAWAN : UJI BATAS CAIR
BERAT CAWAN + TANAH BASAH W2
W1 gr
gr
5.30
13.32
5.10
13.10
4.94
12.94
5.06
13.05
4.99
13.09
5.00
13.03
LOKASI PEKERJAAN
10.25 10.31
BERAT AIR
: LAB. MEKANIKA TANAH E3
BERAT CAWAN + TANAH KERING W3
W W = W2 - W3
gr
gr
10.80
2.52
10.55
2.55
10.36
2.58
10.47
2.58 2.84 2.72
BERAT TANAH KERING W S = W3 - W1 gr 5.50 5.45 5.42 5.41 5.26 5.31
TANGGAL PENGUJIAN
KADAR AIR : SENIN, 12 AGUSTUS 2019
w = WW / WS x 100% % 45.82 46.79 47.60 47.69 53.99 51.22
y = -4,49ln(n) + 62,87
Grafik Uji Batas Cair
50,50
50,00
49,50
49,00
48,50
48,00
47,50
47,00
46,50
1 Jumlah Ketukan (n) 10 25 100
a= -4,49
PERSAMAAN GARIS LINEAR y = a.Ln(n) + b
b= 62,87
KADAR AIR PADA JUMLAH KETUKAN 25 KALI 48,42 %
Mahasiswa Praktikum
Tanda tangan,
1. Kharismawan Irfan Fauzy (5111418031) Asisten/Laboran
2. Dicki Wahyu Adi Laksono (5111418035)
3. Wahyu Kurniawan (5111418038)
4. Ejennio Niasihlin Ngabut (5111418047)
5. Kemal Fatah (5111418048)
6. Naufal Hanif (5111418056) ( )
6.7 PEMBAHASAN
Perhitungan Kadar Air
Rumus mencari kadar air
w = WW / WS x 100%
Dengan :
w = Kadar Air (%)
WW = Berat Air (gr)
WS = Berat Tanah Kering (gr)
Sampel 1 :
Ww = 2,54 gr
WS = 5,43 gr
w = WW / WS x 100%
= 2,54 / 5,43 x 100% = 46,78 %
Sampel 2 :
Ww = 2.54 gr
WS = 5.45 gr
w = WW / WS x 100%
= 2.54 / 5.45 x 100% = 46.79%
Sampel 3 :
Ww = 2.58 gr
WS = 5.43 gr
w = WW / WS x 100%
= 2.58 / 5.43 x 100%= 47.51%
Sampel 4 :
Ww = 2.61 gr
WS = 5.40 gr
PRAKTIKUM 6 : BATAS CAIR – KELOMPOK 6 7
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1
w = WW / WS x 100%
= 2.61 / 5.40 x 100%= 48,33%
Sampel 5 :
Ww = 2.27 gr
WS = 5.40 gr
w = WW / WS x 100%
= 2.27 / 5.40 x 100%= 41,96%
Sampel 6 :
Ww = 3,11 gr
WS = 5.33 gr
w = WW / WS x 100%
= 3,11 / 5.33 x 100%= 58,35%
Perhitungan Batas Cair
Dari grafik uji batas cair (LL) didapatkan persamaan linier sebagai berikut:
y = -4,49ln(n) + 62,87
Dengan,
y = Kadar Air (%)
x = Jumlah Ketukan
Kadar air pada jumlah ketukan 25 kali :
x = 25
y = -4,49 x ln(25) + 62,87
= 48,42%
Jadi, batas cair (LL) adalah sebesar 48,42%
6.8 PERAWATAN
1. Bersihkan cawan kedap air segera setelah percobaan selesai.
2. Jemur silica gel yang berada dalam desicator secara berkala untuk menghilangkan air
yang diserapnya.
6.9 KESIMPULAN
Keberadaan air yang mengisi rongga pada tanah, akan memberikan dampak
yang besar terhadap perilaku tanah, khususnya pada tanah yang memiliki
kembang susut tinggi seperti pada tanah lempung. Pada tanah lempung, masuknya
air akan menyebabkan pembengkakan yang melalui pori-pori tanah.
Dari hasil praktikum diatas dapat kami simpulkan bahwa rata- rata kadar air
tanah berlokasi di Banaran Semarang adalah 48,42 %.
6.10 DOKUMENTASI
Gambar 6.1 Perataan Permukaan Tanah Gambar 6.2 Hasil Perataan Tanah