PENDAHULUAN
Hutan mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik dan
khas, terdapat di daerah pasang surut di wilayah pesisir, pantai, dan atau pulau-pulau
kecil, dan merupakan potensi sumber daya alam yang sangat potensial. Hutan
mangrove memiliki nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi, tetapi sangat rentan
dan pengelolaannya.
pesisir, merupakan sumber daya yang bersifat alami dan dapat terbaharui (renewable
resources) yang harus dijaga keutuhan fungsi dan kelestariannya, supaya dapat
Saat ini ekosistem hutan mangrove telah mengalami kerusakan yang cukup
signifikan. Hal yang mempengaruhi kerusakan dari ekosistem ini adalah kegiatan
manusia sebagai pengunjung ataupun masyarakat yang bermukim di sekitar. Dari hal
laut adalah sangat besar. Jangan sampai hutan mangrove kita rusak.
1
B. Identifikasi Masalah
18. Apa dampak dari kebiasaan yang dilakukan pengunjung bagi lingkungan hutan
mangrove?
2
C. Pembatasan Masalah
mangrove?”
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini disusun dengan tujuan:
F. Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis :
Indramayu.
3
b. Sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia.
2. Bagi akademik :
Indramayu.
4
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Deskripsi Teoretis
Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa
berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air
bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di
sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang
dibawanya dari hulu, terutama di pantai yang terlindung, laguna dan muara sungai
yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang
bahasa Inggris ”grove”. Dalam bahasa inggris kata mangrove digunakan baik untuk
komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut maupun untuk
5
Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland,
vloedbosschen dan hutan payau (bahasa Indonesia). Hutan mangrove oleh masyarakat
Mangrove tersebar di seluruh lautan tropik dan subtropik, tumbuh hanya pada
pantai yang terlindung dari gerakan gelombang bila keadaan pantai sebaliknya, benih
tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan menjatuhkan akarnya. Pantai-pantai ini
tepat di sepanjang sisi pulau-pulau yang terlindung dari angin, atau serangkaian pulau
atau pada pulau massa daratan di belakang terumbu karang di lepas pantai yang
terlindung.
sendiri dikelompokkan menjadi 2 yaitu: sejati dan asosiasi. Mangrove sejati sendiri
terdiri dari 2 jenis yaitu mayor dan minor. Mangrove mayor memiliki 34 jenis dan
banyak kesamaan dengan bakau, maka mangrove pun digabungkan dalam kelompok
Avicenniaceae.
kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya dan diantara makhluk hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah pesisir,
terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang
yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah, salinitas tanahnya yang tinggi, serta
mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis
6
tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan
bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi. Dalam
suatu paparan mangrove di suatu daerah tidak harus terdapat semua jenis
spesies mangrove.
spesies dan karakteristik hutan mangrove tergantung pada faktor-faktor cuaca, bentuk
lahan pesisir, jarak antar pasang surut air laut, ketersediaan air tawar, dan tipe tanah.
Kebiasaan adalah suatu cara lazim yang wajar dan diulang-ulang dalam
waktu. Perilaku-perilaku tersebut bisa sama atau bisa juga berbeda dengan individu
yang lain. Perbuatan atau perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dan menjadi
pola hidup seperti itulah yang disebut kebiasaan. Di masyarakat, juga terdapat
kebiasaan-kebiasaan tertentu yang diikuti oleh setiap warganya. Kebiasaan itu bisa
tertentu yang dianggap praktis dan juga benar. Kebiasaan-kebiasaan tersebut dianggap
sebagai suatu cara yang lazim, wajar, dan juga benar. Karena dianggap wajar dan
bermasyarakat.
7
3) Mematuhi peraturan yang ada.
daerah pemijahan (spawning ground), daerah asuhan (nursery ground) dan tempat
mencari makan (feeding ground) sebagian besar jenis biota laut (ikan, udang,
kepiting) yang bernilai ekonomi penting. Sekitar 80% dari jenis-jenis ikan laut
daerah tropika menghabiskan masa hidupnya paling tidak satu fase dalam daur
8
Kegiatan manusia baik sengaja maupun tidak sengaja telah menimbulkan
spesies-spesies yang nilai ekonominya rendah dan hutan mangrove yang ditebang
ini tidak lagi berfungsi sebagai daerah mencari makan (feeding ground) dan
daerah pengasuhan (nursery ground) yang optimal bagi bermacam ikan dan udang
melalui aliran air tawar berkurang. Pengalihan aliran air tawar, misalnya pada
pembangunan irigasi.
spesies yang lebih toleran terhadap air yang menjadi lebih asin, ikan dan udang
dalam stadium larva dan juvenil mungkin tidak dapat mentoleransi peningkatan
Mengancam regenerasi stok-stok ikan dan udang di perairan lepas pantai yang
memerlukan hutan (rawa) mangrove sebagai nursery ground larva atau stadium
9
g. Pembuangan sampah cair (sewage) menyebabkan penurunan kandungan oksigen
terlarut dalam air, bahkan dapat terjadi keadaan anoksik dalam air sehingga bahan
organik yang terdapat dalam sampah cair mengalami dekomposisi anaerobik yang
antara lain menghasilkan hidrogen sulfida (H2S) dan aminia (NH3) yang keduanya
merupakan racun bagi organisme hewani dalam air. Bau H2S seperti telur busuk
juvenil ikan dan udang yang bernilai ekonomi penting dilepas pantai, dan dengan
pnematofora oleh sedimen yang pada akhirnya dapat mematikan pohon mangrove.
Secara umum kepribadian itu adalah gambaran saat seseorang tampil dihadapan
orang lain dan akhirnya menimbulkan kesan bagi individu lain. Kepribadian
sebenarnya adalah corak perilaku dan kebiasaan yang akhirnya menjadi ciri khas
10
Macam-macam kepribadian secara umum ada 2 yaitu kepribadian positif dan
buruk.
keluarga, sekolah, masyarakat, atau bahkan tempat pekerjaan. Didalam pikiran alam
perilaku. Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah untuk
dilakukan. Faktor tempat dan fasilitas juga memicu terjadinya perilaku tersebut
membuang sampah. Dan tempat yang asal mulanya terdapat banyak sampah, bisa
tempat itu.
B. Kerangka Berpikir
Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa
berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air
bahan organik.Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal
woodland, vloedbosschen dan hutan payau (bahasa Indonesia). Hutan mangrove oleh
masyarakat sering disebut pula dengan hutan bakau atau hutan payau.
lantai hutannya tergenang oleh air yang tinggi permukaannya dipengaruhi oleh
11
pasang dan surutnya air laut. Ekosistem mangrove masuk dalam lingkup ekosistem
pantai karena ia terletak pada kawasan perbatasan antara ekosistem air laut dan
ekosistem darat. Yang menarik dari ekosistem ini adalah kemampuannya dalam
tempat di mana ikan-ikan dan biota lain yang berasal dari tengah laut melakukan
menjaga keseimbangan ekosistem laut dan darat, baik itu dari fungsi fisik, fungsi
Meski memiliki banyak fungsi, kita menyadari saat ini ekosistem hutan
mangrove telah mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Beberapa hal yang
sembarangan. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan negatif tersebut dapat merusak
mangrove yang ditebang ini tidak lagi berfungsi sebagai daerah mencari makan
(feeding ground) dan daerah pengasuhan (nursery ground) yang optimal bagi
bermacam ikan dan udang. Dampak yang disebabkan oleh kegiatan membuang
sampah sembarangan adalah tercemarnya air laut dan berbahaya bagi ekosistem laut.
12
Sebab mengapa pengunjung dan masyarakat sekitar melakukan kegiatan
tersebut biasanya karena mereka tidak tahu dampak yang disebabkan dan tidak peduli
akan lingkungan sekitar. Selain itu, bisa disebabkan karena norma yang berlaku di
sekitar lingkungannya. Kurangnya fasilitas juga menjadi salah satu sebab para
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
Observasi dilakukan pada pagi hari pukul 06.00, pada hari sabtu tanggal 29
Oktober 2016.
2. Tempat Penelitian
B. Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam Penelitian ini adalah metode survei yaitu dengan
cara penyelidikan yang dilakukan oleh memperoleh fakta dari gejala-gejala yang ada
1. Observasi atau pengamatan, yaitu cara pengumpulan data dengan cara mengamati
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
positif. Ada beberapa kebiasaan negatif yang dapat merusak lingkungan hutan
lain:
antara lain:
hutan mangrove. Tetapi, di lingkungan sekitar pantai fasilitas tempat sampah sangat
sedikit. Sehingga banyak sampah yang berserakan di sekitar pantai. Sampah yang
15
kelestarian ekosistem sekitar pantai. Dapat mencemarkan laut dan merusak ekosistem
laut.
Penyebab dari kebiasaan pengunjung antara lain, didalam pikiran alam bawah
sadar masyarakat menganggap bahwa kebiasaan tersebut bukan merupakan suatu hal
yang salah dan wajar untuk dilakukan. Norma dari lingkungan sekitar, seperti
merupakan suatu faktor besar didalam munculnya suatu perilaku. Seseorang akan
melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah untuk dilakukan. Faktor tempat dan
tempat sampah membuat orang sulit untuk membuang sampah. Dan tempat yang asal
mulanya terdapat banyak sampah, bisa membuat orang yakin bahwa membuang
mangrove. Di kawasan hutan mangrove dan sekitar pantai terdapat beberapa larangan
dengan pemberitahuan sanksi jika melanggarnya dalam bentuk papan yang dipasang
16
Gambar 4.1 Larangan Berburu Satwa Endemik Gambar 4.2 Larangan Menebang Pohon
17
Gambar 4.3 Larangan Membuang Sampah Sembarangan
18
B. Kesimpulan Penelitian
dapat merusak dan mencemari lingkungan sekitar. Walaupun sudah tersedia fasilitas,
kepribadian dan norma dari lingkungan sekitar pengunjung yang bersifat baik dan
buruk. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar dalam munculnya suatu
perilaku yang menyebabkan kebiasaan. Faktor tempat dan fasilitas juga penyebab
terjadinya kebiasaan.
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hutan mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik dan
merupakan potensi sumber daya alam yang sangat potensial. Hutan mangrove
memiliki nilai ekonomis yang tinggi tetapi sangat rentan terhadap kerusakan apabila
Saat ini ekosistem hutan mangrove telah mengalami kerusakan yang cukup
signifikan. Hal yang mempengaruhi kerusakan dari ekosistem ini adalah kegiatan
manusia baik sengaja maupun tidak sengaja telah menimbulkan dampak terhadap
ekosistem mangrove.
Kebiasaan adalah suatu cara lazim yang wajar dan diulang-ulang dalam
melakukan sesuatu oleh sekelompok orang. Perbuatan atau perilaku yang dilakukan
secara berulang-ulang dan menjadi pola hidup seperti itulah yang disebut kebiasaan.
Kepribadian adalah corak perilaku dan kebiasaan yang akhirnya menjadi ciri khas dari
20
B. Saran
Mengamati dengan lebih detail, juga berwawancara dengan pengunjung lain dan
2. Untuk masyarakat:
Lebih menjaga lingkungan sekitar hutan mangrove, dengan tidak membuang sampah
21