Anda di halaman 1dari 10

DOI: 10.20961/paedagogia.v23i1.

8964
Hal.1-10
Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 23 No. 1,Februar1 Tahun 2020
http://jurnal.uns.ac.id/paedagogia p-ISSN 0126-4109; e-ISSN 2549-6670

KAJIAN GREEN BUILDING BERDASARKAN KRITERIA


EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH JOGLOSEBAGAI SUPLEMEN
BAHAN AJAR MATA KULIAH APLIKASI PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
Green Building Implementation Study Based on Eficiency Energi in Ru-
mah Joglo as Development of Teaching Materials Course Program and
Planning Application

Andini Dwi P, A.G. Thamrin*, Chundakus Habsya


Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Sebelas Maret

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) implementasi green building
pada aspek pencahayaan alami pada rumah joglo ditinjau dari SNI 03-6197-2000; (2)
implementasi green building pada aspek penghawaan alami pada rumah joglo ditinjau
dari SNI 03-6572-2001; (3) implementasi green building pada rumah joglo apabila
digunakan dalam pengembangan bahan ajar mata kuliah Aplikasi Perencanaan dan
Perancangan di prodi PTB FKIP UNS. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur
pencahayaan alami, kecepatan udara, kelembapan udara dan temperatur udara pada
masing-masing ruangan, serta penghuni rumah menjawa kuisioner yang disediakan.
Subjek penelitian adalah rumah joglo yang berjumlah lima rumah. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebesar 89,74% pencahayaan alami pada obyek
penelitian tidak memenuhi persyaratan SNI 03-6197-2000, 82,25% kecepatan udara da-
lam ruang tidak memenuhi persyaratan SNI 03-6572-2001, untuk kelembapan udara dan
temperatur udara dalam ruang tidak memenuhi persyaratan SNI 03-6572-2001.
Kata Kunci: Joglo, Pencahayaan Alami, Penghawaan Alami
Abstract: This research was purposed to knowing (1) the implementation of green
building on aspect natural lighting in Rumah Joglo terms of SNI 03-6197-2000; (2) the
implementation of green building on aspect natural ventilation in Rumah Joglo terms
SNI 03-6572-2001; (3) the implementation of green building in Rumah Joglo for
development of teaching materials course Program and Planning Application in PTB
FKIP UNS. This research was conducted by measuring the natural lighting, air velocity,
relative huminidity, and air temperature in each room in the Rumah Joglo as well as the
occupants questionnaire provide. The subjects were five Rumah Joglo. The result
showed that 89,74% of natural lighting in the research subjects does not meet the
requirements of SNI 03-6197-2000, 82,25% of air velocity does not meet the require-
ments of SNI 03-6572-2001, for relative huminidity and air temperature in the object of
study does not meet the requirements of SNI 03-6572-2001.
Keyword: Joglo, Natural Lighting, Natural Ventilation

Alamat korespondensi: Jl Ir. Sutami 36 A Jebres , Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesai 57126
e-mail: agtamrin@staff.uns.ac.id
Received: 29 January 2020 Accepted: 19 February , 2020 Online Published: 17 March 2020 1
PENDAHULUAN Kriteria green building yang bisa

Rumah tinggal merupakan salah diterapkan dalam perencanaan rumah

satu kebutuhan hidup yang utama tinggal adalah Efisiensi dan Konservasi

disamping kebutuhan sandang dan pan- Energi (EEC). EEC bertujuan untuk

gan. Rumah tinggal mempunyai peran mendorong penghematan energi melalui

sebagai wadah kegiatan bagi langkah-langkah efisiensi energi. Ber-

penghuninya dalam menjalankan ke- dasarkan penjelasan Prihantanto Setyo-

hidupan sehari-hari. Sebagai salah satu hadi (2011), bahwa komponen distribusi

kebutuhan primer dan mempunyai penggunaan energi yang terbesar pada

peranan penting dalam siklus hidup sebuah bangunan gedung adalah pada

manusia, dalam perencanaannya, rumah sistem alat pendingin ruangan yaitu 50 -

tinggal hendaknya direncanakan secara 70%, kemudian pencahayaan dengan en-

cermat. ergi listrik sebesar 10 - 25%. Oleh sebab

Salah satu yang menjadi pertim- itu sasaran penghematan energi dalam

bangan dalam perencanaan sebuah hu- pembangunan gedung lebih ditujukan

nian atau rumah tinggal yaitu pada optimalisasi sistem tata udara dan

perencanaan yang memperhatikan kon- tata cahaya.

disi lingkungan sekitar, seperti kondisi Pada rumah tinggal, sistem tata ca-

geologis, iklim setempat dan bahan haya dan sistem tata udara merupakan

bangunan, serta prinsip pembangunan komponen yang memainkan peranan

yang sekecil mungkin merusak alam. penting. Untuk mengoptimalkan kedua

Apabila hal ini diterapkan, akan mencip- sistem tersebut, diperlukan perencanaan

takan hunian yang nyaman sekaligus yang tepat, perencana atau pemilik ru-

membawa dampak positif untuk keles- mah bisa menerapkan sistem pencaha-

tarian lingkungan.a yaan dan penghawaan alami. Dengan

Hunian yang nyaman dan bisa menerapkan pencahayaan dan pengha-

memberikan nilai positif untuk keles- waan alami pemilik rumah bisa me-

tarian lingkungan, bisa diwujudkan me- mangkas kebutuhan energi listrik. Hidup

lalui rumah tinggal berkonsep bangunan di negara Indonesia yang merupakan

ramah lingkungan (green building). negara khatulistiwa, menjadikan

2 Jilid 23, Nomor 1,Februari 2020 , halaman 1-10


Indonesia memiliki iklim tropis panas Masyarakat Jawa dengan faham
lembab. Hal ini bisa menjadi acuan bagi kejawen juga sering dianggap oleh ka-
perencana maupun pemilik rumah dalam langan lain sebagai masyarakat yang
mendesian rumah tinggal. hidup dalam suasana kepercayaan prim-
. Rumah tradisional Indonesia juga itif, walaupun sebenarnya dengan faham
dipercaya sebagai bangunan yang itulah mereka kemudian dikatakan
responsif terhadap iklim setempat. mempunyai sifa-sifat khusus. Arya
Alfata (2015), menjelaskan bahwa Ronald (2007), menjelaskan bahwa hal
bangunan tradisional mampu mem- yang tampak khusus adalah cara mem-
berikan kenyamanan termal bagi pertahankan suasana hidup selaras
penggunanya dengan pemakaian energi dengan kehidupan lingkungan di seki-
yang minimum. Dalam proses tarnya.
perwujudannya, rumah tradisional jawa Pengkajian lebih lanjut mengenai
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah rumah tradisional jawa khususnya rumah
satu diantaranya adalah diwujudkan Joglo sudah sepatutunya dilaksanakan.
dengan bersendikan lingkungan dan Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji
konsmologi. Sunarmi (2007), implementasi green building berdasar-
menjelaskan bahwa pertimbangan kan kriteria efisiensi energi pada rumah
lokasi, bahan konstruksi dan bentuk pada Joglo. Aspek yang menjadi fokus
dasarnya didasarkan pada kecerdasan penelitian adalah sistem pencahayaan
kemampuan dalam mencermati sifat alami dan penghawaan alami pada ru-
alam, walaupun dalam praktiknya mah Joglo.
didasari keyakinan bahwa adanya
dampak dari pertimbangan tersebut. Se- METODE PENELITIAN
bagai contoh, pencermatan pada kebia- Tempat penelitian dilakukan di ru-
saan cara tumbuh kayu dijadikan dasar mah tinggal yang berbentuk rumah Joglo
untuk menentukan pemilihan kayu yang berjumlah lima rumah. Penelitian ini
berkualitas. merupakan jenis penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif.
Metode yang digunakan pada penelitian

Andini Dwi P ,dkk. Kajian Green Building......... 3


ini adalah metode kuantitatif deskriptif. dalam program Microsoft Office Excel
Menurut Sugiono (2009:14), metode 2007, menggunakan rumus:
kuantitatif deskriptif diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan 𝑹𝒙𝒚 =
pada filsafat positivisme, digunakan un- 𝒏(∑ 𝒙𝒚)−(∑ 𝒙)(∑ 𝒚)

tuk meneliti populasi atau sampel ter- √[𝒏(∑ 𝒙𝟐 )−(∑ 𝒙)𝟐 ][𝒏(∑ 𝒚𝟐 )−(∑ 𝒚)𝟐 ]

tentu, teknik pengambilan sampel pada dimana:


umumnya random, pengumpulan data rxy = koefisien korelasi suatu butir/
menggunakan instrumen penelitian, ana- item
n = jumlah subyek
lisis data bersifat kuantitatif/ statistik, x = skor suatu butir/ item
dengan tujuan untuk menguji hipotesis y = skor total
yang telah ditetapkan. Uji reliabilitas instrumen
Populasi dalam penelitian ini ada- Uji reliabilitas instrumen dilakukan
lah rumah tradisional jawa. Teknik dengan metode Alpha Cronbrach dalam
pengambilan sampe menggunakan program Microsoft Office Excel 2007
teknik purposive samling, sampel pada dengan taraf kesalahan 5% dengan ru-
penelitian ini adalah rumah joglo ber- mus:
jumlah lima rumah.
Teknik pengumpulan data pada 𝒌 ∑ 𝝈𝒃 𝟐
𝒓𝟏𝟏 = [𝒌−𝟏] [𝟏 − ]
𝒗𝒕𝟐
penelitian ini adalah Observasi, Instru-
dimana:
men yang terdiri dari kuisioner (angket),
r11 = reabilitas instrument
pengukuran pencahayaan alami
k = banyaknya butir pertanyaan
menggunakan Light Meter, pengukuran 𝜎𝑏2 = jumlah varian butir/ item
penghawaan alami menggunakan 4 in 1 𝑣𝑡 2 =varian total

Envirometer, dan dokumentasi.


Analisis data yang pada penelitian
Teknik uji yang digunakan untuk
ini adalah statistik deskriptif, digunakan
kuisioner adalah:
untuk mengetahui memnuhi persyaratan
Uji validitas instrumen
atau tidak pencahayaan alami ditinjau
Uji validitas instrumen dilakukan
dari SNI 03-6197-2000 dan penghawaan
dengan menggunakan korelasi person
alami ditinjau dari SNI 03-6572-2001.

4 Jilid 23, Nomor 1,Februari 2020 , halaman 1-10


Hasil dari kuisioner digunakan untuk Tabel 2. Rekapitulasi data hasil pen-
gukuran suhu dan kelembapan
mengetahui kenyamanan dalam ruangan
udara pada rumah joglo
menurut persepsi pemilik/ pengguna ru-
Fungsi Suhu Kelembapan
mah. Ruang (0C) (%)
R. Tamu 29,5-28,1 72,8-70,2
Teknik penelitian analisis isi R. Kelg 29,7-28,3 70,8-72,3
digunakan untuk mengetahui bisa tid- R. Makan 30,0 72,6
R. Tidur 1 30,0-28,4 69,3-75,1
aknya hasil penelitian digunakan sebagai R. Tidur 2 28,2 75,5
suplemen bahan ajar mata kuliah Ap- Dapur 30,3-28,6 65,4-73,5

likasi Perencanaan dan Perancangan Tabel 3. Rekapitulasi data hasil pen-


(APP). Sumber data penelitian yaitu data gukuran kecepatan angin pada
rumah joglo
primer berupa Rencana Pembelajaran

RJ

RJ

RJ

RJ

RJ
Semester (RPS) mata kuliah APP dan

5
Fungsi
data sekunder berupa hasil penelitian. Ruang Hasil pengukuran ke-
cepatan angin (m/s)
0,0- 0,0- 0,0- 0,0- 0,0-
HASIL PENELITIAN & PEMBAHA- R. Tamu
1,2 0,4 0,5 0,4 0,9
SAN 0,0- 0,0- 0,0-
R. Kelg 0,0
1,3 0,3 0,2
Hasil Penelitian 0,0-
R. Makan 0,0 0,0 0,0
Tabel 1. Rekapitulasi Data Hasil Pen- 0,5
gukuran Pencahayaan Alami 0,0-
R. Tidur 1 0,0 0,0
0,5
0,0-
R. Tidur 2 0,0
RJ

RJ

RJ

RJ

RJ
1

0,1
Fungsi 0,0- 0,0- 0,0- 0,0-
Ruang Hasil pengukuran Pen- Dapur 0,0
0,2 1,0 0,4 0,2
cahayaan Alami (lux)
R. Tamu 156 119 61 74 84 Keterangan:
R. Kelg 32 160 33 172
RJ = Rumah Joglo
R. Makan 42 50 31 239
R. Tidur 1 210 156 26 = Ruangan yang tidak tersedia
R. Tidur 2 160 55
Dapur 243 283 35 63 52
Keterangan: Pembahasan

RJ = Rumah Joglo Pengukuran pencahayaan alami

= Ruangan yang tidak tersedia dilakukan dengan tiga waktu penguku-


ran, yaitu pagi, siang dan sore hari.
Setelah diperoleh data hasil pegukuran

Andini Dwi P ,dkk. Kajian Green Building......... 5


pencahayaan alami pada rumah Joglo tidak memungkinkan untuk tersedianya
1s/d 5, kemudian dianalisa sesuai dengan bukaan yang menghubungkan langsung
persyaratan SNI 03-6197-2000, per- pada lingkungan luar rumah.
syaratan pencahayaan alami untuk ru- Terlepas dari rendahnya inten-
mah tinggal adalah sebagai berikut: sitas pencahayaan alami, terdapat be-
Tabel 4. Persyaratan pencahayaan alami berapa ruangan pada rumah Joglo, ting-
pada rumah tinggal
kat pencahayaan alami memenuhi per-
Tingkat Pencahayaan
Fungsi Ruang
(lux) syaratan SNI 03-6197-2000, faktor-
R. Tamu 120-150
R. Makan 120-250 faktor pendukung terpenuhinya pen-
R. Tidur 120-250 cahayaan alami dalam ruang adalah
Dapur 250
Pemanfaatan skylight yaitu genting
Secara umum, pencahayaan transparan pada atap, namun tetap mem-
alami pada rumah Joglo relatif stabil perhatikan posisi perletakkannya, se-
dari pagi hari hingga sore hari. Tetapi hingga cahaya yang dihasilkan tidak ter-
ada beberapa ruang yang menunjukkan lampau terang.
tingkat intensitas pencahayaan alami
yang rendah dan relatif lebih tinggi da-
ripada yang disyaratkan dalam SNI 03-
6197-2000, seperti yang ditunjukkan
pada tabel 1.
Rendahnya intensitas cahaya alami
pada rumah Joglo disebabkan , (a) Gambar 1. Pemanfaatan skylight berupa
genting transparan untuk me-
Minimnya bidang bukaan atau bidang masukkan cahaya matahari
tertutup transparan pada bangunan, melalui atap bangunan.
(b)Dimensi tritisan yang lebar pada teras Orientasi bangunan atau arah
menyebabkan cahaya matahari tidak hadap bangunan. Seperti pada rumah
dapat masuk secara merata dalam ru- Joglo 2 yang memiliki orientasi
angan, (c)Tata letak ruangan yang ku- bangunan ke arah utara, ruang tidur bisa
rang menguntungkan, yaitu terdapat ru- ditempat pada sisi timur dan bukaan
ang di dalam ruang lain yang sehingga (jendela) bisa diarahkan ke arah timur,

6 Jilid 23, Nomor 1,Februari 2020 , halaman 1-10


sehingga manfaat cahaya matahari pagi
bisa masuk ke dalam ruang.

Gambar 3. Ruang Terbuka pada rumah


Joglo 1

Penghawaan alami pada rumah


Gambar 2. Orientasi bukaan (jendela) Joglo diukur dengan menggunakan 4 in
yang mengarah ke timur, inten- 1 Envirometer, yaitu kecepatan angin,
sitas cahaya lebih stabil dari pagi
hingga siang hari. kelembapan udara dan suhu dalam ru-
angan. Hasil dari pengukuran, dianalisis
Untuk ruang-ruang service seperti
berdasarkan persyaratan SNI 03-6572-
dapur dan kamar mandi bisa ditempatkan
2001. Kriteria kecepatan angin, kelem-
pada sisi barat, dapur dan kamar mandi
bapan udara dan suhu dalam ruangan
membutuhkan cahaya matahari dengan
adalah:
radiasi yang sedikit lebih tinggi daripada
Kecepatan udara : 0,15-0,25 m/s
ruang lainnya, hal ini berfungsi untuk
Kelembapan udara : 40-50%
mencegah pertumbuhan jamur.
Temperatur (suhu)
Tersedianya ruang terbuka pada
Sejuk nyaman : 20,50C – 22,80C
bangunan. Ruang terbuka pada
Nyaman optimal : 22,80C – 25,80C
bangunan bermanfaat untuk mengopti-
Hangat optimal : 25,80C -27,10C
malkan pencahayaan alami dan juga
Berdasarkan hasil analisis data
menunjang dalam sirkulasi udara pada
penghawaan alami ditinjau berdasarkan
rumah tinggal
persyaratan SNI 03-6572-2001, menun-
jukkan bahwa objek penelitian yaitu lima

Andini Dwi P ,dkk. Kajian Green Building......... 7


rumah joglo, penghawaan alami pada se- rumah joglo. Secara umum kecepatan
bagian besar ruang tidak memenuhi per- angin dalam ruang pada rumah Joglo
syaratan SNI 03-6572-2001. tidak memenuhi persyaratan SNI 03-
Seperti yang tertera pada tabel 2, 6572-2001. Sebagai contoh kecepatan
suhu udara dalam ruang lebih dari angin pada rumah Joglo 4 yang ditunjuk-
27,10C, yang mana suhu tersebut adalah kan pada gambar 4.
batas maksimal suhu ruang untuk kate-
Gambar 4 menunjukkan bahwa
gori hangat optimal. Tingginya suhu da-
pada pagi hari kecepatan angin yang
lam ruang disebabkan oleh minimnya bi-
terukur adalah 0,0m/s, pada siang hari
dang bukaan pada bangunan, yang
0,2m/s-0,4m/s, sedangkan pada sore hari
mengakibatkan ventilasi silang (cross
0,0m/s-0,1m/s.
ventilation) tidak bekerja optimal.
Ventilasi yang tidak berjalan
dengan optimal, juga menyebabkan
kelembapan dalam ruang tinggi, tabel 2
menunjukkan bahwa kelembapan udara
dalam ruang bisa mencapai 70%, hasil
ini tentunya tidak sesuai dengan per-
syaratan SNI 03-6572-2001 yaitu 40-
50%.

Kecepatan Gambar 5. Ruangan yang tidak


Angin (m/s)
memiliki bidang bukaan
0,4 penghawaan alami cenderung
0,2 0,2
kurang optimal.
0,1
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Kecepatan angin yang tidak kon-
09.24
09.25
09.27
09.30
13.01
13.02
13.09
13.12
13.16
13.18
15.17
15.19
15.19
15.28

stan dan rendahnya kecepatan angin di


Gambar 4. Diagram kecepatan angin beberapa ruang pada rumah Joglo
pada rumah Joglo 4
disebabkan oleh minimnya bidang

Tabel 3 menunjukkan kecepatan


angin dalam masing-masing ruang pada

8 Jilid 23, Nomor 1,Februari 2020 , halaman 1-10


bukaan pada bangunan, dan tata letak ru- bahan ajar mata kuliah Aplikasi
ang yang kurang menguntungkan. Sep- Perencanaan dan Perancanagan.
erti yang ditunjukkan pada gambar 5. Berdasarkan Rencana Pem-
belajaran Semester (RPS) mata kuliah
Penelitian Analisis Isi
Aplikasi Perencanaan dan Perancangan,
Tabel 5. Hasil Penelitian Analisis Isi
memiliki keterkaitan dengan hasil
Materi Pokok Indikator Hasil
Penelitian penelitian, sehingga hasil penelitian
Menggambar Dapat - Pencahaya
tapak dengan membuat an alami dapat digunakan untuk suplemen bahan
empertimban denah tugas - Penghawaa ajar mata kuliah APP.
gkan proyek; n alami
kebutuhan ruang- - Orientasi SIMPULAN
pencahayaan, ruang bangunan
penghawaan terbentuk - Tata letak Setelah melakukan analisis
alami efisien (layout) pencahayaan alami dan penghawaan alai
sesuai ruangan
fungsi, pada rumah Joglo, maka dapat disimpulkan.
hubungan Implementasi green building berdasarkan
ruang
kriterian efisiensi energi pada aspek
fungsional
Kaidah Minimal 2 - Arsitektur pencahayaan alami tidak memenuhi
estetika gambar tradisional
bangunan, tampak - Rumah persyaratan SNI 03-6197-2000.
fungsi bangunan Tradisional Implementasi green building berdasarkan
komponen yang estetis Jawa
bangunan tengah kriteria efisiensi energi pada aspek
- Rumah penghawaan alami tidak memenuhi
Joglo
persyaratan SNI 03-6572-2001. Hasil
penelitian dapat digunakan sebagai
Teknik analisis isi digunakan
suplemen bahan ajar mata kuliah Aplikasi
untuk mengetahui bisa tidaknya hasil
Perencanaan dan Perancangan..
penelitian digunakan sebagai suplemen

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. (2000). SNI 03-6197-2000 Konservasi Energi Pada Sistem
Pencahayaan.
Badan Standarisasi Nasional. (2001). SNI 03-6572-2001 Tata Cara Perancangan Sistem
Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung.

Andini Dwi P ,dkk. Kajian Green Building......... 9


Frick, H., & Mulyani, T. H. (2012). Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius.
Ismunandar K, R. (2007). JOGLO Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Semarang:
Dahara Prize.
Karyono, T. H. (2010). Green Architecture Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di
Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Latifah, N. L. (2015). Fisika Bangunan 1. Jakarta: Griya Kreasi.
Mediastika, C. E. (2013). Hemat Energi dan Lestari Lingkungan Melalui Bangunan.
Yogyakarta: ANDI.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. (2015).
Bangunan Gedung Hijau. Retrieved September 7, 2015, from
http://birohukum.pu.go.id/uploads/DPU/2015/PermenPUPR02-2015.pdf
Ronald, A. (2005). Nilai-Nilai Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sunarmi, Guntur, & Utomo, T. P. (2007). Arsitektur dan Interior Nusantara Seri Jawa.
Surakarta: ISI Surakarta dan UNS Press.

10 Jilid 23, Nomor 1,Februari 2020 , halaman 1-10

Anda mungkin juga menyukai