Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENGETEAHUAN LINGKUNGAN

TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN

Nama : Rizal Alkatiri


Nim : 201972132

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan hidup merupakan semua benda, dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat
atau ruang di mana manusia atau makhluk hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya.
Menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.
Selain mempunyai hak, setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian lingkungan hidup
serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Orang yang
melakukan usaha dan kegiatan berkewajban memberikan informasi yang besar dan akurat
mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
Undang-undang nomor 32 tahun 2009 dalam pasal 13 tercantum bahwa pengedalian
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
Kerusakan lingkungan hidup terjadi akibat ulah tangan-tangan manusia yang tidak
bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika kerusakan
lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan
semakin parah. Oleh karena itu, manusialah yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan
keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan
keseimbangan lingkungan agar kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber
kelanjutan.
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan
tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Perubahan-perubahan kecil pada
lingkungan dapat menimbulkan akibat yang besar pada pola-pola system lingkungan di dunia.
Oleh sebab itu, setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup
di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita
lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak
cucu kita kelak.
Sugandhy (2007: 63), menyatakan bahwa pencemaran dan kerusakan lingkungan pada
umumnya diakibatkan oleh berbagai kegiatan, seperti pertumbangan, pemanfaatan sumber daya
hutan, pemanfaatan rawa, perindustrian, permukiman, pertanian, pengeringan lahan basah untuk
kepentingan pembangunan dan kegiatan lain.
Untuk melestarikan lingkungan hidup yang seimbang, setiap manusia harus meningkatkan
kesadaran akan pentingnya keselarasan dalam pemanfaatan fungsi lingkungan hidup yang
meliputi penataan dan pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup. Penataan tersebut didasari oleh etika dan norma hukum dengan
memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat dan lingkungan global yang berkaitan dengan
lingkungan hidup, contohnya adalah pemanasan global yang menuntut manusia untuk
menghijaukan kembali hutan-hutan yang sudah gundul. Kewajiban setiap orang ini tidak terlepas
dari kedudukannya sebagai anggota masyarakat yang mencerminkan harkat manusia sebagai
individu dan makhluk sosial.
Dengan demikian, lingkungan hidup tidak saja mengimbangi hak dan kewajiban terhadap
lingkungan, tetapi juga mengatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai
kegiatan, agar tetap berada dalam batas kepentingan lingkungan hidup.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa faktor yang meyebabkan polusi udara terjadi?
2. Apa saja dampak dari polusi udara?
3. Bagaimana upaya untuk melakukan pencegahan polusi udara?
4. Apa faktor yang meyebabkan pembabatan hutan secara liar terjadi?
5. Apa saja dampak dari pembabatan hutan secara liar terjadi?
6. Bagaimana upaya untuk melakukan pembabatan hutan secara liar terjadi?
7. Apa faktor yang meyebabkan pemusnahan biodiversitas terjadi?
8. Apa saja dampak dari pemusnahan biodiversitas terjadi?
9. Bagaimana upaya untuk melakukan pemusnahan biodiversitas terjadi?
10. Apa faktor yang meyebabkan erosi tanah terjadi?
11. Apa saja dampak dari erosi tanah terjadi?
12. Bagaimana upaya untuk melakukan erosi tanah terjadi?
13. Apa faktor yang meyebabkan tekanan ledakan populasi terjadi?
14. Apa saja dampak dari tekanan ledakan populasi terjadi?
15. Bagaimana upaya untuk melakukan tekanan ledakan populasi terjadi?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu:
1. Dapat mengetahui faktor yang meyebabkan polusi udara terjadi
2. Dapat mengetahui saja dampak dari polusi udara
3. Dapat mengetahui upaya untuk melakukan pencegahan polusi udara
4. Dapat mengetahui faktor yang meyebabkan pembabatan hutan secara liar terjadi
5. Dapat mengetahui saja dampak dari pembabatan hutan secara liar terjadi
6. Dapat mengetahui upaya untuk melakukan pembabatan hutan secara liar terjadi
7. Dapat mengetahui faktor yang meyebabkan pemusnahan biodiversitas terjadi
8. Dapat mengetahui saja dampak dari pemusnahan biodiversitas terjadi
9. Dapat mengetahui upaya untuk melakukan pemusnahan biodiversitas terjadi
10. Dapat mengetahui faktor yang meyebabkan erosi tanah terjadi
11. Dapat mengetahui saja dampak dari erosi tanah terjadi
12. Dapat mengetahui upaya untuk melakukan erosi tanah terjadi
13. Dapat mengetahui faktor yang meyebabkan tekanan ledakan populasi terjadi
14. Dapat mengetahui saja dampak dari tekanan ledakan populasi terjadi
15. Dapat mengetahui upaya untuk melakukan tekanan ledakan populasi terjadi
16.
BAB II
TEORI PUSTAKA
2.1 Polusi Udara
Polusi udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi
oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia.
a. Penyebab Polusi Udara
Polusi udara ini terbentuk dari partikel padat, cair, serta gas tertentu yang terangkat
ke udara. Misalnya seperti gas yang berasal dari knalpot kendaraan, asap dari kegiatan
industri, asap gunung berapi, asap dari bencana kebakaran hutan, maupun gas dari
sebuk sari dan spora jamur. Beberapa gas tersebut tersuspensi ke udara sehingga
menyebabkan polusi udara atau aerosol.
Jadi faktor-faktor penyebab polusi udara antara lain yaitu :
1. Sumber alami
Sumber alami merupakan salah satu penyebab polusi udara yang berasal dari
berbagai bahan alami. Misalnya debu yang terbawa angin, gas yang dilepaskan dari
proses tubuh makhluk hidup (karbon dioksida dari manusia selama respirasi,
Metana dari ternak selama pencernaan, Oksigen dari tumbuhan selama fotosintesis).
Selain itu, sumber alami juga berupa Asap dari pembakaran berbagai benda yang
mudah terbakar, letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dan lain sebagainya.
2. Sumber buatan manusia
Penyebab polusi udara berikutnya berasal dari sumber buatan manusia. Dalam hal
ini, sumber polusi buatan manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu polusi luar
ruangan dan dalam ruangan. Sumber polusi luar ruangan utama termasuk
pembangkit listrik, kendaraan, pembakaran limbah pertanian/industri dan sistem
pemanas gedung. Fitur asap sebagai komponen yang menonjol. Asap tersebut
dipancarkan dari berbagai bentuk pembakaran, seperti di biomassa , pabrik,
kendaraan, tungku, dll. Sedangkan polusi dalam ruangan bisa berupa perapian yang
biasa terdapat di negara eropa untuk menghangatkan ruangan.
- Pembakaran bahan bakar fosil
Penyebab polusi udara bisa berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Sulfur
dioksida yang dipancarkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara,
minyak bumi untuk energi di pembangkit listrik, dan bahan bakar pabrik
lainnya merupakan salah satu penyebab utama pencemaran udara. Kendaraan
yang dipakai sehari-hari juga membutuhkan bahan bakar bensin atau solar
untuk melepaskan energi sehingga dapat berjalan. Ini juga termasuk hasil
pembakaran yang menyebabkan polusi udara semakin meningkat.
- Emisi industri
Kegiatan industri menyebabkan polutan di udara meningkat. Partikel PM 2.5
dan 10, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, dan karbon monoksida menjadi
penyebab utama yang dikeluarkan dari industri. Industri memakai pembakaran
batu bara dan kayu sebagai sumber energi untuk memproduksi barang-barang.
Dampaknya, polutan bisa membuat iritasi mata, radang tenggorokan, sampai
masalah pernapasan.
- Kegiatan pertanian
Penyebab polusi udara selanjutnya yaitu kegiatan pertanian. Amonia adalah
produk sampingan yang sangat umum dari kegiatan terkait pertanian dan
merupakan salah satu gas paling berbahaya di atmosfer. Penggunaan
insektisida, pestisida, dan pupuk dalam kegiatan pertanian juga mengeluarkan
bahan kimia berbahaya yang menyebabkan polusi udara polusi air.
- Tumpukan sampah di TPA
Penyebab polusi udara berikutnya adalah gas yang dihasilkan oleh tumpukan
sampah di tempat pembuangan akhir. Perlu diketahui, bahwa limbah yang
disimpan atau dikubur ini menghasilkan metana. Metana adalah gas rumah
kaca utama yang sangat mudah terbakar dan sangat berbahaya. Limbah
elektronik adalah masalah serius lainnya yang melibatkan banyak
pembongkaran tidak ilmiah seperti pencucian bahan kimia, kabel yang
terbakar, dan lainnya.
- Operasi penambangan
Operasi penambangan juga termasuk penyebab polusi udara yang tidak kalah
mengkhawatirkan. Penambangan adalah proses di mana mineral di bawah bumi
diekstraksi menggunakan peralatan besar. Selama proses tersebut, debu dan
bahan kimia dilepaskan di udara yang menyebabkan polusi udara yang sangat
besar. Inilah salah satu alasan yang bertanggung jawab atas memburuknya
kondisi kesehatan pekerja dan penduduk sekitarnya.
- Transportasi
Di Indonesia, kendaraan bermotor dan mobil menjadi penyumbang utama
polusi udara. Di daerah perkotaan sering terjadi macet dan menimbulkan
pencemaran lingkungan. Kendaraan menghasilkan karbon monoksida,
hidrokarbon, nitrogen oksida, dan partikel. Polusi udara ini bisa menciptakan
lubang di lapisan ozon. Dampaknya, bisa menyebabkan masalah kesehatan dan
pemanasan global.
b. Dampak Dari Polusi Udara
Adapun dampak-dampak dari polusi udara yaitu sebagai berikut :
1. Pernapasan Jadi Terganggu
Dampak pencemaran udara dari asap kendaraan, asap pabrik, asap rokok, dan lain-
lain bisa memicu terjadinya gangguan pernapasan, seperti asma, ISPA, dan kanker
paru-paru. Selain itu, pencemaran udara juga bisa berakhir pada berkurangnya
kadar oksigen di dalam tubuh manusia.
2. Mengganggu Jalannya Oksigen yang Ada dalam Darah
Bukan hanya saluran pernapasan, sistem peredaran darah juga dapat terganggu
karena dampak dari pencemaran udara. Hal ini disebabkan oleh karbon monoksida
(CO) yang jumlahnya sangat banyak sehingga membuat kadar protein inflamasi dan
jumlah kekentalan darah bertambah. Itulah yang memicu radang pembuluh darah
yang bisa mengakibatkan penyakit kardiovaskular.
3. Pemanasan Global
Salah satu dampak pencemaran udara adalah peningkatan pemanasan global.
Akibatnya suhu udara di seluruh dunia jadi bertambah, permukaan laut meninggi,
dan membuat banyaknya es di daerah yang dingin lebih cepat mencair. Kondisi ini
juga bisa mengakibatkan berkurangnya tempat tinggal untuk sebagian spesies
tumbuhan dan hewan di berbagai negara.
4. Memicu Keguguran dan Autisme
Bagi ibu hamil, polusi udara juga sangat membahayakan diri dan janinnya. Dampak
pencemaran udara bagi ibu hamil bisa memicu peradangan di seluruh tubuhnya dan
memicu kelahiran prematur. Sementara untuk janin, keadaan ini dapat
mengakibatkan keguguran, asma untuk anaknya kelak, dan memicu autisme.

c. Upaya Pencegahan Polusi Udara


Ada beberapa langkah-langkah pencegahan yang sangat sederhana yang dapat
dilakukan agar masalah polusi udara ini bisa dikurangi, yaitu dengan cara :
1. Hemat energi
Terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa banyak masalah
kesehatan yang timbul akibat pembakaran bahan bakar fosil. Pembakaran fosil
untuk produksi energi menimbulkan polutan. Seperti sulfur dioksida, nitrogen
oksida, karbon dioksida dan beberapa polutan lainnya yang berbahaya. Zat ini
bukan hanya berdampak buruk pada kesehatan manusia, namun juga pada
lingkungan.
Untuk itu, langkah mudah yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengurangi
pemakaian listrik di rumah dan tempat kerja. Seperti menggunakan air conditioner
(AC) seperlunya, mencabut colokan yang tidak digunakan, dan mematikan lampu
saat pagi siang hari.
2. Menggunakan Produk yang Sustainable
Sebuah studi pada 2017 yang diterbitkan dalam International Journal of Science
menyatakan bahwa 22 persen kematian dini yang disebabkan oleh polusi udara
terjadi di negara-negara yang memproduksi barang ‘murah.’ Negara yang
memproduksi barang murah tidak memiliki batasan emisi lalu udara kotor yang
berasal dari negara mereka juga menjadi udara yang kita gunakan untuk bernapas.
Sehingga, pola konsumsi kita terhadap sesuatu, mempengaruhi tingkat polusi udara
secara global. Jadi, pikir dua kali sebelum membeli barang baru demi kualitas udara
yang lebih baik. Jika kamu benar-benar membutuhkan produk baru, kamu bisa
mencari perusahaan yang berkomitmen dalam mengurangi polusi udara.
3. Menanam banyak tanaman
Menanam tanaman atau pohon di sekitar rumah merupakan langkah kecil yang
dapat mengurangi polusi udara secara signifikan. Berdasarkan penemuan para
peneliti dari University of Southampton, pohon menyerap 850-2.000 ton partikel
berbahaya dari udara perkotaan setiap tahunnya. Selain menghilangkan partikel,
tanaman atau pohon juga menurunkan kadar nitrogen dioksida, sulfur dioksida,
karbon dioksida dan monoksida, ozon, benzena, dan dioksin. Pohon yang ditanam
di rumah kamu juga mampu memperlambat udara yang tercemar agar tidak dibawa
jauh oleh angin.
4. Menggunakan transportasi umum
Beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, karena asap dari kendaraan
pribadi merupakan salah satu penyumbang utama kemacetan dan polusi udara di
kota. Oleh karena itu dengan beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum,
pencemaran udara akibat asap kendaraan pun bisa dikurangi.

2.2 Pembabatan Hutan Secara Liar


Pembabatan liar merupakan Penebangan pohon di kawasan hutan yang dilakukan tanpa
izin dan menyalahi norma serta kaidah hukum yang berlaku, sehingga hutan akan
kehilangan fungsi pokok sebagai paru-paru dunia.
a. Penyebab Pemababatan Hutan Secara Liar
Adapun faktor-faktor penyebab dari masalah pembabatan hutan secara liar yaitu sebagai
berikut :
1. Faktor Ekonomi
Faktor tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat yang berada dikawasan hutan
tersebut sangat rendah.1 Jadi masyarakat yang berada di kawasan daerah yang
sering terjadi illegal logging tersebut mereka sering kali dibodohi oleh oknum-
oknum yang mempunyai kepentingan tersendiri, mereka telah diiming-imingi
dengan sejumlah uang untuk menebang pohon- pohon yang ada dihutan dengan
tidak adanya izin dari pemerintah ataupun oknum yang bertugas di kawasan daerah
perhutanan tersebut, dan masyarakatpun tidak mengetahui apa dampak dari yang
mereka lakukan ini.
Faktor lainnya adala kemiskinan dan faktor lapangan kerja. Umumnya hal ini
terjadi pada masyarakat yang berdomisili dekat ataupun didalam hutan. Ditengah
sulitnya persaingan di dunia kerja dan himpitan akan ekonomi, masyarakat mau
tidak mau melakukan illegal logging sebagai pembalak liar dan dari sini masyarakat
bias menopang kehidupannya. Selain itu juga terdapat aspek kerja aparatur
dilapangan, kelestarian hutan merupakan tanggung jawab bersama.
2. Faktor Pendidikan
Masyarakat yang kurang pendidikannya dimanfaatkan oleh oknum oknum yang
punya bisnis kayu Illegal untuk menebang hutan. Dan mereka pun mudah
dimanfaatkan karena untuk mencari kerja yang lain mereka tidak punya kualifikasi
berupa ijazah dan pendidikan yang memadai.
3. Faktor Sulitnya Memperoleh Izin
Saat ingin melakukan penebangan pohon di hutan hal yang pertama mereka lakukan
adalah tidak langsung menebang pohon begitu saja atau kita sebut dengan illegal
logging, tetapi mereka meminta izin kepada instansi yang bertugas di kawasan
tersebut, namun terkadang para oknum hanya memberikan dalam tempo waktu
yang sangat singkat (dalam kurun waktu paling lama hanya 4 minggu). Pada saat
mereka melakukan perpanjangan surat izin penebangan pohon, yang sering kali
terjadi adalah para oknum mempersulit masyarakat dalam memperpanjangan surat
izin penebangan pohon. Hal inilah yang sering kali membuat masyarakat
melakukan illegal logging. Selain rendahnya keadaan ekonomi masyarakat sekitar
hutan, hal inilah yang menyebabkan semakin meningkatnya kasus illegal logging,
minimnya jumlahpetugas kemanan hutan dan kurangnya sarana pengamanan hutan
yang dimiliki oleh pemerintah seperti senjata api yang digunakan oleh petugas
dalam menjaga keamanan hutan dari tindak pidana illegal logging. Upaya
pengamanan hutan pada dasarnya mempunyai tujuan untuk melestarikan sumber
daya alam hutan dalam rangka usaha menjaga fungsi hutan. menjaga fungsi hutan.
Oleh karena itu di lingkungan Departemen Kehutanan dan perkebunan dibentuk
Polisi Khusus Kehutanan (Polhut). Polisi hutan adalah pejabat struktural tertentu
dalam lingkungan instansi kehutanan yang sesuai dengan tufgas dan fungsinya
mempunyai wewenang dan tanggung jawab dibidang perlindungan hutan.
4. Faktor Kurangnya Pengawasan Hutan
Faktor penebangan hutan secara illegal lainnya adalah pembalakan untuk
mendapatkan kayu dan alih fungsi lahan untuk kegunaan lain, seperti perkebunan,
pertanian,dan pemukiman akibat kurangnya pengawasan. Salah satu caranya yaitu
dengan dibentuk suatu aparatur yang tugasnya bukan hanya menjaga namun juga
mengawasi tindakan penyalahgunaan fungsi hutan. Perkembangan teknologi yang
pesat sehingga kemampuan orang untuk mengeksploitasi hutan khususnya untuk
illegal logging semakin mudah dilakukan dengan semakin berkembangnya
teknologi untuk menebang pohon diperlukan dengan waktu yang tidak lama karena
alat-alat semakin canggih.
b. Dampak Dari Pembabatan Hutan Secara Liar
Adapun dampak-dampak dari pembabatan hutan secara liar yaitu sebagai berikut :
1. Hilangnya kesuburan tanah mengakibatkan tanah menyerap sinar matahari terlalu
banyak sehingga menjadi sangat kering dan gersang. Hingga nutrisi dalam tanah
mudah menguap. Selain itu, hujan bias menyapu sisa-sisa nutrisis dari tanah. Oleh
sebab itu, ketika tanah sudah kehilangan banyak nutrisi, maka reboisasi menjadi hal
yang sulit dan budidaya di lahan tersebut menjadi tidak memungkinkan.
2. Turunnya sumber daya air juga menjadi bagian dari dampak penebangan hutan
secara liar dikarenakan pohon sangat berkontribusi dalam menjaga siklus air
melalui akar pohon penyerapan air yang kemudian dialirkan ke daun, kemudian
menguap dan dilepaskan ke lapisan atmosfer. Ketika pohon ditebang dan daerah
tersebut menjadi gersang, maka taka da lagi yang membantu tanah menyerap lebih
banyak air, dengan demikian akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan sumber
daya air.
3. Punahnya keanekaragaman hayati, meskipun hutan tropis hanya seluas 6% dari
permukaan bumi tetapi sekitar 80-90% dari spesies ada di dalamnya. Akibat
penebangan liar yang dilakukan secara besar-besaran ada sekitar 100 spesies hewan
menurun setiap ari, keanekaragaman hayati dari berbagai daerah hilang dalam skala
besar.
4. Mengakibatkan banjir dikarenakan hutan yang bergungsi sebagai penyerap air tidak
dapat menyerap dan menyimpan air dalam jumlah yang banyak ketika hujan lebat
terjadi.
c. Upaya Pencegahan Pemababatan Hutan Secara Liar
Adapun langkah-langkah untuk upaya pencegahan pembabatan hutan secara liar yaitu
sebagai berikut :
1. Mendirikan kawasan lindung
Untuk melindungi hutan dari penebangan hutan secara liar perlu dibuat suatu lokasi
khusus, dimana terdapat patroli penjaga hutan untuk mencegah masuknya penebang
liar dan aktivitas perusakan hutan. Lokasi perlindungan ini dapat berupa cagar
alam, suaka margasatwa, dan taman nasional.
Contohnya adalah Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh, Taman Nasional
Kerinci Seblat di Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, serta
Taman Nasional Way Kambas di Lampung.
2. Melakukan penindakan pada para penebang hutan
Penebangan hutan secara liar akan terus berlangsung bila tidak ada tindakan tegas,
meski sudah dilarang. Karena itu, penebang hutan harus dilawan, misalnya dengan
menghukum penjara dan denda kepada para pelaku penebangan hutan ini.
3. Memberi pendidikan terhadap masyarakat tentang perlindungan hutan
Warga banyak yang beralih menjadi penebang hutan karena desakan ekonomi, serta
karena tidak paham tentang pentingnya perlindungan hutan. Karena itu perlu
diadakan sosialisasi kepada warga tentang larangan dan dampak negatif
penebangan liar, seperti erosi (pengikisan tanah), longsor, banjir dan punahnya
spesies langka.
2.3 Pemusnahan Biodiversitas
Biodiversitas adalah keberagaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan
variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah. Keragaman ini mencakup perbedaan
bentuk, ukuran, warna, tekstur, hingga sifat.
a. Penyebab Pemusnahan Biodiversitas
Adapun faktor-faktor penyebab dari masalah pemusnahan biodiversitas yaitu
sebagai berikut:
1. Kerusakan habitat
2. Perubahan iklim (pemanasan global)
3. Eksploitasi yang berlebihan
4. Pencemaran lingkungan

b. Dampak Dari Pemusnahan Biodiversitas


Adapun dampak-dampak dari masalah pemusnahan biodiversitas yaitu sebagai
berikut:
1. Langkanya Sumber Daya
Flora dan fauna adalah sumber daya yang bisa dimanfaatkan oleh manusia,
seperti hutan yang di mana hasil hutan banyak dimanfaatkan untuk keperluan
manusia. Akan tetapi, jika hutan rusak maka sumber daya yang dihasilkan
hutan seperti menyimpan air akan hilang. Lebih parahnya, jika hutan terus
menerus dibakar atau ditebangi maka akan membuat persediaan air menjadi
langka.
2. Ketidakseimbangan Ekosistem
Pada suatu ekosistem terdiri atas pemangsa dan yang dimangsa. Nah, jika salah
satu dari ekosistem ini hilang maka bisa membuat ketidakseimbangan pada
ekosistem dan merugikan kehidupan.
3. Menyebabkan Benca Alam
Bencana alam bisa terjadi karena kerusakan flora dan fauna, seperti banjir dan
tanah longsor. Adanya bencana alam banjir dan tanah longsor tersebut saat
musim hujan terjadi karena hutan sebagai resapan air sudah dirusak. Kerusakan
pada hutan membuat hutan tidak bisa lagi untuk menahan air yang membuat air
menghanyutkan tanah hingga terjadi tanah longsor dan banjir.
4. Kualitas Kesehatan Menurun
Manusia menjadi flora dan fauna sebagai sumber makanan, bahkan beberapa
flora dan fauna diusahakan dengan sengaja oleh manusia dengan membudi
dayakannya. Hal ini bisa membuat zat polutan dan juga pestisida mengendam
di dalam tubuh flora dan fauna. Nah, jika sampai dikonsumsi manusia maka
bisa berdampak pada kesehatan manusia itu sendiri. Rusaknya fauna telah
terbukti bisa menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh hewan peliharaan,
seperti penyakit anthrax atau sapi gila, flu burung, dan pes.
5. Hilangnya Tingkat Kesuburan Tanah
Nitrogen menjadi unsur utama dari tingkat kesuburan tanah, di mana unsur ini
ada pada DNA makhluk hidup. Nah, jika flora dan fauna mengalami
kerusakan, pembentukan nitrat bagi tanah juga akan terganggu dan
menyebabkan hilangnya produktivitas tanah.
6. Putusnya Daur Kehidupan
Segala bentuk kehidupan di bumi ini tersusun dari unsur karbon, di mana unsur
karbon itu terus bergerak pada bagian biosfer dalam bentuk senyawa kimia.
Karbon yang ada di atmosfer jika bersenyawa dengan oksigen akan
membentuk karbon dioksida. Karbon dioksida akan diserap tumbuhan melalui
proses fotosintesis, di mana nantinya akan diubah menjadi karbohidrat yang
dibutuhkan hewan dan manusia. Pada manusia dan hewan, di dalam tubuhnya
karbon berbentuk senyawa karsium karbonat, yang akan diurai oleh bakteri
ketika telah mati lalu dilepaskan ke udara dalam bentuk karbon dioksida. Nah,
dari sini kita akan melihat sebuah proses daur kehidupan yang terus berulang.
Akan tetapi, jika flora dan fauna mengalami kerusakan, komponen dalam daur
kehidupan ini juga akan rusak dan bisa mengganggu kehidupan.

c. Upaya Pencegahan Pemusnahan Biodiversitas


Adapun langkah-langkah untuk upaya pencegahan masalah pemusnahan
biodiversitas yaitu sebagai berikut:
1. Reboisasi
Reboisasi adalah pemulihan lahan yang rusak dengan cara menanam kembali
tanaman atau pohon-pohon yang terdapat di wilayah tersebut.
2. Tebang pilih
Tebang pilih adalah proses seleksi untuk menentukan pohon-pohon mana yang
layak ditebang, sehingga jumlah pohon di wilayah tersebut tidak berkurang
secara signifikan.
3. Pengendalian hama
Pengendalian hama secara biologi dapat dilakukan dengan melepaskan atau
mengembangbiakkan predator alami ke habitat tersebut.
4. pelestarian alam
Pelesatarian alam adalah tindakan untuk menjaga spesies tertentu dari
kepunahan. Pelestarian alam dapat dilakukan secara insitu maupun eksitu.
Pelestarian alam insitu dilakukan di habitat asli spesies tersebut, sementara
pelestarian alam eksitu dilakukan di luar habitat aslinya.

2.4 Erosi Tanah


Erosi adalah suatu peristiwa yang terjadi secara alami oleh pengikisan padatan
(sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi oleh angin, tanah dan
material lain di bawah pengaruh gravitasi atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang
membuat liang atau pertumbuhan akar tanaman yang mengakibatkan retakan tanah dalam
hal ini disebut bio-erosi.
a. Penyebab Erosi Tanah
Adapun faktor-faktor penyebab dari masalah erosi tanah yaitu sebagai berikut:
Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor yang mempengaruhinya meliputi iklim,
vegetasi, karakteristik tanah, penggunaan lahan, dan topografi.Faktor Iklim,
termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu,
begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe
sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringan lahan. Faktor
biologis termasuk tutupan vegetasi lahan, makhluk yang tinggal di lahan tersebut
dan tata guna lahan oleh manusia.
Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan
tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih
terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area
dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan
batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan
berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke
dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan yang terbentuk
lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan. Sedimen yang mengandung
banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir atau silt. Dampak
sodium dalam atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan.
Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. pada
hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan
organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan
hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah
menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-hujan yang lebat (kadang disertai angin
ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di permukaan tanah dalam hutan.
bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau penebangan, derajat peresapan
air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang parah dapat
menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga hujan lebat.
dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan sampah /
humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap erosi
meningkat tinggi.

b. Dampak Dari Erosi Tanah


Adapun dampak dari masalah erosi tanah yaitu sebagai berikut:
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang
akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain
dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).
Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan
meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai.
Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan
mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi
akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran
jalur pelayaran.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik
untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih
rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan
masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air
secara serentak.
c. Upaya Pencegahan Erosi Tanah
Adapun langkah-langkah untuk upaya pencegahan masalah erosi tanah yaitu
sebagai berikut:
1. Konservasi Tanah
Konservasi tanah merupakan serangkaian upaya dan strategi untuk mencegah
dan menghambat proses terjadinya pengikisan tanah. Saat melakukan
konservasi tanah, pemilihan jenis vegetasi penutup lahan harus diperhatikan
sebab Untuk mengembalikan fungsi tanah yang terlanjur rusak diperlukan
vegetasi yang sifatnya mampu bertahan kondisi tanah yang ekstrim.
2. Membuat Terasering
Fungsi dari terasering yaitu ketika hujan turun air tidak akan langsung mengalir
begitu saja sehingga proses terjadinya pengikisan tanah bisa ditekan seminimal
mungkin. Dengan membuat sistem lahan yang berteras seperti ini akan
membuat tanah semakin stabil begitu juga sangat baik untuk tanaman yang
tumbuh di atas tanah tersebut.
3. Countor Farming
Countor Farming adalah sistem penanaman berdasarkan garis kontur suatu
tanah sehingga sistem perakaran tanaman jadi semakin kuat sehingga bisa
menahan tanah ketika terjadi hujan deras. Pembuatan sistem kontur tanah ini
seperti membuat perangkap tanah sehingga tidak mudah hanyut terbawa air,
membuat teras bangku atau gundulan.
4. Memberikan Insentif bagi Pengelolaan Lahan Berkelanjutan
5. Melakukan Reboisasi
Reboisasi menjadi salah satu cara preventif yang paling signifikan
pengaruhnya. Penyebab erosi bukan hanya karena buruknya sistem bercocok
tanam namun juga bisa terjadi karena dampak kerusakan hutan yang gundul
akibat ulah manusia. Sangat baik, jika sudah melakukan penebangan pohon,
lahan harus ditanami pohon kembali atau reboisasi.
2.5 Tekanan Ledakan Populasi
Ledakan penduduk adalah pertumbuhan penduduk yang melonjak cepat dalam jangka
waktu yang relatif pendek. Ledakan penduduk biasanya terjadi karena angka kelahiran
sangat tinggi, sedangkan angka kematian mengalami penurunan yang drastis. Penurunan
angka kematian yang drastis ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena
membaiknya kondisi kesehatan dan perbaikan gizi masyarakat.
a. Penyebab Tekanan Ledakan Populasi
Adapun faktor-faktor penyebab dari masalah tekanan ledakan populasi yaitu
sebagai berikut:
1. Tingkat kematian yang menurun.
2. Tingkat kelahiran yang tinggi.
3. Adanya pernikahan dini. Pernikahan dini, yang juga dikenal dengan istilah
pernikahan muda, dapat menyebabkan ledakan penduduk karena nantinya akan
turut meningkatkan jumlah kelahiran, terutama jika program keluarga
berencana belum berjalan maksimal.

b. Dampak Dari Tekanan Ledakan Populasi


Adapun dampak dari masalah tekanan ledakan populasi yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat kemiskinan semakin meningkat karena pertumbuhan penduduk yang
cepat tidak diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi.
2. Kekurangan pangan, sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang tidak
seimbang dengan jumlah lahan untuk memproduksi pangan.
3. Timbulnya permukiman atau daerah kumuh di perkotaan sebagai akibat
mahalnya harga tanah dan rumah.
4. Pemerintah mengalami kesulitan menyediakan sarana kebutuhan masyarakat
seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan perumahan karena lokasi yang
sudah padat oleh pemukiman penduduk dan jumlah dana yang besar.
5. Meningkatnya kebutuhan ruang dan lingkungan hidup.
6. Tidak seimbangnya kebutuhan akan lapangan pekerjaan dengan pertumbuhan
penduduk yang jika dibiarkan lebih lanjut akan menyebabkan masalah sosial
lainnya, seperti kemiskinan dan konflik antar penduduk.
c. Upaya Tekanan Ledakan Populasi
Adapun langkah-langkah untuk upaya pencegahan masalah tekanan ledakan
populasi yaitu sebagai berikut:
1. Menggalakkan program transmigrasi
Tujuan dari transmigrasi ini akan mendorong terjadinya pemerataan penduduk.
Jika penduduknya sudah merata maka maka hal ini akan mendorong terjadinya
pemerataan pembangunan. Program transmigrasi ini akan mengurangi
kepadatan penduduk di daerah yang padat dan akan dialihkan ke wilayah-
wilayah yang penduduknya belum terlalu padat.
2. Pemerataan lapangan kerja
3. Menekan pertumbuhan penduduk dengan program Keluarga Berencana
Keluarga Berencana merupakan program pemerintah bagi rakyat Indonesia
untuk membatasi jumlah anak, dimana dalam satu keluarga cukup memiliki 2
orang anak saja. Dengan adanya program ini, untuk laju pertumbuhan
penduduk dapat ditekan sehingga jumlah penduduk di tidak terlalu meledak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain. Unsur-unsur lingkungan hidup yaitu unsur hayati
(biotik),unsur fisik (abiotik),unsur sosial budaya.
Berdasarkan faktor penyebabnya bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu kerusakan akibat peristiwa alam dan kerusakan akbat ulah manusia.
Kerusakan lingkungan yang sering terjadi di lingkungan sekitar yaitu sungai,terumbu
karang,kerusakan hutan,pencemaran. Macam-macam pencemaran lingkungan yaitu pencemaran
air,pencemaran udara,pencemaran tanah.
Kerusakan lingkungan memberikan banyak dampak pada masyarakat atau makhluk hidup
sekitar kita diantarnya punahnya spesies,peledakan hama,gangguan keseimbangan
lingkungan,kesuburan tanah berkurang,keracunan dan penyakit,pemekatan hayati,terbentuknya
lubang ozon dan efek rumah kaca,munculnya berbagai kerawanan social,menurunnya tingkat
kesejahteraan masyarakat,penurunan produktivitas lahan pada sentra-sentra pangan,kerusakan
lingkungan yang berakibat fatal menimbulkan kerugian, baik material maupun jiwa.
Upaya yang dapat di lakukan untuk mencegah kerusakan lingkungan yaitu reboisasi atau
penghijauan di lahan yang telah rusak,mencegah penebangan liar dan menerapkan system tebang
pilih,mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan menggantinya dengan bahan bakar
alternatif,membuat sengkedan di daerah lereng pegunungan yang digunakan sebagai lahan
pertanian,mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan,menggunakan
bahan-bahan yang mudah diuraikan mikroorganisme di tanah,melakukan upaya remidiasi yaitu
membersihkanpermukaan tanah dari berbagai macam polutan,dengan Menerapkan prinsip 4R
yaitu reduce, artinya mengurangi pemakaian,reuse, artinya memakai ulang,recycle artinya
mendaur ulang,replant, artinya menanam atau menimbun sampah organik.
3.2 Saran
Untuk menantisipasi terjadinya kerusakan lingkungan diperluan kesadaran masyarakat
tentang dampak kerusakan lingkungan, adanya penegakan hukum pada masyarakat yang
sewenang-wenang merusak lingkungan, serta kerjasama dengan pihak yang terlibat.

Anda mungkin juga menyukai