Anda di halaman 1dari 12

Ruang Lingkup Masalah

Fokus Masalah
Fenomena
Isu
Opini
Hipotesa
Inti Masalah
Solusi Komunikasi Visual
Ruang Lingkup Masalah
Bencana Alam > Gempa Bumi > Gempa Bumi Cianjur
Fokus Masalah
Gempa Bumi susulan yang masih terjadi hingga hari ini

Sumber : BMKG
Fenomena
1. Kerusakan Bangunan Akibat Gempa Bumi
2. Banyak korban luka-luka dan meninggal dunia
3. Masih banyak warga yang tinggal di tenda pengungsian

Banyak juga warga yang memilih untuk tidak bekerja sementara waktu karena kebutuhan yang terjamin di pengungsian
Isu
1. Gempa dangkal bermagnitudo 5.6 yang terjadi sangat merusak dan terjadinya kerusakan serta
korban tidak dapat dihindari
2. Gempa bumi yang terjadi di cianjur adalah azab bagi penduduk cianjur
3. Bantuan yang diterima oleh korban gempa jumlahnya kurang dan barangnya tidak layak
4. Pemerintah tidak membantu korban gempa bumi
Opini
Sejak 2014, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah merilis peta risiko gempa yang menunjukkan mayoritas
kawasan Cianjur berada di area gempa yang berisiko tinggi.
Sejarah pun mencatat, gempa tidak terjadi sekali ini saja.
Di sekitar area tersebut, gempa terjadi pada 1982 dengan kekuatan M 5,5 dan terulang kembali dua dekade berikutnya dengan
kekuatan M 5,1 yang menyebabkan 1.900 rumah rusak.
Artinya, analisis BMKG menunjukkan, pola gempa di sekitar Cianjur terjadi setiap 20 tahun.
Dengan ancaman lokasi sesar, wilayah padat penduduk, dan gempa yang berulang, pemerintah perlu melakukan mitigasi yang
matang.
(Dr. Daryono, S.Si., M.Si. - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami)

Pemerintah sudah memiliki peta kegempaan Indonesia yang memberi informasi, salah satunya soal bahaya kegempaan
berdasarkan data percepatan gempa. Solusi praktis aman gempa bagi keluarga sederhana juga sudah dimiliki.
Namun, pemerintah seharusnya memiliki peta operasi mitigasi gempa yang lumrah dibuat dalam skala ‘by name, by address’. Ini
perlu diikuti dengan pemantauan rutin setiap rumah dan gedung yang dibangun di tiap jengkal di Republik ini.
Ibarat memiliki kompas tanpa menggunakannya adalah sebuah tragedi karena berakibat nyawa meregang dalam setiap kejadian
gempa.
(Jonatan A Lassa - Senior Lecturer, Humanitarian Emergency and Disaster Management and Course Coordinator
(Acting) for Master of Public Policy, Charles Darwin University)
Mitigasi sendiri dibagi menjadi dua jenis. Yakni mitigasi struktural yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dan mitigasi
nonstruktural yang berfokus pada edukasi masyarakat.
Menurut survei gempa Kobe 1995, pertolongan berasal dari diri sendiri 35 persen, keluarga 32 persen, tetangga 28 persen, dan
sisanya 5 persen dari luar. Dapat disimpulkan, tanggung jawab terbesar akan keselamatan kita berada pada diri sendiri.
gempa tidak membunuh, tetapi bangunanlah yang menyebabkan korban sehingga pemetaan perlu dilakukan
Masyarakat seharusnya bisa mengembalikan literasi kebencanaan
Masyarakat harus menghilangkan pemikiran bahwasannya bencana merupakan takdir, azab, maupun kutukan. “Penumbuhan
pengetahuan akan ancaman di sekitar akan mengurangi risiko bencana”

(Dr Ir Amien Widodo MSi - peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim)
Hipotesa
Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng. Adanya pergerakan lempeng ini membuat Indonesia
sangat rentan terkena bencana alam, khususnya di bidang geologi seperti gempa bumi tektonik yang
baru saja terjadi di Cianjur. Gempa bumi merusak yang terjadi di Cianjur sebenarnya bukan kali
pertama terjadi. Gempa bumi tersebut merupakan sebuah siklus yang terjadi sekitar 10-20 tahun.
Gempa yang terjadi di Cianjur pada tanggal 21 November 2022 mengakibatkan kerusakan berat
pada banyak bangunan dan ratusan orang meninggal dunia. Ratusan gempa susulan pun masih terus
terjadi hingga hari ini dan masih memakan korban dan menghancurkan bangunan.

Tingginya tingkat kerusakan bangunan dan jumlah korban luka maupun meninggal dunia disebabkan
oleh banyaknya bangunan tempat tinggal yang tidak memenuhi kriteria 'tahan gempa', kurangnya
pengetahuan masyarakat cianjur tentang tinggal di wilayah rawan gempa, dan kurangnya perhatian
pemerintah dan masyarakat dalam tahap prevensi dan mitigasi gempa bumi
Inti Masalah

Kurangnya pengetahuan masyarakat Cianjur terhadap mitigasi bencana alam


Kurangnya usaha pemerintah dalam pemetaan, mitigasi struktural, dan mitigasi
nonstruktural
Solusi Komunikasi Visual

Kampanye sosial untuk menyebarkan edukasi kepada masyarakat Cianjur tentang


tahap prevensi dan mitigasi bencana alam (gempa bumi)
Membuat media promosi berbasis edukasi untuk menyebarkan pengetahuan
tentang mitigasi bencana alam

Anda mungkin juga menyukai