FISIKA BANGUNAN
(TKF 3310)
oleh :
Bangunan adalah barang yang melekat erat dalam kehidupan manusia, dari sejak
permulaan manusia ada. Tercatat bahwa keberadaan bangunan ada sejak keberadaan
manusia itu sendiri.
Beberapa hal yang menyangkut bangunan adalah sebagai berikut :
• Membutuhkan investasi yang sangat besar, meliputi investasi uang, waktu
pengerjaan, dan juga sumber daya alam
• Bangunan yang ada di dunia saat ini telah mengkonsumsi 40% dari energi dunia
dan melepaskan 1/3 CO2 dunia.
• Di Amerika bangunan menkonsumsi 1/6 air bersih yang disediakan.
• Separo dari flourocarbon yang ada dilepaskan dari bangunan yang berdampak
pada rusaknya ozone.
• Sampah yang ada di isi 40 %-nya oleh sampah dari konstruksi bangunan
Khusus data yang ada tentang bangunan di Amerika adalah sebagai berikut :
• Menggunakan listrik sebesar 65.2%
• Menggunakan energi 50% dari total energi yang terpasang.
• Melepaskan 30% dari greenhouse gas
• 136 juta ton dari CDW
• Mengkonsumsi 12% dari air bersih
• Menggunakan 40% dari bahan-bahan material mentah.
Dari fakta di atas maka terlihat bahwa bangunan bertanggung jawab atas kerusakan
lingkungan dan pembangunan yang tidak berkelanjutan (unsustainable).
Beberapa indikator dari pembangunan yang tidak berkelanjutan
*) Hugo Hens : Building Physics - Heat, Air and Moisture: Fundamentals and
Engineering Methods with Examples and Exercises, Wiley.
Dari definisi tersebut dapat kita ambil beberapa hal yang penting diantaranya :
Tubuh manusia bereaksi terhadap suhu yang panas atau dingin dengan cara
mempertahankan temperatur tubuh secara konstan. Reaksi alamiah kita akan mampu
mengakomodasi suhu dengan range tertentu dengan tetap merasa nyaman.
Dengan melihat gambar 2. kita bisa mencoba mempelajari bagaimana respon tubuh
manusia terhadap lingkungan sekitarnya.
1) Aktivitas akan meningkatkan metabolisme yang memacu temperatur tubuh naik
2) Pakaian berfungsi sebagai isolator, yang memungkinkan tubuh kita menahan
panas ke lingkungan.
3) Angin meningkatkan kemampuan evaporasi pada kulit/menghilangkan panas.
4) Suhu udara adalah suhu yang bersentuhan langsung dengan kulit kita, kalau
suhunya diatas suhu kulit kita, kita merasa hangat dan sebaliknya.
5) Temperature di permukaan (dinding, lantai dsb) memancarkan panas radiasi ke
tubuh kita dan udara sekelilingnya
6) Relative humidity (RH) adalah kandungan air yang ada dalam udara yang
memengaruhi apakah keringat yang keluar dari tubuh kita bisa menyebabkan
evaporative cooling, ingat : uadara yang sangat kering membuat tubuh manjadi
tidak nyaman.
7) Sinar langsung dari matahari memanaskan tubuh secara radiasi meskipun suhu
lingkungan tidak berubah
Nyaman secara termal akan dirasakan ketika panas tubuh berada dalam kondisi
equilibrium dengan lingkungan fisiknya. Tujuh faktor yang disebutkan diatas semuanya
berinteraksi mempengaruhi kenyamanan termal dalam berbagai situasi manusia.
Definisi kenyamanan termal menurut ASHRAE adalah "Condition of mind which
expresses satisfaction with the thermal environment” (ASHRAE 55-74)
Gambar II.3. Grafik zona kenyamanan manusia fungsi dari angin, suhu, RH dan radiasi
Grafik ‘COMFORT ZONE’ di atas memberikan gambaran secara kasar tentang zona
nyaman manusiadalam kondisi menggunakan pakaian biasa, istirahat dan tidak dalam
paparan sinar matahari secara langsung
B. PANAS-KERING
• Meliputi barat daya Amerika Serikat and pedalaman Amerika tengah, Afrika
utara, Timur tengah, and Australia tengah
• Matahari sangat tinggi di waktu musim panas
• Pada waktu musim dingin matahari muncul sebentar
• Tidak memunculkan keringat
• Perbedaan temperatur harian sangat besar
• Kelembaban sangat rendah
C. IKLIM SEDANG
• Meliputi daerah pertengahan garis lintang Amerika Serikat, sebagian besar Eropa,
Rusia selatan, and China bagian utara
• Mengalami empat musim: cold winter, hot/humid summer, intermediate spring
dan fall
• Panjang siang yang cukup
• Ketinggian matahari lebih bervariasi daripada di iklim yang panas
• Biasanya muncul salju di musim dingin
Strategi bangunan untuk daerah iklim sedang
Sebagai contoh bangunan asli Amerika adalah wigwams
Desain dasarnya biasanya untuk melindungi angin dingin (winter) dari utara
Terbuka terhadap matahari dari selatan di waktu musim dingin.
Tertutup dengan shading di sebelah timur dan barat di waktu musim panas.
Membuka terhadap matahari di musim dingin dan terbuka untuk udara di waktu
musim panas.
Gambar III.1. P r , P c dan P e dalam hubunganya dengan suhu lingkungan dan aktivitas
Untuk keadaan orang yang sedang duduk dengan suhu sekitar 18°C dengan
asumsi tidak ada panas yang lepas melalui konduksi maka proporsi masing-masing
sekitar :
45% radiasi
30% konveksi
25% evaporasi
Dengan naiknya aktivitas fisik maka metabolisme akan naik dengan sangat cepat.
Kenaikan metabolisme bisa sampai 4-10 kali dari kerja yang dilakukan. Oleh karena itu
efisiensi sekitar 10-25%. Jika suhu tubuh konstan, panas karena kenaikan metabolisme
tubuh tentu harus dikeluarkan oleh tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara menaikan
sirkulasi peredaran darah di sekitar kulit. Suhu kulit akan naik dan tentunya panas yang
dikeluarkan melaui radiasi dan konveksi juga akan naik bisa dilihat persamaan 3.1.
Perubahan suhu tubuh lebih dari 1°C tidak sehat, untuk kondisi suhu tubuh tetap maka
P = 0
Ukuran standar sebesar 1.8m2 biasanya digunakan untuk ukuran manusia dengan tinggi
173m dan berat 70 kg.
Gambar III.2. Perubahan dari panas yang dikeluarkan oleh tubuh fungsi dari suhu
lingkungan.
Kondisi ini cukup untuk membuat suhu tubuh manusia terjaga konstan. Untuk orang
dalam kondisi nyaman termal perubahan ini tentu membutuhkan adanya upaya tubuh
untuk menciptakannya. Berikut adalah mekanisme tubuh dalam menjaga kesetimbangan
tersebut.
Kondisi lingkungan yang dingin
Dari penelitian telah diketahui bahwa total panas yang dikeluarkan tubuh hampir
tidak tergantung pada lingkungan di dalam ranah lingkungan tertentu. Alasannya adalah,
temperatur kulit juga turun dengan turunnya suhu lingkungan. Sehingga menimbulkan
turunnya panas yang dipancarkan lewat radiasi dan konveksi. Pada bagian tertentu dari
tubuh perubahan temperature sangat kecil, tetapi untuk bagian tubuh yang lain perubahan
cukup besar khususnya tangan dan kaki.
Dengan turunnya suhu lingkungan, suhu pemukaan kulit menurun juga dengan
cara vasocontriction, yaitu konstraksi dari bejana darah di dekat permukaan kulit. Pada
bagian terluar kulit tubuh terletak lemak, lemak mempunyai konduktivitas termal rendah,
Sedangkan darah mempunyai konduktivitas tinggi seperti halnya air. Maka ketika aliran
darah melemah, maka aliran panas dari pusat ke kulit juga melemah dan mengakibatkan
aliran panas juga mengecil.
Menurunnya temperatur lingkungan menyebabkan naiknya P r dan P c menurut
persamaan 3.1. Dari persamaan tersebut kita juga mendapatkan sebuah informasi bahwa
penurunan temperatur tersebut dicounter dengan naiknya metabolisme.
Seperti halnya perubahan suhu lingkungan, perubahan suhu didalam tubuh juga
bisa mengubah suhu permukaan kulit. Jika panas yang dibangkitkan tidak bisa menjaga
suhu kulit yaitu sekitar 26-27°C di batang tubuh, maka tubuh menjadi menggigil dan
metabolisme tubuh meningkat. Kenaikan bisa sampai 3 kali dibandingkan dengan yang
terjadi di zona nyaman. Untuk waktu yang pendek kenaikan bisa sampai 10 kali. Untuk
kasus orang telanjang, menggigil dimulai ketika temperatur luar sekitar 15°C.
Suhu lingkungan yang hangat
Jika suhu lingkungan naik, maka suhu kulit harus juga naik untuk bisa melepaskan panas
ke lingkungan. Ini terjadi dengan naiknya sirkulasi darah di sekitar kulit untuk
meningkatkan vasodilation. Darah yang beisi 90% air dengan panas spesifik yang tinggi
(4200 Ws/kg) dapat mengangkut panas dengan baik tanpa adanya perubahan temperatur
yang mencolok. Peningkatan sirkulasi darah di kulit otomatis meningkatkan aliran panas
dari pusat tubuh ke kulit. Variasi dari aliran darat yang mengatur temperatur kulit
mempengaruhi perubahan di organ bagian dalam. Misalnya dalam kasus bekerja keras,
otomatis aliran darah ke ginjal juga naik, hal ini juga akan menaikkan aktivitas hati.
Kondisi tersebut menyebabkan metabolisme naik dan panas harus dikeluarkan untuk
menjaga tubuh dalam kondisi suhu konstan.
Kondisi vasocontrauction maximum mengurangi aliran darah sampai dengan 2.7.
103 kg/m2s. Kondisi maximum vasodilation kira-kira 37.103 kg/m2s. Jadi variasi aliran
dalam darah kira-kira 1 sampai dengan 15 kali.
Kondisi nyaman termal
Dalam range suhu sekitar 16 sampai dengan 22°C suhu panas tubuh dijaga
konstan dengan variasi sirkulasi aliran darah yang melewati kulit. Dalam range ini
disebut dengan zona nyaman / comfort.
Gambar III.3. Batas atas dan bawah zona nyaman, u dan l yang ditentukan oleh
kenaikan metabolisme di l dan berkeringat di u . Untuk pakaian yang ringan l = 14-
16°C dan u =20-22°C
Jika temperature turun dibawah 16°C, mekanisme ini tidak bisa lagi menjaga supaya
panas tubuh terbuang lewat kulit lebih banyak. Regulasi selanjutnya dialihkan dengan
kenaikan metabolisme tubuh.
Berkeringat
Ketika kesetimbangan termal tidak lagi bisa di jaga dengan vasolidasi, maka
keringat mulai muncul. Kondisi ini biasanya mulai muncul di atas suhu 28°C untuk tubuh
yang telanjang dan sekitar 24°C untuk tubuh dengan menggunakan pakaian ringan (tabel
di bawah ini).
Gambar III.4. Tabel perbandingan panas yang keluar dan keringat dalam beberapa
rentang suhu lingkungan
Meskipun dalam zona comfort, sekitar 10% dari area kulit lembab dan ini
bertanggung jawab terhadap kehilangan panas dari kulit. Bersama-sama dengan
kehilangan panas dari pernafasan dan karena keringat emosi kehilangan panas ini
merupakan ”insensible water loss”. Ketika keringat mulai muncul di atas suhu
kenyamanan, ini masuk dalam kategori ”sensible water loss”. Tolong jangan kacaukan
pengertian ini dengan sensibel dan laten heat.
Mekanisme keringat adalah sangat penting dalam lingkungan panas seperti di
industri. Besarnya P r dan Pc tergantung pada kulit dan temperatur lingkungan.
Sementara P met tergantung pada kerja yang dilakukan P dan efisiensi atas kerja yang akan
menyisakan P. Perbedaan antara metabolisme P met dan beberapa panas yang
dikeluarkan akan diselesaikan dengan keringat.
P e = P met P r P c P P (3.4)
Panas hanya bisa disimpan dalam tubuh selama periode sesaat, dalam jangka panjang
P=0. Hubungan antara panas yang hilang dengan keringat dan emisi kelembaban M
(kg/s) adalah sebagai berikut :
P e = M l (3.5)
= effisiensi, yang didefinisikan di atas
l = panas laten penguapan, 2480 kW/kg
Untuk mendapatkan efisiensi bisa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
(3.5)
Berkeringat hanya akan terjadi pada kondisi panas lingkungan yang tinggi atau
ketika metabolisme tubuh lebih tinggi daripada (P r + P c + P). Maka dengan kerja yang
sangat keras, berkeringat bisa terjadi pada suhu lingkungan yang rendah. Kulit kemudian
tidak lagi terasa kering (terjadi ketika emisi dari kelembaban kurang dari 10 g/h). Ketika
keringat naik, atau ketika kapasitas dari udara untuk mengangkat kelembaban dari
permukaan kulit menurun, maka kulit kita akan terasa lembab, meskipun di sekeliling
tidak terdapat kelembaban yang cukup. Rasa ketidaknyamanan muncul ketika P e naik,
kalembaban tidak lagi mudah untuk diuapkan.
Panas yang disebabkan oleh evaporasi tergantung pada ambient temperatur dan
relatif humidity dari udara. Emisi dari air akan meningkat dengan meningkatnya
temperatur udara (Gambar III.5).
Gambar III.5. Evaporasi sebagai fungsi dari suhu dan kelembaban relatif
Jika ambient temperature sudah tinggi, maka metabolisme bisa menjadi tinggi
sampai dengan P > 0. Panas tubuh kemudian menjadi naik dan terjadilah hiphotermia.
Pada sekitar panas tubuh 40°C stroke terjadi. Pada suhu 41°C keringat berhenti dan orang
akan mengalami koma. Pada suhu 42°C terjadi kerusakan otak permanen dan meninggal.
Kehilangan cairan
Keringat bisa menghasilkan kekurangan cairan yang cukup besar (lihat contoh
soal). Jika kehilangan cairan sekitar 5% dari cairan tubuh, maka fungsi tubuh akan
terganggu. Kehilangan 10 % akan mengurangi volume darah dan sangat berbahaya.
Sebagai tambahan, berkeringat juga berarti kehilangan garam, meskipun ini tidak terlalu
serius dalam jangka pendek. Air yang keluar dari urine juga menurun. Air yang hilang
dalam kondisi kerja sangat keras bisa mencapai 1 kg/jam. Yang itu hanya akan bertahan
selama 2 jam. Pada kondisi lingkungan yang sangat panas kehilangan cairan bisa
mencapai 2,5 kg/h yang biasanya manusia hanya bisa bertahan sekitar 30 menit saja.
Panas dan kerja berat akan menghasilkan kehausan, yang mendorong orang untuk
minum. Meskipun demikian seringkali respon natural ini tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan air dalam tubuh manusia.
Nilai maximum dari P e,max didapatkan pada kondisi kerja yang berat dan nilai
P met yang tinggi. Pada kondisi kerja yang lebih ringan, uap air akan lebih sedikit keluar.
Hubungan antara emisi uap air dan metabolisme dapat ditulis sebagai berikut :
Contoh-contoh soal
1. Seseorang dengan berat 75 kg dalam kondisi istirahat dan memakai pakaian secara
rapat. Seberapa cepat suhu tubuh naik ?
Jawab : Pembangkitan panas sebesar 80W (metabolisme basal), persamaan (3.2.)
P = m cp /
80 = 75 . 3300 / , dimana adalah kenaikan dalam °C, maka / = 0.00032°C/s,
atau 1,2°C/h.
2. Seorang yang melakukan kerja fisik mengeluarkan panas sebesar 100W. Dia
mempunyai luasan tubuh 1.8 m2. Kerja yang dilakukan di ruangan yang bersuhu 26°C
dan RH 50%. Kecepatan udara 0.3 m/s. Hitunglah produksi keringat yang dihasilkan.
Jawab : Dari gambar III.1, temperature kulit sekitar 33°C, jika hr dan hc masing-masing
adalah W/m2K, maka panas yang dilepaskan adalah P c/A = P r /A = 6 (3326) = 42W/m2
P/A = 100/1.8 = 55W/m2. Perbedaan harus dilakukan untuk membedakan antara A untuk
radiasi dan A untuk konveksi. Jika efisiensi adalah 25%, metabolisme adalah : 55/0.25 =
220W/m2. Basal metabolisme sekitar 50W/m2, jadi totalnya 270 W/m2. Jika suhu tubuh
konstan maka P = 0
Pe = 270 42 42 55 0 = 131 W/m2.
Dari tabel 5, saturated vapour pressure untuk kulit bersuhu 33°C adalah 5000 Pa, dan
vapour pressure untuk ruangan adalah 3354 untuk RH 50%. Maksimum untuk nilai Pe
adalah : Pe max = 0.1 v 0.3 ( 5.103 1.7 103)
Untuk v = 0.3 m/s dan Pe, max 230W/m2
Pe/Pe, max = 131/230 = 0.57
Dari persamaan 3.5.
= 1.33 0.74 0,57 = 0.74
maka P e = M l
= 131/(2480 . 077) = 0.07 g/(sm2) atau 444 g/h.
3. Metabolisme tubuh seseorang dikarenakan kerja tertentu sebesar 300 W. Panas yang
dikeluarkan melalui radiasi dan konveksi sebesar 240W. Berapa efisiensi panas yang
terjadi ketika keringat muncul dan berapa besar besarnya keringat? Kecepatan udara
sebesar 0.3 m/s. Suhu udara sebesar 20°C dan suhu permukaan kulit sebesar 30°C.
Partial pressure di permukaan kulit 4200 N/m2 dan di suhu lingkungan sebesar 2300
N/m2.
P e,max = 0,2. 0,30,3 (4200 2300) = 265 W/m2
Hanya 300 240 = 60 W yang perlu dibuang oleh tubuh, untuk luasan tubuh seluas
1.8m2, rasio P e / P e,max adalah :
60/(265 x 1.8) = 0.13, hal ini memberikan = 1, kemudian
((300 -240)/2480) x 1 = 0.024 g/s
IV. TRANSFER PANAS DI BANGUNAN
IV.1. Perlunya Kulit Bangunan (Enclosure)
• Salah satu ciri khas dari bangunan adalah dia mempunya pembatas (kulit) yang
membatasi dirinya dengan lingkungan.
• Fungsi dari kulit hampir sama dengan fungsi bangunan, diantaranya adalah
mengatur panas, udara, uap, air hujan, suara, api serangga, dan juga akses
• Bisa diringkas bahwa fungsi dari kulit adalah mengontrol aliran massa dan energi
• Mengatur microclimate
IV.3. Transfer panas pada bagian bangunan yang tidak tembus cahaya
Transfer panas yang terjadi pada bagian yang tidak tembus cahaya seperti dalam gambar
IV.2. adalah sebagai berikut :
Dalam ruangan terjadi transfer secara konveksi dan radiasi antara dinding bagian
dalam dan ruangan
Di dalam material, terjadi transfer konduksi dalam bagian yang padat dan
kombinasi antara radiasi, konduksi dan konveksi dalam bagian yang berisi udara.
Sisi dalam material yang berisi udara juga merupakan gabungan antara radiasi,
konveksi dan konduksi.
Disisi luar dinding terjadi proses radiasi dan konveksi.
(4.1.)
Dimana T1 dan T2 adalah temperature di dua sisi bangunan, d adalah ketebalan bahan dan
adalah konduktivitas termal bahan.
Perhitungan heat transfer di dalam dan di luar dinding biasanya dilakukan dengan rumus
sederhana berikut :
(4.2.)
Dimana Ri dan Re adalah internal dan ekternal tahanan permukaan (kombinasi dari efek
transfer panas radiasi dan konveksi), Trs adalah temperatur udara kering di dalam dinding
(kurang lebih merupakan rata-rata dari temperatur radiasi dan temperatur udara), dan Te
adalah temperatur udara luar. Sebagai standar perhitungan tahanan permukaan dianggap
tetap (fixed value), Re = 0.04 m2K/W dan Ri = 0.13 atau 0.16 m2K/W (tergantung pada
situasi). Penggunaan nilai yang tetap ini jelas merupakan penyederhaan dari fenomena
fisik yang riil. Tabel di bawah ini memberikan gambaran lebih rinci tentang nilai dari
konduktivitas termal bangunan.
Thermal conductivity () dan tentunya juga tahanan bervariasi tergantung pada :
• Tipe material
• Densitas dan rongga
• Konten air/kelembaban
• Kombinasi udara dan material
Beberapa nilai dari bahan bangunan di Indonesia sbb:
Tabel 4.1.Konduktifitas termal bahan bangunan di Indonesia
Nama Bahan Nilai Konduktivitas Kalor
Beton 1250
Bata 1150
Kaca 1050
Kayu 1250
Fiberglass 1150
EPS 1050
Parameter yang juga penting dalam bangunan adalah kapasitas termal. Hal ini
mengindikasikan kemampuan material dalam menyimpan panas. Nilai ini diberikan
dalam c (J/kgK) dan juga (kg/m3). Dalam hubungannya dengan spesifik kapasitansi
maka nilai yang paling umum dari material bangunan adalah antara 1000 sampai dengan
2000 J/kgK.
Gambar IV.3. Variasi dari konduktifitas termal polyurethane sebagai fungsi suhu
Tabel 4.2.Parameter termal bahan-bahan bangunan
(Sumber Building Heat Transfer, 2003)
Konduktivitas termal tidaklah merupakan nilai yang tetap, tetapi berubah-ubah
berdasarkan suhu. Gambar IV.3 memberikan gambaran perubahan nilai terhadap
berubahnya suhu. Perlu juga dicatat bahwa banyak industri konstruksi sangat
memperhatikan nilai dibandingkan dengan densitas panas ataupun panas spesifik. Oleh
karena itu sangat banyak prosedur yang muncul dalam rangka menghitung nilai spesifik
dari lamda ini.
Nilai dari bahan material bangunan harus bisa ditentukan dengan akurasi yang
besar, misalnya nilai 0.030 harus bisa diukur ketimbang nilai 0.025W/mK.
(d/)
Ri dan Re = internal dan external tahanan permukaan
Rj
= jumlah dari semua tahanan masing-masing komponen
= jumlah dari tahanan udara dan lainnya yang tidak homogen
U
1
Routdoor airfilm Rsiding Rconcrete Rinsulation Rgypsum Rindoor airfilm
U 0.04 0.11 0.35 2.29 0.08 0.12 2.99 0.33W / m .K
1 1 2
Penggunaan U sangat penting dan dominan pada perhitungan steady state, ketika
perhitungan lebih detil dibutuhkan, yatu pada perhitungan dinamis, maka parameter
dan c sangat dibutuhkan. Apakah dengan demikian, dibutuhkan perhitungan sangat detil
terhadap dua parameter ini, ternyata tidak begitu mendesak dengan dua alasan.
1. Densitas material building pada kebanyakan kasus sudah banyak diketahui
dengan baik dan pasti, dalam kasus yang benar-benar membutuhkan pengukuran,
pengukuran juga tidak terlalu sulit.
2. Spesifik panas pada bahan bangunan tidak terlalu banyak variasi nilainya. Secara
praktis, nilai-nilai yang ada dalam banyak tabel dan standar sudah mencukupi,
dan keadaan yang lain tidak banyak mengubah nilai itu.
Hal-hal yang berkenaan dengan nilai SC dan SCL akan dibahas lengkap pada bagian
perhitungan beban pendinginan.
Sun-space (teras)
=9(22 – t )
sp
= 2.00 x x 0.7 (t –t )
bsment sp
= 1.4(t –t )
bsment sp
Basement
= 3.5(22 – t )
bsment
= 1.4(t – t )
sp bsment
234.84 t = 5,918.5
sp
t = 25.2°C
sp
Wind Effect
Ketika udara mengalir karena angin, udara memasuki bukaan di bagian angin
datang (windward) dan akan keluar melalui bukaan di arah angin pergi air (leeward).
Distribusi tekanan disebabkan karena angin dapat dilihat di gambar berikut.
Gambar V.1. Distribusi tekanan karena angin
Tekanan angin biasanya positif di sisi windward dan negatif di sisi leeward. Kemunculan
dan berubahnya angin biasanya tergantung pada :
• Kecepatan angin dan arah angin relatif terhadap bangunan;
• Lokasi dan lingkungan sekitar dari bangunan;
• Model/bentuk bangunan.
Secara matematis tekanan pada permukaan bangunan dapat di tuliskan sebagai berikut :
Pw - Po =Cp ½ vw 2 (5.1.)
dimana
Pw = tekanan rata-rata pada permukaan bangunan (N/m2 or Pa)
Po = tekanan statis pada angin (N/m2 or Pa)
vw = rata-rata kecepatan angin (m/s)
= densitas udara (kg/m3)
Cp = Koefisien tekanan permukaan
Stack Effect
Ketika terjadi pergerakan udara karena perbedaan temperatur antara luar dan dalam
maka arah aliran udara akan vertikal melewati hambatan yang terkecil. Perbedaan
temperatur menyebabkan perbedaan densitas udara dan akhirnya menjadikan perbedaan
tekanan. Hal ini akan mendorong udara mengalir.
Biasanya di musim dingin sering terjadi stack effect dikarenakan temperatur ruangan
lebih tinggi dari luar, dan akhirnya udara hangat tapi naik ke atas sehingga udara luar bisa
masuk melalui bagian bawah bangunan.
Ketika tekanan termal berdiri sendiri, maka muncul neutral pressure level (NPL),
dimana tekanan antara dalam dan luar ruangan sama.
Pada semua level, perbedaan tekanan antara luar dan dalam ruangan tergantung pada
jarak dari NPL dan perbedaan densitas udara dalam dan luar ruangan.
(5.2.)
Dimana
Ps = perbedaan tekanan karena stack effect (N/m2 or Pa)
= densitas udara (kg/m3)
g = gravitational constant = 9.81 m/s2
h = height of observation (m)
hneutral = height of neutral pressure level (m)
T = absolute temperature (K) (subscripts i = inside and o = outside)
V.4.Desain dasar Ventilasi Alami
Untuk mendisain ventilasi alami dibutuhkan pengetahuan tentang kecenderungan arah
aliran angin, strategi dan arah bukaan masuk dan keluar yaitu meliputi jendela, pintu,
ventilator, skylights, vent shafts, dan lainnya
(5.4.)
Dimana : H = panas yang dibangkitkan di dalam rumah (W)
Q = ventilation rate (l/s)
cp = kapasitas panas specific dari udara air (J/kg.K)
= densitas udara (kg/m3)
Ti = suhu dalam ruangan (K)
To = suhu di luar ruangan (K)
(c) Tingkat pergantian udara (Air change rates)
Pada beberapa perhitungan profesional ACH digunakan sebagai dasar perhitungan
ventilasi untuk berbagai macam kebutuhan. Tingkat ventilasi dalam hubungannya dengan
ACH adalah sebagai berikut:
(5.5)
Dimana
Q = tingkat ventilasi (l/s)
V = konsentrasi kontaminan di luar rumah
ACH = air change per hour
Rekomendasi ACH untuk berbagai ruangan
Ruangan ACH
Garasi 6
Dapur 20 - 60
Lavatory (WC) 15
Kamar Mandi 6
Tempat Boiler 15 - 30
x
mw
[kgair / kgudara ker ing ]
ma (6.1.)
Parameter ini sulit untuk diukur tetapi sangat berguna dalam banyak perhitungan.
Seperti halnya gas ideal, rasio kelembaban dapat juga dituliskan dalam bentuk
partial pressure of water vapor dan total pressure of air.
x 0.622
pw
p pw
[kgair / kgudara ker ing ]
(6.2.)
dengan pw = partial pressure of water vapor [Pa] dan p adalah total pressure of
air [Pa].
• Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air didefinisikan sebagai rasio dari
tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air pada
temperatur tersebut. Kelembaban relatif menggunakan satuan persen dan dihitung
dengan cara berikut
pw
ps (T ) (6.3.)
Kelebihan menggunakan parameter ini adalah lebih mudah dalam pengukurannya,
hanya seringkali kita harus mengetahui temperatur juga.
• Hubungan antara humidity ratio dan relative humidity adalah sebagai berikut :
x 0.622
ps (T ) p x
ps (T ) ps (T ) x 0.622
p
(6.4.)
• Specific volume – Fungsi dari temperature, tekanan dan kadar kelembaban
xs 0.622
ps (T )
p ps (T )
[kgwater / kgdryair ]
(6.6.)
• Specific enthalpy - terdiri dari dari sensible dan latent heat, ini sangat penting
dalam perhitungan beban pendinginan dan pemanasan
• Enthalphy dari udara lembab meliputi - enthalpy dari udara kering (sensible heat)
dan enthalpy uap (latent heat). Jadi specific enthalpy dari udara lembab
merupakan total enthalpy dari udara kering dan uap air per kg dari udara kering.
Specific enthalpy dari udara kering
h c p .t h r0 c p,v.t
(6.7.)
Dimana
t = adalah temperature udara
Cp = adalah specific heat capacity dari udara
Cp,v = adalah specific heat capacity dari uap air
r 0 = adalah panas evaporasi dari air pada suhu 0°C
h ( x xs )cw.t
(6.8.)
• Specific enthalpy dari es adalah
h ( x xs )cw.t
(6.9.)
• Dan specific enthalpy dari udara lembab (unsaturated) adalah
h ( x xs )(ci .t qi .)
(6.10.)
• Dan specific enthalpy dari udara lembab (saturated) adalah
Proses-proses Psychrometric.
a. Sensible cooling
Dalam proses ini, jumlah uap air tetap, tetapi temperature turun ketika udara melewati
coil pendingin. Untuk menjaga kelembaban tetap maka coil harus kering dan suhu
permukaannya harus lebih tinggi dari dew point temperatur udara. Jika koil efektif 100%,
maka temperatur udara yang keluar akan sama dengan temperatur koil. Secara riil
temperatur udara yang keluar akan lebih tinggi suhunya daripada temperatur koil.
(6.13.)
b. Sensible heating
Proses ini sama dengan proses pendinginan sensible dimana udara akan menajdi panas
ketika melewati koil pemanas. Proses transfer panas yang terjadi adalah :
(6.14.)
Dimana Cpm adalah panas spesisifik dari udara lembab ( 1.0216 Kj/Kg udara kering),
dan ma adalah laju aliran masa udara kering (kg/s)
(6.15.)
(6.16.)
Dari dua persamaan di atas beban pada cooling coil Qt dapat ditulis :
(6.17.)
Bagian kedua dari ruas kanan biasanya bernilai sangat kecil jika dibandingkan dengan
yang lain maka persamaan menjadi lebih sederhana :
(6.18.)
Pendinginan dan dehumidification melibatkan dua proses transfer panas, yaitu latent dan
sensible heat transfer, oleh karena itu total panas latent dan sensibel (Qt, Ql dan Qs) dapat
ditulis :
(6.19.)
Dengan memisahkan total transfer panas dari cooling coil kita bisa menggunakan
parameter baru yaitu SHF (sensible heat factor), yaitu rasio panas sensible terhadap total
transfer panas.
(6.20.)
Nilai SHF sebesar 0.75 sampai dengan 0.8 sangat umum di lokasi panas dan kering. Di
daerah lembab seperti Indonesia, nilai tersebut bisa mencapai 0.6.
Dapat dilihat pada gambar 6.5. bahwa proses O-C diberikan dengan
(6.21.)
Dari definisi SHF kita bisa kembangkan :
(6.22.)
Dari dua persamaan diatas, kita bisa menulis slope dengan rumus :
(6.23.)
Kita bisa lihat bahwa slope dari proses tersebut merupakan fungsi dari SHF. Jadi kita bisa
menggambar di psikrometrik chart manakala titik awal dan SHf diketahui. Dalam
beberapa psikrometrik chart nilai SHF dicantumkan.
(6.24.)
Dapat dilihat bahwa semakin besar BPF maka semakin besar pula perbedaan suhu antara
udara outlet dan suhu koil. Ketika BPF=1, maka tidak ada proses cooling atau
dehumidification sama sekali. BPF dapat ditingkatkan dengan menambah jumlah row di
koil, mengurangi kecepatan angin atau mengurangi fin pitch.
(6.25.)
Dimana ma adalah mass flow rate dari udara kering
Dari kesetimbangan energi
(6.26.)
Dimana Qh adalah panas yang disuplai melalui koil pemanas dan hw adalah entalpi dari
uap. Karena proses ini juga melibatkan pertukaran panas danm massa secara simultan,
maka kita dapat mendefinisikan SHC pada proses ini seperti pada proses cooling dan
dehumidification.
e. Cooling dan Humidification
Dalam proses ini temperatur udara turun dan kelembabannya naik. Hal ini bisa
dilakukan dengan menyemprotkan air dingin pada aliran udara. Suhu air haruslah lebih
rendah daripada dry bulb temperature tetapi harus lebih tinggi dari pada temperatur dew
point, untuk mencegah kondensasi (Tdpt < Tw< To)
Untuk mass balance antara udara dan uap air adalah sebagai berikut :
(6.27.)
Untuk energi balance :
(6.28.)
Rasio dari panjang garis (13)/(23) sama dengan rasio aliran (ma2/ma1)
2. Dengan proses tanpa pengembunan
Ketika udara sangat dingin dan kering bertemu dengan udara panas dan basah,
maka akan ada bagian uap air yang mengembun. Berdasarkan atas hal ini maka rasio
kelembaban pada point 3 akan lebih kecil dibandingkan di point 4. Dan akan muncul
kenaikan temperatur sebagai akibat dari panas laten proses kondensasi. Proses ini sangat
jarang terjadi di AC tetapi biasa terjadi dalam fenomena fog atau frost jika suhu udara
campuran di bawah 0°C.
VII.1.Kenyamanan Termal
• Thermal comfort adalah kondisi dari perasaan manusia dimana dia merasa
nyaman dengan lingkungannya.
• Persepsi tentang kenyamanan termal sesungguhnya adalah sangat individual, oleh
karena itu men-set sebuah parameter termal dimana setiap orang akan merasa
nyaman adalah tidak mungkin, tetap saja ada sejumlah orang yang merasa tidak
nyaman dengan kondisi lingkungan tertentu.
• Kenyamanan adalah suatu seting lingkungan dimana bagi kebanyakan orang
prosentase dari ketidaknyamanan tidak akan melebihi dalam batasan tertentu.
Seting kenyamanan lingkungan biasanya dibantu dengan menggunakan HVAC
• Kegunaan HVAC adalah menciptakan kondisi ruangan yang bisa diterima oleh
sebagian besar dari penghuni di dalamnya.
Catatan : HVAC sistem biasanya akan sangat oversized jika perhitungan didasarkan
pada suhu paling ekstrem (pada kasus musim panas, adalah paling panas) oleh karena
itu outdoor desain temperature didasarkan pada frekuensi paling sering. Lihat :
ASHRAE handbook –Fundamental.
• Data ASHRAE menunjukkan 3 kolom dry bulb dan wet bulb temperature. Angka
0.4% menunjukkan bahwa temperatur di St Louis melebihi 35°C hanya 0.4%
dalam satu tahun. Demikian juga dengan kolom kedua, angka 1% artinya
temperatur yang melebihi 34°C hanya 1% atau sekitar 87.6 jam dalam satu tahun,
ketika dry buld 34°C maka wet bulb temperatur yang paling sering terjadi adalah
24°C.
• Dalam kasus ini kita akan menggunakan angka 35°C untuk dry buld dan 25°C
untuk wet bulb.
U
1
Routdoor airfilm Rsiding Rconcrete Rinsulation Rgypsum Rindoor airfilm
0.33W / m2 .K
1 1
0.04 0.11 0.35 2.29 0.08 0.12 2.99
U
0.323W / m2 .K
1 1
0.04 0.06 2.29 0.54 0 0.16 3.09
U
• Maka panas konduksi yang melalui dinding sebelah barat dengan asumsi seharian
tidak terkena matahari adalah :
• Total area untuk dinding adalah luas dinding dikurangi luas jendela. [3.7x13.7m]
– [8x (1.2x1.5) = 14.4 m2] = 36.3 m2
• Q = U x A x T , Q = 0.33 x 36.3 x (35-25.6) = 113 W
Shading device
• Memasang internal shading, seperti halnya venetian blinds, curtain ataupun
drape dapat mengurangi sinar matahai yang masuk.
• Efektivitasnya tergantung pada kemampuannya untuk memantulkan kembali sinar
yang masuk ke dalam ruangan.
• Demikian juga dengan shading external seperti overhang, vertical fins, atau
awning dapat mengurangi panas yang masuk ke jendela.
E. Panas Internal
• Beban panas internal yang utama adalah manusia, lampu, alat masak, motor dll.
• Di bawah ini tabel tentang beberapa panas yang dibangkitkan oleh beberapa
peralatan dan manusia.
• Dalam perhitungan ini kita kenalkan konsep CLF (Cooling load Factor) dimana
konsepnya sama dengan CLTD untuk konduksi dan SCL untuk radiasi sinar yaitu
untuk menghitung kapasitas dari ruangan dalam menyimpan panas.
• Panas sensible yang dibangkitkan oleh manusia diserap dan disimpan oleh benda-
benda di ruangan. Ada waktu jeda antara benda-benda itu mendapatkan panas dan
akhirnya melepaskan panas tersebut kembali sehingga mempengaruhi panas di
ruangan.
• Dalam menghitung panas dari manusia, nilai dari CLF tergantung pada :
1. Kontruksi dinding bagian dalam
2. Tipe dari lantai
3. Jumlah jam ruangan dipakai oleh manusia
4. Jumlah jam sejak manusia masuk ke ruangan tersebut.
Tabel CLF
• Dari tabel kita bisa lihat bahwa satu jam setelah orang masuk ke ruangan, ada
35% (1 - 0.65) dari panas sensible diserap oleh dinding lantai dan furniture, dan
65 % adalah nilai aktual beban pendinginan dari manusia.
• Kita lihat tabel ke arah kanan, dengan semakin lama orang ada dalam ruangan
ternyata dinding, lantai dan furniture tdak lagi menyerap banyak panas dan benda-
benda itu mulai melepaskan panasnya dari yang di dapatkan sebelumnya.
• Sebagai contoh bila orang masuk pada jam 08 a.m dan bertahan total 8 jam,
sampai dengan pukul 14 (6 jam setelah masuk) 91% dari panas yang dibangkitkan
manusia merupakan beban pendinginan oleh ruangan hanya 9 persen yang diserap
oleh permukaan (dinding lantai atap) dan furniture.
• Catatan : Jika suhu ruangan tidak diset pada temperature sama dalam waktu 24
jam, maka nilai CLF = 1. Kebanyakan AC dimatikan di malam hari dan
dinaiikkan setting suhunya unytuk mengurangi energi, oleh karena itu biasanya
digunakan CLF =1.
• Jadi nilai beban dari manusia :
Sensible heat : 18 (orang) x 75 W x 1 = 1350 W
Latent heat : 18 x 55 W x 1 = 990 W
• Coffe maker kita memberikan kontribusi panas sebesar 1050 W (sensible) dan 450
W (latent)
• Juga komputer sebanyak 5.4W/m2 dengan Luas lantai 250.7 m2 maka
menghasilkan panas : 1354 W
Lampu Neon
Ciri-ciri lampu Neon
Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan dapat
bertahan 10 hingga 20 kali lebih awet. Dengan melewatkan listrik melalui uap gas atau
logam akan menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu
sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan gasnya. Tabung neon memiliki uap merkuri
bertekanan rendah, dan akan memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau, namun
kebanyakan akan berupa UV pada 253,7nm dan 185nm. Bagian dalam dinding kaca
memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap radiasi UV dan
meneruskannya ke daerah nampak. Proses ini memiliki efisiensi sekitar 50%. Tabung
neon merupakan lampu ‘katode panas’, sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari
proses awal. Katodenya berupa kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium
karbonat. Jika dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan elektron tambahan untuk
membantu pelepasan. Lapisan ini tidak boleh diberi pemanasan berlebih sebab umur
lampu akan berkurang. Lampu menggunakan kaca soda kapur yang merupakan pemancar
UV yang buruk. Jumlah merkurinya sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu yang terbaru
menggunakan amalgam merkuri, yang kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini
memungkinkan tekanan merkuri optimum berada pada kisaran suhu yang lebih luas.
Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan luar ruangan karena memiliki fitting yang
kompak.
Gambar 8.3. Lampu neon dan efisiensi energinya
Pengaruh suhu
Operasi lampu yang paling efisien dicapai bila suhu ambien berada antara 20 dan
30°C untuk lampu neon. Suhu yang lebih rendah menyebabkan penurunan tekanan
merkuri, yang berarti bahwa energi UV yang diproduksi menjadi semakin sedikit; oleh
karena itu, lebih sedikit energi UV yang berlaku sebagai fospor sehingga sebagai hasilnya
cahaya yang dihasilkan menjadi sedikit. Suhu yang tinggi menyebabkan pergeseran
dalam panjang gelombang UV yang dihasilkan sehingga akan lebih dekat ke spektrum
tampak. Makin panjang panjang gelombang UV akan makin sedikit pengaruhnya
terhadap fospor, dan oleh karena itu keluaran cahaya pun akan berkurang. Pengaruh
keseluruhannya adalah bahwa keluaran cahayanya jatuh diatas dan dibawah kisaran suhu
ambien yang optimal.
Ciri-ciri lampu neon
Halofosfat
Efficacy – 80 lumens/Watt (gir HF menaikan nilai ini sebesar 10%)
Indeks Perubahan Warna –2-3
Suhu Warna – apa saja
Umur Lampu– 7-15.000 jam
Tri-fosfor
Efficacy – 90 lumens/Watt
Indeks Perubahan Warna –1A-1B
Suhu Warna – apa saja
Umur Lampu – 7-15.000 jam
Lampu Sodium
Lampu sodium tekanan tinggi
Lampu sodium tekanan tinggi (HPS) banyak digunakan untuk penerapan di luar ruangan
dan industri. Efficacy nya yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik
daripada metal halida, terutama bila perubahan warna yang baik bukan menjadi prioritas.
Lampu HPS berbeda dari lampu merkuri dan metal halida karena tidak memiliki starter
elektroda; sirkuit balas dan starter elektronik tegangan tinggi. Tabung pemancar listrik
terbuat dari bahan keramik, yang dapat menahan suhu hingga 2372F. Didalamnya diisi
dengan xenon untuk membantu menyalakan pemancar listrik, juga campuran gas sodium
– merkuri.
Lampu Kombinasi
Lampu kombinasi kadang disebut sebagai lampu two-in-one. Lampu ini
mengkombinasikan dua sumber cahaya yang tertutup dalam satu lampu yang diisi gas.
Salah satu sumbernya adalah tabung pelepas merkuri kuarsa (seperti sebuah lampu
merkuri) dan sumber lainnya adalah kawat pijar tungsten yang disambungkan secara seri.
Kawat pijar ini bertindak sebagai balas untuk tabung pelepasan yang menstabilkan arus,
jadi tidak diperlukan balas yang lain. Kawat pijar tungsten digulung dengan susunan
melingkar pada tabung pelepasan dan dihubungkan dalam susunan seri. Lapisan bubuk
fluorescent diletakkan ke bagian dalam dinding lampu untuk mengubah sinar UV yang
dipancarkan dari tabung pelepas ke cahaya nampak. Pada penyalaan, lampu hanya
memancarkan cahaya dari kawat pijar tungsten, dan selama perjalanan sekitar 3 menit,
pemancar didalam tabung pelepas melesat mencapai keluaran cahaya penuh. Lampu ini
cocok untuk area anti nyala dan dapat disesuaikan dengan perlengkapan lampu pijar
tanpa modifikasi.
Ciri-ciri lampu kombinasi
Nilainya biasanya 160 W
Efficacy 20 hingga 30 Lm/W
Faktor daya tinggi 0,95
Umur 8000 jam
Lampu LED
Lampu LED merupakan lampu terbaru yang merupakan sumber cahaya yang
efisien energinya. Ketika lampu LED memancarkan cahaya nampak pada gelombang
spektrum yang sangat sempit, mereka dapat memproduksi “cahaya putih”. Hal ini sesuai
dengan kesatuan susunan merah-biru hijau atau lampu LED biru berlapis fospor. Lampu
LED bertahan dari 40.000 hingga 100.000 jam tergantung pada warna. Lampu LED
digunakan untuk banyak penerapan pencahayaan seperti tanda keluar, sinyal lalu lintas,
cahaya dibawah lemari, dan berbagai penerapan dekoratif. Walaupun masih dalam masa
perkembangan, teknologi lampu LED sangat cepat mengalami kemajuan dan menjanjikan
untuk masa depan. Pada cahaya sinyal lalu lintas, pasar yang kuat untuk LED, sinyal lalu
lintas warna merah menggunakan lampu 10W yang setara dengan 196 LEDs,
menggantikan lampu pijar yang menggunakan 150W. Berbagai perkiraan potensi
penghematan energi berkisar dari 82% hingga 93%. Produk pengganti LED, diproduksi
dalam berbagai bentuk termasuk batang ringan, panel dan sekrup dalam lampu LED,
biasanya memiliki kekuatan 2-5W masing-masing, memberikan penghematan yang
cukup berarti dibanding lampu pijar dengan bonus keuntungan masa pakai yang lebih
lama, yang pada gilirannya mengurangi perawatan.
(8.3.)
Tahap 4: Perhitungan Faktor Penggunaan
Faktor penggunaan didefinisikan sebagai persen dari lumen lampu kosong yang
mengeluarkan cahaya dan mencapai bidang kerja. Faktor ini bertanggungjawab langsung
terhadap cahaya dari luminer dan cahaya yang dipantulkan permukaan ruangan. Fihak
pabrik akan memasok setiap luminer dengan tabel CU nya sendiri yang berasal dari
laporan pengujian fotometrik. Dengan menggunakann tabel yang tersedia dari pabrik,
ditentukan faktor penggunaan untuk pemasangan berbagai cahaya jika pantulan dari
dinding dan langit-langit diketahui, indeks ruangan telah ditentukan dan jenis luminer
diketahui. Untuk peralatan tabung kembar, faktor pengunaannya adalah 0,66, sesuai
untuk indeks ruangan 2,5.
Tahap 5: Perhitungan jumlah fitting yang diperlukan
Rumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah sebagai berikut :
(8.4)
N = Jumlah fitting
E = Tingkat lux yang diperlukan pada bidang kerja
A = Luas ruangan (L x W)
F = Flux total (Lumens) dari seluruh lampu dalam satu fitting
UF = Faktor penggunaan dari tabel untuk peralatan yang digunakan
LLF = Faktor kehilangan cahaya. Kehilangan ini disebabkan oleh penurunan
keluaran lampu yang sudah lama dan penumpukan kotoran pada peralatan dan
dinding bangunan.
LLF = Lumen lampu MF x Luminer MF x Permukaan ruangan MF
Misalnya N = 200 ×100 2 × 3050 × 0,66 × 0,8= 6,2; Sehingga, lampu tabung
kembar nomor 6 diperlukan. Jumlah total lampu 36-Watt adalah 12.
Gambar 9.1. Kedalaman cahaya masuk merupakan fungsi dari ketinggian jendela
Gambar 9.2. Kedalaman cahaya masuk merupakan fungsi dari lebar jendela
Gambar 9.3. Kombinasi antara jendela dan clerestory menghasilkan kombinasi yang
lebih baik
Gambar 9.4. Dua jendela dari sisi yang berbeda juga memperpanjang penetrasi sekaligus
mengurangi glare
Lighf self
Light self adalah sebuah device yang didisain untuk menangkap cahaya matahari dan
diteruskan ke ruangan yang lebih dalam. Hasilnya akan lebih memperdalam penetrasi dan
keseimbangan pencahayaan dibandingkan hanya menggunakan jendela biasa.
Gambar 9.6. Eksterior dan Interior Lightself jika dibandingkan dengan jendela biasa
Light self jenis ini bisa digunakan secara variable di atur dalam dua posisi untuk
mendapatkan efisiensi yang lebih besar
Louvers
Louvers mempunyai fungsi yang sama yaitu menangkap cahaya untuk kemudian
memantulkannya ke belakang. Louvers bisa didisain secara statis dan juga dinamis,
dan bekerja optimal di bawah kondisi sunlight. Dalam mode automatic, maka
algoritma program harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan penerangan, waktu
dan juga heating, cooling sistem
Prismatic glazing
Prismatic glazing didisain untuk mengubah arah dari cahaya matahari dengan dasar
refraksi dan refleksi. Cahaya matahari ketika menyentuh panel kemudian diubah
karena prinsip refraksi, sebagian darinya kemudian direfleksikan ke langit-langit dan
ke lantai sebelah dalam. Secara prinsip kaca prisma bisa dipasang di bagian atas dari
jendela atau diantara dua kaca untuk memudahkan pemeliharaan dari debu.
Gambar 9.10. Prismatic glazing
Penggunaan kaca prisma ini bukan hal yang baru, tetapi lebih sering digunakan
dalam lampu untuk membuat efek scatter dan mendistribusikannya lebih optimal.
Pada aplikasi pencahayaan alami memang terbatas dan masih dalam riset yang lebih
serius.
Konsep ini menggunakan dua buah cermin parabolic yang mendapakan sinar
matahari dan menyampaikannya ke dalam ruangan. Sistem ini bisa digabungkan
dengan light duct untuk menangkap cahaya dan didistribusikan ke dalam dengan cara
yang lebih terkontrol.
Toplighting System
• Skylight system merupakan model yang paling sederhana. Yaitu berupa bukaan
kaca horisontal yang menangkap cahaya dari luar dan mendistribusikannya ke
dalam. Konsep ini hanya bisa digunakan di lantai paling atas dalam perumahan
bertingkat.
Gambar 9.17. Sun Tracking Mirror Heliodon dan pipa pengangkut cahaya