Anda di halaman 1dari 9

Gejala Alam di Indonesia

Disusun Oleh :
Nervian Prihandana
Feri Aris Ko Pratama
Yudi Pratama
Maida Robiansah

Kelas VI B

SD Negeri 1 BatumartaV
Tahun Ajaran 2017/2018
Ada 58 Gempa Susulan di Banten, BMKG: Itu
Lazim Terjadi

Bupati Sukabumi mengingatkan warga untuk tidak berharap pemda membantu membangun
kembali rumah yang rusak karena gempa secara utuh. (Liputan6.com/Mulvi Mohammad)
Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini
Tsunami BMKG, Daryono menyatakan telah terjadi sebanyak 58 kali gempa susulan di
bagian selatan Banten. Gempa susulan terakhir terjadi pada Jumat, 26 Januari 2018 pukul
21.43 WIB dengan kekuatan kecil.
Daryono menyebut, frekuensi kejadiannya sudah menurun drastis sejak terjadinya gempa dan
diperkirakan mulai Minggu depan gempa susulan akan segera berakhir.
"Sehingga sejak tadi malam hingga pagi ini belum terjadi aktivitas gempa susulan di Banten
selatan," kata Daryono dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (27/1/2018).
Dia menjelaskan, gempa susulan harus terjadi agar akumulasi energi yang tersisa di sekitar
pusat gempa segera habis sehingga kondisi menjadi normal kembali.
Daryono mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak mengkhawatirkan hal itu. Sebab,
gempa susulan lazim terjadi pascagempa. Namun, dengan melihat trend yang ada
kemungkinan kecil akan terjadi gempa susulan yang melebihi gempa utama.
"Masyarakat diimbau tidak mudah panik, kita harus bersabar menunggu proses gempa
susulanberakhir. Gempa susulan memiliki karakteristik kekuatannya kecil dan tidak
membahayakan," ujar dia.
Karena itu, dia juga menyarankan agar masyarakat untuk tidak mempercayai adanya isu
ramalan gempa. Sebab, saat ini belum terdapat negara yang mampu memprediksi dengan
tepat dan akurat.
"Karena hingga saat ini di negara manapun belum ada yang mampu memprediksi dengan
tepat dan akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatan gempa akan terjadi," jelas Daryono.
Gunung Agung Meletus, Pengungsi Mencapai
43.358 Jiwa

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali


Operasi (Pusdalops) BPBD Provinsi Bali, jumlah pengungsi hingga Kamis (29/11/2017)
pukul 18.00 WITA mencapai 43.358 jiwa yang tersebar di 229 titik pengungsian.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan,
meletusnya Gunung Agung yang diikuti peningkatan status Awas mengharuskan warga di 22
desa tersebut keluar dari radius berbahaya sejauh radius 8 hingga 10 kilometer dari kawah
gunung.

"Mereka harus mengungsi karena mereka tinggal kawasan rawan bencana yang ancamannya
adalah bahaya dari landaan awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu pijar, dan
hujan abu lebat. Sangat berbahaya dan mematikan," ujar Sutopo melalui keterangan
tertulisnya, Kamis (29/11/2017).

Seluruh pengungsi tersebar di 299 titik pengungsian, yakni di Kabupaten Buleleng (5.992
jiwa), Klungkung (7.790 jiwa), Karangasem (22.738 jiwa), Bangli (864 jiwa), Tabanan ( 657
jiwa), Kota Denpasar ( 1.488 jiwa), Gianyar (2.968 jiwa), Badung (549 jiwa), dan Jembrana
(312 jiwa).

Bupati Karangasem, lanjut Sutopo,telah menetapkan keadaan tanggap darurat bencana di


Kabupaten Karangasem selama 14 hari mulai Senin (27/11/2017) hingga Minggu
(10/12/2017).

Penetapan status tanggap darurat ini mengingat bahaya letusan Gunung Agung makin
meningkat, baik bahaya primer yaitu material piroklastik letusan Gunung Agung, maupun
bahaya sekunder berupa banjir lahar hujan. Juga penanganan pengungsi dan dampak lainnya

Masa berlaku pernyatan tanggap darurat bencana ini dapat diperpanjang atau diperpendek
sesuai kebutuhan penanganan darurat di lapangan.

Dengan adanya status keadaan tanggap darurat tersebut maka BNPB dan BPBD mempunyai
kemudahan akses di bidang pengerahan sumber daya manusia, pengerahan peralatan,
pengerahan logistik, imigrasi, cukai, dan karantina, perizinan, pengadaan barang/jasa,
pengelolaan dan pertanggungjawaban uang dan/atau barang, penyelamatan, dan komando
untuk memerintahkan instansi/lembaga.

Hal itu diperlukan mengingat penanganan bencana harus cepat dan tepat. Apalagi,
penanganan erupsi gunung api biasanya memakan waktu yang lama.

"Masyarakat dihimbau untuk mengungsi dengan tertib dan tenang. Pemerintah pasti akan
memberikan bantuan di pengungsian sesuai dengan ketentuan yang ada," kata Sutopo.
Sirene Tsunami Berbunyi, Warga Pangandaran
Berlarian Selamatkan Diri

Bandung - Gempa yang mengguncang Tasikmalaya dengan kekuatan 6,9 SR membuat sirene early
warning system di Pangandaran berbunyi. Seluruh warga di pesisir pantai pun berlarian
menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi.

"Saya kebetulan di Jakarta, sedang ada rekarnas partai. Tapi saya sudah mendapat laporan kalau
warga Pangandaran yang berada di sepanjang pesisir pantai semua menyelamatkan diri ke tempat
tinggi," ujar Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata saat dihubungi detikcom, Sabtu (16/12/2017).

Menurutnya, warga menuju desa yang berada di ketinggian, yaitu Desa Purbahayu dan Pageurgunung.

"Mereka langsung berlarian menyelamatkan diri saat sirene early warning system berbunyi," kata Jeje.

Jeje mengaku saat ini masih mencari informasi terbaru. "Soal kerusakan bangunan, belum ada
laporan. Saya sudah minta aparat kewilayahan terus memberikan laporan," katanya.

Begitu juga soal ancaman tsunami, ia mengaku belum mendapat laporan kondisi ketinggian ombak
saat ini.

Jeje menyatakan akan terus memantau perkembangan. Apabila kondisinya parah, ia akan segera
pulang ke Pangandaran. "Ini saya sudah siap-siap jikalau dampaknya parah," katanya.

Sebelumnya, BMKG melaporkan gempa berkekuatan 6,9 skala Richter terjadi di Tasikmalaya, Jawa
Barat. Lokasi gempa berada di 7,75 LS dan 108,11 BT dengan posisi 11 km arah barat daya dari
Tasikmalaya. Pusat gempa berada di kedalaman 107 km.
Tanah Longsor Dominasi Bencana di Kabupaten Magelang

Magelang - Ancaman bencana tanah longsor masih mendominasi angka musibah yang ada di
Kabupaten Magelang, terutama pada musim penghujan seperti saat ini. Potensi ancaman terbesar ada
di kawasan perbukitan, seperti di lereng Menoreh, lereng Gunung Sumbing, lereng Gunung Merapi,
lereng Gunung Merbabu, dan lainnya.
"Ancaman bencana yang bersumber dari hidrometrologi sangat beragam. Terutama didominasi oleh
tanah longsor, kemudian hujan lebat," jelas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Magelang, Edi Susanto kepada detikcom, Senin (27/11/2017).
Dia mengatakan, hujan lebat yang terjadi kemudian memicu terjadinya banjir, banjir bandang, hingga
mengakibatkan kerusakan rumah baik ringan, sedang, maupun berat.
"Tanah bergerak atau longsor berpotensi terjadi di sepanjang lereng pegunungan. Tapi longsor akibat
kesalahan pembuatan talud juga cukup banyak terjadi di Kabupaten Magelang," ungkap Edi di kantor
BPBD, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang.
Biasanya, kata dia, pembangunan talud dibuat tegak lurus dengan maksud untuk melebarkan halaman
rumah. Hal ini yang kemudian memicu kejadian longsor dan mengakibatkan kerusakan baik harta
benda maupun sarana prasarana.
"Menghadapi kondisi cuaca seperti saat ini, kami berharap agar warga meningkatkan kewaspadaan.
Potensi bencana akan semakin meningkat, apalagi memasuki musim hujan di penghujung tahun 2017
ini," kata Edi.
Adapun beberapa daerah yang masuk dalam peta rawan bencana tanah longsor di Kabupaten
Magelang antara lain Kecamatan Borobudur, Kecamatan Salaman, Kecamatan Kaliangkrik, dan
Kecamatan Windusari.
"Kawasan di perbukitan Menoreh dan lereng pegunungan baik Sumbing, Merbabu atau Merapi
memang rawan terjadi longsor, namun juga bisa terjadi di daerah lain," tuturnya.
Sejauh ini, BPBD Kabupaten Magelang telah berkoordinasi dengan Organisasi Pengurangan Resiko
Bencana (OPRB) di desa, Tim Reaksi Cepat (TRC), Satgas Penanggulangan Bencana, dan relawan
tanggap bencana.

Pemkab Magelang juga telah menyiapkan anggaran untuk penanggulangan bencana pada Belanja
Tidak Terduga (BTT) hingga Rp15 Miliar.
Kebakaran Hutan Landa 4 Kecamatan di Aceh Barat

Aceh Barat - Kebakaran hutan dan lahan di Aceh Barat, Aceh, terus menyebar. Hingga saat ini, ada
empat kecamatan yang mengalami kebakaran terparah, yakni Kecamatan Johan Pahlawan, Meureubo,
Kaway XVI, dan Arongan Lambalek.

"Saat ini karhutla terjadi di empat kecamatan di Aceh Barat. Luas lahan yang terbakar belum dapat
dihitung jumlahnya," kata Sekretaris BPBD Aceh Barat Edison dimintai konfirmasi detikcom, Senin
(23/10/2017) malam.

Edison menyebutkan tim BPBD bersama unsur terkait terus melakukan penanganan pemadaman
dengan mengerahkan 135 personel damkar bersama mobil unit damkar serta mesin pompa air portable
posko penanganan di BPBD Kabupaten Aceh Barat.

Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Blang
Bintang mendeteksi lima titik panas di sejumlah kawasan di Aceh. Tiga terdeteksi di Kabupaten Aceh
Barat dan dua di Kabupaten Gayo Lues.

"Untuk Aceh Barat terdapat tiga titik panas di Kecamatan Johan Pahlawan, sementara di Kabupaten
Gayo Lues terdapat dua titik di Kecamatan Blangjereumo," kata prakirawan BMKG Stasiun Blang
Bintang, Zakaria, saat dihubungi detikcom.

Zakaria menyebutkan titik panas itu memiliki tingkat kepercayaan 81-100 persen. Hingga pukul 15.45
WIB, terpantau lima titik panas berada di Provinsi Aceh.
(bag/bag)
BREAKINGNEWS: Hujan Deras Akibatkan Banjir di
Anambas, Kantor Bupati dan Sejumlah Dinas Terendam

TRIBUNBATAM.ID, ANAMBAS - Luapan air akibat hujan deras mengakibatkan banjir di hampir
semua wilayah di Anambas, termasuk di ibukotanya, Tarempa.
Hujan yang mengguyur ibukota sejak Minggu (14/1/2018) malam telah membuat sejumlah jalan di
Tarempa .
Sejumlah jalan tersebut di antaranya Jalan Pattimura, Imam Bonjol, Raden Saleh, Jalan Pemuda dan
sebagian rumah di Desa Tarempa Barat, tergenang air.
"Kantor banyak yang tergenang. Sampai kantor Bupati pun masuk air. Pokoknya dari kantor Bupati
sampai ke arah kantor Kejaksaan ke sana, air meluap," ujar Man, seorang warga, Senin (15/1/2018).
Ia menambahkan, ketinggian air bervariasi mulai dari sebetis hingga sepinggang orang dewasa.
Ia bahkan sempat melihat kulkas yang hanyut hingga ke jalan yang sudah tergenang air.
"Kantor Polsek saya lihat juga kena. Di Rintis Desa Tarempa Selatan air juga meluap," ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui pasti apakah ada korban jiwa atau tidak dari musibah
ini.
Hanya saja, listrik masih padam sejak Minggu (14/1) sekitar pukul 22.30 WIB sampai dengan
sekarang.
Sejumlah kantor OPD pun, terlihat gelap gulita akibat padamnya listrik ini.
Selain kantor Bupati, rumah dinas Bupati dan Wakil Bupati, Kantor Badan Keuangan Daerah, Kantor
DPRD, kantor Pos, lapangan Sulaiman Abdullah, Kantor Polsek, Kantor Cabang Kejaksaan Negeri
Natuna di Tarempa, terkena dampak dari luapan air.
Meski intensitas hujan terlihat sudah menurun, namun hembusan angin masih kencang.
"Saya sempat bantu orang juga semalam itu, Bang. Sekitar pukul tiga dini hari air mulai surut.
Sekarang angin masih kuat. Yang jadi kekhawatiran juga ada batu yang ada di daerah perbukitan itu,"
ujar Andi warga Tarempa lainnya. Tidak hanya di Pulau Siantan, musibah tanah longsor diketahui
juga terjadi di Genting Dusun Desa Batu Berapit, Kecamatan Jemaja Minggu (14/1/2018) sore.
Cuaca ekstrem di sana juga mengakibatkan rumah penduduk yang ada di pesisir di daerah Kampung
Baru roboh.(*)
Ratusan Rumah Rusak Diterjang Angin Puting Beliung
di Pemalang

Pemalang - Angin puting beliung menerjang ratusan rumah di Pemalang, Jawa Tengah. Akibatnya
sekitar 100-an rumah rusak dan belasan warga luka hingga mendapatkan perawatan di rumah sakit
setempat.
Angin puting beliung tersebut menerjang 4 desa di Kecamatan Pemalang yakni Desa Bojongnangka,
Desa Tambakrejo, Kelurahan Kebondalem dan Kelurahan Bojongbata. Namun tidak ada korban jiwa
dari peristiwa yang terjadi sore hari.
Kepala BPBD Kabupaten Pemalang, Wismo saat dihubungi detikcom, menjelaskan bencana alam
angin puting beliung ini terjadi di empat desa yakni di Desa Bojongnangka, Desa Tambakrejo,
Kelurahan Kebondalem dan Kelurahan Bojongbata, di Kecamatan Pemalang.
"Bencana angin puting beliung ini terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Untuk warga yang terdampak
angin puting beliung terdapat 14 warga dan sudah dilakukan penanganan medis di rumah sakit
(RSUD Ashari)," kata Wismo pada detikcom Minggu (31/12) .
Menurut Wismo, peristiwa angin puting beliung di Desa Bojongnangka sendiri mengakibatkan sekitar
59 rumah mengalami rusak berat dan ringan. Sedangkan di Desa Tambakrejo terdapat 41 rumah
rusak.
Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Pemalang rumah yang mengalami kerusakan diantaranya di
wilayah RW 06 Desa Bojongnangka Kecamatan/Kabupaten Pemalang terdapat 29 rumah mengalami
rusak berat.
Kemudian di wilayah RW 05 Desa Bojongnangka Kecamatan Pemalang terdapat 30 rumah rusak
berat dan ringan. Di Desa Tambakrejo Kecamatan Pemalang terdapat 41 Rumah warga mengalami
kerusakan.
"Warga setempat dibantu relawan BPBD, Kodim 0711 Pemalang dan Polsek Pemalang langsung
melakukan evakuasi korban dan harta benda ke tempat yang lebih aman," jelasnya.
Untuk jumlah kerugian materi lanjut dia, pihaknya masih melakukan pendataan. "Kita malam ini
masih terus melakukan pendataan untuk update korban maupun rumah yang mengalami kerusakan,"
kata Wismo.
Sementara itu, BPBD bersama TNI dan Polri langsung mendirikan dapur umum untuk para korban di
Madrasah Diniyah RT 04 /RW 06 Desa Bojongnangka.

Anda mungkin juga menyukai