Anda di halaman 1dari 3

Analisis Potensi Pencahayaan Alami pada Desain Smart and Green Learning Center Universitas

Gadjah
Mada
AYUDHYA NUR ARLANDITA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I . PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pencahayaan adalah faktor penting bagi suatu bangunan sehingga kegiatan
bisa dilakukan dengan baik dan benar pada bangunan tersebut. Oleh karena itu
dibutuhkan pencahayaan yang cukup dan kenyamanan visual pada suatu ruangan
ataupun bangunan. Tingkat pencahayaan yang baik dapat didapatkan dari
pencahayaan alami dan buatan. Penggunaan pencahayaan alami berpotensi pada
daerah tertentu saja, salah satu negara yang memiliki potensi besar adalah Indonesia
[1].
Penggunaan pencahayaan alami selain untuk menerangi suatu ruangan
adalah menekan konsumsi energi listrik pada suatu bangunan. Telah diketahui
bahwa konsumsi energi terbesar dari suatu ruangan dialokasikan kepada
pencahayaan dan pengkondisian udara. Sehingga jika faktor pencahayaan diatur
maka akan mereduksi konsumsi energi. Namun pada sisi lain, penggunaan
pencahayaan alami akan membawa panas matahari sehingga akan menjadi beban
pendinginan pada suatu ruangan.
Gedung perkuliahan adalah fasilitas utama yang menunjang kualitas
pembelajaran pada suatu perguruan tinggi. Dalam memenuhi rasio kebutuhan
ruangan per mahasiswa maka dibangun Gedung SGLC UGM dengan 12 lantai,
kelebihan dari desain ini adalah memiliki konsep Green Building yang memiliki
tujuan konservasi energi. Smart and Green Learning Center (SGLC) UGM adalah
gedung administrasi dan ruang kuliah yang biasa dijadikan berbagai macam
kegiatan mahasiswa teknik UGM. Contohnya untuk mengerjakan tugas kelompok,
belajar, perkuliahan dan yang lainnya. Gedung ini sangat aktif terutama pada jam
perkuliahan. Seiring
Analisis Potensi Pencahayaan Alami pada Desain Smart and Green Learning Center Universitas
Gadjah
Mada
AYUDHYA NUR ARLANDITA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

berjalannya waktu, mahasiswa teknik semakin banyak dan hal ini membutuhkan
ruang yang lebih luas lagi, guna memfalisitasi mahasiswa. Oleh karena itu, UGM
merencanakan pembangunan SGLC UGM dengan desain yang menggunakan
prinsip pencahayaan alami. Pada sisi lain suatu ruangan dibutuhkan tingkat
pencahayaan yang cukup agar tidak mengganggu fungsi biologis dari mata. Ruang
belajar membutuhkan pencahayaan sebesar 250 lux [10]. Angka ini cukup kecil
karena kegitan yang dilakukan pada ruangan belajar bukan termasuk kegiatan yang
membutuhkan ketelitian yang besar. Sehingga sangat memungkinkan jika
mengaplikasikan sistem pencahayaan alami untuk memenuhi kebutuhan
pencahayaan pada ruangan tersebut.
Pada saat ini gedung SGLC UGM memasuki tahap desain. Untuk
mewujudkan konservasi energi pada bangunan maka dilakukan analisis pada
gedung SGLC UGM sedini mungkin. Analisis pada bangunan terdiri dari berbagai
aspek, salah satunya adalah analisis pencahayaan alami pada desain gedung SGLC
UGM. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni simulasi atau
analisis numerik.
Pada praktik lapangan, analisis dengan simulasi ditempuh dengan proses
pemodelan yang cukup rumit karena harus memasukkan detail dari geometri
ruangan sehingga memakan waktu yang cukup lama, pada lain pihak keputusan
harus segera diambil. Jika menggunakan metode numerik pada pemodelan yang
rumit dapat disederhanakan sehingga keputusan dapat ditentukan dengan cepat.
Pada sisi lain penggunaan metode numerik hanya menentukan adanya potensi
cahaya alami, tidak menganalisis kualitas cahaya alami. Jika analisis pencahayaan
alami diterapkan pada desain gedung SGLC UGM maka dapat terlihat potensi
pencahayaan alami pada desain gedung SGLC UGM.

I.2. Perumusan Masalah


Bagaimana potensi pencahayaan alami pada desain gedung SGLC UGM
dengan menggunakan analisis numerik.

1
Analisis Potensi Pencahayaan Alami pada Desain Smart and Green Learning Center Universitas
Gadjah
Mada
AYUDHYA NUR ARLANDITA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

I.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis potensi pencahayaan
yang dinyatakan dalam distribusi besaran kuat penerangan (iluminansi) pada suatu
area di gedung SGLC UGM dengan menggunakan analisis numerik.

I.4. Manfaat Penelitian


1. Memberikan masukan kepada UGM mengenai potensi pencahayaan alami
pada desain SGLC UGM sebagai bentuk konversi energi.
2. Upaya penghijauan pada lingkungan UGM dan Yogyakarta.
3. Langkah awal dalam perencanaan otomasi bangunan pada SGLC UGM.

I.5. Batasan Masalah


1. Penentuan potensi pencahayaan alami dinyatakan dalam besaran kuat
penerangan pada suatu area.
2. Penentuan besar iluminasi menggunakan Detail Engineering Design dari
SGLC UGM.
3. Penentuan besar iluminansi hanya melibatkan faktor pencahayaan alami
saja tanpa memerhatikan faktor pencahayaan buatan.
4. Penentuan besar iluminansi dilakukan pada kondisi langit overcast
(mendung) dikarenakan cahaya matahari langsung tidak digunakan dalam
pencahayaan ruang karena sangat menyilaukan [4].
5. Penentuan besar iluminansi hanya pada ruangan SGLC UGM yang telah
ditentukan yakni pada lantai lima sampai dengan dua belas karena pada
lantai tersebut memiliki pola bangunan yang sama.
6. Analisis hanya memperhitungkan pencahayaan alami yang masuk secara
langsung tanpa memperhitungkan adanya cahaya yang terabsorbsi atau
terefleksi.
7. Besar intensitas cahaya pada tiap arah mata angina bernilai sama karena
tidak memperhitungkan posisi matahari.

Anda mungkin juga menyukai