Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Pencemaran Lingkungan Akibat Industri.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pencemaran Lingkungan Akibat
Industri bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
M. Isroq Alqofar
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak untuk dapat
menanggulangi akibat buruk yang terjadi karena pencemaran, bahkan sedapat
mungkin untuk dapat mencegah jangan sampai terjadi pencemaran lingkungan.
Permasalahan pencemaran lingkungan harus segera diatasi bersama
diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara di perkotaan,
kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan
lapisan ozon, kontaminasi zat radio aktif, dan sebagainya.
Untuk menyelesaikan permasalahan pencemaran lingkungan ini,
tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses itu terjadi,
akibat yang dihasilkan dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran
lingkungan itu sendiri.
Berhubungan dengan masalah pencemaran lingkungan, maka dalam hal
ini kami menyusun makalah “Pencemaran Lingkungan” agar mengetahui
penyebab pencemaran lingkungan terjadi, macam-macam dan dampak
pencemaran lingkungan, limbah sebagai sumber pencemar dan bagaimana cara
penanggulangannya.
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini
adalah:
1. Apa pengertian dan faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan?
2. Apa saja macam-macam dan dampak dari pencemaran lingkungan?
3. Apa yang dimaksud dengan limbah?
4. Apa saja jenis-jenis limbah?
5. Bagaimana cara pembuangan limbah?
6. Bagaimana cara mendaur ulang limbah?
2
1.3 Tujuan Penulisan
3
BAB 2
PEMBAHASAN
4
oleh manusia di antaranya pencemaran sungai oleh limbah industri,
penebangan hutan secara massal dan ilegal, dan sebagainya.
- Penebangan-penebangan hutan untuk keperluan industri, lahan pertanian,
dan kebutuhan-kebutuhan lainnya telah menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup yang luar biasa. Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi
menyebabkan timbulnya lahan kritis, ancaman terhadap kehidupan flora
dan fauna, dan kekeringan.
- Pencemaran lingkungan dapat terjadi terhadap air, tanah, dan udara. Pada
umumnya, pencemaran air dan tanah terjadi karena pembuangan limbah-
limbah industri dan biasanya terjadi di perkotaan. Adapun pencemaran
terhadap udara terjadi karena hasil pembakaran bahan bakar.
- Kasus-kasus pencemaran perairan telah sering terjadi karena pembuangan
limbah industri ke dalam tanah, sungai, danau, dan laut.
- Kebocoran-kebocoran pada kapal-kapal tanker dan pipa-pipa minyak yang
menyebabkan tumpahan minyak ke dalam perairan menyebabkan
kehidupan di tempat itu terganggu, banyak ikan-ikan yang mati, tumbuh-
tumbuhan yang terkena genangan minyak pun akan musnah pula.
Masyarakat yang mempunyai mata pencarian menangkap ikan seperti
nelayan terimbas pula dampak negatifnya, yaitu berkurangnya jumlah
tangkapan ikan yang mereka peroleh.
- Perladangan hutan secara liar oleh penduduk. Akibatnya keanekaan flora
dan fauna hutan menurun drastik, serta manfaat hutan bagi manusia pun
terganggu bahkan hilang sama sekali.
5
Sedangkan bila ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut
pencemaran lingkungan adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan
kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada dau
rmateri, baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga mengganggu
kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan ini perlu mendapat
penanganan secara serius oleh semua pihak, karena pencemaran lingkungan
dapat menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan kesehatan bahkan
dapat berakibat terhadap jiwa manusia (Luthfi, Achmad. 2004).
Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagai
hasil sampingan perbuatan manusia meliputi (Luthfi, Achmad. 2004) :
1) Faktor Industrialisasi
a. Pertambangan, transportasi, penyulingan dan pengolahan
bahan hingga menghasilkan barang yang dapat digunakan.
b. Pertambangan, transportasi, penyulingan dan penggunaan
bahan bakar untuk menghasilkan energi.
c. Sisa-sisa buangan yang dihasilkan sebagai hasil sampingan
selama proses-proses di atas.
2) Faktor Urbanisasi
a. Pembukaan hutan untuk perkampungan, industri dan
sistem transportasi.
b. Penimbunan atau menumpuknya sisa-sisa buangan/sampah dan
hasil samping selama proses-proses di atas.
3) Perkembangan/pertumbuhan penduduk yang pesat
a. Meningkatnya kebutuhan tempat tinggal/perumahan.
b. Meningkatnyakebutuhanpangandankebutuhanenergi.
c. Meningkatnya kebutuhan barang-barang konsumsi dan bahan-
bahan untuk hidup.
4) Faktor Cara Hidup
a. Penggunaan barang kebutuhan secara berlebihan sehingga
terbuang percuma.
b. Tuntutan akan kemewahan
6
c. Pemborosan energi
7
Karbondioksida dapat menyebabkan efekrumah kaca jika kadarnya
di atmosfer meningkat dan meyebabkan peningkatan suhu bumi yang
disebut pemanasan global. Peningkatan kadar CO2 karena pembakaran
bahan bakar fosil (BBM, Batu bara) dan dehutanisasi. Karbondioksida
memiliki kemampuan menyerap radiasi inframerah dan menghalangi
pantulan panas dari permukaan bumi untuk lepas keluar angkasa dan
memantulkannya kembali kebumi (Dharmono, 2013).
8
3 Nitrogen Oksida (OX) Iritasi mata, kejang-kejang,
kelumpuhan, sulit bernapas, radang
ginjal, kanker paru-paru.
4 Hidrokarbon (hc) Iritasi mata, iritasi hidung, iritasi
tenggorokan, pusing, mual.
5 Timbal (Pb) Kekurangan darah, mengganggu fungsi
ginjal, kejang-kejang, gangguan system
syaraf dan otak, kelainan bayi dalam
kandungan.
6 Partikel Penyakit saluran pernapasan
2. Pencemaran Air
Sumber pencemaran air berasal dari limbah (efluen) industri, rumah
tangga, pasar, daerah pertanian, dan kebocoran tanker minyak. Zat
pencemar yang dapat masuk ke air, antara lain: bahan yang mengandung
bibit penyakit, bahan yang membutuhkan banyak oksigen untuk
menguraikannya, bahan kimia anorgnik dari industri, limbah pupuk
pertanian, bahan yang tidak terlarut, endapan, bahan yang mengandung
radio aktif dan panas. Limbah-limbah tersebut dapat mencemari air karena
di dalam komposisi kimianya terdapat zat-zat berbahaya (logam berat dan
bakteri), suhu dan pH nya dapat mematikan organism di dalamnya, dan
kemampuan untuk menyerap oksigen dari air sangat besar sehingga
organism di perairan menjadi kekurangan oksigen. Dampak negatif
pencemaran air antara lain: berubah warna dan berbau busuk, biota air
mati, penyakit kulit, muntaber, penyakit minamata (kabyo), air tanah
tercemar, dan terjadinya eutrofikasi.Air tanah yang tercemar sangat sulit
untuk dikembalikan menjadi air bersih karena airnya tidak mengalir dan
tidak mengandung bakteri pengurai aerob, pengencerandan penguraian
polutan tidak dapat berjalan (Dharmono, 2013).
Eutrofikasi adalah meningkatkan nutrisi atau zat-zat makan
diperairan sehingga menjadi sangat subur dan menyebabkan pertumbuhan
9
tanaman air (eceng gondok) dan ganggang sangat subur. Eutrofikasi
disebabkan akumulasi ion nitrat dan ion pospat yang berasal dari limbah
pupuk pertanian. Karena jumlah tanaman air sangat banyak, proses
penguraiannya memerlukan banyak oksigen. Akibatnya perairan
mengalami deoksigenasi (penurunan oksigen), sehingga terjadi penguraian
secara anaerob (pembusukan) yang menghasilkan gas hydrogen sulfida.
Untuk megetahui perairan tercemar atau tidak digunakan parameter limbah
yaitu uji pengukuran jumlah bakteri,uji kandungan oksigen dengan BOD,
COD,dan DO, uji kandungan bahan organic dan bahan anorganik, tingkat
kekeruhan, kandungan logam berat, dan derajat keasaman (pH) limbah cair.
Semakin tinggi BOD dan COD suatu perairan, maka semakin tercemar
perairan tersebut, sedangkan bila semakin rendah nilai DO (Dissolved
Oxygen, oksigen terlarut) maka semakin tercemar perairan tersebut
(Dharmono, 2013).
10
Tabel 2 Unsur Pencemaran air, Sumber, dan Dampaknya terhadap Manusia
Dampak terhadap
No. Unsur Pencemar Sumber
Manusia
Pabrik pipa plastic,
PVC, tambang Sakit pinggang dan tulang
1 Cadmium
timah hitam, punggung, gagal ginjal
tambang bijih seng
Kekurangan hormone
Industri kelenjar gondok, tekanan
2 Kobalt elektronika, darah tinggi, pergelangan
industry kimia kaki membengkak,
penyakit jantung
Sakit kepala, sukar
Pabrik plastic, menelan, penglihatan
Airraksa industry sabun dan kabur, daya dengar
3
(Hg/mercuri) kosmetika, menurun, gusi
aktivitas pertanian membengkak, diare,
cacat pada bayi
Kepala pusing, mual,
kerusakan hati dan ginjal,
4 Bahan insektida Aktivitas pertanian
kanker kulit, kanker paru-
paru, kanker hati
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah atau daratan terjadi jik ada bahan-bahan asing,
baik organik maupun anorganik, yang menyebabkan daratan atau tanah
rusak. Akibatnya, daratan tidak dapat memberikan daya dukung bagi
kehidupan manusia. Padahal jika daratan tersebut tidak mengalami
kerusakan, maka dapat digunakan untuk mendukung kehidupan manusia
seperti untuk pertanian, peternakan, kehutanan, pemukiman, dan lain-lain
(Luthfi, Achmad. 2004).
11
Pencemarannya berupa sampah plastik dan kaca yang sulit terurai,
sampah organik, logam, kertas, kaleng, pupuk, detergen, dan pestisida yang
berasal dari limbah industri, tumah tangga, pertanian, dan pertambangan
(Dharmono, 2013).
Pupuk buatan, obat pembasmi hama seperti pestisida, herbisida,
bila digunakan secara berlebihan dapat menimbulkan pencemaran tanah,
merubah sifat fisis, sifat kimia dan sifat biologis tanah, sehingga
menganggu pertumbuhan tumbuh-tumbuhan. Sampah dan bahan buangan
dan benda padat yang makin meningkat jumlahnya dapat menjadi bahan
penceman tanah, apalagi yang sukar diuraikan oleh bakteri pengurai
(Luthfi, Achmad. 2004).
Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia.
Banyak dari gas SO yang dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara
atau bensin berakhir dengan sulfat yang masuk ke dalam tanah atau
tertampung di atas tanah. Tanah juga sebagai tempat penampungan banyak
limbah-limbah dari rembesan penumpukan tanah (landfill), kolam lumpur
(lagoon), dan sumber-sumber lainnya. Dalam beberapa kasus, lahan
pertanian dari bahan-bahan organik berbahaya yang dapat mengurai juga
merupakan tempat pembuangan yang menyebabkan pencemaran tanah
terjadi. Mikroorganisme tanah melalui aktivtasnya dapat menghilangkan
CO dari atmosfir. Oleh karena itu tanah merupakan tempat penampungan
dari karbon monoksida (Luthfi, Achmad. 2004).
12
Gambar 3 Pencemaran tanah dari sampah (limbah rumah tangga dan
industri)
13
Gambar 4 Pencemaran suara (kebisisngan) dari kendaraan bermotor
a. Pengertian Limbah
Pengertian limbah berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999
Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu
usaha dan/atau kegiatan manusia. Pada dasarnya, orang akan menganggap
bahwa limbah adalah sampah yang sama sekali tidak ada gunanya dan harus
dibuang, akan tetapi jika limbah terus ditumpuk maka akan menimbulkan
penumpukan sampah. Dan sejatinya, limbah tidak selamanya harus dibuang
karena banyak juga limbah yang masih bisa diolah menjadi produk yang
bermanfaat. Bahkan beberapa macam limbah bisa menjadi sangat berguna
dan juga mempunyai nilai jual tinggi apabila diolah kembali secara baik dan
benar.
Limbah yang tidak diolah kembali maka selanjutnya akan
menyebabkan berbagai polusi baik itu udara, air maupun tanah. Seperti
misalnya, pada lingkungan yang dipakai sebagai tempat pembuangan
sampah maka udara disekitarnya tidak akan sehat dan baunya cenderung tak
sedap. Tak sampai di situ karena bisa saja sumber air di sekitar lingkungan
14
tersebut akan terkontaminasi dengan zat kimia limbah sehingga
menyebabkan tanahnya menjadi tandus.
Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan
produksi yang tidak bermanfaat/bernilai ekonomi lagi.Limbah sendiri dari
tempat asalnya bisa beraneka ragam, ada yang limbah dari rumah tangga,
limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada juga limbah dari suatu kegiatan
tertentu. Dalam dunia masyarakat yang semakin maju dan modern,
peningkatan akan jumlah limbah semakin meningkat. Logika yang mudah
seperti ini; dahulunya manusia hanya menggunakan jeruk nipis untuk
mencuci piring, namun sekarang manusia sudah menggunakan sabun untuk
mencuci piring sehingga peningkatan akan limbah tak bisa di elakkan lagi.
Berdasarkan bentuknya dapat di bedakan menjadi 3, yaitu :
1. Berdasarkan wujudnya :
Pada pengelompokan limbah berdasarkan wujud lebih
cenderung di lihat dari fisik limbah tersebut.Contohnya limbah padat,
disebut limbah padat karena memang fisiknya berupa padat, sedangkan
limbah cair dikarenakan fisiknya berbentuk cair, begitu pula dengan
limbah gas.
a) Limbah Gas, merupakan jenis limbah yang berbentuk gas, contoh
limbah dalam bentuk Gas antara lain: Karbon Dioksida (CO2),
Karbon Monoksida (CO), SO2,HCL,NO2. dan lain-lain.
b) Limbah cair, adalah jenis limbah yang memiliki fisik berupa zat cair
misalnya: Air Hujan, Rembesan AC, Air cucian, air sabun, minyak
goreng buangan, dan lain-lain.
c) Limbah padat merupakan jenis limbah yang berupa padat,
contohnya: Bungkus jajanan, plastik, ban bekas, dan lain-lain.
2. Berdasarkan sumbernya
Pada pengelompokan limbah nomor 2 ini lebih difokuskan
kepada dari mana limbah tersebut dihasilkan. Berdasarkan sumbernya
limbah bisa berasal dari:
15
a) Limbah industri; limbah yang dihasilkan oleh pembuangan kegiatan
industri
16
c) Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
b. Jenis-Jenis Limbah
1) Limbah Domestik
Limbah domestik lebih kita kenal dengan istilah limbah rumah
tangga. Limbah domestik ini berasal dari pembuangan dalam rumah
tangga, seperti sampah dan sejenisnya. Limbah ini dihasilkan dari sisa
pembuangan makanan, sisa barang-barang yang sudah tidak terpakai
dan ingin segera dibuang, air bekas mencuci atau mandi dan kotoran
yang berasal dari tubuh manusia (feses dan urin). Sejatinya limbah
domestik tidak berbahaya seperti limbah industri. Akan tetapi jika
pembuangannya tidak tepat bisa menjadi sumber penyakit bagi
masyarakat. Limbah domestik dapat berupa cairan, limbah cair yang
dihasilkan dari rumah tangga ini cenderung merupakan kotoran umum
(Sugiharto, 1987). Berikut adalah klasifikasi limbah cair:
a) Limbah cair domestik (Domestic waste water), yaitu limbah cair
hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), perkantoran,
bangunan perdagangan, dan saranasejenis. Contoh : air deterjen sisa
cucian.
b) Limbah cair industri (Industrial waste water), yaitu limbah cair hasil
buangan industri. Contoh : air sisa cucian daging, buah dan sayur
dari industri pengolahanmakanan, cairan sisa pewarna tekstil dari
industri tekstil.
c) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair
yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran
pembuangan limbah cair melaluirembesan ke dalam tanah atau
melalui luapan dari permukaan. Contoh : luapan air buangan talang
atap, pendingin ruangan, pertanian atau perkebunan.
d) Air hujan ( storm water ), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran
air hujan diatas permukaan tanah.
17
2) Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah kelompok limbah
yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan,
membahayakan lingkungan, kesehatan dan kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya. Definisi limbah B3 menurut
BAPEDAL (1995), limbah B3 adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity. dan
corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya tidak langsung dapat
merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan
manusia.
Sifat limbah B3 dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah, dikenal sampah spesifik, yaitu sampah yang
karena sifat, konsentrasi, dan atau volumenya memerlukan pengelolaan
khusus. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mengandung satu
atau lebih senyawa berikut ini :
a) Mudah meledak (explosive)
b) Pengoksidasi (oxidizing)
c) Beracun (moderatelytoxic)
d) Berbahaya (harmful)
e) Korosif (corrosive)
f) Bersifat mengiritasi (irritant)
g) Dll
3) Macam-macam limbah B3
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dikelompokkan menjadi :
a) Primary sludge
b) Chemicial sludge
c) Excess actived sludge
d) Digested sludge
18
Berdasarkan karakteristiknya tersebut, limbah B3 dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a) Limbah mudah meledak
b) Limbah mudah terbakar
c) Limbah reaktif
d) Limbah beracun
e) Limbah yang menyebabkan infeksi
f) Limbah yang bersifat korosif
19
d) Insinerasi
e) Dijadikan kompos
3. Pengolahan limbah gas
Untuk penanganan limbah gas lebih ditekankan pada bagaimana
mencegah gas pencemar tersebut mencemari lingkungan, misalnya
dengan memasang filter (penyaring) pada knalpot kendaraan bermotor,
pengendap siklon, mengontrol emisi gas buang dan masih banyak lagi.
4. Pengolahan limbah B3
Pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
memiliki cara yang berbeda, berhubung jenis limbah ini bisa
menimbulkan bahaya bagi lingkungan maka penanganan dengan benar
haruslah diperhatikan. Untuk pembuangan limbah B3 haruslah berhati-
hati karena tidak bisa dibuang begitu saja, limbah haruslah diolah
terlebih dahulu baik melalui pengolahan fisik, biologi dan kimia dengan
tujuan dapat menghilangkan efek berbahaya yang terdapat didalam
limbah. Berikut ini beberapa cara pengolahan limbah B3:
a) Kolam penyimpanan (surface impoundments)
b) Sumur dalam/Sumur injeksi
c) Secure landfill/lanfill untuk limbah B3
20
anorganik merupakan sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit
terurai secara alami sehingga penghancurannya memerlukan penanganan
lebih lanjut. Misalnya, plastik, kertas, kaleng, dan styrofoam. Sampah dapat
diolah, salah satu caranya dengan daur ulang yaitu cara pengelolaan sampah
padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
pendistribusian, dan pembuatan produk atau material bekas pakai
(Dharmono, 2013).
Produksi bersih merupakan salah satu pendekatan untuk merancang
ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan
produkproduk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara
keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbah yang
aman dalam kerangkasiklus ekologi. Prinsip-prinsip produksi bersih yang
dapat diterapkan dalam keseharian misalnya dengan menerapkan prinsip
4R yang meliputi : Reduce (kurangi sampah), Recyle (daur ulang sampah),
Reuse (gunakan sampah yang masih dapat dipakai) dan Replace (ganti
dengan barang yang ramah lingkungan) (Dharmono, 2013).
21
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
22
bertambahnya metabolisme basal, kurang konsentrasi, susah tidur, gangguan
emosi dan ketulian.
Limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha
dan/atau kegiatan manusia. Limbah berdasarkan wujudnya ada limbah padat,
limbah cair dan limbah gas. Berdasarkan sumbernya ada limbah industri,
limbah pertanian, limbah pertambangan, dan limbah domestik.
Jenis- jenis limbah yaitu limbah domestik dan limbah B3 (bahan
berbahaya dan beracun ). Limbah domestik berasal dari pembuangan dalam
rumah tangga, seperti sampah dan sejenisnya. Limbah ini dihasilkan dari sisa
pembuangan makanan, sisa barang-barang yang sudah tidak terpakai dan ingin
segera dibuang, air bekas mencuci atau mandi dan kotoran yang berasal dari
tubuh manusia (feses dan urin). ). Limbah B3 adalah setiap bahan sisa (limbah)
suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
(B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity. dan corrosivity) serta
konsentrasi atau jumlahnya tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Cara pembuangan limbah diantaranya: Dalam penanganan limbah cair
terdapat beberapa cara yakni dengan : Pengolahan primer, Pengolahan
sekunder, Pengolahan tersier, Desinfeksi, dan Pengolahan lumpur. Dalam
penanganan limbah padat dibagi dalam beberapa cara yakni: Penimbunan
terbuka, Sanitary landfill, Daur ulang, Insinerasi dan Dijadikan kompos. Untuk
penanganan limbah gas lebih ditekankan pada bagaimana mencegah gas
pencemar tersebut mencemari lingkungan, misalnya dengan memasang filter
(penyaring) pada knalpot kendaraan bermotor, pengendap siklon, mengontrol
emisi gas buang dan masih banyak lagi. Pengolahan limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) memiliki cara yang berbeda, beberapa cara
pengolahan limbah B3 yaitu dengan: Kolam penyimpanan (surface
impoundments), Sumur dalam/Sumur injeksi dan Secure landfill/lanfill untuk
limbah B3.
Dalam mengelola limbah untuk daur ulang dapat digunakan prinsip-
prinsip produksi bersih yang dapat diterapkan dalam keseharian misalnya
23
dengan menerapkan prinsip 4R yang meliputi : Reduce (kurangi sampah),
Recyle (daur ulang sampah), Reuse (gunakan sampah yang masih dapat dipakai)
dan Replace (ganti dengan barang yang ramah lingkungan).
3.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Luthfi, Achmad. 2004. Modul Kim 08. Pencemaran Lingkungan. Bagian Proyek
Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional.
25