Anda di halaman 1dari 2

SUPERCELL MATERIAL

MENGAMPUNI Matius 6:12


dr. Andy Darma

I. Pendahuluan
SUNDAY SERVICE, FEBRUARY 27, 2022

Sebuah film dokumenter menceritakan tentang seorang anak disabilitas (tangan teramputasi) yang
mengalami bullying. Film ini berlatar belakang kekuasaan Nazi. diceritakan bahwa mereka yang disabilitas
akan dieliminasi karena dianggap sebagai beban negara. Tidak terkecuali, seorang anak kecil sekali pun. Suatu
malam anak tersebut diajak berdoa oleh ibunya, berdoa Doa Bapa Kami. Saat bagian, "ampunilah kami akan
kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami," anak tersebut berhenti
dan bertanya kepada ibunya, apakah orang-orang dan gerakan yang ada juga termasuk untuk diampuni?

Mungkin kita sudah hafal di luar kepala isi Doa Bapa Kami (Mat. 6:9-13). Semua bagian doa berisi
permintaan kepada Tuhan. Tidak ada di bagian Doa Bapa Kami, yang menuntut kita untuk melakukan sesuatu,
hanya di bagian, “ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami”, seperti ada transaksi antara kita dengan Tuhan. Sehingga, ada tuntutan untuk
melakukan bagian kita.

II. Isi
A. Doa Bapa Kami (Mat. 6:9-13)
Ada delapan kalimat yang ada di Doa Bapa Kami yaitu: "Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah Nama-
Mu. Datanglah Kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berikanlah kami pada hari ini
makanan kami yang secukupnya. Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni
yang bersalah kepada kami. Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Lepaskanlah kami daripada
yang jahat."

Hal tentang mengampuni, seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan
hamba-hambanya. Setelah mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang
berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu
memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya (Mat.
18:23-25). 10.000 talenta = 60 juta dinar. Dinar merupakan upah kerja orang Yahudi selama satu hari. Sehingga,
harus bekerja untuk menghapuskan hutangnya selama 60 juta hari atau 164 ribu tahun. Raja sudah
mengetahui bahwa orang itu tidak sanggup membayarnya, dengan segala kepunyaan yang dimiliki orang itu.
Oleh karena ketidakmampuannya untuk melunaskan hutangnya, maka sujudlah hamba itu menyembah raja,
katanya: sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan
akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu
keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan
mencekik kawannya itu, katanya: bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya:
sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam
penjara sampai dilunaskannya hutangnya (Mat. 18:26-30).

Perbandingan hutang hamba yang telah dihapuskan hutangnya oleh raja dibandingkan dengan hamba
lainnya (kawannya) sangat jauh berbeda. Hamba yang dilunaskan hutangnya oleh raja sebanyak sepuluh ribu
talenta atau sama dengan 60 juta dinar, sedangkan hamba lain (kawannya) hanya seratus dinar. Kawannya
juga mengatakan hal yang sama dengan hamba yang telah dilunaskan hutangnya oleh raja. Akan tetapi, dia
tetap tidak tergerak oleh belas kasihan. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu
menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata
kepadanya: hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya
kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihi kawanmu seperti aku telah mengasihi engkau? Maka
marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
Maka Bapa-Ku yang di surga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak
mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu (Mat. 18:31-35).

Setelah kita membaca Mat. 18:26-35 dan perhatikan kalimat yang ada di Doa Bapa Kami, keselamatan kita
bisa hilang. Jadi pernyataan tentang sekali selamat tetap selamat, tidak tepat (keliru). Sebab keselamatan bisa
hilang, bila tidak mengampuni. Hal mengampuni merupakan hal yang sangat serius, sehingga ada di dalam
Doa Bapa Kami yang diajarkan Tuhan Yeshua. Ada pesan Tuhan yang harus kita lakukan di dalam Doa Bapa
Kami yaitu tentang mengampuni. Ketika kita sudah diampuni oleh Tuhan, kita pun juga harus mengampuni
kesalahan orang lain terhadap kita. Perumpamaan tentang raja yang menghapuskan hutang kepada hamba,
mengingatkan bahwa dosa kita pun juga banyak. Tanpa pengorbanan-Nya di kayu salib dosa kita tidak akan
bisa terbayarkan.

B. Kesombongan membuat seseorang tidak bisa mengampuni


Hal mengampuni tidak mudah. Ada banyak hal dalam kedagingan kita yang terkikis. Ketika seseorang
SUPERCELL MATERIAL

bersalah kepada kita, tanpa kasih Bapa, tidak mudah untuk bisa mengampuni. Saat kita sudah bisa
SUNDAY SERVICE, FEBRUARY 27, 2022

mengampuni, mungkin kita tidak langsung bisa melupakan peristiwa/ kesalahan. Kesombongan juga menjadi
salah satu penghalang kita tidak bisa mengampuni. Contohnya mempertahankan kebenaran dengan sudut
pandang kita sendiri, sehingga mudah menyalahkan seseorang. Akhirnya, sulit untuk mengampuni karena
dia merasa kalah. Seseorang yang sombong, tidak akan bisa untuk mengalah/mengakui kesalahan.

Ada berbagai alasan yang bisa diciptakan sendiri ketika seseorang tidak mau mengampuni. Alasannya
sebagai pelajaran supaya tidak mengulangi kesalahan. Namun, pada akhirnya tidak bisa mengampuni.
Pengampunan itu merupakan ujian kerendahan hati. Ketika kita memiliki kerendahan hati, maka kita bisa
mengampuni kesalahan orang lain tanpa harus mengharapkan imbalan/pamrih. Kerendahan hati, bisa kita
miliki ketika kita dipenuhi dengan kasih Bapa dan tidak sombong.

Misi Bapa mengirim Tuhan Yeshua datang ke dunia adalah pengampunan. Ketika Tuhan Yeshua
melakukan pelayanan selama di dunia, perkataan yang diucapkan oleh Tuhan Yeshua adalah dosamu sudah
diampuni. Perlu untuk kita tahu, meskipun Tuhan datang ke dunia dengan penuh kasih dan memberikan
pengampunan. Karena itu, kita yang sudah diselamatkan, tidak hidup sembarangan. Sebab, kebanyakan
orang “Kristen” beranggapan bahwa dosanya sudah diampuni, sehingga bisa melakukan apa pun. Pandangan
ini jelas keliru.

C. Belajar dari Yusuf (Kej. 45:1-28)


Kita tahu Yusuf diperlakukan jahat oleh saudara-saudaranya. Dia dibuang dan dimasukkan ke sumur,
dijual dan dibawa ke Mesir untuk dijadikan budak. Yusuf juga difitnah, dipenjara dst. Sampai akhirnya Yusuf
menjadi orang ke dua di Mesir. Apa yang terjadi ketika dia bertemu kembali dengan saudara-saudaranya?
Yusuf bisa saja melakukan apapun untuk membalas setiap kejahatan yang dilakukan oleh saudara-
saudaranya. Yusuf tidak melakukannya, tetapi “katanya lagi: Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke
Mesir. Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke
sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Tuhan menyuruh aku mendahului kamu. Yusuf mencium semua
saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka". Peristiwa yang dialami Yusuf
merupakan ujian kerendahan hati. Ada tiga hal yang dilakukan Yusuf yaitu mengampuni, mengasihi dengan
sungguh-sungguh dan memberkati (Band. Lukas 6:27-28). Kita tidak bisa hanya berhenti untuk mengampuni,
tetapi juga harus mengasihi (ada rekonsiliasi) dan memberkati. Pengampunan itu kunci dari korban
persembahan (Mat. 5:23-24). Jika tidak ada pengampunan terlebih dahulu, tidak usah memberikan korban.
Jika di hati kita masih menyimpan hal-hal yang tidak baik, persembahan yang dilakukan tidak layak di
hadapan Tuhan. Sama seperti kisah Kain dan Habel.

D. Empat sumur Ishak (Kej. 26:20-25)


Ishak menggali sumur yang pertama, Esek. Lalu, keluar airnya dan direbut oleh para gembala dari Filistin.
Ishak pindah dan menggali sumur ke dua, yaitu Sitna, tetapi direbut lagi. Ishak pindah lagi ke sumur ke tiga,
yaitu sumur Rehobot, digali oleh ishak dan mengeluarkan air. Dan sumur ke empat, Bersyeba. Tuhan
memberkati apapun yang dilakukan oleh Ishak. Ishak lebih memilih untuk berdamai dan memberikan
pengampunan, sehingga dia menggali sumur pertama sampai ke empat. Setelah melakukan pengampunan,
Ishak melakukan rekonsiliasi dengan Abimelekh. Sehingga, Ishak mengalami berkat Tuhan di dalam
kehidupannya.

Ishak selalu berhasil karena dia taat kepada perintah Tuhan. Dia mengampuni dan memberkati, artinya
Ishak melakukan rekonsiliasi (Kej. 26:27-29). Pengampunan yang luar biasa terjadi, apabila terjadi antara kedua
belah pihak. Pengampunan dari dua belah pihak akan membawa rekonsiliasi. Karena itu, harus ada
kesepakatan, supaya di saat meminta apa pun, akan dikabulkan oleh Bapa di Surga (Mat. 18:19). Oleh karena
itu, lebih baik cepat berdamai dan mengadakan rekonsiliasi apabila ada kesalahan yang telah diperbuat.

III. Kesimpulan
Tuhan Yeshua ada di dunia untuk melakukan misi Bapa untuk memberikan pengampunan. Ketika Bapa
di surga sudah mengampuni, kita juga harus mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita. Kita tidak bisa
hanya berhenti untuk mengampuni, tetapi juga harus mengasihi (ada rekonsiliasi) dan memberkati. Saat
rekonsiliasi terjadi, akan ada restorasi yang kita alami.

IV. Pertanyaan Penuntun


1. Apa pengertian Saudara tentang mengampuni?
2. Mengapa mengampuni merupakan salah satu pesan dari Tuhan yang terpenting untuk dilakukan oleh anak-
anak-Nya? Berikan alasannya!
3. Bagaimana cara Saudara untuk bisa mengampuni kesalahan orang lain? Sharingkan pengalaman Saudara!
4. Hal-hal apa saja yang Saudara pelajari dari kisah Yusuf?
5. Apa yang Saudara pelajari dari empat sumur yang digali oleh Ishak?

V. Proyek Ketaatan
Miliki kerendahan hati dan kasih Bapa supaya bisa mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita. ❑

Anda mungkin juga menyukai