Anda di halaman 1dari 3

Usai Gempa, Warga Halmahera Dikepung

Banjir Bandang

Banjir melanda warga Halmahera, Provinsi Maluku Utara. (Liputan6.com/Hairil Hiar)

Liputan6.com, Halmahera Hujan deras mengguyur daratan Gane, Pulau Halmahera selama lebih
dari 7 jam. Akibatnya, Desa Doro, Kecamatan Gane Barat Utara, Kabupaten Halmahera Selatan,
Provinsi Maluku Utara diterjang banjir bandang, pada Selasa (23/7/2019) siang.

Pelaksana tugas Kepala Desa Doro, Mustafa Din menyebutkan banjir datang secara tiba-tiba, sekitar
pukul 13.00 WIT. Kondisi ini membuat warga panik dan berlarian untuk mencari tempat yang aman.

Menurut Mustafa, banjir setinggi 50 sentimeter berasal dari 5 sungai yang menuju ke Sungai Doro,
sehingga airnya meluap masuk ke wilayah desa.

"Banjir datang tiba-tiba, sehingga warga yang meihat langsung toki (memukul) tiang listrik. Warga
yang panik, mengungsi tanpa membawa apa pun," kata Mustafa, kepada Liputan6.com, Selasa sore.

Tamrin, salah seorang warga Desa Doro menyebutkan banjir bandang terjadi karena hujan lebat yang
mengguyur desa setempat. "Hujan dari pagi hingga sore ini masih terus terjadi, hingga akhirnya Kali
Doro meluap," katanya.

Saat dihubungi Liputan6.com, Tamrin menyatakan air yang merendam desa setempat belum juga
surut. Banyak rumah warga yang tergenang banjir, sehingga memaksa mereka untuk mengungsi di
rumah-rumah warga lain yang tidak terkena banjir.

Ia mengaku, tidak ada korban jiwa akibat banjir bandang ini. Kerusakan akibat banjir juga belum
diketahui pasti. "Saat ini saya masih mengontrol dan memastikan warga aman," katanya.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Selatan, Ichwan Iskandar
Alam mengatakan anggota BPBD dan TNI di Desa Saketa saat ini sedang menyalurkan bantuan
korban di lokasi banjir. "Kita masih data seluruhnya akibat banjir bandang ini," ucapnya.
Banyak Kebakaran karena Lilin, Damkar Sarankan
Warga Pakai Lampu Darurat
Jakarta - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) DKI Jakarta mencatat
penggunaan lilin jadi salah satu penyebab terbesar kebakaran saat masa pemadaman darurat. Plt Dinas
PKP DKI, Subejo, menyarankan agar masyarakat menggunakan lampu darurat (emergency lamp)
ketimbang memakai lilin sebagai alat bantu penerangan selama terjadi pemadaman bergilir.

"Sebaiknya gunakan penerangan pengganti listrik mata dengan emergency lamp (lampu darurat). Kalau
terpaksa gunakan lilin harus pastikan peletakannya aman, jauh dari bahan yang mudah terbakar, dan tidak
mudah terguling," ujar Subejo saat dimintai tanggapan, Senin (5/8/2019).

Diketahui, terjadi 40 kejadian kebakaran sejak dilakukan pemadaman listrik bergilir. Pemprov DKI masih
menunggu hasil penyelidikan aparat penegak hukum terkait penyebab utama kebakaran.

"Nanti mengenai penyebabnya diselidiki secara tuntas oleh aparat penegak hukum, tapi kecurigaan sejauh
ini memang karena ada yang karena alat-alat ya, artinya karena listrik mati lalu mereka menggunakan alat-
alat yang akhirnya punya efek berat," kata Gubernur DKI Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Jl Medan
Merdeka Selatan, Jakarta.

Sebanyak 40 kejadian kebakaran tersebut didata Dinas PKP DKI sejak Minggu-Senin (4-5/8). Berdasarkan
data Dinas PKP DKI, penyebab kebakaran terbanyak yakni masalah listrik dan lilin.

Dari data Dinas PKP yang diterima detikcom, kebakaran disebabkan masalah kelistrikan ada sebanyak 16
kejadian (40 persen). Kebakaran akibat listrik paling banyak terjadi saat malam hari (8 kejadian), siang (3
kejadian), dan dini hari (5 kejadian)

Sementara kebakaran disebabkan oleh lilin ada sebanyak 11 kejadian (27,5 persen). Waktu kejadian
kebakaran akibat listrik paling banyak terjadi di malam hari (7 kejadian), siang (3 kejadian), dan pada dini
hari (1 kejadian).

Penyebab kebakaran tertinggi ketiga adalah membakar sampah, yaitu 10 kejadian (25 persen). Waktu
kejadian terbanyak adalah pada siang (5 kejadian), malam (3 kejadian), dan dini hari (1 kejadian).
Dua Pabrik Kebakaran di Gresik pada Akhir
Pekan Ini

 Surabaya - Gudang PT Surabaya Mekabox di Jalan Raya Bambe,Driyorejo,


Kabupaten Gresik terbakar pada Minggu, 4 Agustus 2019.

Sekitar tujuh unit pemadam kebakaran (PMK) telah diterjunkan ke lokasi untuk memadamkan api di
gudang yang berisi kertas karton tersebut. Kepala PMK Gresik, Eka Prangasta menuturkan, pihaknya
pertama kali menerima laporan kebakaran sekitar pukul 14.30 WIB. Hal ini terjadi secara bersamaan
dengan kebakaran di PT Delta Jaya Mas Kawasan Driyorejo, Gresik.

"Iya jadi ada dua pabrik yang terbakar. Untuk pabrik selang atau PT Delta Jaya Mas sudah kondusif.
Tinggal pemadaman api di PT Mekabox yang masih berlangsung. Kedua pabrik ini lokasinya beda dan
jauh," ujar Eka, dilansir dari suarasurabaya.net, Minggu (4/8/2019).

Eka menuturkan, saat ini petugas PMK masih berjibaku memadamkan api yang kian membesar.
Petugas sempat mengalami kendala, karena kondisi angin di lokasi cukup kencang.

Selain itu, bahan di gudang juga mudah terbakar sehingga api dengan cepatnya merembet ke lainnya.

"Teman-teman di lapangan proses pemadaman. Apinya memang besar dan bahan bakunya mudah
terbakar. Ada bantuan dari PMK Krian, Sidoarjo Kota, dan Surabaya. Sulit dipadamkan karena media
yang terbakar adalah kertas," ujar dia.

Ia menuturkan, lalu lintas tidak terganggu. Untuk penyebabnya, ia mengatakan, pihak kepolisian yang
akan tangani.

Anda mungkin juga menyukai