PENDAHULUAN
tetapi juga menimbulkan kerugian bagi negara- negara di sekitar wilayah Indonesia
(BNPB, 2013). Kerugian lainnya dari kebakaran lahan yang terjadi di Indonesia adalah
meningkatnya emisi gas rumah kaca (JICA, 2017). Emisi gas rumah kaca (GRK)
terutama adalah CO2, N2O, dan CH4 yang berkontribusi terhadap perubahan iklim
(Peraturan Menteri Pertanian RI No 47/Permentan/OT.140/4/2014)
Data kebakaran hutan dan lahan di wilayah Indonesia berdasarkan data
sipongi.menlhk.go.id menunjukkan bahwa selama periode 2014-2019, luas hutan dan
lahan yang terjadi kebakaran paling tinggi saat musim kemarau panjang pada tahun
2015 dan tahun 2019. Tahun 2015 terjadi kebakaran hutan dan lahan sebesar
2.611.411,44 Ha. Tahun 2019 terjadi kebakaran seluas 1.592.010,00 Ha.
Hutan dan lahan di Kalimantan Selatan yang mengalami kebakaran
berdasarkan data sipongi.menlhk.go.id tahun 2015 adalah 196.516,77 Ha, sedangkan
tahun 2019 adalah 136.428,00 Ha. Luas kebakaran hutan dan lahan termasuk tinggi
jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia
Kebakaran lahan kembali terjadi di wilayah Kota Kalimantan. Seperti pada Rabu,
(28/9/2022) sekitar Pukul 12.30 WIB di Jalan Karya Hapakat Kelurahan Petuk
Ketimpun Kecamatan Jekan Raya. Tidak kurang dari setengah hektar lahan gambut
terbakar. Penyebab kebakaran sendiri masih belum diketahui, apakah sengaja
terbakar ataukah faktor alam.
Adapun peristiwa lahan terbakar itu didapat Tim TRC BPBD Kota Palangka Raya
dari laporan warga pukul 13.00 WIB bahwa telah terjadi karhutla di Jalan Karya
Hapakat Kelelurahan Petuk Ketimpun.
Kalimantan Timur, provinsi yang ditetapkan sebagai ibu kota baru Indonesia,
mengalami kebakaran hutan dan lahan [karhutla]. Bagaimana kondisinya?
“Kemarin Berau parah, sekarang berkurang. Kabupaten Panajam Paser Paser Utara
dan Kutai Kartanegara juga berkurang, sementara di Kabupaten Kutai Barat, sejak
awal memang ada kebakaran tapi minim. Petugas pemadam dari BPBD dan
Kehutanan juga masyarakat bahu-membahu memadamkan api,” jelasnya, Senin
[23/9/2019]. Dijelaskan Shahar, kebakaran hutan dan lahan di Kaltim tergolong
kecil, tidak seperti Provinsi Jambi yang langitnya memerah dan darurat asap.
Menurut dia, tiap kali fenomena El Nino melanda, karhutla di Kaltim pasti terjadi,
namun tidak cukup mendatangkan asap. Jika saat ini Kaltim mengalami kabut
asap, dipastikan kiriman dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
“Semua bergerak cepat dan tanggap, Dinas Kehutanan dibantu BPBD juga Satpol
PP turun ke lapangan. Masyarakat juga ikut ambil bagian memadamkan api. Kita
berharap api segera padam,” sebutnya.
Kabupaten Kutai Kartanegara yang juga wilayah ibu kota baru Indonesia, tak luput
dilanda kebakaran. Terutama di Samboja, khususnya di Tahura Bukit Soeharto, yang
memiliki kawasan hutan cukup besar.
Untuk mengamankan lokasi, Camat Samboja, Nur Khalis, bekerja sama dengan
semua pihak, TNI, Polres Kukar, Balakarcana, Satgas Karhutla Samboja serta
masyakat, turun memadamkan api. “Semua petugas ke lokasi, memadamkan api.
Terutama di kawasan hutan yang terletak di Amborawang Darat,” sebutnya.
“Sejak Maret 2019, kami dari BOSF sudah mengingatkan waspada karhutla. Saat ini
asap tipis yang diduga hasil kebakaran menyambangi Samboja Lestari beberapa hari
terakhir,” kata CEO Yayasan BOS, Jamartin Sihite.
Untuk mencegah dampak buruk terhadap para orangutan yang menjalani rehabilitasi,
tim medis memberikan susu dan multivitamin untuk semua orangutan. Total 130
individu. “Semua tanpa kecuali, mendapat perawatan intensif,” jelasnya.
Asap yang menyelimuti, mengharuskan pihak BOSF mengurangi kegiatan luar ruang
untuk orangutan. Aktivitas orangutan muda di Sekolah Hutan juga dibatasi. Untuk
orangutan dewasa yang berada di kompleks kandang, tim teknisi Samboja Lestari
secara teratur melakukan penyemprotan, menjaga suhu kandang tetap sejuk
“Saat kemarau datang, warga Paser akan berladang di lahan pribadi sebagai
kearifan lokal. Mereka sudah mengantongi izin ketua RT dan diketahui kepala
desa. Pembakaran ladang dilakukan malam hari agar api tidak merambat, dibantu
masyarakat adat lain,” jelasnya, Senin
“Semua tudingan tidak beralasan, kami mengecam penangkapan ini. Kami mau
mereka dibebaskan, karena mereka tidak memiliki rencana jahat. Mereka hanya
berladang sesuai kearifan lokal. Tidak ada sedikit pun api yang merambat,” sebutnya.
AMAN Kaltim akan melakukan pendampingan untuk mereka. Menurut Setting, semua
pihak harus bertanggung jawab menangani karhutla yang terjadi di Kaltim. “Jangan
cari kambing hitam dengan tuduhan masyarakat adat yang berladang,” pungkasnya.
7
PENUTUP
Penulis
Ttd
Muammar Qadafi
Letda Chb Nosis 043
Referensi :
https://www.mongabay.co.id/2019/09/24/kebakaran-hutan-dan-lahan-di-
kalimantan-timur-nasib-ibu-kota-negara/