Anda di halaman 1dari 5

ISU LINGKUNGAN

KEBAKARAN HUTAN DI SUMATRA

KELOMPOK 7 :

Nama : 1. Nabila Riskia Sukma


2. Tri Yanuarti
3. Ode Tio Maulana Sandewa
4. Rapy Alfince Dianato
5. Reza Maulana Syukri
Kelas :D
Mata Kuliah : Teknik Penyehatan Lingkungan
Dosen : Endah Lestari S.T.,M.T

Sekolah Tinggi Teknik – PLN Jakarta


2018
Kebakaran Hutan Merata Hampir di
Seluruh Sumatera
Oleh :

Tempo.co

TEMPO/Ishomuddin

TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun


Pekanbaru menyebutkan satelit Tera dan Aqua memantau lonjakan titik panas di
Sumatera yang diindikasikan kebakaran hutan dan lahan. Api tempak di 672 titik,
jauh meningkat dari hari sebelumnya 94 titik di seluruh provinsi beberapa wilayah.
"Titik panas terpantau satelit pukul 05.00," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin,
Rabu, 19 Agustus 2015.

Sugarin menyebutkan, kemunculan titik panas hampir terjadi di seluruh provinsi di


Sumatra. Sumatera Selatan adalah daerah penyumbang titik panas terbanyak
mencapai 302 titik, disusul Jambi 224 titik, kemudian Riau 84 titik, Bangka Belitung
26 titik, Lampung 21 titik, Bengkulu tujuh titik, Sumatera Barat empat titik,
Sumatera Utara tiga titik dan Kepulauan Riau satu titik.
Di Riau titik api tersebar di Indragiri Hulu 38 titik, Pelalawan 14 titik, Kampar
delapan titik, Kuantan Singingi tujuh titik, Bengkalis tiga titik, Rokan Hulu dua titik
dan Siak satu titik. "Tingkat kepercayaan di atas 50 persen yakni 49 titik panas,"
ujar Sugarin.

Cuaca di Riau cerah berawan. Peluang hujan dengan intensitas ringan terjadi pada
sore hari tidak merata di bagian utara dan pesisir timur.

Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan turut mempengaruhi jarak pandang di
beberapa wilayah. Jarak pandang di Pekanbaru menurun hingga 4 Kilometer,
Rengat 8 Kilometer, Pelalawan 7 Kilometer dan Dumai 7 Kilometer.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger, kepada


Tempo mengakui kemunculan titik api di beberapa daerah di wilayah tugasnya.
Meski demikian, menurut dia, kemunculan titik api di Riau tidak terlalu besar. "Titik
api di Riau hanya kecil-kecil saja, ini dominan asap kiriman."

Kabut asap yang melanda Riau lebih dominan, kata Edwar, asap kiriman dari
provinsi tetangga Sumetera Selatan dan Jambi yang sedang kebakaran kebakaran
hebat. Pergerakan angin yang bergerak dari tenggara hingga barat daya turut
membawa asap sisa kebakaran hutan dan lahan dari dua daerah itu menuju Riau.
Apalagi di Riau juga telah muncul lagi beberapa titik api.

Edwar mengaku telah mengerahkan dua helikopter waterbombing Kamov dan


Sikorsky menuju Pelalawan dan Kampar untuk pemadaman melalui udara. Namun
dia mengakui pemadaman kurang efektif lantaran beberapa pesawat lainnya telah
habis masa terbangnya. "Kami akan surati BNPB untuk menggeser pesawat lagi ke
Riau."
Sepanjang 2017, Titik Api Kebakaran
Hutan Turun Drastis Jadi 2.581 dari
21.929
Agregasi Sindonews.com, Jurnalis · Kamis 25 Januari 2018 18:19 WIB

Ilustrasi ds by AdAsia
JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam
Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR, memaparkan capaian kinerja
Kementerian LHK 2017 dalam bentuk evaluasi per kegiatan.
Siti menjelaskan, capaian bidang penurunan drastis kebakaran hutan dan lahan,
penegakan hukum, perhutanan sosial, penanganan dampak perubahan iklim, dan juga
soal kontibusi ekonomi.
Mengenai kebakaran hutan dan lahan, Siti Nurbaya menjelaskan, hingga 31 Desember
2017, berdasarkan satelit NOAA18, jumlah titik api berhasil turun drastis dari 21.929
di tahun 2015, menjadi hanya 2.581 di tahun 2017. Sedangkan dari satelit
TERRA/AQUA (NASA) di periode yang sama, dari 70.971 titik panas di tahun 2015,
menjadi hanya 2.440 di tahun 2017.
Soal penegakan hukum yang juga menjadi sorotan Komisi IV DPR, Menteri Siti
mengatakan, penegakkan hukum bagi korporasi yang terlibat Karhutla, baik secara
administrasi, pidana, maupun perdata, merupakan wujud komitmen nyata pemerintah
menindaktegas pelaku kejahatan lingkungan hidup dan kehutanan.
"Ini bentuk komitmen dan konsistensi kami terhadap pelaku kejahatan lingkungan
hidup dan kehutanan, termasuk yang dilakukan oleh korporasi," kata Siti di Gedung
DPR, kemarin.
Menteri Siti menjelaskan, dalam penegakan hukum terhadap pelaku kebakaran hutan
dan lahan, Kementerian LHK untuk kali pertama memberikan sanksi administratif
terhadap korporasi. Selaian itu mencabut izin 3 perusahaan, lalu pembekuan izin 16
perusahaan.
Sedangkan penegakan hukum terhadap pelaku pencemaran, Kementerian LHK telah
mencabut izin satu perusahaan, pembekuan izin lima perusahaan, paksaan pemrintah
200 dan pemberian surat peringatan sebanyak 23 buah.
Sementara mengenai perhutanan sosial, Menteri Siti mengungkapkan, pihaknya terus
menggesa atau mensegerakan pemberian akses legal pada rakyat untuk mengelola
kawasan hutan, melalui program Perhutanan Sosial. Per 18 Desember 2017, akses
legal lahannya yang sudah terealisasi mencapai 1,33 juta ha dari target 4,38 juta ha
hingga 2019.
Pemerintahan Jokowi telah mengalokasikan kawasan hutan seluas 12,7 juta hektare
(10% dari luas kawasan hutan Indonesia) untuk masyarakat melalui program
perhutanan sosial dengan skema Hutan Kemasyarakatan, Hutan Desa, Hutan Adat,
Hutan Tanaman Rakyat dan Hutan Kemitraan.
Selain itu tercatat investasi sektor kehutanan dalam negeri naik dari Rp74,3 triliun di
2015, menjadi Rp148,8 triliun di tahun 2017.
Anggota DPR Edhy Prabowo mengapresiasi kinerja pemerintah selama 3 tahun,
terutama dalam penurunan sangat drastis kebakaran hutan, penegakkan hukum,
perubahan iklim dan juga soal kontribusi ekonomi. "Kita apresiasi capaian 3 tahun
Kementerian LHK," kata Edhy Prabowo.
(ris)

Anda mungkin juga menyukai