Anda di halaman 1dari 8

Pengampunan Tanpa Batas

(Matius 18:21-35)
Fr. Oswena Louis, SCJ
dendam
Pertanyaan Petrus
• Angka 7 adalah simbol umum untuk segala
hubungan dengan Allah dan merupakan angka
religius favorit di kalangan Yahudi, angka 7
melambangkan perjanjian kekudusan dan
pengudusan.
• Dan, Tuhan Yesus mengangkat permasalahan
itu melampaui perhitungan praktis dengan
mengatakan "tujuh puluh kali tujuh kali".
• Tuhan Yesus mengoreksi apa yang yang
dikatakan Petrus
• Para nabi mengajarkan untuk mengampuni
sebanyak 3 kali
70x7 kali
• Angka 70 adalah hasil perkalian antara 7 (angka hubungan
kudus) dikalikan 10 (angka sempurna absolut).
• Angka "sepuluh" (Ibrani: ' - ‫עֶ ֶשר‬ESER) merupakan angka
sempurna yang absolut. Kemah suci terbuat dari "sepuluh"
tenda dengan "sepuluh" firman Allah berada di Ruang
Maha Kudus.
• Maka Angka 70 ini dimaksudkan = Hubungan kudus yang
sempurna
Dan dalam pengajaran Tuhan Yesus ini, angka 70 itu masih
dikalikan 7 lagi. Untuk maksud tujuan hubungan dengan
sesama memberikan pengampunan yang terus menerus
sempurna.
• Maksud Tuhan Yesus pada frasa "tujuh puluh kali tujuh kali"
itu adalah, bahwa murid-murid-Nya tidak mempunyai hak
menentukan batas untuk mengampuni.
Hutang
• Selanjutnya, Tuhan Yesus memberikan
perumpamaan tentang pengampunan. Dikatakan
bahwa ada seorang yang berhutang kepada raja
sebanyak 10,000 Talenta.
• hutang yang dimaksud dalam Matius 18:24 di atas
menurut pengandaian ini adalah sebesar 10,000 x
Rp 150,000,000.-- = Rp 1,500,000,000,000.-- (1.5
Trilyun). Sebuah jumlah yang sangat besar. dan
hamba itu mendapat mengampunan hutang dari
Raja sebesar nilai itu
• Namun, dilain pihak, hamba yang telah diampuni
hutangnya itu gagal memahami contoh dari Raja.
Hamba itu tidak kenal belas kasihan, ia menuntut
pelunasan hutang dari sesamanya yang berhutang
kepadanya sebesar 100 Dinar
Tuntutan
Tantangan
• Kesalahan terlalu berat
• Luka batin tak terlupakan
• Takut kejadian terulang lagi
• Dianggap diri ini lemah
• Perilaku sulit memaafkan
• Cerminan; ketidakmampuan memaafkan kesalahan pribadi
Karol Wojtyla
• Mehmet Ali Agca pada 13 Mei 1981,
menembaknya di lapangan Santo Petrus

Anda mungkin juga menyukai