ABSTRAK
Kenyamanan bangunan dipengaruhi oleh berbagai hal, yakni iklim, rancangan
bangunan, dan pengguna itu sendiri. Lansia memiliki standar kenyamanannya
sendiri yang juga dipengaruhi oleh preferensi subjektif masing-masing pengguna.
Penelitian ini mencoba untuk mengetahui bagaimana iklim dan kondisi geografi
memengaruhi kenyamanan bangunan hunian yang dihuni oleh lansia. Arsitektur
biofilik juga digunakan untuk melihat bagaimana konektivitas dengan alam terjadi
pada bangunan. Metode yang digunakan adalah observasi, pengukuran langsung,
dokumentasi, serta wawancara dengan penghuni. Kemudian, dilakukan analisis
untuk mengetahui celah yang masih bisa dikembangkan atau diperbaiki untuk
kenyamanan pengguna. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa celah tersebut
adalah tentang pencahayaan alami yang tidak bisa masuk ke seluruh ruangan. Selain
itu, kebiasaan dan aktivitas penghuni menunjukkan adanya tolerir pada bangunan.
Usulan konsep yang disusun diharapkan mampu mengurangi kekurangan pada
bangunan.
ABSTRACT
The building comfort is influenced by various things, namely the climate, the design
of the building, and the users themselves. The elderly have their own comfort
standards which are also influenced by the subjective preferences of each user. This
study tries to find out how climate and geographical conditions affect the comfort
of residential buildings inhabited by the elderly. Biophilic architecture is also used
to see how connectivity with nature occurs in buildings. The method used is
observation, direct measurement, documentation, and interviews with residents.
Then, an analysis is carried out to find out the gaps that can still be developed or
improved for the convenience of users. The results of the study show that the gap
is about natural lighting that cannot enter the entire room. In addition, the habits
and activities of the occupants indicate a tolerance for the building. The proposed
concept is expected to be able to reduce deficiencies in the building.
2. KAJIAN TEORI
2.1. Iklim dan Arsitektur
Terdapat berbagai jenis iklim di bumi. Berdasarkan klasifikasi Köppen-Geiger,
secara garis besar iklim dibagi menjadi tropis, arid/kering, sedang, salju/dingin, dan
kutub. Peta persebaran iklim tersebut ditunjukkan oleh Figur 1. Berdasarkan peta
tersebut, Indonesia termasuk iklim hutan hujan tropis. Karakter dari hutan hujan
tropis adalah memiliki suhu terendah sekitar 18°C dan kelembaban pada masa
terkering lebih dari atau sama dengan 60 mm (Peel, 2007).
Iklim mempengaruhi aspek kehidupan manusia, bagaimana manusia dapat
bertahan hidup dalam iklim lingkungan huniannya. Iklim dalam bangunan dapat
diatur oleh rancangan bangunan tersebut. Terdapat beberapa fitur desain arsitektur
yang dipengaruhi iklim, yakni:
a. Paparan sinar matahari;
b. Perolejam panas matahari;
c. Konduksi dan konveksi dari panas sekitar;
d. Ventilasi alami dan pendinginan pasif bangunan (Givoni, 1998).
Figur 1. Peta Iklim Koppen-Geiger
Sumber: Beck, 2018
Lantai 2
Fitur rumah yang kurang nyaman adalah tangga. Tangga pada rumah ini
terpaksa curam dan memiliki jarak yang besar karena ruang untuk tangga sangat
minim. Namun, hal tersebut dianggap oleh penghuni, khususnya penghuni II,
sebagai hal yang biasa. Meskipun terdapat kamar II yang kosong, penghuni lebih
memilih berada di atas, karena mendapatkan privasi dan konektivitas ke alam lebih
banyak melalui serambi. Jika ada cara meletakkan tangga agar tidak terlalu curam
itu lebih baik.
4.3. Konsep Hunian bagi Lansia
Berdasarkan uraian analisis pada sub-bab sebelumnya, permasalahan yang menjadi
fokus adalah pencahayaan. Gambar 4. Menggambarkan arah datangnya cahaya
matahari ke dalam ruangan. Semakin dalam ruangan, semakin sedikit cahaya yang
masuk. Maka, diusulkan sebuah cara untuk mendapatkan cahaya alami selain
melalui jendela ataupun pintu, yakni dengan menggunakan skylight.
Skylight diletakkan di atas ruang keluaraga dan koridor tengah. Peletakkan
ini juga mempertimbangkan posisi lantai 2, apakah bertabrakan atau tidak. Skylight
yang digunakan tidak hanya satu lubang, melainkan bisa mencapai 3-4 lubang
skylight.
Selain skylight, rancangan bangunan khususnya untuk ruangan yang tidak
bisa menggunakan skylight, menggunakan ventilasi tambahan pada atas pintu atu
dinding yang masih masif seperti pada ruang tamu. Ventilasi ini dirancang agar
dapat memasukkan dan memantulkan cahaya yang didapatkan dari ruangan
sebelahnya.
5. KESIMPULAN
Studi kasus menunjukkan bahwa pengguna memiliki penilaian tersendiri untuk
kenyamanan sebuah hunian. Usulan rancangan berfokus pada cahaya karena
mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan pengguna yang mana untuk aspek
lain seperti termal ataupun udara tidak menjadi masalah. Perlu diperhatikan batasan
pada penelitian ini, yaitu penghuni adalah lansia yang masih sehat dan aktif dalam
beraktivitas, yang dibuktikan dengan tidak adanya asisten rumah tangga atau
perawat. Konteks lokasi juga perlu diperhatikan agar setiap penelitian mendatang
tetap harus mempertimbangkan keadaan eksisting.
DAFTAR PUSTAKA
Almusaed, A. (2011). Biophilic and Bioclimatic Architecture. New York: Springer.
Beck, H. E., & Zimmermann, N. E. (2018). Present and future Köppen-Geiger
climate classification maps at 1-km resolution. Scientific Data.
BMKG. (2021). Laporan Harian Iklim. Malang: BMKG Klimatologi Malang.
Hoof, J. V., Schellen, L., & Soebarto. (2017). Ten questions concerning thermal
comfort and ageing. Building and Environment, 123-133.
Hu, X. (2021). Environmental sustainability and the residential environment of the
elderly: A literature review. Building and Environment.
Kellert, S. R. (2018). Nature by Design: The Practice of Biophilic Design. London:
Yale University.
Lee, S. B., & Oh, J. H. (2018). Differences in youngest-old, middle-old, and oldest-
old patients who visit the emergency department. Clinical and Experimental
Emergency Medicine, 5(4). doi:10.15441/ceem.17.261
Molina, J. R., & Lefebvre, G. (2021). Bioclimatic approach for rural dwellings in
the cold, high Andean region: A case study of a Peruvian house. Energy &
Buildings. doi:doi.org/10.1016/j.enbuild.2020.110605
Nie, Q., & Zhao, S. (2019). An investigation on the climate-responsive design
strategies of vernacular dwellings in Khams. Building and Environment.
doi:doi.org/10.1016/j.buildenv.2019.106248
Zhifeng, W. (2021). The influence of greenspace characteristics and building
configuration on depression in the elderly. Building and Environment, 188.
doi:doi.org/10.1016/j.buildenv.2020.107477
Zhong, W., Schroder, T., & J, B. (2021). Biophilic design in architecture and its
contributions to health, well-being, and sustainability: A critical review.
Frontiers of Architectural Research.