JUDUL PROGRAM
B. LATAR BELAKANG
Penyu merupakan satwa liar sisa peninggalan zaman purba yang dilindungi
langsung dari sarang alaminya, secara tidak disadari pengunduhan telur sama saja
pembinasaan penyu itu sendiri. Perburuan penyu untuk diambil daging dan bagian-
bagian lainnya, kerusakan lokasi tempat pendaratan untuk bertelur di pesisir pantai, juga
pengambilan ikan oleh nelayan dengan menggunakan jaring yang secara tidak sengaja
Penyu hijau adalah sebagai penghuni perairan laut, yakni perairan Samudra yang
pemijahan (breeding ground) yang terkadang jauh sampai melampaui batas negara
maupun benua. Ukuran induk ± 1 m dengan berat badan sekitar penyu tersebut
mempunyai persamaan bentuk kaki depan dan kaki belakang. Kaki depan berbentuk
dayung (flipper) yang digunakan sebagai alat renang, sedang kaki belakang menyerupai
skop yang digunakan sebagai alat kemudi. Selain merupakan satwa langka yang
dilindungi dan hampir punah, keberadaan penyu laut merupakan asuransi bagi
masyarakat pesisir. Ketika para nelayan tidak mampu mencari ikan ke laut, telur penyu
laut sangat berperan sebagai sumber pangan. Kebiasaan penyu untuk bertelur di
hamparan pasir menyebabkan telurnya dapat dengan mudah diambil oleh nelayan
sebagai kebutuhan pangan dan juga kebiasaan para masyarakat Bali dalam
mengkonsumsi daging penyu hija (C. mydas) dalam upacara keagamaan. Hal ini yang
diambil maka kesempatan penyu hijau untuk berkembang biak tidak ada, karena 1 telur
yang dapat menetas hanya mempunyai kesempatan sekali menjadi penyu hijau dewasa
(Balipost, 2003).
Dari pengertian tersebut, orang sering menyalah artikan dengan menganggap bahwa
mata. Padahal, tujuan dari kegiatan konservasi adalah melakukan tindakan perlindungan
Penyu hijau adalah salah satu jenis penyu laut yang umum dan jumlahnya lebih
banyak di banding beberapa penyu lainnya. Jenis seperti penyu belimbing di laporkan
telah sangat berkurang jumlahnya dan termasuk salah satu jenis yang hampir hilang di
perairan, hanya beberapa tempat yang masih sesekali menjadi tempat memijah bagi
jenis penyu ini. Penyu belimbing adalah penyu yang di lindungi dan masuk dalam
Meskipun jumlahnya lebih banyak di banding penyu lainnya, populasi penyu hijau tiap
tahun berkurang oleh penangkapan dan membunuhan baik sengaja maupun tidak
sengaja yang terperangkap oleh jaring dasar laut. Dewasa ini memang sangat mendesak
adanya upaya manajeman perlindungan lingkungan asli hewan ini yang tidak hanya
berlaku pada suatu kawasan perteluran hewan ini namun juga di beberapa daerah yang
merupakan jalur migrasi hewan ini dalam mencari makan. Upaya konservasi dan
perlindungan harusnya bukan hanya di atas kertas saja namun lebih kearah praktek
pemeliharaan yang rill guna menjaga kelangsungan hidup dan lingkungan alami hewan
Yang pernah ada hanya usaha pembesaran penyu (P. Serangan, Gondol Bali) dan usaha
bahkan terancam punah sebab telurnya diambil oleh masyarakat untuk dikonsumsi dan
dijual. Karena setiap bertelur diambil sehingga tidak yang menetas, maka memang
laut (marine conservation area). Kawasan Kepulauan Wakatobi dan perairan laut di
sekitarnya seluas 1.390.000 ha ditunjuk sebagai taman nasional pada tanggal 30 Juli
Wakatobi diambil dari singkatan nama pulau-pulau besar yang menyusun kepulauan ini,
yakni Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko, nama lain dari gugusan pulau-
Runduma. Runduma merupakan surga bagi penyu. Disebut demikian karena di pulau
berpasir putih ini penyu bebas beranank pinak membentuk koloni tanpa gangguan
manusia. Pulau di tengah laut banda dan termasuk wilayah kabupaten Wakatobi
provinsi Sulawesi Tenggara ini sesungguhnya bukan pulau tak berpenghuni. Ada 140
kepala keluarga yang bermukim di pulau itu yang sangat mencintai alam dan pulau
untuk melestarikan penyu hijau (C. mydas) melalui kegiatan konservasi menjadi lebih
besar, namun setiap tahun ternyata populasi hewan ini semakin berkurang. Oleh
karena itu TIM PKMM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo,
kepada masyarakat untuk dapat lebih memaksimalkan kegiatan konservasi penyu hijau
(C. mydas).
C. PERUMUSAN MASALAH
penyelamatan penyu hijau (C. mydas) di Taman Nasional Laut Wakatobi Kabupaten
Wakatobi?”.
D. TUJUAN KEGIATAN
melestarikan penyu hijau (C. mydas) kepada masyarakat, khususnya yang berada
kepulauan wakatobi.
Luaran yang diharapkan dari kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Haluoleo ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mahasiswa
2. Untuk masyarakat
b. masyarakat dapat melakukan proses konservasi penyu hijau (C. mydas) melalui
metode penangkaran
3. Untuk pemerintah
kepada masyarakat
konservasi
Taman Nasional Wakatobi memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai
tinggi baik jenis dan keunikannya, dengan panorama bawah laut yang menakjubkan.
Secara umum perairan lautnya mempunyai konfigurasi dari mulai datar sampai
melandai kearah laut, dan beberapa daerah perairan terdapat yang bertubir curam.
Kedalaman airnya bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044 meter dengan dasar
Masyarakat asli yang tinggal di sekitar taman nasional yaitu suku laut atau yang
disebut suku Bajau. Menurut catatan Cina kuno dan para penjelajah Eropa,
Kepulauan Merqui, Johor, Singapura, Sulawesi, dan Kepulauan Sulu. Dari keseluruhan
berpasir putih ini, penyu bebas beranank pinak membentuk koloni tanpa gangguan
manusia. Pulau di tengah laut banda dan termasuk wilayah kabupaten Wakatobi
provinsi Sulawesi Tenggara ini, sesungguhnya bukan pulau tak berpenghuni. Ada 140
kepala keluarga yang bermukim di pulau itu yang sangat mencintai alam dan pulau
perairan laut banda juga masih lestari. Warga desa Runduma, kecamatan tomia
menghargai kehidupan biota laut dan sangat menjaga terumbu karang di kawasan itu.
Mereka tak pernah merusaknya, karena terumbu karang bagi mereka seperti “ibu” yang
konvensional, seperti pukat dan jala saja. Mereka pantang menggunakan alat modern
apalagi sampai melakukan pemboman ikan yang dapat merusak terumbu karang.
Mereka paham terumbu karang adalah tempat berkembangbiaknya biota laut khususnya
ikan dan penyu. Jika terumbu karang hancur, maka ikan dan penyu tak ada lagi.
Khusus penyu, disebelah pulau runduma terdapat pulau kecil yang sama sekali
tidak berpenghuni. Di pulau tanpa nama, rakyat Runduma membiarkan penyu bertelur.
pengawasan di sekitar teumbu karang Wakatobi, kerap kali pengganggu dari luar
bahkan ada yang berani melakukan pembiusan dengan kompresor. Mereka menyelam
hingga ke dasat karang menebar bius dan membunuh ikan dan biota laut lainnya.
Akibat perbuatannya tersebut, terumbu karang rusak. Ikan-ikan yang belum saatnya
dipanen mati karena di bius. Menurut “Siwa”, warga desa runduma, yang melakukan
pengeboman, pembiusan dan perburuan telur penyu dan sekaligus penyunya adalah
warga di luar pulau Runduma. Namun warga runduma yang kerap di tuding melakukan
itu semua. Padahal bukan mereka, melainkan orang luar yang datang merusak terumbu
karang.
B. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan atau 90 hari kerja yaitu
bulan Maret sampai bulan Mei 2010. Kegiatan ini dilaksanakan di Taman Nasional
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan
No. Alat dan Bahan Fungsi
I. Alat
a. Jaring Pembuatan transek peneluran
b. Patok Pembuatan transek peneluran
J. RANCANGAN BIAYA
Rincian Anggaran Biaya kegiatan di tampilkan pada Tabel 3.di bawah ini: