Lingkungan hidup merupakan semua benda, dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang di mana manusia atau makhluk hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya. Menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Selain mempunyai hak, setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Orang yang melakukan usaha dan kegiatan berkewajban memberikan informasi yang besar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Undang-undang nomor 32 tahun 2009 dalam pasal 13 tercantum bahwa pengedalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup terjadi akibat ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika kerusakan lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah. Oleh karena itu, manusialah yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber kelanjutan. Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Perubahan-perubahan kecil pada lingkungan dapat menimbulkan akibat yang besar pada pola-pola system lingkungan di dunia. Oleh sebab itu, setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak. Sugandhy (2007: 63), menyatakan bahwa pencemaran dan kerusakan lingkungan pada umumnya diakibatkan oleh berbagai kegiatan, seperti pertumbangan, pemanfaatan sumber daya hutan, pemanfaatan rawa, perindustrian, permukiman, pertanian, pengeringan lahan basah untuk kepentingan pembangunan dan kegiatan lain. Untuk melestarikan lingkungan hidup yang seimbang, setiap manusia harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselarasan dalam pemanfaatan fungsi lingkungan hidup yang meliputi penataan dan pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Penataan tersebut didasari oleh etika dan norma hukum dengan memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat dan lingkungan global yang berkaitan dengan lingkungan hidup, contohnya adalah pemanasan global yang menuntut manusia untuk menghijaukan kembali hutan-hutan yang sudah gundul. Kewajiban setiap orang ini tidak terlepas dari kedudukannya sebagai anggota masyarakat yang mencerminkan harkat manusia sebagai individu dan makhluk sosial. Dengan demikian, lingkungan hidup tidak saja mengimbangi hak dan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi juga mengatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan, agar tetap berada dalam batas kepentingan lingkungan hidup.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu: 1. Apa faktor yang meyebabkan polusi udara terjadi? 2. Apa saja dampak dari polusi udara? 3. Bagaimana upaya untuk melakukan pencegahan polusi udara? 4. Apa faktor yang meyebabkan pembabatan hutan secara liar terjadi? 5. Apa saja dampak dari pembabatan hutan secara liar terjadi? 6. Bagaimana upaya untuk melakukan pembabatan hutan secara liar terjadi? 7. Apa faktor yang meyebabkan pemusnahan biodiversitas terjadi? 8. Apa saja dampak dari pemusnahan biodiversitas terjadi? 9. Bagaimana upaya untuk melakukan pemusnahan biodiversitas terjadi? 10. Apa faktor yang meyebabkan erosi tanah terjadi? 11. Apa saja dampak dari erosi tanah terjadi? 12. Bagaimana upaya untuk melakukan erosi tanah terjadi? 13. Apa faktor yang meyebabkan tekanan ledakan populasi terjadi? 14. Apa saja dampak dari tekanan ledakan populasi terjadi? 15. Bagaimana upaya untuk melakukan tekanan ledakan populasi terjadi? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu: 1. Dapat mengetahui faktor yang meyebabkan polusi udara terjadi 2. Dapat mengetahui saja dampak dari polusi udara 3. Dapat mengetahui upaya untuk melakukan pencegahan polusi udara 4. Dapat mengetahui faktor yang meyebabkan pembabatan hutan secara liar terjadi 5. Dapat mengetahui saja dampak dari pembabatan hutan secara liar terjadi 6. Dapat mengetahui upaya untuk melakukan pembabatan hutan secara liar terjadi 7. Dapat mengetahui faktor yang meyebabkan pemusnahan biodiversitas terjadi 8. Dapat mengetahui saja dampak dari pemusnahan biodiversitas terjadi 9. Dapat mengetahui upaya untuk melakukan pemusnahan biodiversitas terjadi 10. Dapat mengetahui faktor yang meyebabkan erosi tanah terjadi 11. Dapat mengetahui saja dampak dari erosi tanah terjadi 12. Dapat mengetahui upaya untuk melakukan erosi tanah terjadi 13. Dapat mengetahui faktor yang meyebabkan tekanan ledakan populasi terjadi 14. Dapat mengetahui saja dampak dari tekanan ledakan populasi terjadi 15. Dapat mengetahui upaya untuk melakukan tekanan ledakan populasi terjadi 16. BAB II TEORI PUSTAKA 2.1 Polusi Udara Polusi udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. a. Penyebab Polusi Udara Polusi udara ini terbentuk dari partikel padat, cair, serta gas tertentu yang terangkat ke udara. Misalnya seperti gas yang berasal dari knalpot kendaraan, asap dari kegiatan industri, asap gunung berapi, asap dari bencana kebakaran hutan, maupun gas dari sebuk sari dan spora jamur. Beberapa gas tersebut tersuspensi ke udara sehingga menyebabkan polusi udara atau aerosol. Jadi faktor-faktor penyebab polusi udara antara lain yaitu : 1. Sumber alami Sumber alami merupakan salah satu penyebab polusi udara yang berasal dari berbagai bahan alami. Misalnya debu yang terbawa angin, gas yang dilepaskan dari proses tubuh makhluk hidup (karbon dioksida dari manusia selama respirasi, Metana dari ternak selama pencernaan, Oksigen dari tumbuhan selama fotosintesis). Selain itu, sumber alami juga berupa Asap dari pembakaran berbagai benda yang mudah terbakar, letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dan lain sebagainya. 2. Sumber buatan manusia Penyebab polusi udara berikutnya berasal dari sumber buatan manusia. Dalam hal ini, sumber polusi buatan manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu polusi luar ruangan dan dalam ruangan. Sumber polusi luar ruangan utama termasuk pembangkit listrik, kendaraan, pembakaran limbah pertanian/industri dan sistem pemanas gedung. Fitur asap sebagai komponen yang menonjol. Asap tersebut dipancarkan dari berbagai bentuk pembakaran, seperti di biomassa , pabrik, kendaraan, tungku, dll. Sedangkan polusi dalam ruangan bisa berupa perapian yang biasa terdapat di negara eropa untuk menghangatkan ruangan. - Pembakaran bahan bakar fosil Penyebab polusi udara bisa berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Sulfur dioksida yang dipancarkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi untuk energi di pembangkit listrik, dan bahan bakar pabrik lainnya merupakan salah satu penyebab utama pencemaran udara. Kendaraan yang dipakai sehari-hari juga membutuhkan bahan bakar bensin atau solar untuk melepaskan energi sehingga dapat berjalan. Ini juga termasuk hasil pembakaran yang menyebabkan polusi udara semakin meningkat. - Emisi industri Kegiatan industri menyebabkan polutan di udara meningkat. Partikel PM 2.5 dan 10, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, dan karbon monoksida menjadi penyebab utama yang dikeluarkan dari industri. Industri memakai pembakaran batu bara dan kayu sebagai sumber energi untuk memproduksi barang-barang. Dampaknya, polutan bisa membuat iritasi mata, radang tenggorokan, sampai masalah pernapasan. - Kegiatan pertanian Penyebab polusi udara selanjutnya yaitu kegiatan pertanian. Amonia adalah produk sampingan yang sangat umum dari kegiatan terkait pertanian dan merupakan salah satu gas paling berbahaya di atmosfer. Penggunaan insektisida, pestisida, dan pupuk dalam kegiatan pertanian juga mengeluarkan bahan kimia berbahaya yang menyebabkan polusi udara polusi air. - Tumpukan sampah di TPA Penyebab polusi udara berikutnya adalah gas yang dihasilkan oleh tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir. Perlu diketahui, bahwa limbah yang disimpan atau dikubur ini menghasilkan metana. Metana adalah gas rumah kaca utama yang sangat mudah terbakar dan sangat berbahaya. Limbah elektronik adalah masalah serius lainnya yang melibatkan banyak pembongkaran tidak ilmiah seperti pencucian bahan kimia, kabel yang terbakar, dan lainnya. - Operasi penambangan Operasi penambangan juga termasuk penyebab polusi udara yang tidak kalah mengkhawatirkan. Penambangan adalah proses di mana mineral di bawah bumi diekstraksi menggunakan peralatan besar. Selama proses tersebut, debu dan bahan kimia dilepaskan di udara yang menyebabkan polusi udara yang sangat besar. Inilah salah satu alasan yang bertanggung jawab atas memburuknya kondisi kesehatan pekerja dan penduduk sekitarnya. - Transportasi Di Indonesia, kendaraan bermotor dan mobil menjadi penyumbang utama polusi udara. Di daerah perkotaan sering terjadi macet dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Kendaraan menghasilkan karbon monoksida, hidrokarbon, nitrogen oksida, dan partikel. Polusi udara ini bisa menciptakan lubang di lapisan ozon. Dampaknya, bisa menyebabkan masalah kesehatan dan pemanasan global. b. Dampak Dari Polusi Udara Adapun dampak-dampak dari polusi udara yaitu sebagai berikut : 1. Pernapasan Jadi Terganggu Dampak pencemaran udara dari asap kendaraan, asap pabrik, asap rokok, dan lain- lain bisa memicu terjadinya gangguan pernapasan, seperti asma, ISPA, dan kanker paru-paru. Selain itu, pencemaran udara juga bisa berakhir pada berkurangnya kadar oksigen di dalam tubuh manusia. 2. Mengganggu Jalannya Oksigen yang Ada dalam Darah Bukan hanya saluran pernapasan, sistem peredaran darah juga dapat terganggu karena dampak dari pencemaran udara. Hal ini disebabkan oleh karbon monoksida (CO) yang jumlahnya sangat banyak sehingga membuat kadar protein inflamasi dan jumlah kekentalan darah bertambah. Itulah yang memicu radang pembuluh darah yang bisa mengakibatkan penyakit kardiovaskular. 3. Pemanasan Global Salah satu dampak pencemaran udara adalah peningkatan pemanasan global. Akibatnya suhu udara di seluruh dunia jadi bertambah, permukaan laut meninggi, dan membuat banyaknya es di daerah yang dingin lebih cepat mencair. Kondisi ini juga bisa mengakibatkan berkurangnya tempat tinggal untuk sebagian spesies tumbuhan dan hewan di berbagai negara. 4. Memicu Keguguran dan Autisme Bagi ibu hamil, polusi udara juga sangat membahayakan diri dan janinnya. Dampak pencemaran udara bagi ibu hamil bisa memicu peradangan di seluruh tubuhnya dan memicu kelahiran prematur. Sementara untuk janin, keadaan ini dapat mengakibatkan keguguran, asma untuk anaknya kelak, dan memicu autisme.
c. Upaya Pencegahan Polusi Udara
Ada beberapa langkah-langkah pencegahan yang sangat sederhana yang dapat dilakukan agar masalah polusi udara ini bisa dikurangi, yaitu dengan cara : 1. Hemat energi Terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa banyak masalah kesehatan yang timbul akibat pembakaran bahan bakar fosil. Pembakaran fosil untuk produksi energi menimbulkan polutan. Seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida, karbon dioksida dan beberapa polutan lainnya yang berbahaya. Zat ini bukan hanya berdampak buruk pada kesehatan manusia, namun juga pada lingkungan. Untuk itu, langkah mudah yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengurangi pemakaian listrik di rumah dan tempat kerja. Seperti menggunakan air conditioner (AC) seperlunya, mencabut colokan yang tidak digunakan, dan mematikan lampu saat pagi siang hari. 2. Menggunakan Produk yang Sustainable Sebuah studi pada 2017 yang diterbitkan dalam International Journal of Science menyatakan bahwa 22 persen kematian dini yang disebabkan oleh polusi udara terjadi di negara-negara yang memproduksi barang ‘murah.’ Negara yang memproduksi barang murah tidak memiliki batasan emisi lalu udara kotor yang berasal dari negara mereka juga menjadi udara yang kita gunakan untuk bernapas. Sehingga, pola konsumsi kita terhadap sesuatu, mempengaruhi tingkat polusi udara secara global. Jadi, pikir dua kali sebelum membeli barang baru demi kualitas udara yang lebih baik. Jika kamu benar-benar membutuhkan produk baru, kamu bisa mencari perusahaan yang berkomitmen dalam mengurangi polusi udara. 3. Menanam banyak tanaman Menanam tanaman atau pohon di sekitar rumah merupakan langkah kecil yang dapat mengurangi polusi udara secara signifikan. Berdasarkan penemuan para peneliti dari University of Southampton, pohon menyerap 850-2.000 ton partikel berbahaya dari udara perkotaan setiap tahunnya. Selain menghilangkan partikel, tanaman atau pohon juga menurunkan kadar nitrogen dioksida, sulfur dioksida, karbon dioksida dan monoksida, ozon, benzena, dan dioksin. Pohon yang ditanam di rumah kamu juga mampu memperlambat udara yang tercemar agar tidak dibawa jauh oleh angin. 4. Menggunakan transportasi umum Beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, karena asap dari kendaraan pribadi merupakan salah satu penyumbang utama kemacetan dan polusi udara di kota. Oleh karena itu dengan beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, pencemaran udara akibat asap kendaraan pun bisa dikurangi.
2.2 Pembabatan Hutan Secara Liar
Pembabatan liar merupakan Penebangan pohon di kawasan hutan yang dilakukan tanpa izin dan menyalahi norma serta kaidah hukum yang berlaku, sehingga hutan akan kehilangan fungsi pokok sebagai paru-paru dunia. a. Penyebab Pemababatan Hutan Secara Liar Adapun faktor-faktor penyebab dari masalah pembabatan hutan secara liar yaitu sebagai berikut : 1. Faktor Ekonomi Faktor tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat yang berada dikawasan hutan tersebut sangat rendah.1 Jadi masyarakat yang berada di kawasan daerah yang sering terjadi illegal logging tersebut mereka sering kali dibodohi oleh oknum- oknum yang mempunyai kepentingan tersendiri, mereka telah diiming-imingi dengan sejumlah uang untuk menebang pohon- pohon yang ada dihutan dengan tidak adanya izin dari pemerintah ataupun oknum yang bertugas di kawasan daerah perhutanan tersebut, dan masyarakatpun tidak mengetahui apa dampak dari yang mereka lakukan ini. Faktor lainnya adala kemiskinan dan faktor lapangan kerja. Umumnya hal ini terjadi pada masyarakat yang berdomisili dekat ataupun didalam hutan. Ditengah sulitnya persaingan di dunia kerja dan himpitan akan ekonomi, masyarakat mau tidak mau melakukan illegal logging sebagai pembalak liar dan dari sini masyarakat bias menopang kehidupannya. Selain itu juga terdapat aspek kerja aparatur dilapangan, kelestarian hutan merupakan tanggung jawab bersama. 2. Faktor Pendidikan Masyarakat yang kurang pendidikannya dimanfaatkan oleh oknum oknum yang punya bisnis kayu Illegal untuk menebang hutan. Dan mereka pun mudah dimanfaatkan karena untuk mencari kerja yang lain mereka tidak punya kualifikasi berupa ijazah dan pendidikan yang memadai. 3. Faktor Sulitnya Memperoleh Izin Saat ingin melakukan penebangan pohon di hutan hal yang pertama mereka lakukan adalah tidak langsung menebang pohon begitu saja atau kita sebut dengan illegal logging, tetapi mereka meminta izin kepada instansi yang bertugas di kawasan tersebut, namun terkadang para oknum hanya memberikan dalam tempo waktu yang sangat singkat (dalam kurun waktu paling lama hanya 4 minggu). Pada saat mereka melakukan perpanjangan surat izin penebangan pohon, yang sering kali terjadi adalah para oknum mempersulit masyarakat dalam memperpanjangan surat izin penebangan pohon. Hal inilah yang sering kali membuat masyarakat melakukan illegal logging. Selain rendahnya keadaan ekonomi masyarakat sekitar hutan, hal inilah yang menyebabkan semakin meningkatnya kasus illegal logging, minimnya jumlahpetugas kemanan hutan dan kurangnya sarana pengamanan hutan yang dimiliki oleh pemerintah seperti senjata api yang digunakan oleh petugas dalam menjaga keamanan hutan dari tindak pidana illegal logging. Upaya pengamanan hutan pada dasarnya mempunyai tujuan untuk melestarikan sumber daya alam hutan dalam rangka usaha menjaga fungsi hutan. menjaga fungsi hutan. Oleh karena itu di lingkungan Departemen Kehutanan dan perkebunan dibentuk Polisi Khusus Kehutanan (Polhut). Polisi hutan adalah pejabat struktural tertentu dalam lingkungan instansi kehutanan yang sesuai dengan tufgas dan fungsinya mempunyai wewenang dan tanggung jawab dibidang perlindungan hutan. 4. Faktor Kurangnya Pengawasan Hutan Faktor penebangan hutan secara illegal lainnya adalah pembalakan untuk mendapatkan kayu dan alih fungsi lahan untuk kegunaan lain, seperti perkebunan, pertanian,dan pemukiman akibat kurangnya pengawasan. Salah satu caranya yaitu dengan dibentuk suatu aparatur yang tugasnya bukan hanya menjaga namun juga mengawasi tindakan penyalahgunaan fungsi hutan. Perkembangan teknologi yang pesat sehingga kemampuan orang untuk mengeksploitasi hutan khususnya untuk illegal logging semakin mudah dilakukan dengan semakin berkembangnya teknologi untuk menebang pohon diperlukan dengan waktu yang tidak lama karena alat-alat semakin canggih. b. Dampak Dari Pembabatan Hutan Secara Liar Adapun dampak-dampak dari pembabatan hutan secara liar yaitu sebagai berikut : 1. Hilangnya kesuburan tanah mengakibatkan tanah menyerap sinar matahari terlalu banyak sehingga menjadi sangat kering dan gersang. Hingga nutrisi dalam tanah mudah menguap. Selain itu, hujan bias menyapu sisa-sisa nutrisis dari tanah. Oleh sebab itu, ketika tanah sudah kehilangan banyak nutrisi, maka reboisasi menjadi hal yang sulit dan budidaya di lahan tersebut menjadi tidak memungkinkan. 2. Turunnya sumber daya air juga menjadi bagian dari dampak penebangan hutan secara liar dikarenakan pohon sangat berkontribusi dalam menjaga siklus air melalui akar pohon penyerapan air yang kemudian dialirkan ke daun, kemudian menguap dan dilepaskan ke lapisan atmosfer. Ketika pohon ditebang dan daerah tersebut menjadi gersang, maka taka da lagi yang membantu tanah menyerap lebih banyak air, dengan demikian akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya air. 3. Punahnya keanekaragaman hayati, meskipun hutan tropis hanya seluas 6% dari permukaan bumi tetapi sekitar 80-90% dari spesies ada di dalamnya. Akibat penebangan liar yang dilakukan secara besar-besaran ada sekitar 100 spesies hewan menurun setiap ari, keanekaragaman hayati dari berbagai daerah hilang dalam skala besar. 4. Mengakibatkan banjir dikarenakan hutan yang bergungsi sebagai penyerap air tidak dapat menyerap dan menyimpan air dalam jumlah yang banyak ketika hujan lebat terjadi. c. Upaya Pencegahan Pemababatan Hutan Secara Liar Adapun langkah-langkah untuk upaya pencegahan pembabatan hutan secara liar yaitu sebagai berikut : 1. Mendirikan kawasan lindung Untuk melindungi hutan dari penebangan hutan secara liar perlu dibuat suatu lokasi khusus, dimana terdapat patroli penjaga hutan untuk mencegah masuknya penebang liar dan aktivitas perusakan hutan. Lokasi perlindungan ini dapat berupa cagar alam, suaka margasatwa, dan taman nasional. Contohnya adalah Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh, Taman Nasional Kerinci Seblat di Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, serta Taman Nasional Way Kambas di Lampung. 2. Melakukan penindakan pada para penebang hutan Penebangan hutan secara liar akan terus berlangsung bila tidak ada tindakan tegas, meski sudah dilarang. Karena itu, penebang hutan harus dilawan, misalnya dengan menghukum penjara dan denda kepada para pelaku penebangan hutan ini. 3. Memberi pendidikan terhadap masyarakat tentang perlindungan hutan Warga banyak yang beralih menjadi penebang hutan karena desakan ekonomi, serta karena tidak paham tentang pentingnya perlindungan hutan. Karena itu perlu diadakan sosialisasi kepada warga tentang larangan dan dampak negatif penebangan liar, seperti erosi (pengikisan tanah), longsor, banjir dan punahnya spesies langka. 2.3 Pemusnahan Biodiversitas Biodiversitas adalah keberagaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah. Keragaman ini mencakup perbedaan bentuk, ukuran, warna, tekstur, hingga sifat. a. Penyebab Pemusnahan Biodiversitas Adapun faktor-faktor penyebab dari masalah pemusnahan biodiversitas yaitu sebagai berikut: 1. Kerusakan habitat 2. Perubahan iklim (pemanasan global) 3. Eksploitasi yang berlebihan 4. Pencemaran lingkungan
b. Dampak Dari Pemusnahan Biodiversitas
Adapun dampak-dampak dari masalah pemusnahan biodiversitas yaitu sebagai berikut: 1. Langkanya Sumber Daya Flora dan fauna adalah sumber daya yang bisa dimanfaatkan oleh manusia, seperti hutan yang di mana hasil hutan banyak dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Akan tetapi, jika hutan rusak maka sumber daya yang dihasilkan hutan seperti menyimpan air akan hilang. Lebih parahnya, jika hutan terus menerus dibakar atau ditebangi maka akan membuat persediaan air menjadi langka. 2. Ketidakseimbangan Ekosistem Pada suatu ekosistem terdiri atas pemangsa dan yang dimangsa. Nah, jika salah satu dari ekosistem ini hilang maka bisa membuat ketidakseimbangan pada ekosistem dan merugikan kehidupan. 3. Menyebabkan Benca Alam Bencana alam bisa terjadi karena kerusakan flora dan fauna, seperti banjir dan tanah longsor. Adanya bencana alam banjir dan tanah longsor tersebut saat musim hujan terjadi karena hutan sebagai resapan air sudah dirusak. Kerusakan pada hutan membuat hutan tidak bisa lagi untuk menahan air yang membuat air menghanyutkan tanah hingga terjadi tanah longsor dan banjir. 4. Kualitas Kesehatan Menurun Manusia menjadi flora dan fauna sebagai sumber makanan, bahkan beberapa flora dan fauna diusahakan dengan sengaja oleh manusia dengan membudi dayakannya. Hal ini bisa membuat zat polutan dan juga pestisida mengendam di dalam tubuh flora dan fauna. Nah, jika sampai dikonsumsi manusia maka bisa berdampak pada kesehatan manusia itu sendiri. Rusaknya fauna telah terbukti bisa menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh hewan peliharaan, seperti penyakit anthrax atau sapi gila, flu burung, dan pes. 5. Hilangnya Tingkat Kesuburan Tanah Nitrogen menjadi unsur utama dari tingkat kesuburan tanah, di mana unsur ini ada pada DNA makhluk hidup. Nah, jika flora dan fauna mengalami kerusakan, pembentukan nitrat bagi tanah juga akan terganggu dan menyebabkan hilangnya produktivitas tanah. 6. Putusnya Daur Kehidupan Segala bentuk kehidupan di bumi ini tersusun dari unsur karbon, di mana unsur karbon itu terus bergerak pada bagian biosfer dalam bentuk senyawa kimia. Karbon yang ada di atmosfer jika bersenyawa dengan oksigen akan membentuk karbon dioksida. Karbon dioksida akan diserap tumbuhan melalui proses fotosintesis, di mana nantinya akan diubah menjadi karbohidrat yang dibutuhkan hewan dan manusia. Pada manusia dan hewan, di dalam tubuhnya karbon berbentuk senyawa karsium karbonat, yang akan diurai oleh bakteri ketika telah mati lalu dilepaskan ke udara dalam bentuk karbon dioksida. Nah, dari sini kita akan melihat sebuah proses daur kehidupan yang terus berulang. Akan tetapi, jika flora dan fauna mengalami kerusakan, komponen dalam daur kehidupan ini juga akan rusak dan bisa mengganggu kehidupan.
c. Upaya Pencegahan Pemusnahan Biodiversitas
Adapun langkah-langkah untuk upaya pencegahan masalah pemusnahan biodiversitas yaitu sebagai berikut: 1. Reboisasi Reboisasi adalah pemulihan lahan yang rusak dengan cara menanam kembali tanaman atau pohon-pohon yang terdapat di wilayah tersebut. 2. Tebang pilih Tebang pilih adalah proses seleksi untuk menentukan pohon-pohon mana yang layak ditebang, sehingga jumlah pohon di wilayah tersebut tidak berkurang secara signifikan. 3. Pengendalian hama Pengendalian hama secara biologi dapat dilakukan dengan melepaskan atau mengembangbiakkan predator alami ke habitat tersebut. 4. pelestarian alam Pelesatarian alam adalah tindakan untuk menjaga spesies tertentu dari kepunahan. Pelestarian alam dapat dilakukan secara insitu maupun eksitu. Pelestarian alam insitu dilakukan di habitat asli spesies tersebut, sementara pelestarian alam eksitu dilakukan di luar habitat aslinya.
2.4 Erosi Tanah
Erosi adalah suatu peristiwa yang terjadi secara alami oleh pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi oleh angin, tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang atau pertumbuhan akar tanaman yang mengakibatkan retakan tanah dalam hal ini disebut bio-erosi. a. Penyebab Erosi Tanah Adapun faktor-faktor penyebab dari masalah erosi tanah yaitu sebagai berikut: Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor yang mempengaruhinya meliputi iklim, vegetasi, karakteristik tanah, penggunaan lahan, dan topografi.Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringan lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan, makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan oleh manusia. Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan. Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan. Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. pada hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-hujan yang lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi.
b. Dampak Dari Erosi Tanah
Adapun dampak dari masalah erosi tanah yaitu sebagai berikut: Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran. Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak. c. Upaya Pencegahan Erosi Tanah Adapun langkah-langkah untuk upaya pencegahan masalah erosi tanah yaitu sebagai berikut: 1. Konservasi Tanah Konservasi tanah merupakan serangkaian upaya dan strategi untuk mencegah dan menghambat proses terjadinya pengikisan tanah. Saat melakukan konservasi tanah, pemilihan jenis vegetasi penutup lahan harus diperhatikan sebab Untuk mengembalikan fungsi tanah yang terlanjur rusak diperlukan vegetasi yang sifatnya mampu bertahan kondisi tanah yang ekstrim. 2. Membuat Terasering Fungsi dari terasering yaitu ketika hujan turun air tidak akan langsung mengalir begitu saja sehingga proses terjadinya pengikisan tanah bisa ditekan seminimal mungkin. Dengan membuat sistem lahan yang berteras seperti ini akan membuat tanah semakin stabil begitu juga sangat baik untuk tanaman yang tumbuh di atas tanah tersebut. 3. Countor Farming Countor Farming adalah sistem penanaman berdasarkan garis kontur suatu tanah sehingga sistem perakaran tanaman jadi semakin kuat sehingga bisa menahan tanah ketika terjadi hujan deras. Pembuatan sistem kontur tanah ini seperti membuat perangkap tanah sehingga tidak mudah hanyut terbawa air, membuat teras bangku atau gundulan. 4. Memberikan Insentif bagi Pengelolaan Lahan Berkelanjutan 5. Melakukan Reboisasi Reboisasi menjadi salah satu cara preventif yang paling signifikan pengaruhnya. Penyebab erosi bukan hanya karena buruknya sistem bercocok tanam namun juga bisa terjadi karena dampak kerusakan hutan yang gundul akibat ulah manusia. Sangat baik, jika sudah melakukan penebangan pohon, lahan harus ditanami pohon kembali atau reboisasi. 2.5 Tekanan Ledakan Populasi Ledakan penduduk adalah pertumbuhan penduduk yang melonjak cepat dalam jangka waktu yang relatif pendek. Ledakan penduduk biasanya terjadi karena angka kelahiran sangat tinggi, sedangkan angka kematian mengalami penurunan yang drastis. Penurunan angka kematian yang drastis ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena membaiknya kondisi kesehatan dan perbaikan gizi masyarakat. a. Penyebab Tekanan Ledakan Populasi Adapun faktor-faktor penyebab dari masalah tekanan ledakan populasi yaitu sebagai berikut: 1. Tingkat kematian yang menurun. 2. Tingkat kelahiran yang tinggi. 3. Adanya pernikahan dini. Pernikahan dini, yang juga dikenal dengan istilah pernikahan muda, dapat menyebabkan ledakan penduduk karena nantinya akan turut meningkatkan jumlah kelahiran, terutama jika program keluarga berencana belum berjalan maksimal.
b. Dampak Dari Tekanan Ledakan Populasi
Adapun dampak dari masalah tekanan ledakan populasi yaitu sebagai berikut: 1. Tingkat kemiskinan semakin meningkat karena pertumbuhan penduduk yang cepat tidak diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi. 2. Kekurangan pangan, sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan jumlah lahan untuk memproduksi pangan. 3. Timbulnya permukiman atau daerah kumuh di perkotaan sebagai akibat mahalnya harga tanah dan rumah. 4. Pemerintah mengalami kesulitan menyediakan sarana kebutuhan masyarakat seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan perumahan karena lokasi yang sudah padat oleh pemukiman penduduk dan jumlah dana yang besar. 5. Meningkatnya kebutuhan ruang dan lingkungan hidup. 6. Tidak seimbangnya kebutuhan akan lapangan pekerjaan dengan pertumbuhan penduduk yang jika dibiarkan lebih lanjut akan menyebabkan masalah sosial lainnya, seperti kemiskinan dan konflik antar penduduk. c. Upaya Tekanan Ledakan Populasi Adapun langkah-langkah untuk upaya pencegahan masalah tekanan ledakan populasi yaitu sebagai berikut: 1. Menggalakkan program transmigrasi Tujuan dari transmigrasi ini akan mendorong terjadinya pemerataan penduduk. Jika penduduknya sudah merata maka maka hal ini akan mendorong terjadinya pemerataan pembangunan. Program transmigrasi ini akan mengurangi kepadatan penduduk di daerah yang padat dan akan dialihkan ke wilayah- wilayah yang penduduknya belum terlalu padat. 2. Pemerataan lapangan kerja 3. Menekan pertumbuhan penduduk dengan program Keluarga Berencana Keluarga Berencana merupakan program pemerintah bagi rakyat Indonesia untuk membatasi jumlah anak, dimana dalam satu keluarga cukup memiliki 2 orang anak saja. Dengan adanya program ini, untuk laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan sehingga jumlah penduduk di tidak terlalu meledak. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Unsur-unsur lingkungan hidup yaitu unsur hayati (biotik),unsur fisik (abiotik),unsur sosial budaya. Berdasarkan faktor penyebabnya bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kerusakan akibat peristiwa alam dan kerusakan akbat ulah manusia. Kerusakan lingkungan yang sering terjadi di lingkungan sekitar yaitu sungai,terumbu karang,kerusakan hutan,pencemaran. Macam-macam pencemaran lingkungan yaitu pencemaran air,pencemaran udara,pencemaran tanah. Kerusakan lingkungan memberikan banyak dampak pada masyarakat atau makhluk hidup sekitar kita diantarnya punahnya spesies,peledakan hama,gangguan keseimbangan lingkungan,kesuburan tanah berkurang,keracunan dan penyakit,pemekatan hayati,terbentuknya lubang ozon dan efek rumah kaca,munculnya berbagai kerawanan social,menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat,penurunan produktivitas lahan pada sentra-sentra pangan,kerusakan lingkungan yang berakibat fatal menimbulkan kerugian, baik material maupun jiwa. Upaya yang dapat di lakukan untuk mencegah kerusakan lingkungan yaitu reboisasi atau penghijauan di lahan yang telah rusak,mencegah penebangan liar dan menerapkan system tebang pilih,mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan menggantinya dengan bahan bakar alternatif,membuat sengkedan di daerah lereng pegunungan yang digunakan sebagai lahan pertanian,mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan,menggunakan bahan-bahan yang mudah diuraikan mikroorganisme di tanah,melakukan upaya remidiasi yaitu membersihkanpermukaan tanah dari berbagai macam polutan,dengan Menerapkan prinsip 4R yaitu reduce, artinya mengurangi pemakaian,reuse, artinya memakai ulang,recycle artinya mendaur ulang,replant, artinya menanam atau menimbun sampah organik. 3.2 Saran Untuk menantisipasi terjadinya kerusakan lingkungan diperluan kesadaran masyarakat tentang dampak kerusakan lingkungan, adanya penegakan hukum pada masyarakat yang sewenang-wenang merusak lingkungan, serta kerjasama dengan pihak yang terlibat.