DOSEN PENGAMPUH :
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT
Tuhan Yang Maha Esa, yang hingga saat ini masih memberikan nikmat iman dan
Kesehatan, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah
tentang “ Bencana Kebakaran Hutan”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat
nilai Mata Kuliah Dasar-Dasar Kebencanaan.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya
kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulisan selama
proses penyelesaian tugas makalah ini hingga selesai. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada Bapak Rusnardi Rahmat S.T,M.T.Ph.D selaku dosen pengampu
Mata Kuliah Dasar-Dasar Kebencanaan atas bimbingan dan tugas yang diberikan.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai Bencana Kebakaran Hutan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis.
Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya meminimalkan dampak dari kebakaran hutan pada masa yang
akan datang di perlukan perencanaan pelaksanaan mitigasi dan kesiagaan terhadap
bencana kebakaran. Pelaksanaan mitigasi merupakan upaya yang dilakukan untuk
meminimalkan risiko bencana kebaran. Menurut catatan resmi BNPB (Badan
Nasional Penanggulangan Bencana) pada peristiwa karhutla dan kabut asap yang
terjadi pada rentang Juni sampai Oktober 2015, menyebutkan bahwa dampak
karhutla mengakibatkan sebanyak 24 orang meninggal dunia, lebih dari 600 ribu
jiwa menderita ISPA. Selain itu prediksi kerugian ekonomi akibat kebakaran
mencapai Rp 221 triliun. Jumlahnya setara dengan 1,9 persen dari PDB Nasional.
1
Kabut asap juga mengepung wilayah indonesia sekitar 80 persen dan tersebar
hingga ke sejumlah negara tetangga. Kebakaran terbesar terjadi di Provinsi
Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Barat, dan Papua.
Luasan kebakaran tersebut hampir setara dengan 4,5 kali pulau Bali. Dari
jumlah itu, kebakaran dilahan gambut berjumlah 869.754 ha (33 persen) dan tanah
mineral 1.741.657 ha (67 persen). BNPB mencatat 10 Provinsi yang menjadi
langganan karhutla, yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara.
Pada Pasal 24 Bagian Ketiga Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 dinyatakan
bahwa pada status keadaan darurat bencana, BNPB dan BPBD mempunyai
kewenangan untuk mengerahkan seumber daya manusia (SDM), peralatan, dan
logistik. Pada pasal-pasal selanjutnya juga menjelaskan bahwa SDM, peralatan, dan
logistik tidak memadai, maka dapat meminta bantuan kepada kabupaten/kota.
2
Hutan merupakan salah satu kekayaan alam sekaligus kunci kelestarian
lingkungan hidup dan modal dasar pengembangan nasional yang harus kita jaga.
Selain itu, hutan juga paru-paru dunia yang perlu kita jaga kelestariannya agar
terhindar dari segala kerusakan salah satunya kebakaran hutan yang dapat
menyebabkan dampak negatif bagi makhluk hidup. Kerugian akibat kebakaran
hutan baik itu materiil maupun imatariil berdampak cukup besar bagi manusia.
Kebakaran hutan merupakan ancaman yang sangat besar dari tahun ke tahun kasus
kebakaran hutan di indonesia yang semakin meningkat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja mekanisme terjadinya bencana kebakaran hutan?
2. Apa dampak bencana kebakaran hutan terhadap manusia dan lingkungan?
3. Bagaimana manajemen dari bencana kebakaran hutan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja mekanisme dari kebakaran hutan.
2. Untuk mengetahui apa saja dampak dari kebakaran hutan.
3. Untuk mengetahui manajemen bencana kebakaran hutan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki wilayah hutan yang sangat
besar. Berhektar-hektar hutan di Indonesia merupakan jenis hutan hujan
tropis yang terpusat di wilayah Kalimantan, Sumatera, dan juga Papua. Selain itu
hampir semua pulau di Indonesia juga memiliki hutan, bahkan Pulau Jawa yang
memiliki penduduk terpadat pun juga memiliki hutan, meskipun jenisnya bukan
hutan hujan tropis. Hal ini karena peranan hutan yang sangat penting dan hutan
memiliki manfaat luar biasa sebagai penyeimbang lingkungan.
Namun keberadaan hutan pun tidak luput dari yang namanya bencana alam.
Hutan yang seharusnya menjadi sumber kehidupan bagi beberapa makhluk hidup,
bisa juga menjadi tempat yang sangat membahayakan, bahkan menjadi sumber
bencana alam, misalnya ketika terjadi kebakaran hutan yang pada ujungnya akan
menimbulkan proses terjadinya kabut asap. Pada kesempatan kali ini kita akan
membahas mengenai proses terjadinya kebakaran hutan seperti apa sehingga bisa
menjadi bencana alam yang dapat membahayakan banyak makhluk hidup.
4
Sambaran petir
Kebakaran di bawah tanah
Aktivitas yang tidak disengaja
Nah itulah beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kebakaran hutan.
hal- hal di atas dapat terjadi sewaktu- waktu, namun dari beberapa peyebab di
atas, musim kemarau lah yang paling banyak menyumbang terjadinya kebakaran
hutan. maka dari itulah kita sering mendengar berita kebakaran hutan ketika di
musim kemarau.
Kebakaran hutan diawali dari tersulutnya api dengan intensitas kecil hingga
menjadi besar dan dapat disebut sebagai kebakaran. Tentu saja hal ini melalui
beberapa proses atau durasi waktu. Namun selain faktor waktu, ada pula beberapa
faktor pendukung yang dapat mensukseskan proses pembakaran hutan. adapun
beberapa faktor tersebut antara lain adalah:
Sumber api
Faktor pertama yang menjadi pemicu kebakaran adalah sumber api itu sendiri.
sumber api disini maksudnya adalah penyebab kebakaran itu sendiri, seperti yang
sudah disebutkan di atas yakni ada bahan bakar (minyak dan korek api), cuaca
panas atau paparan sinar matahari yang begitu terik, percikan material- material
vulkanik yang dilontarkan oleh gunung api, kebakaran yang terjadi di bawah
tanah, atau aktivitas yang tidak disengaja seperti pembuangan puntung rokok.
5
Bahan bakar
Selanjutnya adalah bahan bakar. Tanpa bahan bakar tidak akan terjadi
kebakaran itu sendiri. bahan bakar merupakan benda- benda yang dibakar setelah
adanya sumber api. Di hutan, bahan bakar yang dimaksud adalah ranting dan
dedaunan kering yang mudah terbakar sehingga memudahkan terjadinya
kebakaran hutan.
Sedikit banyak udara atau oksigen menyumbang terjadinya kebakaran. Hal ini
karena tanpa adanya oksigen, api tidak akan mudah hidup dalam waktu yang
lama. Terlebih apabila oksigen atau udara yang tersedia dalam jumlah banyak dan
memiliki energi (angin) maka kebakaran hutan akan semakin besar dan dapat
menyebar dari satu tempat ke tempat lainnya.
Nah itulah beberapa faktor yang menjadi penentu kebakaran hutan. Jadi
kebakaran hutan ini dimulai dari api kecil yang kemudian bertemu dengan bahan
membakar serta oksigen sehingga menyebabkannya semakin besar dan semakin
besar hingga meliputi wilayah yang luas. Itulah beberapa hal yang dapat kami
sampaikan mengenai proses terjadinya kebakaran hutan. semoga bermanfaat.
6
B. Dampak Bencana Kebakaran Hutan Bagi Manusia dan Lingkungan
Kebakaran hutan merupakan salah satu bencana yang melanda indonesia yang
memberikan banyak dampak negatif yang sangat merugikan manusia maupun
alam sekitar. Dampak negatif yang di timbulkan oleh kebakaran hutan mencakup
kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, merosotnya nilai
ekonomi hutan dan produktivitas tanah, perubahan iklim mikro maupun global,
dan asapnya mengganggu kesehatan masyarakat serta mengganggu transportasi
baik darat, sungai, danau, laut dan udara. Dampak kebakaran hutan bagi alam
sangat sulit dipulihkan karena struktur tanah mengalami banyak kerusakan.
Hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan lahan terbuka, sehingga mudah
tererosi, dan tidak dapat lagi menahan debit air yang tinggi sehingga muncul
benca alam lain seperti banjir dan tanah longsor.
Dampak kebakaran hutan dan lahan terhadap lingkungan hidup yaitu terjadinya
perubahan yang lebih luas dari sekedar kerusakan hutan, berupa kerusakan
pencemaran lingkungan. Dan Kebakaran hutan juga berdampak pada lingkungan
hayati, kebakaran hutan telah membuat struktur tanah rusak, dan kebakaran hutan
telah mengurangi kemampuan fotosintesis vegetasi hutan dan tumbuhan yang ada
dihutan terdampak dan tumbuhan pun mati.
7
Kebakaran hutan juga berdampak pada kualitas udara yang dapat menimbulkan
seperti penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan juga akibat pengaruh
iklim global dan iklim local kebakaran hutan telah menimbulkan asap yang cukup
lama di atmosfer bawah, sehingga berpengaruh terhadap biosfer yang mana terdapat
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Asap kebakaran hutan yang sampai ke
pemukiman penduduk akibatnya apabila kepekatan asap kebaran telah
meperpendek jarak pandang sehingga menggangu bisnis trasportasi (seperti
menggangu penerbangan peswat dan saat berkendara jarak pandang sangat sulit).
Dan kenaran hutan juga berimbas pada kerugian ekonomi.
Kegiatan Mitigasi adalah usaha untuk mengurangi atau meniadakan korban dan
kerugian yang mungkin timbul, maka titik berat perlu diberikan pada tahap sebelum
terjadinya bencana, yaitu terutama kegiatan peredaman atau dikenal dengan
Mitigasi.
8
Adapun tujuan mitigasi ini adalah :
9
Menurut Acep Akbar (2016:93-135), ada beberapa tahap yang dapat
menentukan keberhasilan kegiatan pencegahan kebakaran antara lain :
a. Deteksi dini kebakaran
b. Analisis penyebab dan permasalahan kebakaran hutan
c. Pendidikan kebakaran hutan untuk masyarakat
d. Penegakan hukum kebakaran (Enforcement)
e. Rekayasa teknologi pencegahan kebakaran
f. Pemantauan dan evaluasi titik panas (Hotspot)
g. Aplikasi hujan buatan
h. Teknik peramalan kerawanan kebakaran
i. Menyusun rencana pengelolaan kebakaran
j. Membangkitkan kesadaran masyarakat
k. Membangun hutan tanaman berisiko kecil kebakaran
10
b. Mitigasi Struktural
Yaitu upaya pembangunan fisik untuk mengurangi atau menghindari
kemungkinan akibat atau dampak bahaya bencana atau serta penerapan
teknologi serta arsitektur dan sistim bangunan yang kuat agar tahan hantaman
bahaya bencana
Adapun gejala dan peringatan dini dari bencana kebakaran hutan yaitu :
11
7. Bila memungkinkan, galilah parit di sekeliling lahan anda dengan dalam
minimal memiliki lebar 30 cm. Periksalah menjelang musim kemarau agar
tidak terjadi pendangkalan. Parit ini sangat berguna utnuk mencegah api
memasuki daerah rumah anda atau mamasuki area pemukiman.
c. Ajak tetangga dan warga kampong anda untuk membuat system peringatan
sederhana apabila terjadi kebakaran, seperti kentongan.
Untuk merealisasikan upaya-upaya yang sudah dirancangkan, maka kita
perlu strategi mitigasi dan upaya pengurangan bencana kebakaran hutan sebagai
berikut :
a. Kampanye dan sosialisasi kebijakan-kebijakan pengendalian kebakaran
lahan dan hutan.
b. Peningkatan masyarakat peduli api
c. Peningkatan penegakan hukum
d. Pembentukan pasukan pemadaman kebakaran khususnya untuk
penanganan kebakaran secara dini
e. Pembuatan waduk di daerahnya untuk pemadaman api
f. Pembuatan skat bakar, terutama antara lahan, perkebunan, pertanian dan
hutan
g. Hindarkan pembukaan lahan dengan pembakaran hutan
h. Hindarkan penanaman tanaman sejenis dalam lahan yang sangat luas
i. Melakukan penanaman kembali daerah yang telah terbakar dengan
tanaman yang heterogen
j. Partisipasi aktif dalam pemadaman awal kebakaran di daerahnya
k. Pengembangan teknologi pembukaan lahan tanpa membakar (pembuatan
kompos, briket arang dll)
l. Kesatuan persepsi dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan
m. Penyediaan dana tanggap darurat untuk penanggualangan kebakaran lahan
dan hutan
n. Pengelolaan bahan bakar secara intensif untuk menghindari kebakaran
yang lebih luas.
12
Menurut Trinirmalaningrum dkk (2015:82-83), untuk mencegah terjadinya
kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap setiap tahunnya, maka perlu
perbaikan tata kelola hutan dan lahan, yang mana nantinya hasil riview ini akan
disampaikan ke publik, sehingga bisa diawasi. Selain itu untuk memperkuat
penegakan hukum, perlu peningkatan kapasitas penegak hukum melalui
peningkatan pengetahuan lingkungan.
2. Usaha Pengurangan Resiko Bencana Kebakaran Hutan Saat Sedang
Terjadi
Ada beberapa upaya saat terjadi kebakaran hutan sebagai berikut :
a. Identifikasi
b. Pengumpulan bahan keterangan (pulbaket)
Dalam kegiatan ini kita dapat mengambil data yang meliputi luas hutan
terbakar, luas kebun terbakar, dan jumlah pohon yang cacat dan mati akibat
terbakar.
14
b. Melakukan Kegiatan Rekonstruksi
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hutan merupakan sumber daya alam yang tidak ternilai harganya karena
didalamnya terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah,
sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi
serta kesuburan tanah, dan sebagainya.
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
https://tribratanews.kepri.polri.go.id/2021/02/05/proses-terjadinya-kebakaran-
hutan-dan-penyebabnya/“Proses Terjadinya Kebakaran Hutan”
17