Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1

PRAKTIKUM : 6

UJI PENENTUAN BATAS CAIR


Cara uji penentuan batas cair tanah SNI 1967:2008

6.1 PENDAHULUAN
Plastisitas merupakan karakteristik yang penting dalam tanah berbutir halus.
Istilah plastisitas menggambarkan kemampuan tanah untuk berdeformasi pada
volume tetap tanpa terjadi retakan atau remahan. Plastisitas terdapat pada tanah yang
memiliki mineral lempung atau bahan organik. Suatu kondisi fisis dari tanah berbutir
halus pada kadar air tertentu dikenal dengan konsistensi. Berdasarkan kadar airnya,
tanah digolongkan dalam tiga kondisi yaitu kondisi cair, plastis, semi-padat atau
padat.

PRAKTIKUM 6 : BATAS CAIR – KELOMPOK 6 1


LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1

Batasan kadar air dimana terjadi perubahan kondisi tanah bervariasi antara tanah
yang satu dengan yang lain. Konsistensinya tergantung pada interaksi antar partikel-
partikel mineral lempung. Penurunan kadar air mengakibatkan penipisan tebal lapisan
kation dan juga menyebabkan naiknya nilai gaya tarik-menarik antar partikel. Untuk
suatu jenis tanah yang akan mencapai kondisi plastis, besarnya gaya-gaya antar partikel
harus sedemikian rupa sehingga partikel-partikel tersebut bebas tergelincir relatif
terhadap sesamannya, dengan tetap mempertahankan kohesi di antara mereka.
Penurunan kadar air juga mengakibatkan reduksi volume tanah, baik dalam keadaan
cair, plastis, maupun semipadat. Umumnya tanah berbutir halus secara alamiah berada
dalam kondisi plastis. Batas atas dan bawah dari rentang kadar air dimana tanah masih
bersifat plastis disebut batas cair (liquid limit) dan batas plastis (plastic limit).
Sedangkan peralihan antara kondisi semi padat dan padat terjadi pada batas susut
(shringkage limit) yang didefinisikan sebagai besar kadar air dimana tanah tersebut
mempunyai volume terkecil pada saat airnya mengering.
Jika batas plastis dari suatu sampel tanah tidak dapat ditentukan maka tanah
tersebut dilaporkan sebagai non-plastis (NP).

6.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Maksud dan tujuan pengujian ini untuk menentukan kadar air tanah pada batas
cair dengan cara Cassagrande yang akan digunakan untuk menentukan sifat dan
klasifikasi tanah.

6.3 PERALATAN

1. Alat batas cair standard (Atterberg)


2. Alat pembuat alur

PRAKTIKUM 6 : BATAS CAIR – KELOMPOK 6 2


LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1

 Grooving tool (ASTM) untuk tanah kepasiran


 Grooving tool (Cassagrande) untuk tanah kohesif

3. Spatula
4. Botol, berisi air suling (Botol semprot)
5. Plat kaca
6. Tin box (cawan)
7. Desikator
8. Oven
9. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

6.4 BENDA UJI


 Untuk jenis tanah yang mempunyai butiran halus dari saringan No. 40 (0,42
mm), langsung digunakan tanpa melakukan pengeringan dan penyaringan
terlebih dahulu.
 Untuk jenis tanah yang mempunyai butiran kasar dari saringan No. 40, terlebih
dahulu dikeringkan di udara terbuka, kemudian disaring dengan saringan No.40.

6.5 PROSEDUR PENGUJIAN

1. Siapkan mangkok batas cair, bersihkan dari lemak atau kotoran yang menempel
dengan menggunakan eather.

PRAKTIKUM 6 : BATAS CAIR – KELOMPOK 6 3


LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1

2. Atur ketinggian jatuh mangkok, dengan cara sebagai berikut :


· Kendurkan kedua baut penjepit, lalu putar handle/tuas pemutar sampai
posisi mangkok mencapai tinggi jatuh setinggi 10 mm.
· Untuk menentukan tinggi jatuh mangkok, kendurkan baut belakang, angkat
mangkok masukan bagian ujung tungkai pemutar alur ASTM tepat masuk
diantara dasar mangkok dan alasnya, kencangkan kembali baut bagian
belakang.
3. Ambil sampel tanah sekitar 100 gram yang lolos saringan No.40 lalu
letakkan diatas plat kaca pengaduk.
4. Tambahkan air suling sedikit demi sedikit, aduk sampel tanah tersebut
menggunakan spatula sampai homogen.
5. Setelah didapat campuran homogen, ambil sampel tanah dalam tersebut,
masukan ke dalam mangkok alat batas cair. Ratakan permukannya sehingga
sejajar dengan dudukan alat. Bagian yang paling tebal harus ± 1cm.
6. Buatlah alur dengan cara membagi dua benda uji dalam mangkok tersebut,
Gunakan alat pembuat alur (grooving tool)
melalui garis tengah mangkok secara simetris
dengan posisi tegak lurus permukaan
mangkok.
7. Putar tuas/handle pemutar dengan kecepatan 2 putaran perdetik (dalam 1
detik mangkok jatuh 2 kali) sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang 1/2”
(12,5 mm). Catat jumlah ketukan yang terjadi untuk mencapai kondisi yang
bersinggungan tersebut.

8. Ambil sebagian benda uji dari


mangkok tersebut dengan menggunakan spatula, masukan ke dalam tin box
(cawan), tentukan kadar air tanah. Sisa benda uji diletakan diatas plat kaca.

PRAKTIKUM 6 : BATAS CAIR – KELOMPOK 6 4


LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1

9. Ulangi prosedur pengujian mulai dari prosedur no. 4 s/d no.7 dengan variasi
penambahan air yang berbeda.
CATATAN:
1. Proses besinggungnya kedua sisi tanah harus terjadi karena aliran dan bukan
karena geseran antara tanah dan mangkok.
2. Selama berlangsungnya percobaan, kadar air harus dijaga konstan (pencampuran
dilakukan dari kadar air terendah kemudian berurutan menuju yang lebih tinggi).
3. Untuk memperoleh hasil yang teliti, jumlah ketukan diambil antara 10-20, 20-30,
30-40, dengan 4 kali pengujian.
4. Alat pembuat alur Cassagrande digunakan untuk tanah berbutir halus (lempung)
sedangkan type ASTM untuk tanah lempung kepasiran.

6.6 HASIL PRAKTIKUM

LAPORAN M EKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEM ARANG
Gedung E3-E4 Kampus Sekaran- Gunungpati- Semarang 50229
Telepon/Fax (024) 8508102-8508009
Laman : https://www.tekniksipil- unnes.ac.id, email : jts.unnes@gmail.com

UJI PENENTUAN BATAS CAIR

JUDUL PEKERJAAN : UJI BATAS CAIR


LOKASI P EKERJAAN : LAB. MEKANIKA TANAH E3
TANGGAL PENGUJIAN : SENIN,12 AGUSTUS 2019
DIUJI OLEH : KELOMPOK 6, ROMBEL 2 TEKNIK SIP IL 2018

LANGKAH PENGUJIAN SATUAN HASIL PERHITUNGAN


BANYAKNYA KETUKAN 35 26 19
NOMOR CAWAN 1 2 3 4 5 6

JUDUL PEKERJAAN
BERAT CAWAN : UJI BATAS CAIR
BERAT CAWAN + TANAH BASAH W2
W1 gr
gr
5.30
13.32
5.10
13.10
4.94
12.94
5.06
13.05
4.99
13.09
5.00
13.03

LOKASI PEKERJAAN
10.25 10.31
BERAT AIR
: LAB. MEKANIKA TANAH E3
BERAT CAWAN + TANAH KERING W3
W W = W2 - W3
gr
gr
10.80
2.52
10.55
2.55
10.36
2.58
10.47
2.58 2.84 2.72
BERAT TANAH KERING W S = W3 - W1 gr 5.50 5.45 5.42 5.41 5.26 5.31
TANGGAL PENGUJIAN
KADAR AIR : SENIN, 12 AGUSTUS 2019
w = WW / WS x 100% % 45.82 46.79 47.60 47.69 53.99 51.22

DIUJI OLEH : KELOMPOK 8 ROMBEL 2 TEKNIK SIPIL UNNES 2018

LANGKAH PENGUJIAN SATUAN HASIL PERHITUNGAN


BANYAKNYA KETUKAN 36 27 17
NOMOR CAWAN 1 2 3 4 5 6
BERAT CAWAN W1 gr 4,94 5,23 5,37 5,05 5,34 5,01
BERAT CAWAN + TANAH BASAH W2 gr 12,91 13,23 13,38 13,06 13,02 13,45
BERAT CAWAN + TANAH KERING W3 grPRAKTIKUM
10,37 6 10,68
: BATAS 10,80 10,45 10,75
CAIR – KELOMPOK 6 5 10,34
BERAT AIR W W = W2 - W3 gr 2,54 2,55 2,58 2,61 2,27 3,11
BERAT TANAH KERING W S = W3 - W1 gr 5,43 5,45 5,43 5,40 5,41 5,33
KADAR AIR w = W W / W S x 100% % 46,78 46,79 47,51 48,33 41,96 58,35
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1

y = -4,49ln(n) + 62,87
Grafik Uji Batas Cair
50,50

50,00

49,50

49,00

48,50

48,00

47,50

47,00

46,50
1 Jumlah Ketukan (n) 10 25 100

a= -4,49
PERSAMAAN GARIS LINEAR y = a.Ln(n) + b
b= 62,87
KADAR AIR PADA JUMLAH KETUKAN 25 KALI 48,42 %

BATAS CAIR (LL) 48,42 %

Mahasiswa Praktikum
Tanda tangan,
1. Kharismawan Irfan Fauzy (5111418031) Asisten/Laboran
2. Dicki Wahyu Adi Laksono (5111418035)
3. Wahyu Kurniawan (5111418038)
4. Ejennio Niasihlin Ngabut (5111418047)
5. Kemal Fatah (5111418048)
6. Naufal Hanif (5111418056) ( )

PRAKTIKUM 6 : BATAS CAIR – KELOMPOK 6 6


LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1

6.7 PEMBAHASAN
 Perhitungan Kadar Air
Rumus mencari kadar air
w = WW / WS x 100%
Dengan :
w = Kadar Air (%)
WW = Berat Air (gr)
WS = Berat Tanah Kering (gr)
Sampel 1 :
Ww = 2,54 gr
WS = 5,43 gr
w = WW / WS x 100%
= 2,54 / 5,43 x 100% = 46,78 %
Sampel 2 :
Ww = 2.54 gr
WS = 5.45 gr
w = WW / WS x 100%
= 2.54 / 5.45 x 100% = 46.79%
Sampel 3 :
Ww = 2.58 gr
WS = 5.43 gr
w = WW / WS x 100%
= 2.58 / 5.43 x 100%= 47.51%
Sampel 4 :
Ww = 2.61 gr
WS = 5.40 gr
PRAKTIKUM 6 : BATAS CAIR – KELOMPOK 6 7
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1

w = WW / WS x 100%
= 2.61 / 5.40 x 100%= 48,33%
Sampel 5 :
Ww = 2.27 gr
WS = 5.40 gr
w = WW / WS x 100%
= 2.27 / 5.40 x 100%= 41,96%
Sampel 6 :
Ww = 3,11 gr
WS = 5.33 gr
w = WW / WS x 100%
= 3,11 / 5.33 x 100%= 58,35%
 Perhitungan Batas Cair
Dari grafik uji batas cair (LL) didapatkan persamaan linier sebagai berikut:
y = -4,49ln(n) + 62,87
Dengan,
y = Kadar Air (%)
x = Jumlah Ketukan
Kadar air pada jumlah ketukan 25 kali :
x = 25
y = -4,49 x ln(25) + 62,87
= 48,42%
Jadi, batas cair (LL) adalah sebesar 48,42%

6.8 PERAWATAN
1. Bersihkan cawan kedap air segera setelah percobaan selesai.
2. Jemur silica gel yang berada dalam desicator secara berkala untuk menghilangkan air
yang diserapnya.

6.9 KESIMPULAN
Keberadaan air yang mengisi rongga pada tanah, akan memberikan dampak
yang besar terhadap perilaku tanah, khususnya pada tanah yang memiliki

PRAKTIKUM 6 : BATAS CAIR – KELOMPOK 6 8


LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1

kembang susut tinggi seperti pada tanah lempung. Pada tanah lempung, masuknya
air akan menyebabkan pembengkakan yang melalui pori-pori tanah.
Dari hasil praktikum diatas dapat kami simpulkan bahwa rata- rata kadar air
tanah berlokasi di Banaran Semarang adalah 48,42 %.

6.10 DOKUMENTASI

Gambar 6.1 Perataan Permukaan Tanah Gambar 6.2 Hasil Perataan Tanah

Gambar 6.3 Penimbangan Cawan Gambar 6.4 Penbangan Cawan+Tanah

PRAKTIKUM 6 : BATAS CAIR – KELOMPOK 6 9

Anda mungkin juga menyukai