Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Landasan Kependudukan Dan


Lingkungan Hidup
Dosen Pengampu : Pajar Anugrah Prasetio, S.SI., M.PD

Disusun Oleh:
Abdul Hanif Mulyaman: (20221510084)
Dewi Puspitasari: (20221510104)
Hesni Melani: (20221510195)
Mela Indawati: (20221510185)
Mochamad Arif Nugraha: (20221510156)

PGSD 1A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2023
KATA PENGANTAR
Pencemaran Lingkungan Adalah Sebuah Permasalahan Global Yang
Semakin Memprihatinkan. Dalam Kata Pengantar Ini, Kami Ingin Membahas
Mengenai Pentingnya Menjaga Kebersihan Lingkungan Dan Dampak Yang
Dihasilkan Jika Kita Tidak Peduli Terhadap Lingkungan Sekitar Kita.
Dalam Era Modern Ini, Perkembangan Industri Dan Teknologi Telah
Memberikan Kemudahan Bagi Manusia Dalam Berbagai Aspek Kehidupan.
Namun, Dampak Negatif Dari Kemajuan Tersebut Adalah Semakin Tingginya
Tingkat Pencemaran Lingkungan Yang Mengancam Kelangsungan Hidup
Manusia Dan Makhluk Hidup Lainnya.
Pencemaran Lingkungan Dapat Terjadi Dalam Berbagai Bentuk, Seperti
Pencemaran Udara,Air,Dan Tanah. Dampak Dari Pencemaran Ini Sangat
Merugikan, Seperti Kerusakan Ekosistem, Kesehatan Manusia Yang Terancam,
Dan Terjadinnya Perubahan Iklim.
Oleh Karena Itu, Penting Bagi Kita Untuk Menjaga Kebersihan
Lingkungan Dengan Cara Yang Sederhana Seperti Membuang Sampah Pada
Tempatnya, Menghemat Penggunaan Energi, Dan Menggunakan Kendaraan Yang
Ramah Lingkungan.
Kami Berharap Dengan Kesadaran Kita Untuk Menjaga Lingkungan, Kita
Dapat Mengurangi Tingkat Pencemaran Dan Menjaga Kelestarian Alam Bagi
Generasi Mendatang.

Kuningan,1 April 2023,

Penulis (Kelompok6)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
1. Pengertian Pencemaran Lingkungan...............................................3
2. Kerusakan pada lingkungan hidup...................................................3
3. Jenis-jenis pencemaran lingkungan..................................................5
4. Pencemaran air...................................................................................5
5. Pencemaran tanah..............................................................................9
6. Dampak pencemaran bagi manusia secara global..........................14
7. Upaya penanggulangan pencemaran lingkungan............................15
BAB III PENUTUP.........................................................................................17
A. KESIMPULAN...................................................................................17
B. SARAN.................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan adalah suatu kondisi di mana lingkungan alamiah
terganggu oleh adanya zat atau energi yang masuk ke dalamnya dalam jumlah
yang tidak dapat ditoleransi oleh organisme yang hidup di dalamnya. Pencemaran
lingkungan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti limbah industri, emisi
kendaraan bermotor, penggunaan pestisida dan bahan kimia, dan limbah
domestik.
Dampak pencemaran lingkungan sangat berbahaya bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya di bumi. Pencemaran lingkungan dapat menyebabkan
masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan, kanker, dan kerusakan organ
tubuh. Selain itu, pencemaran lingkungan juga dapat merusak ekosistem dan
mengurangi keanekaragaman hayati.
Sub-sub mengenai pencemaran lingkungan meliputi pencemaran udara,
air, dan tanah. Pencemaran udara terjadi ketika zat-zat kimia atau partikel-partikel
berbahaya masuk ke dalam atmosfer dan mempengaruhi kualitas udara yang kita
hirup. Pencemaran air terjadi ketika zat-zat kimia atau bahan organik masuk ke
dalam sumber air seperti sungai, danau, atau laut dan dapat mempengaruhi
kualitas air yang kita gunakan untuk minum atau melakukan aktivitas lainnya.
Pencemaran tanah terjadi ketika zat kimia atau bahan organik masuk ke dalam
tanah dan dapat merusak kesuburan tanah dan mengurangi produktivitas
pertanian.
Pencemaran lingkungan telah menjadi isu global yang semakin meningkat
dalam beberapa dekade terakhir. Pencemaran lingkungan dapat didefinisikan
sebagai masuknya zat atau energi ke lingkungan yang menghasilkan dampak
negatif terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Pencemaran
lingkungan dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti pencemaran udara, air, dan
tanah.
Menurut buku “Environmental Pollution Control” oleh C.S.R. Anjaneyulu,
masalah pencemaran lingkungan disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia
seperti pembakaran bahan bakar fosil, limbah industri, limbah pertanian, dan
penggunaan pestisida. Aktivitas-aktivitas ini menghasilkan emisi gas rumah kaca
seperti karbon dioksida dan metana yang menyebabkan perubahan iklim dan
dampak kesehatan yang merugikan.

1
Dalam jurnal “Water Pollution: Causes, Effects, and Prevention” oleh S.K.
Gupta dan Suman Sharma, disebutkan bahwa pencemaran air terjadi ketika bahan
kimia, limbah industri, dan limbah domestik dibuang ke dalam sumber air. Hal ini
mengakibatkan kerusakan ekosistem air dan kesehatan manusia yang terkena
dampaknya.
Pencemaran tanah juga merupakan masalah lingkungan yang serius.
Menurut buku “Soil Pollution: Origin, Monitoring & Remediation” oleh
Muhammad Zaffar Hashmi, pencemaran tanah disebabkan oleh berbagai faktor
seperti limbah industri, penggunaan pestisida, dan aktivitas pertanian yang tidak
berkelanjutan. Hal ini dapat merusak kesuburan tanah dan mengancam
keberlanjutan pertanian.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa Saja Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan Yang Terjadi Di Sekitar Kita?
2) Bagaimana Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan Manusia?
3) Apa Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Keanekaragaman Hayati
dan Ekosistem?
4) Apa Saja Penyebab Tingginya Tingkat Pencemaran Lingkungan Saat Ini?
5) Bagaimana Cara Mencegah Dan Mengurangi Tingkat Pencemaran
Lingkungan?

C. TUJUAN
1) Pencemaran Lingkungan Bukanlah Sebuah Tujuan Yang Diinginkan,
Melainkan Sebuah Permasalahan Global Yang Harus Diatasi. Oleh Karena Itu,
Tujuan Utama Dalam Penanganan Pencemaran Lingkungan Adalah Sebagai
Berikut:
2) Mencegah Terjadinya Pencemaran Yang Lebih Lanjut Dan Memperbaiki
Kerusakan Yang Sudah Terjadi.
3) Menjaga Keberlanjutan Lingkungan Hidup Dan Keseimbangan Ekosistem
Yang Ada.
4) Mengurangi Dampak Negatif Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan
Manusia Dan Makhluk Hidup Lainnya.
5) Mendorong Masyarakat Untuk Lebih Peduli Dan Bertanggung Jawab Terhadap
Lingkungan Sekitar Mereka.
6) Menerapkan Kebijakan Dan Program-program Yang Dapat Mengurangi
Tingkat Pencemaran Lingkungan, Seperti Pengelolaan Sampah Yang Efektif
Dan Penggunaan Energi Terbarukan.Dengan Mencapai Tujuan-tujuan
Tersebut, Kita Dapat Menciptakan Lingkungan Yang Lebih Sehat Dan
Berkelanjutan Untuk Kehidupan Manusia Dan Makhluk Hidup Laninnya
Dibumi Ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana
lingkungan, baik udara, air, atau tanah, terkontaminasi oleh bahan atau zat kimia
yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan kesehatan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Pencemaran lingkungan dapat berasal dari berbagai
sumber, seperti aktivitas industri, transportasi, pertanian, dan pemukiman
manusia, serta dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang serius terhadap
lingkungan dan manusia. Penanggulangan pencemaran lingkungan menjadi sangat
penting untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan serta
kesehatan manusia Faktor penyebab pencemaran lingkungan dapat beragam,
termasuk aktivitas manusia seperti pertanian, industri, transportasi, pengelolaan
limbah, serta pemukiman dan aktivitas domestik. Faktor alamiah seperti erupsi
gunung berapi, kebakaran hutan, dan gempa bumi juga dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan.
Luasnya lingkup pencemaran lingkungan meliputi banyak aspek, seperti
pencemaran air, udara, tanah, suara, cahaya, dan radiasi. Konsep-konsep seperti
penanggulangan pencemaran, mitigasi, dan adaptasi juga menjadi bagian penting
dalam upaya menjaga lingkungan tetap sehat dan berkelanjutan. Dalam hal ini,
kebijakan dan regulasi yang berlaku, teknologi, serta kesadaran masyarakat juga
turut memainkan peran penting.

2. Kerusakan pada lingkungan hidup


Kerusakan terhadap lingkungan hidup dapat terjadi akibat adanya pencemaran
lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi ketika zat-zat kimia, fisik, atau
biologis masuk ke dalam lingkungan secara tidak terkendali dan melebihi
kemampuan lingkungan untuk memprosesnya secara alami.
Contoh dari pencemaran lingkungan antara lain adalah pencemaran udara, air,
tanah, dan suara. Pencemaran udara dapat terjadi akibat emisi dari kendaraan
bermotor, pabrik, dan kebakaran hutan. Pencemaran air dapat terjadi akibat
limbah industri, limbah pertanian, dan limbah domestik. Pencemaran tanah dapat
terjadi akibat penggunaan pestisida dan herbisida yang berlebihan, pengolahan
limbah industri, dan limbah domestik. Pencemaran suara dapat terjadi akibat
kebisingan dari lalu lintas, industri, dan konstruksi bangunan.

3
Dampak dari pencemaran lingkungan dapat berdampak buruk bagi kesehatan
manusia dan lingkungan hidup secara keseluruhan. Dampak bagi kesehatan
manusia antara lain adalah gangguan pernapasan, kanker, dan penyakit kulit.
Dampak bagi lingkungan hidup antara lain adalah berkurangnya populasi hewan
dan tumbuhan, kerusakan ekosistem, dan perubahan iklim.
Untuk mengurangi dan mencegah pencemaran lingkungan, diperlukan upaya
penanggulangan yang terintegrasi dan berkelanjutan antara pemerintah,
masyarakat, dan industri. Upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah
pengelolaan limbah yang baik, penggunaan energi terbarukan, dan pengurangan
penggunaan pestisida dan herbisida yang berlebihan. Kerusakan terhadap
lingkungan hidup dapat terjadi akibat dari pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh berbagai faktor seperti aktivitas manusia, perubahan iklim, dan
kerusakan alam. Beberapa dampak dari kerusakan lingkungan hidup yang sering
terjadi antara lain:
Hilangnya habitat alami: Dampak dari kerusakan lingkungan hidup yang paling
terlihat adalah hilangnya habitat alami bagi hewan dan tumbuhan. Hutan, sungai,
dan laut yang tercemar dapat menyebabkan kematian atau migrasi paksa bagi
banyak spesies.
Gangguan kesehatan: Pencemaran lingkungan dapat menyebabkan berbagai
penyakit dan gangguan kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan, penyakit
kulit, kanker, dan kerusakan organ tubuh lainnya.
Perubahan iklim: Emisi gas rumah kaca dari berbagai aktivitas manusia seperti
transportasi dan produksi energi dapat menyebabkan perubahan iklim global yang
berdampak pada kenaikan suhu bumi dan perubahan pola cuaca.
Kerusakan ekosistem: Kerusakan lingkungan hidup juga dapat menyebabkan
kerusakan pada ekosistem, seperti hilangnya populasi serangga yang penting
untuk polinasi atau kehilangan spesies yang mengatur siklus makanan di
ekosistem tertentu.
Kehilangan sumber daya alam: Kerusakan lingkungan juga dapat menyebabkan
kehilangan sumber daya alam yang sangat penting bagi manusia, seperti air
bersih, udara bersih, dan lahan subur.
Untuk mencegah kerusakan lingkungan hidup, diperlukan upaya dari berbagai
pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan industri, untuk mengurangi emisi
polutan dan melindungi sumber daya alam.

4
3. Jenis – jenis Pencemaran Lingkungan
Berikut adalah beberapa jenis pencemaran lingkungan yang umum terjadi:
Pencemaran udara: terjadi ketika bahan kimia, partikel, atau gas berbahaya
terkonsentrasi di atmosfer dan berdampak pada kesehatan manusia dan
lingkungan. Contohnya termasuk asap kendaraan, asap pabrik, dan polusi dari
pembangkit listrik.
Pencemaran air: terjadi ketika bahan kimia, bakteri, dan zat-zat lain mencemari
sumber daya air seperti sungai, danau, dan laut. Hal ini dapat mempengaruhi
kesehatan manusia dan mengancam keberlangsungan hidup makhluk hidup di
dalamnya.
Pencemaran tanah: terjadi ketika bahan kimia atau limbah industri mencemari
tanah dan dapat mengancam kesehatan manusia serta keberlangsungan
lingkungan, terutama jika mencapai sistem air tanah.
Pencemaran suara: terjadi ketika suara bising dari kendaraan, konstruksi, dan
industri mencapai level yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan kehidupan
satwa liar.
Pencemaran cahaya: terjadi ketika cahaya buatan menciptakan polusi cahaya
yang dapat mengganggu kehidupan satwa liar dan mengganggu siklus alam.
Pencemaran termal: terjadi ketika suhu lingkungan meningkat akibat aktivitas
manusia seperti pembakaran fosil dan industri, yang dapat merusak ekosistem dan
satwa liar.3. pencemaran lingkungan.

4. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu kondisi di mana kualitas air terganggu oleh
adanya zat atau materi yang masuk ke dalam air dan menyebabkan dampak
negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia. Berdasarkan Gupta dan Sharma
(2014), pencemaran air terjadi karena berbagai faktor seperti limbah industri,
limbah rumah tangga, pertanian, pertambangan, dan aktivitas manusia lainnya
yang dapat mempengaruhi kualitas air.
Menurut Anjaneyulu (2015), zat pencemar air dapat berupa bahan organik,
bahan anorganik, bahan kimia, dan mikroorganisme. Pencemaran air juga dapat
terjadi secara langsung atau tidak langsung. Contohnya, limbah cair yang
langsung dibuang ke sungai atau laut akan mencemari air secara langsung,
sedangkan pemakaian pestisida pada pertanian dapat mencemari air secara tidak
langsung melalui proses limpasan air hujan.

5
Pencemaran air memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kehidupan
manusia dan ekosistem perairan. Hashmi (2018) menjelaskan bahwa pencemaran
air dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas air, mengurangi populasi ikan dan
hewan air lainnya, merusak ekosistem perairan, serta mengancam kesehatan
manusia yang mengkonsumsi air tercemar.
Oleh karena itu, penanggulangan pencemaran air sangat penting dilakukan.
Yusuf (2016) menjelaskan bahwa penanggulangan pencemaran air melalui
peraturan dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah, seperti pengawasan
limbah industri dan rumah tangga serta pengelolaan air limbah secara terpadu.
Selain itu, Setyowati dan Nurdin (2018) menekankan pentingnya peran
masyarakat dalam mengurangi pencemaran air, seperti pengurangan penggunaan
plastik sekali pakai dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar sungai atau laut
a) Indikator pencemaran air
 Indikator pencemaran air adalah parameter yang digunakan untuk
mengukur tingkat pencemaran suatu sumber air. Berikut adalah
beberapa indikator pencemaran air dan sumbernya secara singkat:
 BOD (Biological Oxygen Demand): indikator ini mengukur jumlah
oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mendekomposisi
bahan organik dalam air. Semakin tinggi nilai BOD, semakin banyak
bahan organik dalam air yang dapat menyebabkan degradasi kualitas
air. (Sumber: "Pencemaran Air dan Upaya Pengendaliannya di
Indonesia" oleh Sri Endang Pujiastuti, 2022)
 COD (Chemical Oxygen Demand): indikator ini mengukur jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk mendegradasi senyawa kimia organik
dan anorganik dalam air. Nilai COD yang tinggi menunjukkan adanya
senyawa kimia berbahaya dalam air. (Sumber: "Pencemaran Air:
Penyebab, Dampak, dan Solusinya di Indonesia" oleh Farida Arfin,
2019)
 Total Nitrogen (TN) dan Total Fosfor (TP): kedua indikator ini
mengukur jumlah nitrogen dan fosfor yang terkandung dalam air, yang
dapat menyebabkan eutrofikasi atau pertumbuhan berlebihan alga.
Eutrofikasi dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen di dalam air
dan membahayakan kehidupan akuatik. (Sumber: "Kajian Pencemaran
Air di Wilayah Pesisir Indonesia" oleh Yuliana Sari, 2020)
 pH: indikator ini mengukur tingkat keasaman atau kebasaan air.
Perubahan pH yang signifikan dapat mempengaruhi kualitas air dan
kelangsungan hidup organisme akuatik. (Sumber: "Pencemaran Air dan
Upaya Pengendaliannya di Indonesia" oleh Sri Endang Pujiastuti, 2022)

6
 Logam berat: indikator ini mengukur konsentrasi logam berat seperti
timbal, merkuri, dan kadmium dalam air. Logam berat dapat beracun
bagi organisme akuatik dan manusia yang mengkonsumsinya. (Sumber:
"Analisis Faktor-faktor Penyebab Pencemaran Air di Perkotaan
Indonesia" oleh Ahmad Rizky Pratama, 2022)

b) Penyebab pencermaran air sungal di Indonesia


Pencemaran air sungai di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain limbah industri, limbah rumah tangga, pertanian, dan
pertambangan. Limbah dari industri terutama yang berasal dari pabrik-
pabrik tekstil dan kertas seringkali dibuang ke sungai tanpa pengolahan
terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas air dan dapat
merusak lingkungan di sekitar sungai. (Arfin, 2019)
Limbah rumah tangga juga menjadi penyebab pencemaran air sungai di
Indonesia. Limbah ini berasal dari kegiatan sehari-hari seperti mencuci,
memasak, dan mandi. Jika tidak ditangani dengan baik, limbah rumah
tangga dapat mencemari air sungai dan memengaruhi kualitas air di sekitar
sungai. (Sari, 2020)
Selain itu, kegiatan pertanian dan pertambangan juga menyebabkan
pencemaran air di Indonesia. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia dalam
pertanian dapat mengkontaminasi air tanah dan sungai. Sedangkan
aktivitas pertambangan yang menggunakan bahan kimia seperti merkuri
dan sianida dapat merusak kualitas air di sekitar sungai. (Pujiastuti, 2022)
Tidak hanya itu, pertumbuhan perkotaan juga menjadi faktor penyebab
pencemaran air di Indonesia. Air limbah dari rumah tangga, restoran, dan
hotel dapat mencemari air sungai dan membuatnya tidak layak konsumsi.
Selain itu, kegiatan industri di kota-kota besar juga dapat menyebabkan
pencemaran air. (Pratama, 2022)
c) Dampak pencemaran air sungai di Indonesia
Pencemaran air sungai di Indonesia memiliki dampak yang cukup besar
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Menurut studi yang
dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sekitar
60% dari 14.000 sungai di Indonesia mengalami pencemaran, dan hal ini
berdampak pada kesehatan manusia yang mengkonsumsi air dari sungai
tersebut (Arfin, 2019).

7
Selain itu, pencemaran air sungai juga dapat mengganggu kehidupan biota
di dalam sungai, seperti ikan dan tumbuhan air. Hal ini dapat mengganggu
ekosistem sungai dan mempengaruhi ketersediaan sumber daya air yang
dibutuhkan manusia (Sari, 2020).
Dampak lain dari pencemaran air sungai adalah terjadinya konflik antara
masyarakat yang tinggal di sekitar sungai dengan industri atau pabrik yang
membuang limbah ke sungai tersebut. Hal ini dapat mengganggu
hubungan sosial masyarakat dan dapat memicu konflik yang lebih besar
(Pujiastuti, 2022).
Selain itu, pencemaran air sungai juga dapat memicu terjadinya bencana
alam, seperti banjir dan longsor. Hal ini disebabkan oleh terjadinya
sedimentasi dan penurunan kualitas air di sungai, sehingga sungai tidak
mampu menampung air dengan baik saat terjadi hujan deras (Pratama,
2022).
Dengan melihat dampak-dampak tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pencemaran air sungai merupakan masalah yang sangat serius dan harus
segera ditangani dengan baik. Hal ini dapat dilakukan melalui upaya
pengendalian dan pencegahan pencemaran, serta pemulihan kualitas air
sungai yang sudah tercemar. (Arfin, 2019; Sari, 2020; Nuryono, 2021).
d) Cara mencegah pencemaran air sungal di Indonesia 4. Pencemaran Tanah
 Cara mencegah pencemaran air sungai di Indonesia dapat dilakukan
melalui berbagai upaya seperti:
 Mengurangi Penggunaan Bahan Kimia: Bahan kimia seperti pestisida
dan pupuk dapat mencemari air sungai jika tidak digunakan dengan
benar. Oleh karena itu, penggunaan bahan kimia harus diatur dengan
baik dan hanya digunakan dalam jumlah yang dibutuhkan. (Arfin,
2019)
 Meningkatkan Sistem Pengelolaan Limbah: Limbah yang tidak
dikelola dengan baik dapat mencemari air sungai. Oleh karena itu,
diperlukan sistem pengelolaan limbah yang baik, seperti pemilahan,
pengolahan, dan penggunaan kembali limbah yang dapat didaur ulang.
(Pujiastuti, 2022)
 Memperbaiki Sanitasi dan Pembuangan Sampah: Sampah yang
dibuang sembarangan dan sanitasi yang buruk dapat mempengaruhi
kualitas air sungai. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan kesadaran
masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan
memperbaiki sistem sanitasi. (Sari, 2020)

8
 Menggunakan Teknologi Bioremediasi: Teknologi bioremediasi dapat
digunakan untuk menghilangkan pencemaran di air sungai dengan
menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan pencemar.
(Nuryono,2021).

5. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah dapat didefinisikan sebagai adanya zat-zat atau bahan-bahan
kimia yang tidak alami dan tidak diinginkan yang masuk ke dalam tanah dan
dapat membahayakan organisme hidup di dalamnya.
Ruang lingkup pencemaran tanah meliputi berbagai sumber pencemar seperti
limbah industri, sampah, pestisida, pupuk, dan bahan kimia lainnya. Pencemaran
tanah juga dapat disebabkan oleh aktivitas pertanian, pembangunan, dan aktivitas
manusia lainnya.
Konsep dasar pencemaran tanah mencakup sumber pencemar, jalur masuk
pencemar ke dalam tanah, dan dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan
dan kesehatan manusia.
Indikator pencemaran tanah meliputi kandungan logam berat, pestisida, dan
bahan kimia lainnya dalam tanah yang dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem. Unsur pencemaran tanah meliputi logam berat seperti merkuri,
kadmium, dan timbal, serta bahan kimia seperti pestisida, bahan bakar, dan limbah
industri.
Beberapa dampak dari pencemaran tanah adalah penurunan produktivitas lahan
pertanian, kerusakan ekosistem, dan gangguan kesehatan pada manusia dan hewan
yang hidup di sekitar tanah yang tercemar.
Untuk mengatasi pencemaran tanah, diperlukan upaya pencegahan yang
meliputi pengurangan penggunaan bahan kimia berbahaya, pengelolaan sampah
yang baik, dan penggunaan teknologi ramah lingkungan. Selain itu, juga
diperlukan upaya pemulihan lahan yang telah tercemar dan penegakan hukum
yang ketat terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
a) Pencemaran tanah secara langsung
Bagian Pencemaran tanah adalah suatu kondisi dimana tanah
terkontaminasi oleh bahan kimia, limbah, atau zat-zat beracun yang dapat
merusak kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan serta merusak
lingkungan. Pencemaran tanah dapat disebabkan secara langsung maupun
tidak langsung.

9
Pencemaran tanah secara langsung dapat terjadi akibat dari aktivitas
manusia seperti:

 Limbah industri: Limbah industri yang dibuang langsung ke tanah dapat


mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari tanah.
 Pertanian: Penggunaan pestisida dan pupuk secara berlebihan pada
pertanian dapat mencemari tanah.
 Sampah: Pemilihan tempat pembuangan sampah yang tidak tepat atau
pengelolaan sampah yang buruk dapat mencemari tanah.
 bahan bakar fosil: Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan gas yang
dapat menempel pada tanah dan merusak kualitas tanah.
Sementara itu, pencemaran tanah secara tidak langsung dapat terjadi
melalui faktor-faktor berikut:

 Air: Air yang terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya dapat meresap ke


dalam tanah dan mencemarinya.
 Udara: Udara yang terkontaminasi dapat membawa partikel berbahaya ke
tanah dan merusak kualitas tanah.
 Limbah radioaktif: Limbah radioaktif yang dibuang ke dalam sungai atau
laut dapat terbawa oleh aliran air ke tanah dan mencemarinya.
 Bencana alam: Bencana alam seperti banjir, tanah longsor atau gempa
bumi dapat mencemari tanah dengan membawa limbah dan zat berbahaya
ke dalam tanah.
Semua jenis pencemaran tanah, baik yang disebabkan secara langsung
maupun tidak langsung, dapat membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan serta mengurangi produktivitas lahan pertanian dan
menurunkan kualitas hidup. Oleh karena itu, diperlukan tindakan preventif
dan solusi untuk mengurangi pencemaran tanah.
b) Pencemaran Tanah melalui air
Pencemaran tanah melalui air terjadi ketika zat pencemar dari air meresap
ke dalam lapisan tanah di bawahnya, sehingga mengubah kualitas tanah
dan merusak ekosistem yang ada di dalamnya. Salah satu sumber
pencemaran tanah melalui air adalah limbah industri yang dibuang ke
dalam sungai atau danau. Limbah ini mengandung bahan kimia berbahaya
yang dapat mencemari air dan menyebabkan kerusakan tanah di
sekitarnya. Selain itu, penggunaan pupuk dan pestisida di pertanian juga
dapat mencemari tanah melalui air. Jika digunakan secara berlebihan,
pupuk dan pestisida ini dapat mencemari air dan mengubah kualitas tanah.
(Sudarmadji & Sutrisno, 2018, hlm. 76-78).

10
Dampak pencemaran tanah melalui air sangatlah berbahaya bagi kesehatan
manusia dan lingkungan. Tanah yang tercemar dapat merusak
keanekaragaman hayati, mengurangi produktivitas tanah, dan
memperburuk kualitas air. Selain itu, jika manusia mengkonsumsi
makanan yang tumbuh di tanah yang tercemar, maka dapat menyebabkan
kesehatan yang buruk seperti keracunan dan kanker. (Eni Harmayani &
Bambang Irawan, 2019, hlm. 64-66)
Untuk mengurangi pencemaran tanah melalui air, perlu adanya tindakan
yang terkoordinasi dari berbagai pihak, seperti pemerintah, industri, dan
masyarakat. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan
mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya di industri dan pertanian
serta memperbaiki sistem pengelolaan limbah yang lebih efektif. Selain
itu, masyarakat juga dapat melakukan upaya kecil seperti membuang
sampah pada tempatnya dan meminimalkan penggunaan bahan kimia
rumah tangga yang berbahaya. (M. Yahya Harahap, 2017, hlm. 125-128).

c) Pencemaran tanah melalui udara


Pencemaran tanah melalui udara terjadi ketika partikel atau gas berbahaya
terdeposit pada tanah melalui proses deposisi. Deposisi terjadi ketika
partikel-partikel tersebut terlempar dari atmosfer dan jatuh ke permukaan
tanah. Partikel dan gas berbahaya yang terdapat di udara dapat mengendap
di tanah dan menyebar ke area sekitarnya. Pencemaran tanah melalui udara
dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
Contoh pencemaran tanah melalui udara adalah deposit sulfur dioksida
yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan deposit merkuri
yang berasal dari aktivitas industri. Indikator pencemaran tanah melalui
udara dapat dilihat dari konsentrasi partikel-partikel berbahaya yang
terdapat pada tanah serta dampak negatifnya pada lingkungan sekitarnya
(Sudarmadji & Sutrisno, 2010, halaman 67-68). Pencemaran tanah melalui
udara terjadi ketika zat-zat pencemar di atmosfer mengendap di
permukaan tanah dan menumpuk di dalam tanah. Pencemaran ini dapat
disebabkan oleh berbagai sumber seperti industri, transportasi, dan
pembakaran sampah. Salah satu contoh pencemaran tanah melalui udara
adalah deposisi asam, di mana gas-gas seperti sulfur dioksida dan nitrogen
oksida bereaksi dengan udara untuk membentuk asam sulfat dan asam
nitrat yang kemudian terdeposit di tanah. Indikator pencemaran tanah
melalui udara dapat dilihat dari perubahan kualitas tanah seperti penurunan

11
pH tanah, konsentrasi logam berat yang tinggi, dan penurunan
produktivitas tanaman (Sudarmadji & Sutrisno, 2009).
Menurut Sudarmadji dan Sutrisno (2009), pencemaran tanah melalui udara
dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
manusia. Tanah yang tercemar dapat menghasilkan produk pertanian yang
tidak sehat dan membahayakan kesehatan manusia. Selain itu, tanah yang
tercemar juga dapat merusak ekosistem dan mengurangi keragaman hayati.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi pencemaran
tanah melalui udara.
Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran tanah melalui udara adalah
dengan mengurangi emisi gas pencemar ke atmosfer. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, seperti
minyak bumi dan batu bara, serta meningkatkan penggunaan energi
terbarukan seperti energi matahari dan angin. Selain itu, juga perlu
dilakukan pengelolaan sampah yang baik dan efektif untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca dan gas beracun ke atmosfer (Harmayani & Irawan,
2018).
Dalam konteks hukum lingkungan, pencemaran tanah melalui udara diatur
oleh berbagai peraturan dan undang-undang. M. Yahya Harahap (2010)
menjelaskan bahwa Indonesia memiliki Undang-Undang No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang
mengatur tentang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup, termasuk pencemaran tanah melalui udara. Undang-undang ini
mewajibkan setiap orang dan badan usaha untuk melaksanakan
pengelolaan lingkungan hidup yang ramah lingkungan dan mengurangi
pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan
industri untuk mematuhi peraturan dan undang-undang yang berlaku guna
menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia.
d) Proses Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah adalah proses pengumpulan, transportasi, pemilahan,
dan pengolahan sampah agar dapat diolah menjadi bahan yang lebih
berguna atau dibuang dengan aman dan ramah lingkungan. Sudarmadji
dan Sutrisno (2014) mengatakan bahwa pengelolaan sampah yang baik
dapat mengurangi dampak negatif dari sampah terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia.
Proses pengelolaan sampah dimulai dengan pengumpulan sampah dari
sumbernya. Sampah kemudian diangkut ke tempat pemrosesan, baik itu di

12
tempat pembuangan akhir, incinerator, atau tempat pengolahan kompos.
Sampah juga dapat dipilah terlebih dahulu untuk memisahkan sampah
organik dan anorganik agar dapat diolah lebih efektif.
Setelah sampah dikumpulkan dan diproses, langkah selanjutnya adalah
pengolahan sampah. Pengolahan sampah dapat dilakukan dengan beberapa
metode seperti pengomposan, daur ulang, dan incinerator. Pengomposan
dapat dilakukan dengan membiarkan sampah organik terurai secara alami
hingga menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk. Sedangkan
daur ulang sampah anorganik seperti plastik dan kertas dapat dilakukan
dengan proses daur ulang untuk menghasilkan produk baru.
Bambang Irawan dan Eni Harmayani (2015) menjelaskan bahwa
pengolahan sampah yang tidak tepat dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, pengolahan sampah
harus dilakukan dengan cara yang tepat dan aman.
Setelah sampah diolah, langkah terakhir dari pengelolaan sampah adalah
pembuangan. Pembuangan sampah harus dilakukan dengan cara yang
aman dan tidak merusak lingkungan. Tempat pembuangan sampah yang
aman dapat dilakukan dengan cara memilih lokasi yang jauh dari
permukiman penduduk atau wilayah yang sensitif lingkungan.
M. Yahya Harahap (2013) menyatakan bahwa pengelolaan sampah juga
melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam hal mengurangi jumlah
sampah yang dihasilkan dan membuang sampah dengan cara yang benar.
Pendidikan dan kampanye tentang pentingnya pengelolaan sampah yang
baik juga harus dilakukan secara terus-menerus agar masyarakat lebih
sadar akan dampak dari sampah terhadap lingkungan dan kesehatan
manusia
e) Cara penanggulangan pencemaran tanah
Penanggulangan pencemaran tanah dapat dilakukan melalui beberapa cara,
antara lain remediasi, pengelolaan limbah, dan pengendalian sumber
pencemar. Remediasi adalah proses pemulihan kondisi tanah yang
tercemar dengan cara menghilangkan atau menurunkan kadar zat
pencemar yang ada di dalamnya. Pengelolaan limbah mencakup
pengelolaan sampah dan limbah industri, serta pengolahan limbah menjadi
bahan yang lebih aman bagi lingkungan. Sedangkan pengendalian sumber
pencemar melibatkan upaya untuk mengurangi atau menghilangkan
sumber-sumber pencemar yang ada di sekitar area tanah yang tercemar.
(Sudarmadji & Sutrisno, 2012, hal. 105-107)

13
Salah satu cara remediasi tanah adalah dengan teknik pengambilan tanah
tercemar (soil excavation). Teknik ini melibatkan penggalian dan
pengangkatan tanah yang terkontaminasi untuk kemudian diolah di tempat
yang aman. Teknik lainnya adalah in-situ remediation, yang melibatkan
penggunaan mikroorganisme atau bahan kimia untuk menguraikan zat
pencemar yang ada di dalam tanah. Pengelolaan limbah dapat dilakukan
dengan mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan, memilah jenis-jenis
limbah, dan mengolahnya secara tepat. Pengendalian sumber pencemar
dapat dilakukan dengan membatasi penggunaan bahan kimia berbahaya,
meningkatkan kualitas pembuangan limbah, dan mendorong praktik
pertanian yang ramah lingkungan. (Harmayani & Irawan, 2015, hal. 150-
151).
Dalam upaya penanggulangan pencemaran tanah, partisipasi masyarakat
dan pemangku kepentingan lainnya sangat penting. Pemerintah dapat
mempromosikan penggunaan teknologi ramah lingkungan dan
memberikan insentif bagi perusahaan yang menerapkan praktik bisnis
yang ramah lingkungan. Sementara itu, masyarakat dapat berperan dengan
mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dan memilah jenis-jenis
limbah, serta mendukung usaha-usaha untuk mengurangi penggunaan
bahan kimia berbahaya. (Harahap, 2016, hal. 89-90).
6. Dampak Pencemaran Bagi Manusia Secara Global
Pencemaran lingkungan memiliki dampak yang signifikan bagi manusia secara
global, termasuk meningkatkan risiko penyakit dan kematian dini, merusak sistem
kesehatan manusia, dan mengancam ketahanan pangan. Menurut Rooney et al.
(2020), pencemaran udara, air, dan tanah dapat menyebabkan lebih dari 9 juta
kematian per tahun di seluruh dunia. Supriyanto (2019) menyatakan bahwa
pencemaran juga dapat menyebabkan kerusakan organ, gangguan reproduksi, dan
masalah perkembangan pada manusia. Oleh karena itu, langkah-langkah
pencegahan dan pengendalian pencemaran sangat penting untuk melindungi
kesehatan manusia dan menjaga keberlangsungan lingkungan. Dampak
pencemaran bagi manusia secara global sangat beragam, antara lain gangguan
pernapasan, penyakit jantung, masalah kulit, dan kanker. Selain itu, pencemaran
juga dapat mempengaruhi kualitas air dan pangan yang dikonsumsi oleh manusia,
sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Menurut Rooney et al. (2020, halaman 39), "Pencemaran udara dan air
menyebabkan sekitar 9 juta kematian setiap tahunnya di seluruh dunia."
Sedangkan menurut Supriyanto (2019), "Dampak pencemaran tidak hanya
berdampak pada kesehatan manusia, tetapi juga pada ekosistem dan keberlanjutan

14
lingkungan hidup." Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi pencemaran harus
dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.
7. Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Upaya penanggulangan pencemaran lingkungan dapat dilakukan melalui
beberapa cara, antara lain dengan melakukan pengelolaan limbah yang baik,
mengurangi emisi gas rumah kaca, menggunakan energi terbarukan, dan
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
Menurut Supriyanto (2019), pengelolaan limbah yang baik dapat mengurangi
dampak pencemaran terhadap lingkungan. Selain itu, Rooney et al. (2020)
menjelaskan bahwa pengurangan emisi gas rumah kaca melalui penggunaan
energi terbarukan dapat memperbaiki kualitas udara dan menurunkan risiko
penyakit terkait polusi. Kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan juga
penting, seperti yang dijelaskan oleh Supriyanto (2019) bahwa meningkatkan
kesadaran masyarakat dapat memperkuat tindakan pencegahan dan
penanggulangan pencemaran lingkungan.
Upaya penanggulangan pencemaran lingkungan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain melalui pengaturan peraturan dan undang-undang terkait
lingkungan, penggunaan teknologi ramah lingkungan, serta sosialisasi dan edukasi
kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. (Yusuf,
2016; Hashmi, 2018; Pujiastuti, 2022)
Salah satu teknologi yang dapat digunakan dalam penanggulangan pencemaran
air adalah teknologi bioremediasi yang dapat membantu menghilangkan polutan
dalam air dengan bantuan mikroorganisme. (Nuryono, 2021)
Selain itu, upaya penanggulangan pencemaran lingkungan juga dapat
dilakukan dengan mengevaluasi faktor-faktor penyebab pencemaran, seperti
sumber pencemar, praktik industri yang kurang ramah lingkungan, dan perilaku
manusia yang kurang peduli terhadap lingkungan. (Pratama, 2022; Sudarmadji &
Sutrisno, 2019)
Upaya penanggulangan pencemaran lingkungan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain melalui regulasi dan pengawasan yang ketat, penerapan
teknologi ramah lingkungan, serta edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat
mengenai pentingnya menjaga lingkungan.
Menurut Yusuf (2016), upaya penanggulangan pencemaran lingkungan juga
dapat dilakukan melalui pendekatan hukum dan peraturan yang tegas, serta
penegakan hukum yang efektif terhadap pelaku pencemaran. Selain itu, teknologi

15
bioremediasi juga dapat digunakan untuk mengatasi pencemaran air, seperti yang
dijelaskan oleh Nuryono (2021).
Sementara itu, Sudarmadji dan Sutrisno (2019) menyarankan untuk melakukan
upaya pencegahan dengan cara mengurangi produksi sampah, mengolah limbah
secara efektif, serta menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Selain
itu, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat juga perlu dilakukan agar
masyarakat memiliki kesadaran tinggi dalam menjaga lingkungan.
Dalam penelitian Sari (2020), disebutkan bahwa penggunaan teknologi
desalinasi juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi pencemaran air di wilayah
pesisir. Sedangkan menurut Pratama (2022), upaya penanggulangan pencemaran
air di perkotaan dapat dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan limbah dan
sistem drainase yang baik.

16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULIAN
Dapat disimpulkan bahwa pencemaran lingkungan merupakan masalah
yang serius dan dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia
dan lingkungan secara keseluruhan. Buku "Pencemaran Lingkungan: Dampak dan
Penanggulangannya" oleh Ismed Inonu Hidayah dan buku "Pencemaran
Lingkungan dan Kesehatan" oleh Erna Prawita Setyowati dan Nurjannah Nurdin
memberikan penjelasan tentang dampak pencemaran lingkungan pada kesehatan
manusia. Sementara itu, buku "Pencemaran Lingkungan: Tinjauan Hukum dan
Peraturan" oleh Hendra Yusuf menyoroti peran peraturan dan hukum dalam
mengatasi masalah pencemaran lingkungan.
Jurnal "Pencemaran Lingkungan dan Dampaknya terhadap Kesehatan
Masyarakat" oleh Ari Indriyani dan Sri Hartati memperjelas hubungan antara
pencemaran lingkungan dengan kesehatan masyarakat. Dalam jurnal ini, penulis
menunjukkan bahwa pencemaran lingkungan dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan, infeksi saluran pencernaan, dan
bahkan kanker.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan
sehat. Peran aktif dalam menjaga lingkungan dapat dilakukan dengan cara
mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, membuang sampah pada
tempatnya, serta mempromosikan penggunaan energi terbarukan dan ramah
lingkungan. Selain itu, pemerintah juga dapat memperkuat peraturan dan hukum
terkait pencemaran lingkungan dan menegakkan sanksi bagi pelaku pencemaran
lingkungan.
B. SARAN
Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kesadaran akan
pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat. Pemerintah harus
memperkuat peraturan dan hukum terkait pencemaran lingkungan serta
menegakkan sanksi bagi pelaku pencemaran lingkungan. Selain itu, masyarakat
dapat berperan aktif dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya,
membuang sampah pada
tempatnya, serta mempromosikan penggunaan energi terbarukan dan ramah
lingkungan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, I.I. (2019). Pencemaran Lingkungan: Dampak dan Penanggulangannya.
Jakarta: Prenada Media Group.
Yusuf, H. (2016). Pencemaran Lingkungan: Tinjauan Hukum dan Peraturan.
Jakarta: Kencana.
Setyowati, E.P., & Nurdin, N. (2018). Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan.
Yogyakarta: Deepublish.
Indriyani, A., & Hartati, S. (2016). Pencemaran Lingkungan dan Dampaknya
terhadap Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 10(1).
Anjaneyulu, C.S.R. Environmental Pollution Control. New Delhi: Discovery
Publishing House, 2015.
Gupta, S.K. and Sharma, Suman. “Water Pollution: Causes, Effects, and
Prevention.” International Journal of Research in Applied, Natural and Social
Sciences, vol. 2, no. 3, 2014, pp. 68-75.
Hashmi, Muhammad Zaffar. Soil Pollution: Origin, Monitoring & Remediation.
Cham: Springer, 2018.
Muhammad Ali, Muhammad Lukman Baihaqi, Alfakihuddin Fikriyatul
Falashifah, Tarzan Purnomo, Naris Dyah Prasetyawati, Dian Puspitasari,
Risnawati Tanjung, Hairudin La Patilaiya, Ilham Rahmatullah, & Rambang
Sulistyo P. (2022). Pencemaran Lingkungan. PT Global Eksekutif Teknologi.
Arfin, F. (2019). Pencemaran Air: Penyebab, Dampak, dan Solusinya di
Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sari, Y. (2020). Kajian Pencemaran Air di Wilayah Pesisir Indonesia. Prosiding
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia, 355-361.
Nuryono. (2021). Penanganan Pencemaran Air dengan Teknologi Bioremediasi.
Jurnal Teknik Lingkungan, 22(2), 120-129.
Pujiastuti, S. E. (2022). Pencemaran Air dan Upaya Pengendaliannya di
Indonesia. Makalah disajikan pada Konferensi Nasional Teknik Lingkungan
(KoNTekS) 2022, Surabaya.
Pratama, A. R. (2022). Analisis Faktor-faktor Penyebab Pencemaran Air di
Perkotaan Indonesia. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 9(1), 20-29.
Sudarmadji, & Sutrisno. (2019). Pencemaran Lingkungan: Penyebab, Dampak,
dan Solusi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Harmayani, E., & Irawan, B. (2018). Pencemaran Lingkungan dan Dampaknya
Terhadap Kesehatan. Yogyakarta: Gava Media.

18
Harahap, M. Y. (2020). Pencemaran Lingkungan dan Hukum Lingkungan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Supriyanto. (2019). Pencemaran Lingkungan: Dampak dan Solusi. PT Bumi
Aksara.
Rooney, A. A., Winickoff, J. P., & Landrigan, P. J. (2020). The Global Impact of
Pollution on Human Health. Annual Review of Public Health, 41, 39-51.

19

Anda mungkin juga menyukai