Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau, dan

dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di

tempat-tempat dimana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik

di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di

sekitar muara sungai dimana air melambat dan mengendapkan lumpur yang

dibawanya dari hulu.

Ekosistem mangrove termasuk golongan ekosistem pantai dangkal

yang sangat menarik, sebagai ciri khas perairan tropik dan subtropik. Peranan

mangrove yang sangat penting tidak diimbangi dengan pelestarian mangrove.

Data dan informasi mengenai daya dukung ekologis mangrove masih kurang

memadai.

Penulis Mengangkat karya ilmiah dengan judul “Hubungan Sifat

Tanah dengan Vegetasi Mangrove di Hutan Mangrove Pantai Karangsong

Desa Karangsong Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu” karena

penulis berharap Informasi ini menjadi referensi dalam upaya perlindungan,

pelestarian, dan pemanfaatan hutan mangrove di Karangsong.

1
2

B. Identifikasi Masalah

Penulis mencoba mengidentifikasi permasalahan-permasalahan

dalam Hubungan Sifat Tanah dengan Vegetasi Mangrove yaitu, sebagai

berikut:

1. Bagaimana ciri tanah yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi

mangrove di Hutan Mangrove Pantai Karangsong?

2. Bagaimana hubungan sifat tanah dengan perbedaan tipe vegetasi

mangrove?

3. Apakah jenis tanah yang berkembang di kawasan Hutan Mangrove Pantai

Karangsong?

4. Bagaimana syarat tumbuhnya mangrove di Hutan Mangrove Pantai

Karangsong?

5. Apakah jenis mangrove yang sering ditemui di kawasan Hutan Mangrove

Pantai Karangsong?

6. Bagaimana pengaruh proporsi tanah terhadap perkembangan mangrove di

Hutan Mangrove Pantai Karangsong?

7. Bagaimana upaya pemanfaatan tanah yang tepat bagi ekosistem

mangrove?

8. Apa saja faktor pendorong berkembangnya mangrove dari aspek tanah?

9. Apa saja faktor penghambat berkembangnya mangrove dari aspek tanah?

10. Bagaimana karakteristik geologi di wilayah Hutan Mangrove Pantai

Karangsong?
3

11. Bagaimana karakteristik geomorfologi di wilayah Hutan Mangrove Pantai

Karangsong?

12. Bagaimana karakteristik tanah di kawasan Hutan Mangrove Pantai

Karangsong?

13. Bagaimana sifat tanah di kawasan Hutan Mangrove Pantai Karangsong?

14. Apakah tingkat keasaman tanah berpengaruh terhadap ekosistem

mangrove?

15. Apakah pencemaran air laut berpengaruh terhadap kualitas tanah?

16. Bagaimana pengaruh pasang surut air laut terhadap kualitas tanah?

17. Bagaimana keadaan tekstur tanah di Hutan Mangrove Pantai karangsong?

18. Bagaimana pengaruh air laut terhadap ekosistem mangrove?

19. Bagaimana topografi tanah di kawasan Hutan Mangrove Pantai

Karangsong?

20. Bagaimana kondisi tanah di kawasan Hutan Mangrove Pantai

Karangsong?

C. Pembatasan Masalah

Dari permasalahan-permasalahan diatas, penulis akan membahas

masalah: Bagaimana ciri tanah yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi

mangrove di Hutan Mangrove Pantai Karangsong?


4

D. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah, dapat penulis simpulkan rumusan

masalah yang akan penulis bahas. Rumusan masalah tersebut adalah

bagaimana ciri tanah yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi mangrove.

E. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini disusun

dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud tanaman mangrove.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud hutan mangrove dan ciri-

ciri hutan mangrove.

3. Untuk mengetahui ciri tanah yang mempengaruhi pertumbuhan

vegetasi mangrove.

F. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang dapat di sampaikan oleh penulis dengan melihat

maksud dan tujuan penelitian baik secara umum maupun secara khusus antara

lain:

1. Memberi informasi kepada pembaca tentang ciri tanah yang

mempengaruhi pertumbuhan mangrove di Pantai Karangsong.

2. Merupakan sarana untuk menambah pengetahuan mengenai ciri

tanah yang mempengaruhi vegetasi Hutan Mangrove di Pantai


5

Karangsong Desa Karangsong Kecamatan Indramayu Kabupaten

Indramayu.
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian Tanaman Mangrove

Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau, dan

dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Tanaman mangrove bersifat unik

karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat

dan di laut. Tanaman mangrove tergolong dalam ekosistem peralihan

atau dengan kata lain berada di tempat perpaduan antara habitat pantai

dan habitat darat yang keduanya bersatu di tumbuhan tersebut.

Tanaman mangrove sangat berbeda dengan tumbuhan lain,

mangrove dapat dikatakan sebagai tanaman yang memiliki kemampuan

adaptasi yang luar biasa. Akarnya yang selalu tergenang oleh air, dapat

bertoleransi terhadap konsisi alam yang ekstrem seperti tingginya

salinitas dan garam. Hal ini menjadi suatu habitat atau ekosistem yang

tak ada duanya.

2. Ciri-ciri Hutan Mangrove

Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau, dan

dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan Ini tumbuh khususnya di

tempat-tempat dimana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik.

Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di

5
sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur

yang dibawanya dari hulu.

5
6

Hutan mangrove mempunyai karakteristik atau ciri-ciri tertentu.

Beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang dimiliki oleh hutan mangrove

antara lain sebagai berikut:

 Didominasi oleh tumbuhan mangrove atau tumbuhan bakau, yakni

tumbuhan yang mempunyai akar memcuat ke permukaan.

 Tumbuh dikawasan perairan payau, yakni perairan yang terdiri atas

cairan air tawar dan air asin.

 Sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

 Keberadaannya terutama di daerah yang mengalami pelumpuran dan

juga terjadi akumulasi bahan organik.

2. Hutan Mangrove dan Lingkungannya.

Pembentukan mangrove dimulai dengan pengendapan lumpur di

daerah pantai yang dibawa oleh aliran sungai, bercampur dengan pasir

sebagai hasil erosi pantai. Watson juga mengatakan bahwa jenis mangrove

yang pertama tumbuh adalah jenis Avicennia, kemudian disusul

jenis Sonneratia. Penyebaran jenis Sonneratiaumumnya dibantu oleh air dan

berkembang pada tanah yang banyak mengandung bahan organik bercampur

lumpur.

Hutan mangrove adalah tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang

surut (terutama pada pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang

tergenang pasang dan bebas genangan pada saat surut yang komunitas

tumbuhannya bertoleransi terhadap garam. Sedangkan ekosistem mangrove

merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme (hewan dan tumbuhan)
7

yang berinteraksi dengan faktor lingkungannya di dalam suatu habitat

mangrove.

3. Sifat dan Jenis Tanah Hutan Mangrove.

Karakteristik tanah mangrove dapat dibedakan menjadi dua kategori

yaitu halic hydraquent dan halic sulfaquent. Sedangkan keadaan tekstur tanah

secara umum sangat halus dengan kadar partikel-partikel koloid yang tinggi.

Kesuburan tanah mangrove tergantung dari endapan yang di bawa oleh air

sungai, yang umumnya kaya akan bahan organik dan mempunyai nilai

nitrogen tinggi. Kehadiran bahan-bahan organik yang dibawa air sungai

tersebut sangat menentukan tekstur tanah pada tempat di mana bahan-bahan

tersebut diendapkan. Perubahan tekstur yang cepat dan tiba-tiba

menyebabkan terganggunya vegetasi yang ada di tempat tersebut. Topografi

tanah pada komunitas mangrove pada umumnya landai atau bergelombang

dengan tanahnya yang bertekstur klei, klei berdebu dan lom. Topografi hutan

mangrove mempengaruhi intensitas dan seringnya penggenangan yang

mengakibatkan perbedaan kadar garam dalam tanah.

Hutan mangrove dapat ditemukan di pesisir pantai wilayah tropis

sampai sub tropis, terutama pada pantai yang landai, dangkal, terlindung dari

gelombang besar dan muara sungai. Secara umum hutan mangrove dapat

berkembang dengan baik pada habitat dengan jenis tanah berlumpur, berlom,

atau berpasir, dengan bahan bentukan berasal dari lumpur, pasir atau pecahan

karang koral. Habitat mangrove tergenang air laut secara berkala, dengan

frekuensi sering (harian) atau hanya saat pasang purnama saja, frekuensi
8

genangan ini akan menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove. Selain

dipengaruhi oleh air laut, habitat mangrove juga menerima pasokan air tawar

yang cukup, baik berasal dari sungai, mata air maupun air tanah yang berguna

untuk menurunkan kadar garam dan menambah pasokan unsur hara dan

lumpur. Kondisi air di habitat mangrove dengan air payau dengan salinitas

sekitar 2-22‰ sampai dengan asin yang bisa mencapai salinitas 38 ‰.

Pengaruh air pasang yang mengandung garam-garam terlarut akan

mewarnai susunan kimia tanah di daerah tersebut sebagai hasil pertukaran

dan penyerapan kation-kation oleh koloid tanah

Tanah daerah mengrove dicirikan oleh tiga hal, yaitu: salinitas tanah

yang tinggi, tingkat kematangan tanah yang rendah, serta mengandung tanah

klei masam (cat clay). Klei masam (cat clay) adalah klei dalam tanah yang

mengandung sejumlah sulfida atau sulfat. Hal ini terjadi karena pengaruh

pasang air laut atau air payau pada saat pembentukan tanah ini dan proses

pasang surut selanjutnya.

B. Kerangka Berpikir

Hutan mangrove Pantai Karangsong memiliki ciri tanah berlumpur

yang bercampur bahan organik dengan keadaan tekstur tanah halus dan

memiliki kadar koloid yang tinggi.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada:

Hari : Sabtu

Tanggal : 29 Oktober 2016

Pukul : 08.00 - selesai

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Hutan Mangrove Pantai Karangsong

Desa Karangsong Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun karya

tulis ilmiah dengan pendekatan studi kasus ini adalah metode deskriptif, yaitu

suatu penelitian yang dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan

fenomena.

1. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Metode Observasi

9
10

Pengamatan (Observasi) yaitu suatu prosedur yang berencana,

yang antara lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah

dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dalam masalah yang

diteliti.

b. Metode Kepustakaan

Untuk memperoleh dukungan teoritis terhadap masalah

penelitian yang dipilih, maka peneliti perlu banyak membaca buku

literaur, naik buku teks (teori) maupun hasil penelitian orang lain,

majalah, jurnal, dan sebagainya.

2. Sumber Data

Sumber data primer didapat dengan tinjauan langsung

dilapangan, sedangkan data sekunder dengan pengumpulan dari buku

dan artikel media cetak dan elektronik.

3. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam karya tulis ini dikumpulkan dengan cara

metode kepustakaan dan dokumentasi. Kemudian data-data tersebut

dianalisis dengan cara menyajikan dan menerangkan data dalam bentuk

kalimat yang semestinya sehingga diperoleh suatu kesimpulan.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel adalah pemilihan sejumlah item tertentu dari

seluruh item yang ada dengan tujuan mempelajari sebagian item tersebut

untuk mewakili seluruh itemnya. Sebagian item yang dipilih disebut sampel.
11

Sedangkan seluruh item yang ada disebut populasi. Jadi teknik pengambilan

sampel dengan cara sebagai berikut:

1. Pengambilan sampel secara keputusan

Pengambilan sampel secara keputusan adalah penentuan sampel

dan pemilihan masing-masing item sampelnya diambil dengan dasar

keputusan yang masuk akal menurut pengambilan sampel. Dipengambilan

sampel secara keputusan, pengetahun atau opini dan pengalaman pengambil

sampel digunakan untuk menentukan item-item sampel yang akan dipilih

dari populasi.

Karya ilmiah ini disusun oleh penulis dengan menggunakan teknik

pengambilan sampel secara keputusan, dengan cara mengambil sebagian

tanah yang terdapat di kawasan Hutan Mangrove Pantai Karangsong.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Hutan Mangrove Pantai

Karangsong Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu. Penelitian ini

membahas tentang ciri tanah yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi

mangrove.

Daerah penelitian ditumbuhi beberapa jenis tanaman mangrove.

Berdasarkan identifikasi vegetasi mangrove di lokasi penelitian, terdapat 6

jenis mangrove yang tumbuh, yaitu Rhizophora mucronata Lam, Rhizophora

stylosa Griff, Rhizophora apiculata BI, Avicennia marina Vierh, Avicennia

alba Blume, dan Sonneratia caseolaris Engl.

Rhizophora mucronata Lam atau dalam bahasa lokal disebut

bakau hitam dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang berlumpur dan dapat

beradaptasi dengan tanah lumpur berpasir. Selain itu, tanaman ini juga

tumbuh di pantai yang berombak tenang.

Rhizophora stylosa Griff atau dalam bahasa lokal bakau kecil dapat

ditanam pada tanah pasir berkoral.

Avicennia marina Vierh dan avicennia alba Blume lebih cocok

ditanam pada tanah pasir berlumpur terutama di bagian terdepan pantai.

12
13

B. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tanah

dapat mempengaruhi jenis vegetasi mangrove. Jenis vegetasi mangrove yang

cocok tumbuh di tanah Hutan Mangrove Pantai Karangsong antara lain

Rhizophora mucronata Lam, Rhizophora stylosa Griff, Avicennia marina

Vierh, dan Avicennia alba Blume.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengamati keseluruhan mengenai ciri tanah yang

mempengaruhi pertumbuhan vegetasi mangrove di Desa Karangsong

Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau, dan

dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Tanaman mangrove bersifat

unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup

di darat dan di laut.

2. Karakteristik tanah mangrove dapat dibedakan menjadi dua kategori

yaitu halic hydraquent dan halic sulfaquent.

3. Sedangkan keadaan tekstur tanah secara umum sangat halus dengan

kadar partikel-partikel koloid yang tinggi.

4. Jenis vegetasi mangrove yang cocok tumbuh di tanah Hutan

Mangrove Pantai Karangsong antara lain Rhizophora mucronata

Lam, Rhizophora stylosa Griff, Avicennia marina Vierh, dan

Avicennia alba Blume.

14
15

B. Saran

Berdasarkan pembahasan tersebut, saran saya adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat lebih memperhatikan akan keberadaan hutan mangrove dan

tidak merusaknya.

2. Bersama-sama melestarikan hutan mangrove demi mendapatkan manfaat

bagi kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang.

3. Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan kelestarian hutan mangrove.

Anda mungkin juga menyukai