Anda di halaman 1dari 12

TUGAS SEMESTER GENAP

T.P 2023/2024

BAHAYA KERUSAKAN ALAM

Disusun Oleh :

Nama : LASIO PANGGABEAN


Nisn :
Kelas : Xl TKRO 1
Guru mapel : J.SIMATUPANG ,sAg.,M.Pd.K

SMK NEGERI 2 SIATAS BARITA


PANSURNAPITU
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas waktu dan

kesehatan serta nafas kehidupan masih di berikan kepada kita. Adapun judul yang

saya kerjakan ini ada "BAHAYA KEEUSAKAN ALAM" tugas ini merupakan tugas

dan tanggung jawab siswa dikelas Xl tahun pelajaran 2023/2024 semester genap SMK

N 2 siatas Barita.

Tugas ini jauh dari kesempurnaannya, untuk itu penulis sangat mengharapkan

masukan, kritik dari saudara- saudara/Teman-teman seperjuangan dari seluruh

kompetensi jurusan, Demi kesempurnaannya. Demikian kata pengantar ini saya

perbuat kiranya tugas ini dapat menambah wawasan para pembaca. Sebelum dan

sesudahnya diucapkan terimakasih.

Siatas Barita, Februari 2024.

LASIO PANGGABEAN

NISN:
BAHAYA KERUSAKAN ALAM

I. Kerusakan Alam

Kerusakan alam merujuk pada berbagai aktivitas manusia yang

menyebabkan perubahan negatif pada lingkungan alami, baik secara lokal maupun

global. Ini meliputi deforestasi (penebangan hutan secara besar-besaran), degradasi

lahan (merusak kualitas tanah), pencemaran udara dan air, hilangnya

keanekaragaman hayati, serta perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca.

Kerusakan alam mengancam keberlanjutan ekosistem dan sumber daya alam,

mempengaruhi keseimbangan ekologi, dan membahayakan kehidupan manusia

serta spesies lainnya. Upaya untuk meminimalkan kerusakan alam melibatkan

perlindungan habitat alami, pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan,

penggunaan energi terbarukan, penegakan kebijakan lingkungan yang ketat, serta

edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Selain itu, kerusakan alam juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang

signifikan. Misalnya, banjir dan tanah longsor dapat menyebabkan kerugian

ekonomi yang besar, termasuk kerusakan infrastruktur dan hilangnya sumber daya

manusia. Pencemaran lingkungan juga dapat menyebabkan masalah kesehatan

masyarakat dan menimbulkan biaya tambahan untuk perawatan medis.

Kerusakan alam juga berdampak pada keberlangsungan mata pencaharian

masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam, seperti nelayan dan petani.

Perubahan iklim juga dapat mengancam keberlanjutan pertanian dan produksi

pangan, menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan ketidakamanan pangan di


berbagai wilayah.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa kerusakan alam bukan

hanya masalah lingkungan semata, tetapi juga merupakan ancaman serius terhadap

kesejahteraan sosial dan ekonomi manusia. Upaya kolektif dari berbagai sektor dan

tingkat masyarakat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini dan menjaga

keberlangsungan hidup di Bumi.Berikut merupakan beberapa dampak kerusakan

alam yaitu :

1. Banjir

Banjir adalah salah satu dampak kerusakan alam yang sering kali

disebabkan oleh perubahan lingkungan alami yang diinduksi oleh aktivitas manusia.

Deforestasi yang luas, pembangunan yang tidak terkontrol, dan perubahan iklim

adalah faktor utama yang berkontribusi terhadap meningkatnya risiko banjir.

Deforestasi mengurangi kemampuan hutan untuk menyerap air hujan, sehingga

meningkatkan aliran permukaan air ke sungai dan menyebabkan banjir.

Pembangunan yang tidak terkontrol dapat menyempitkan saluran aliran air dan

mengurangi kemampuan alamiah lahan untuk menyerap air, meningkatkan risiko

banjir di daerah perkotaan. Perubahan iklim juga dapat memperkuat pola cuaca

ekstrem, seperti hujan lebat yang intensitasnya meningkat, yang dapat

menyebabkan banjir yang lebih sering dan parah.

Dampak banjir dapat merusak properti, mengancam keselamatan manusia,

dan mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat. Selain itu, banjir juga dapat

menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan, baik dalam bentuk kerusakan

infrastruktur maupun kerugian pada sektor pertanian dan perdagangan. Dengan


demikian, banjir sebagai dampak kerusakan alam menunjukkan perlunya upaya

mitigasi dan adaptasi yang kuat untuk mengurangi risiko serta mempersiapkan

masyarakat dalam menghadapi perubahan lingkungan yang terjadi.

2. Tanah longsor

Tanah longsor adalah fenomena alam yang terjadi ketika lapisan tanah atau

batuan terlepas dari lereng atau bukit dan turun secara cepat ke bawah. Ini adalah

salah satu dampak kerusakan alam yang sering kali disebabkan oleh berbagai faktor

manusia, seperti deforestasi, penggalian tambang yang tidak terkontrol, dan

pembangunan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Deforestasi,

misalnya, menghilangkan vegetasi yang memegang tanah dengan akar mereka,

meningkatkan risiko erosi dan longsor. Penggalian tambang dapat melemahkan

struktur lereng dan mengganggu stabilitas tanah, sementara pembangunan

infrastruktur yang tidak memperhatikan kondisi geologi dapat menyebabkan

peningkatan risiko tanah longsor.

Dampak tanah longsor dapat sangat merusak, dengan mengancam

keselamatan manusia, merusak properti, dan mengganggu infrastruktur seperti

jalan, bangunan, dan saluran air. Selain itu, tanah longsor juga dapat menyebabkan

hilangnya sumber daya alam dan kehilangan habitat bagi berbagai spesies

tumbuhan dan hewan. Dengan demikian, tanah longsor sebagai dampak kerusakan

alam menunjukkan pentingnya pengelolaan lahan yang berkelanjutan dan

perencanaan pembangunan yang bijaksana untuk mengurangi risiko serta

melindungi lingkungan dan kehidupan manusia dari dampak negatifnya.

3. Pencemaran
Pencemaran adalah salah satu dampak kerusakan alam yang terjadi ketika

bahan-bahan berbahaya atau zat-zat yang merusak lingkungan dilepaskan ke dalam

atmosfer, air, atau tanah secara tidak terkontrol. Pencemaran bisa berasal dari

berbagai sumber, termasuk limbah industri, limbah domestik, limbah pertanian, dan

polusi udara dari kendaraan bermotor dan pabrik. Dampak pencemaran dapat

meliputi kerusakan ekosistem, menyebabkan kerugian pada keanekaragaman hayati,

mengurangi kualitas air dan udara, serta menimbulkan masalah kesehatan bagi

manusia dan hewan.

Pencemaran udara dapat menyebabkan peningkatan polusi udara yang

berdampak pada kesehatan manusia dan ekosistem. Pencemaran air dapat merusak

ekosistem perairan, mengancam keberlanjutan sumber daya air, dan menyebabkan

keracunan bagi organisme hidup di dalamnya. Pencemaran tanah dapat

menyebabkan degradasi lahan, merusak kualitas tanah, dan mengganggu

pertumbuhan tanaman.

Upaya untuk mengurangi pencemaran meliputi penggunaan teknologi

bersih, pengelolaan limbah yang efisien, penggunaan energi terbarukan, dan

penerapan kebijakan lingkungan yang ketat. Pendidikan dan kesadaran masyarakat

tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi jejak karbon juga

merupakan langkah penting dalam mengatasi pencemaran dan memperbaiki

kerusakan alam.

4. Kabakaran hutan

Kebakaran hutan di Riau pada tahun 2016 menimbulkan dampak serius,

termasuk asap yang menyebar hingga ke Singapura, menyebabkan gangguan


kesehatan dan masalah lingkungan. Kejadian ini tidak hanya merugikan penduduk

lokal tetapi juga menciptakan konsekuensi global dengan mengurangi kualitas udara

dan mengancam kesehatan masyarakat. Selain itu, dampak jangka panjang dari

kebakaran tersebut terasa pada keseimbangan alam, terutama pada habitat hewan

liar yang terancam punah akibat kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan.

Akar masalah kebakaran hutan ini dapat ditemukan dalam aktivitas manusia

seperti pembukaan lahan untuk pertanian atau perkebunan, illegal logging, dan

pembangunan infrastruktur yang tidak terkendali. Pabrik-pabrik yang membutuhkan

lahan seringkali turut andil dalam merusak hutan, baik melalui pembakaran maupun

perambahan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah tegas

seperti penegakan hukum terhadap pembakaran hutan ilegal, pengelolaan hutan

yang berkelanjutan, dan perlindungan habitat hewan liar.

Pentingnya kesadaran masyarakat juga menjadi faktor kunci dalam

mendukung upaya melindungi hutan dan ekosistem alam secara menyeluruh. Selain

itu, perubahan kebijakan yang mendukung pembangunan yang ramah lingkungan

perlu diterapkan untuk mencegah aktivitas manusia yang merugikan kelestarian

hutan dan lingkungan. Hanya dengan langkah-langkah holistik ini, dapat diharapkan

perlindungan terhadap hutan dan ekosistem alam dapat terwujud secara efektif..

5. Global warming

Pemanasan global atau global warming sering kali dikaitkan dengan efek

rumah kaca, di mana suhu bumi terus meningkat karena gas-gas seperti karbon

dioksida, metana, dan nitrogen oksida menjebak panas di atmosfer. Berbagai sektor

industri turut berkontribusi pada peningkatan suhu global dengan melepaskan emisi
gas rumah kaca, terutama melalui pembakaran bahan bakar fosil dan proses

manufaktur. Penggunaan batu bara serta aktivitas penggundulan atau pembakaran

hutan juga berkontribusi pada peningkatan konsentrasi karbon dioksida, sementara

deforestasi mengurangi jumlah pohon yang dapat menghasilkan oksigen melalui

fotosintesis.

Langkah-langkah untuk mengatasi pemanasan global melibatkan upaya

pengurangan emisi gas rumah kaca dan perlindungan hutan. Pembatasan

penggunaan bahan bakar fosil, peningkatan efisiensi energi, serta penerapan

teknologi ramah lingkungan menjadi kunci dalam mengurangi jejak karbon industri.

Sementara itu, perlindungan hutan dan upaya reboisasi membantu menjaga

keseimbangan oksigen-karbon dioksida di atmosfer. Kesadaran akan pentingnya

menjaga ekosistem bumi dan tindakan bersama dalam mengurangi dampak negatif

terhadap lingkungan menjadi hal yang esensial untuk memitigasi pemanasan global

dan menjaga keseimbangan ekosistem bumi.

II.Upaya mengatasi Dampak kerusakan lingungan

Upaya untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan melibatkan

serangkaian langkah preventif, mitigasi, dan adaptasi yang ditujukan untuk

mengurangi atau menghentikan kerusakan yang sedang terjadi, serta mempersiapkan

masyarakat dalam menghadapi perubahan lingkungan yang terjadi. Beberapa upaya

ini meliputi:

1. Konservasi dan restorasi habitat alam: Melindungi dan mengembalikan

ekosistem alami seperti hutan, lahan basah, dan terumbu karang untuk
mempertahankan keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem.

2. Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan: Menerapkan praktik-

praktik pengelolaan yang bertanggung jawab terhadap sumber daya alam seperti air,

tanah, dan hutan untuk memastikan penggunaan yang berkelanjutan dan

keseimbangan ekologis.

3. Penegakan kebijakan lingkungan yang ketat: Mengadopsi regulasi dan

kebijakan yang ketat terkait dengan penggunaan sumber daya alam, emisi polusi, dan

perlindungan lingkungan untuk membatasi kerusakan lingkungan.

4. Edukasi dan kesadaran masyarakat: Meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, serta mendorong

perilaku yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

5. Pengembangan teknologi bersih: Menginvestasikan dalam penelitian dan

pengembangan teknologi yang ramah lingkungan untuk mengurangi emisi polusi dan

ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak terbarukan.

6. Adaptasi terhadap perubahan iklim: Mengembangkan strategi adaptasi

untuk mengurangi kerentanan terhadap dampak perubahan iklim seperti banjir,

kekeringan, dan kenaikan suhu global.


7. Kemitraan dan kolaborasi antar sektor: Melibatkan pemerintah, industri,

lembaga non-pemerintah, dan masyarakat sipil dalam kemitraan dan kolaborasi

untuk merumuskan dan melaksanakan solusi yang efektif dalam mengatasi kerusakan

lingkungan.

Melalui upaya-upaya ini, diharapkan kita dapat mengurangi dampak negatif

kerusakan lingkungan dan mewariskan lingkungan yang lebih baik bagi generasi

mendatang.

KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan

Dampak kerusakan alam, seperti banjir, tanah longsor, pencemaran,

kebakaran hutan, dan pemanasan global, menuntut tindakan kolektif dalam

menjaga keberlangsungan lingkungan dan kesejahteraan manusia melalui

konservasi habitat, penegakan kebijakan lingkungan, edukasi masyarakat,

pengembangan teknologi bersih, dan kolaborasi antar sektor. Upaya-upaya

tersebut menjadi kunci dalam meminimalkan dampak negatif kerusakan alam

serta mewariskan planet yang lebih baik bagi generasi mendatang.

II. Saran

a. Melalui tugas karya tulis ini, kiranya dapat menambah wawasan para

pembaca,secara khusus pada siswa SMK N 2 SIATAS BARITA.

b. Melalui tugas dapat dijadikan sebagai salah satu syarat penilaian terhadap
penulis selaku siswa di kelas XI TKRO-1 oleh guru mapel.
12

Anda mungkin juga menyukai