Amanda Bilbina Syaiful, Amanda Sastya, Nur Hafizah, Otoni Elsafat Zamili
Program Studi S1 Teknik Sipil (Nk), Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang
Sesi : 202313230008
1. Latar Belakang
Masalah borosnya penggunaan pencahayaan buatan di ruang belajar pada siang hari
merupakan masalah serius dari sudut pandang keberlanjutan energi dan efisiensi penggunaan
sumber daya. Banyak sekolah dan institusi pendidikan menggunakan terlalu banyak
pencahayaan buatan padahal cahaya alami mencukupi. Dalam beberapa tahun terakhir,
penggunaan pencahayaan buatan pada siang hari semakin meningkat, sehingga menjadikan
masalah ini semakin serius. Meskipun sinar matahari biasanya cerah secara alami, orang
cenderunag menggunakan pencahayaan tambahan secara berlebihan, sehingga mengakibatkan
pemborosan energi dan dampak negatif terhadap lingkungan. Fenomena ini tidak hanya
memberikan tekanan pada sumber daya energi, namun juga berkontribusi terhadap
permasalahan pemanasan global dan perubahan iklim. Pencahayaan yang berlebihan pada
siang hari seringkali disebabkan oleh kebiasaan dan kurangnya kesadaran akan dampaknya.
Perilaku ini terlihat di berbagai area, mulai dari rumah, lingkungan kantor, ruang belajar,
hingga pusat perbelanjaan. Penggunaan penerangan tambahan yang tidak perlu tidak hanya
meningkatkan tagihan listrik bagi individu dan bisnis, namun juga menyebabkan emisi CO2
yang tidak perlu. Mengurangi pemborosan energi dan menerapkan kebiasaan yang lebih
berkelanjutan menjadi semakin penting. Upaya pendidikan dan kampanye harus ditingkatkan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan pencahayaan
buatan secara bijaksana pada siang hari. Melalui upaya bersama, kita dapat membangun budaya
yang lebih ramah lingkungan dan berkontribusi terhadap keberlanjutan energi global.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana standar minimal pencahayaan pada ruang senat FT UNP Lt.3 agar tidak terjadi
pemborosan penerang buatan di siang hari?
2. Bagaimana standar minimal pencahayaan pada laboratorium fisiologi tumbuhan biologi
agar tidak terjadi pemborosan penerang buatan di siang hari?
3. Bagaimana standar minimal pencahayaan terhadap ruang kelas fisika FMIPA agar tidak
terjadi pemborosan penerang buatan di siang hari?
1
2. Laboratorium Fisiologi
Ruang senat adalah ruang yang diperuntukan untuk pelaksaan agenda seperti rapat,
pertemuan formal, diskusi, pelatihan, dan sejenisnya. Untuk standar minimal cahaya menurut
SNI pada ruang senat atau rapat sendiri sebesar 300 LUX. Pada ruang senat ini sendiri cahaya
yang dibutuhkkan terbilang cukup, akibat penggunaan cahaya dari lampu yang hidup di
banyak titik.
Pada ruangan ini media bukaan yang digunakan sangat luas, namun media bukaan ini
tidak gunakan, malahan menutupnya dengan roller blinds, yang membuat cahaya dari luar
tidak masuk kedalam ruangan. Sehingga cahaya yang digunakan dalam ruangan ini bersumber
dari cahaya lampu semua. Hal ini merupakan pemborosan cahaya buatan pada saat siang hari.
Solusi ideal untuk keadaan ruang rapat senat dengan penggunaan penerangan buatan
berlebihan di siang hari, namun terhalang oleh penggunaan roller blinds yang jarang dibuka,
adalah mengintegrasikan sistem pencahayaan otomatis dan penyesuaian kontrol cahaya alami.
Pertama, disarankan untuk menggunakan sensor cahaya yang dapat mendeteksi tingkat cahaya
alami di ruang rapat . Sensor ini akan berfungsi untuk mengatur penerangan buatan sesuai
dengan kebutuhan aktual, sehingga lampu tidak menyala secara berlebihan jika cahaya alami
mencukupi. Sensor ini harus dipasang di tempat yang strategis untuk mendapatkan
pemantauan yang akurat. Selanjutnya, solusi untuk masalah cahaya yang menyilaukan saat
roller blinds dibuka adalah menggunakan sistem pengaturan blinds pintar. Roller blinds yang
2
dapat diatur secara otomatis atau semi-otomatis dapat membantu mengendalikan masuknya
cahaya matahari. Penggunaan material blinds yang difungsikan sebagai filter cahaya, seperti
dim-out atau sheer blinds, dapat membantu mengurangi silau tanpa sepenuhnya memblokir
cahaya alami. Selain itu, sistem ini dapat dikombinasikan dengan perangkat penyesuaian
tingkat kecerahan lampu buatan dan penyesuaian sudut roller blinds. Pilihan penggunaan
perangkat lunak pintar atau aplikasi khusus dapat memungkinkan pengaturan yang mudah dan
nyaman sesuai dengan preferensi penghuni ruang rapat. Dengan integrasi solusi ini,
pemborosan penerangan buatan dapat diminimalkan, sementara kenyamanan penghuni ruang
rapat tetap terjaga, dan presentasi di layar tetap jelas tanpa terganggu oleh silau yang berlebihan.
2. Laboratorium Fisiologi
3
Ruang Kelas adalah suatu ruangan dalam bangunan sekolah atau perguruan tinggi,
yang berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar
mengajar baik antara siswa dan guru maupun mahasiswa dengan dosen. SNI menetapkan
untuk standar minimal cahaya dalam ruang kelas adalah sebesar 250 LUX. Pada ruangan
kelas ini sendiri terbilang cukup, namun tetap terbilang terjadi pemborosan cahaya buatan.
Pemborosan penerang buatan pada ruang belajar fisika pada siang hari disebabkan
oleh kurangnya pemanfaatan cahaya alami. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan jarang
membuka tirai jendela karena merupakan media masuknya sinar matahari. Dalam keadaan
seperti ini, jika cahaya alami tidak digunakan, cahaya buatan akan digunakan secara
berlebihan sehingga menyebabkan pemborosan energi.
Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
meningkatkan kesadaran dan mengembangkan kebiasaan membuka tirai jendela secara
rutin pada siang hari. Pengelola sekolah dan ruang belajar dapat membantu mahasiswa dan
dosen memahami pentingnya memanfaatkan cahaya alami untuk mencapai standar
pencahayaan yang dibutuhkan. Selain itu, pemasangan sensor cahaya otomatis yang
dihubungkan dengan pencahayaan buatan dapat membantu mengoptimalkan penggunaan
pencahayaan sehingga hanya menyala saat cahaya alami tidak mencukupi. Hal ini
mengurangi pemborosan energi dan memastikan kondisi pencahayaan memenuhi standar
yang ditetapkan. Juga bisa membuka tirai jika ruangan redup agar cahaya alami bisa masuk
ruangan dan menghidupkan penerang buatan jika cahaya alami tidak mencukupi.
5. Kesimpulan
Cahaya merupakan unsur yang berfungsi untuk memenuhi penerangan pada suatu ruangan
untuk menunjang aktivitas manusia didalamnya. Sumber cahaya sendiri terbagi dua yaitu,
cahaya alami dan buatan. Cahaya alami umunya hanya ada pada saat siang hari dan cahaya
buatan selalu ada apabila diaktifkan. Tidak jarang dibeberapa ruangan hanya mengandalkan
penerangan dari cahaya buatan tidak kenal malam dan siang hari, akibatnya terjadi pemborosan
cahaya buatan sebab tidak memanfaatkan cahaya alami pada siang hari.
Hal ini terjadi karena lupa dan malas matikan lampu saat siang hari serta cahaya yang masuk
dalam ruangan sedikit atau bahkan tidak ada akibat penggunaan media bukaan yang kurang.
Jadi, perlu kesadaran masing-masing individu untuk mengurangi pemborosan cahaya buatan
pada siang hari dan penggunaan media bukaan pada ruangan itu sangat penting untuk
menangkap cahaya dari luar pada siang hari, untuk memaksimalkan pemanfaatan cahaya alami
agar tidak ada pemborosan cahaya buatan pada siang hari.
6. Daftar Referensi
SNI 03-6575-2001 “Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung”
ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Volume 8, No. 2, Mei 2014
”Audit Energi dan Analisis Penghematan Konsumsi Energi pada Sistem Peralatan Listrik di Gedung
Pelayanan Unila”
SNI 6197:2020” Konservasi energi pada sistem pencahayaan”
4
7. Profil Kelompok
Amanda Bilbina Syaiful Amanda Sastya Nur Hafizah Otoni Elsafat Zamili
23323031 23323002 23323017 23323019