Disusun Oleh :
Afifah Anwar ( 210305021 )
Dosen Pengampu:
Fatimahsyam,S.E.M.Si
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Manajemen Bencana Kebakaran
Hutan dan Lahan di wilayah Aceh Besar tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Manajemen Bencana. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi para penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibuk Fatimahsyam,S.E.M.Si. Selaku dosen mata
kuliah Manajemen Bencana yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini
tersebut.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan juga merupakan warisan nenek moyang kita yang harus dilindungi, bahkan
merupakan sumber daya alam yang tidak tergantikan karena mengandung keanekaragaman
hayati sebagai sumber rebung, kayu dan hasil hutan lainnya, pengaturan suplai air,
pencegahan banjir dan erosi serta kesuburan tanah. pelestarian alam untuk kepentingan ilmu
pengetahuan, budaya, rekreasi, pariwisata dan lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Deskripsi Bencana Ekologi, Mengapa Terjadi dan Bagaimana Penyebab Terjadinya?
2. Bagaimana Dampak Bencana Ekologi Terhadap Masyarakat?
3. Bagaimana Upaya Melakukan Pengelolaan Bencana Ekologi dengan Pendekatan
Manajemen Bencana?
3
c. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Bencana ekologi merujuk pada kejadian yang menyebabkan kerusakan besar terhadap
ekosistem alami. Hal ini biasanya disebabkan oleh gangguan manusia terhadap lingkungan
alami, seperti deforestasi, polusi, perubahan iklim, atau aktivitas industri yang tidak
bertanggung jawab.
Bencana ekologi dapat memiliki dampak yang serius terhadap kehidupan manusia dan spesies
lainnya. Kerusakan ekosistem dapat mengganggu rantai makanan, mengurangi keanekaragaman
hayati, dan mengganggu ketersediaan sumber daya alam yang penting bagi manusia, seperti air
bersih dan tanah subur.
Contoh bencana ekologi termasuk kebakaran hutan yang merusak habitat alami dan
menyebabkan hilangnya flora dan fauna, pencemaran air akibat tumpahan minyak atau limbah
industri yang merusak kehidupan akuatik, atau perubahan iklim yang mengakibatkan banjir,
kekeringan, atau kenaikan permukaan laut.
Dalam beberapa kasus, bencana ekologi dapat berdampak jangka panjang dan sulit untuk
dipulihkan. Diperlukan tindakan preventif dan mitigasi yang tepat untuk mencegah atau
mengurangi dampak bencana ekologi. Ini melibatkan upaya konservasi lingkungan, pengelolaan
sumber daya alam secara berkelanjutan, serta pengembangan kebijakan dan praktik yang ramah
lingkungan. Kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan ekologi dan memperhatikan
dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan menjadi kunci dalam mencegah bencana
ekologi di masa depan.
5
2. Mengapa Terjadinya Bencana Ekologi Kebakaran hutan
Bencana ekologi kebakaran hutan terjadi ketika api meluas secara tidak terkendali di area hutan
atau lahan yang terdiri dari vegetasi yang mudah terbakar. Kebakaran hutan dapat memiliki dampak
ekologis yang signifikan, termasuk kerusakan ekosistem, hilangnya habitat dan keanekaragaman hayati,
pelepasan gas rumah kaca, dan perubahan iklim.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya kebakaran hutan:
1. Cuaca dan iklim: Cuaca kering, panas, dan angin kencang dapat menciptakan kondisi yang sangat
rentan terhadap kebakaran hutan. Curah hujan yang rendah dan kelembaban yang rendah menyebabkan
vegetasi menjadi kering dan mudah terbakar. Iklim El Niño, yang menghasilkan cuaca kering di
beberapa wilayah, sering dikaitkan dengan peningkatan risiko kebakaran hutan.
2. Aktivitas manusia: Aktivitas manusia, baik disengaja maupun tidak disengaja, merupakan penyebab
utama kebakaran hutan di banyak wilayah. Praktik pertanian dengan metode pembakaran terbuka,
pembukaan lahan untuk perkebunan, dan pembakaran sampah dapat memicu kebakaran yang tidak
terkendali. Selain itu, kecerobohan manusia, seperti membuang puntung rokok yang masih menyala atau
meninggalkan api unggun tanpa pengawasan, juga dapat menyebabkan kebakaran hutan.
3.Vegetasi yang mudah terbakar: Beberapa jenis vegetasi memiliki sifat yang membuatnya lebih rentan
terhadap kebakaran. Tumbuhan dengan kandungan minyak atau resin yang tinggi, dedaunan kering yang
menumpuk di permukaan tanah, atau vegetasi yang mudah terbakar saat mengalami kekeringan adalah
faktor-faktor yang meningkatkan risiko kebakaran hutan.
6
3. Bagaimana Kerusakan Sumber Daya Alam Bisa Menyebabkan Bencana Ekologi
Kebakaran Hutan
Kerusakan sumber daya alam dapat berperan penting dalam memicu bencana ekologi kebakaran
hutan. Berikut ini adalah beberapa faktor yang menjelaskan hubungan antara kerusakan sumber
daya alam dan bencana kebakaran hutan:
1. Penggundulan Hutan: Penggundulan hutan yang tidak terkendali, terutama melalui metode
penebangan liar atau tidak berkelanjutan, menghilangkan vegetasi dan pohon-pohon yang
seharusnya berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Akibatnya, tanah yang
tidak tertutup oleh vegetasi menjadi lebih rentan terhadap kekeringan dan paparan sinar
matahari langsung. Kelembaban yang hilang dari tanah akan mengurangi kelembaban udara
di sekitar hutan dan menciptakan kondisi yang lebih kering yang dapat memicu kebakaran.
2. Perubahan Iklim: Kerusakan sumber daya alam, terutama dalam bentuk deforestasi, dapat
berkontribusi pada perubahan iklim global. Perubahan iklim dapat meningkatkan suhu rata-
rata dan menyebabkan kondisi cuaca yang lebih kering di beberapa wilayah. Keadaan ini
menciptakan lingkungan yang lebih rentan terhadap kebakaran hutan. Suhu yang lebih
tinggi, curah hujan yang berkurang, dan angin kencang dapat memicu dan mempercepat
penyebaran api.
3. Pertanian dan Pembukaan Lahan: Konversi hutan menjadi lahan pertanian atau pemukiman
manusia juga dapat memicu kebakaran hutan. Penebangan hutan untuk memberi tempat
bagi aktivitas pertanian atau perumahan seringkali tidak mempertimbangkan konsekuensi
yang mungkin timbul. Penebangan dan pembakaran hutan secara tidak terkendali untuk
membersihkan lahan dapat menghilangkan vegetasi yang bisa bertindak sebagai barier
alami untuk mencegah penyebaran api. Selain itu, aktivitas pertanian seperti pembakaran
lahan gambut juga dapat menyebabkan kebakaran hutan yang sulit dikendalikan.
Dalam kesimpulannya, kerusakan sumber daya alam seperti penggundulan hutan yang tidak
terkontrol, perubahan iklim, pemanasan global, aktivitas manusia yang tidak bijaksana, dan
kelebihan bahan bakar merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana ekologi
kebakaran hutan.
Bencana ekologi kebakaran hutan memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat.
Berikut adalah beberapa dampak yang dapat terjadi:
1. Kesehatan Masyarakat: Kebakaran hutan menghasilkan asap yang mengandung partikel-
partikel berbahaya dan zat kimia beracun. Paparan terhadap asap ini dapat menyebabkan
gangguan pernapasan, iritasi pada mata dan tenggorokan, serta masalah kesehatan
lainnya. Dalam jangka panjang, paparan asap kebakaran hutan juga dapat meningkatkan
risiko penyakit pernapasan kronis, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK).
2. Ekonomi: Kebakaran hutan dapat berdampak negatif pada sektor ekonomi masyarakat.
Misalnya, sektor pertanian dan perkebunan dapat mengalami kerugian besar karena
lahan-lahan pertanian yang terbakar, menghancurkan tanaman, dan mengganggu
keberlanjutan produksi pangan. Selain itu, kebakaran hutan juga dapat merusak properti
dan infrastruktur, seperti bangunan, jalan, dan jembatan, yang dapat menghambat
aktivitas ekonomi.
3. Pengungsian dan Pengungsian: Ketika kebakaran hutan meluas dan mengancam
pemukiman penduduk, masyarakat terpaksa dievakuasi dari rumah mereka. Proses
pengungsian ini dapat mengakibatkan ketidaknyamanan, kehilangan tempat tinggal, dan
8
trauma psikologis. Selain itu, pengungsian juga dapat mempengaruhi akses terhadap
fasilitas dan layanan penting, seperti air bersih, makanan, perawatan medis.
4. Kerusakan Lingkungan dan Habitat: Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan besar
pada ekosistem dan habitat alami. Hal ini dapat berdampak negatif pada
keanekaragaman hayati dan mengancam kelangsungan hidup flora dan fauna di
dalamnya.
Bencana ekologi kebakaran hutan memiliki dampak sosial yang signifikan. Berikut adalah
beberapa dampak sosial yang umum terjadi akibat kebakaran hutan:
1. Evakuasi dan pengungsian: Kebakaran hutan dapat memaksa penduduk lokal untuk
dievakuasi dari daerah yang terancam. Mereka mungkin harus meninggalkan rumah dan
harta benda mereka untuk mencari perlindungan yang lebih aman. Evakuasi dan
pengungsian dapat menyebabkan gangguan emosional dan ekonomi bagi penduduk
yang terkena dampak.
2. Kehilangan nyawa: Kebakaran hutan dapat mengakibatkan kehilangan nyawa manusia.
Baik itu warga lokal, petugas pemadam kebakaran, maupun relawan yang terlibat dalam
upaya pemadaman kebakaran. Dampak ini sangat traumatis bagi keluarga yang
ditinggalkan dan masyarakat secara keseluruhan.
3. Kesehatan manusia: Asap dan partikel berbahaya yang dihasilkan oleh kebakaran hutan
dapat menyebabkan masalah kesehatan serius pada manusia. Partikel-partikel tersebut
dapat mengiritasi saluran pernapasan, menyebabkan batuk, sesak napas, dan bahkan
menyebabkan penyakit pernapasan kronis. Kualitas udara yang buruk juga dapat
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
4. Kerusakan ekonomi: Kebakaran hutan dapat menyebabkan kerusakan ekonomi yang
signifikan. Bencana ini sering merusak tanaman pertanian, hutan, perkebunan, dan
sumber daya alam lainnya. Hilangnya sumber daya tersebut dapat berdampak negatif
pada mata pencaharian penduduk lokal, meningkatkan tingkat pengangguran, dan
mengurangi pendapatan komunitas.
5. Kerusakan infrastruktur: Bencana kebakaran hutan dapat merusak infrastruktur penting
9
seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik lainnya. Kerusakan ini dapat mengganggu
transportasi, akses ke layanan kesehatan, pendidikan, dan komunikasi. Pemulihan
infrastruktur memerlukan waktu dan sumber daya yang signifikan.
6. Gangguan sosial dan psikologis: Kebakaran hutan dapat menyebabkan gangguan sosial
dan psikologis di antara penduduk yang terkena dampak. Stres, kecemasan, trauma, dan
depresi adalah beberapa masalah yang sering terjadi setelah bencana ini. Dalam jangka
panjang, dampak psikologis ini dapat berdampak pada kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat.
Kebakaran hutan memiliki dampak sosial yang serius, termasuk evakuasi dan kehilangan
nyawa, kerugian ekonomi, gangguan kesehatan, kerusakan lingkungan, dan kontribusi terhadap
perubahan iklim. Diperlukan tindakan pencegahan, penanganan yang efektif, dan kesadaran
kolektif untuk mengurangi risiko kebakaran hutan dan melindungi masyarakat serta lingkungan.
10
2. Dampak Ekonomi Bencana Ekologi Kebakaran Hutan
Bencana ekologi kebakaran hutan memiliki dampak ekonomi yang signifikan dan kompleks.
Berikut adalah penjelasan secara detail mengenai dampak-dampak ekonomi yang dapat terjadi
akibat kebakaran hutan:
1. Kerugian pada sektor pertanian: Kebakaran hutan dapat merusak lahan pertanian dan
tanaman yang ada di sekitarnya. Asap tebal dan jatuhan abu dapat menghambat
fotosintesis, sehingga mengurangi produktivitas tanaman. Hal ini dapat mengakibatkan
kerugian yang signifikan bagi petani dan produsen pangan, baik dalam hal hasil panen
yang berkurang maupun dalam hal biaya pemulihan dan rehabilitasi lahan pertanian
yang terkena dampak kebakaran.
3. Kerusakan pada sektor pariwisata: Hutan yang terbakar dapat merusak keindahan alam
dan daya tarik pariwisata suatu daerah. Pemandangan yang terbakar dan rusak dapat
menurunkan minat wisatawan untuk mengunjungi daerah tersebut. Dampak ini akan
berdampak pada sektor pariwisata, dengan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan,
pendapatan yang menurun bagi pemilik usaha pariwisata, serta hilangnya lapangan kerja
yang terkait dengan sektor ini.
11
4. Peningkatan biaya pemadaman kebakaran: Upaya pemadaman kebakaran hutan
melibatkan berbagai biaya, termasuk biaya operasional pesawat pemadam kebakaran,
peralatan pemadaman, dan biaya upaya personel. Semakin besar dan kompleks
kebakaran hutan, semakin besar pula biaya yang diperlukan untuk memadamkannya.
Biaya ini akan menjadi beban ekonomi bagi pemerintah dan masyarakat setempat.
6. Dampak jangka panjang: Kebakaran hutan dapat memberikan dampak jangka panjang
yang merugikan pada ekonomi. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan cadangan air,
erosi tanah yang lebih besar.
12
C. Bagaimana Upaya Melakukan Pengelolaan Bencana Ekologi Kebakaran Hutan
dengan Pendekatan Manajemen Bencana
i. Mitigasi
2. Perencanaan mitigasi:
- Mengembangkan rencana mitigasi kebakaran hutan yang mencakup strategi pencegahan
kebakaran, pemantauan, dan respons cepat.
- Menentukan taktik dan teknologi yang akan digunakan dalam upaya mitigasi, seperti
pemeliharaan lahan, pemadaman kebakaran, dan sistem peringatan dini.
- Melibatkan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, komunitas lokal, dan organisasi
13
lingkungan, dalam perencanaan mitigasi untuk memastikan kolaborasi yang efektif.
3. Pencegahan kebakaran:
- Melakukan pemeliharaan lahan yang rutin, seperti membersihkan vegetasi yang kering
dan mengelola material organik yang dapat menjadi bahan bakar.
- Mengedukasi masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan praktik pencegahan
kebakaran, seperti penggunaan api terbuka yang bijaksana dan penggunaan peralatan
yang aman.
- Mengimplementasikan regulasi yang ketat terkait dengan kebakaran hutan, termasuk
larangan membakar sampah sembarangan atau aktivitas yang berisiko tinggi.
ii. Kesiapsiagaan
15
iii. Tanggap Darurat Bencana
Tahap tanggap darurat dalam penanganan bencana kebakaran hutan melibatkan pendekatan
manajemen bencana yang terkoordinasi dan terstruktur.
Berikut adalah langkah-langkah detail dalam tahap tanggap darurat:
1. Pengaktifan Sistem Peringatan Dini:
- Memonitor dan mendeteksi secara dini adanya kebakaran hutan dengan menggunakan
sistem peringatan dini, seperti pemantauan melalui satelit, pengamatan lapangan, dan
teknologi pendeteksian kebakaran.
- Memastikan bahwa sistem peringatan dini terhubung dengan pihak-pihak terkait, seperti
badan pemadam kebakaran, penegak hukum, dan relawan.
16
5. Pemadaman Kebakaran:
- Menggerakkan tim pemadam kebakaran untuk melakukan upaya pemadaman secara
aktif.
- Mengerahkan sumber daya pemadam kebakaran, seperti helikopter air, pesawat
pemadam kebakaran, dan tim pemadam kebakaran darat.
- Melakukan pemisahan dan pembuatan gugus tugas untuk mengatasi kebakaran secara
efektif.
7. Pemulihan Awal:
- Mengidentifikasi kebutuhan pemulihan awal, seperti pemulihan air bersih, pemulihan
listrik, dan perawatan kesehatan.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat diambil dalam tahap pemulihan dengan
menggunakan pendekatan manajemen bencana:
1. Evaluasi dan pemantauan awal:
a. Melakukan penilaian cepat terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh kebakaran hutan.
Penilaian ini harus mencakup evaluasi terhadap kerusakan pada ekosistem, infrastruktur, dan
masyarakat yang terdampak.
b. Memantau kondisi lingkungan secara berkala untuk memahami perkembangan dan
perubahan yang terjadi pasca-bencana.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B.SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus
dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak yang tentunga dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
1. Diharapkan ke depan, anggaran penanganan kebakaran hutan dan lahan dimasukkan ke
dalam APBK Aceh Besar dalam bentuk dana daruat. Sehingga masyarakat yang membutuhkan
segera tertolong dari anggaran dana darurat yang telah disediakan.
2. Pemahaman para pejabat seharusnya mengerti apa itu fiqh al-bi’ah, dan bisa diterapkan ke
dalam kebijakan-kebijakan yang akan dikeluarkan untuk penanganan kebakaran hutan dan
lahan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Barda Nawawi, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan,
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001).
Suratmo, FG, dkk, Pengetahuan Dasar Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, (Bogor:
Institute Pertanian Bogor Press, 2003)
Abatzoglou, J.T., & Williams, A.P. (2016). Dampak perubahan iklim antropogenik pada
kebakaran hutan di hutan AS bagian barat. Prosiding National Academy of Sciences, 113(42),
11770-11775.
Paveglio, T.B., Jakes, P.J., Carroll, M.S., & Williams, D.R. (2015). Kerentanan sosial, frekuensi
kebakaran, dan kemungkinan bencana kebakaran majemuk di California selatan.
Saham, B.J., et al. (2004). Kebakaran hutan besar di Kanada, 1959-1997. Jurnal Penelitian
Geofisika: Atmosfer, 109(D14).
Moritz, M.A., dkk. (2005). Pelajaran ekologis dari kebakaran hutan besar baru-baru ini.
Ekosistem
20
21