Anda di halaman 1dari 3

Perumpamaan pengampunan

Pengampunan
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang hamba yang tidak mengenal belas
kasihan. Suatu ketika seorang rajamenagih hutang seorang hambanya sebanyak
sepuluh ribu talenta (perak). Hamba tersebut tidak mampu melunasi hutangnya,
maka sang raja memerintahkan supaya ia dijual beserta anak-isterinya dan segala
miliknya untuk membayar hutangnya. Hamba tersebut memohon belas kasihan
sang raja dan sang raja mengabulkannya dan menghapus hutangnya.
Setelah keluar, hamba tersebut bertemu dengan seorang hamba lain yang
berhutang seratus dinar kepadanya. Ketika ia menangkap dan mencekik kawannya
itu dan menagih hutangnya, maka kawan tersebut memohon belas kasihan karena
ia tidak mampu melunasi hutangnya. Tidak hanya menolak mengampuni, tetapi
hamba yang tidak mengenal belas kasihan ini menjebloskan kawannya ini ke
penjara sampai hutangnya lunas.
Mengetahui perbuatannya, maka kawan-kawannya yang lain sangat sedih dan
melaporkannya kepada sang Raja. Raja itupun marah dan ia menyerahkan hamba
yang jahat tersebut kepada algojo-algojo (atau para penyiksa) sampai hutangnya
lunas.

Penjelasan

Raja di dalam cerita tersebut melambangkan Allah, dan hamba yang berhutang
adalah manusia yang berdosa. Ketika Allah mau menagih perbuatan dosa yang
dilakukan manusia, maka manusia tidak mampu melunasi hutang dosa mereka,
karena tidak ada yang dapat diperbuat manusia untuk melunasinya. Allah berhak
untuk menghukum manusia karena hal tersebut, namun karena belas kasihannya,
ia mengampuni manusia dan menghapus dosa-dosa mereka (melalui Yesus yang
mati disalibkan menebus hutang dosa dengan darahNya).
Manusia yang tidak tahu berterima kasih bertemu dengan saudaranya yang berbuat
salah kepadanya, tidak mencontoh belas kasihan yang ditunjukkan oleh Allah,
manusia malah menghakimi saudara mereka sendiri tanpa sedikitpun berbelas
kasihan. Ia tidak belajar dari pelajaran yang diberikan oleh Allah bahwa Ia telah
diampuni dan diberi belas kasihan, maka pada akhirnya Allah akan menghukum
orang tersebut yang menindas sesamanya.
Perumpamaan ini disimpulkan oleh Yesus dalam ayat ke-35:

“ Maka BapaKu yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila
kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. (Matius
18:35) ”

Dalam Matius 18:21-22 yang mendahului perumpamaan ini Yesus mengajarkan


kepada Petrus (dan murid-muridNya yang lain) untuk selalu mengampuni orang lain:

“ Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali
aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh
kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai
tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. ”

Pengajaran yang senada juga didapat di Lukas 17:3-4, ketika Yesus mengajar


murid-muridNya:

“ Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal,
ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan
tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni
dia.

2. Mengubah Air Menjadi Anggur


Pada Yohanes 2:1-11 dikatakan jika Yesus juga melakukan sebuah mujizat yakni
mengubah wujud air menjadi anggur pada sebuah pesta pernikahan di desa Kana,
Galilea. Oleh karena desakan Maria, Ibu Yesus, maka Yesus mengubah 6 buah
panci yang berisi air menjadi anggur. Dengan keajaiban yang dilakukan Yesus
tersebut, maka sudah terungkap kemuliaan Yesus dan murid-murid Yesus juga
percaya pada Yesus.
PERUMPAMAAN DAN MUKJIZAT
YESUS

OLEH :

NAMA :RAHELNA SIMAMORA


KELAS :VIII-1
MAPEL :AGAMA

Anda mungkin juga menyukai