Anda di halaman 1dari 4

Matius 6 :12

dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah
kepada kami”

Mengampuni bagi banyak orang bukanlah suatu perkara yang mudah. Ketika kita disakiti,
dikecewakan, difitnah, dan sebagainya, terkadang bagi kita melepaskan pengampunan terasa begitu
berat. Namun bagi orang percaya mengampuni adalah keharusan. Berulang kali di tegaskan dalam
Alkitab bagaimana kita harus mengampuni.

Ada anggapan ketika kita mengampuni, keuntungan terbesar menjadi milik orang yang kita ampuni,
seperti memberikan sesuatu kepada orang tersebut. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar,
sebab di sisi lain mengampuni sesungguhnya besar dampaknya bagi diri kita sendiri. Apa keuntungan
yang kita peroleh dengan kita mengampuni ?

1. Kesalahan Kita Diampuni

(Matius 6:14) “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan
mengampuni kamu juga”. Syarat utama kesalahan kita diampuni oleh Tuhan, adalah dengan kita
terlebih dahulu mengampuni kesalahan orang. Melepaskan pengampunan bukan hanya berdampak
pada pribadi kita sendiri, namun hubungan kita dengan Tuhan. Tuhan mengasihi dan mengampuni
orang-orang yang juga bisa mengampuni orang lain.

2. Ada Perasaan Lega, Sukacita, Damai Sejahtera

Ketika kita melepaskan pengampunan, hidup kita akan terasa begitu bebas, tiada yang membebani.
Urusan kita dengan pribadi kita (dan orang lain) sudah beres, tidak ada yang menghalangi sukacita
kita. Berbeda dengan orang yang masih berkutat terus memikirkan kesalahan-kesalahan orang.

3. Hidup Kita Berkenan Bagi Tuhan

Orang yang mengampuni tidak meninggalkan masalah di hidupnya, kesalahannya diampuni Tuhan,
hidupnya berkenan bagi Tuhan.

sumber gambar pixabay.com

Sangat berbeda antara kehidupan orang yang Mengampuni dan Tidak Mengampuni. Ketika kita tidak
bisa mengampuni orang lain, maka:

1. Kesalahan Kita Tidak Diampuni Tuhan

(Matius 6:15) “Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni
kesalahanmu”. Tidak mau mengampuni berdampak buruk terhadap hubungan kita dengan Tuhan,
kesalahan kita tidak akan diampuni pula, sia-sialah kita berdoa. Karena itu bereskan dulu hal yang
mengganjal hati kita sehingga kita membangun hubungan baik dengan Tuhan. (Markus 11:25) “Dan
jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu
terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang disorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.
2. Akar Pahit, Tidup Tersiksa, Tidak ada Damai Sejahtera

Orang yang tidak mengampuni menyimpan kepahitan dalam hatinya. Hidupnya tidak tenang,
menderita, tida ada sukacita. Bahkan ketika beribadah sekalipun terasa berat. Kehidupan orang yang
tidak mengampuni terasa suram dan tiada kebebasan, sebab untuk bahagia selalu ada ganjalan
dihati.

3. Kita Menghakimi Orang

Ketika kita tidak mengampuni, fokus kita tertuju pada keburukan orang dan tidak melihat
kekurangan diri, cenderung menghakimi padalah tanpa dia sadari pengampunan Tuhan tertutup
baginya. Marilah kita saling mengampuni bukan saling menghakimi.

4. Membuka diri terhadap banyak dosa

Bermula dari tidak mengampuni, selain kita menutup diri bagi Tuhan kita juga membuka diri
terhadap banyak dosa. Tidak dapat mengampuni bisa menjadi dendam, akar pahit, dengki, fitnah,
berusaha membalas kejahatan, dll. Tidak ada hal positif bagi diri kita ketika kita tidak mengampuni.
Menyimpan dendam dan amarah hanya akan berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain,
selagi sempat jangan biarkan kehidupan kita dikuasai dosa.

Walaupun mungkin berat, namun belajarlah untuk mengampuni. Jangan menuntut pembalasan
namun ampunilah orang. Pembalasan adalah hak Tuhan, dan bukan hak kita. Sekalipun kita
dikecewakan jangan kita menyimpan dendam, bahkan sering kali doa kita bahkan minta
pembalasan, Tuhan seakan-akan disuruh membalas dendam kita sendiri. Kasihilah orang lain
termasuk musuh kita, sebab itu yang dikehendaki Tuhan dihidupmu. Kesalahan orang biarlah
menjadi urusan dirinya dengan Tuhan, urusanurusan kita hanyalah mengasihi dan mengampuni.

Tuhan Memberkati

Matius 6:12

Setelah kita meminta Bapa mencukupi kebutuhan kita sehari-hari, kita memohon pengampunan-
Nya: “Ampunilah kami akan kesalahan kami.” “Tuhan Yesus mengaitkan kedua permohonan ini,
“‘Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” dengan “Ampunilah kami akan
kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Maksudnya
adalah ketika -kita memikirkan kebutuhan kita akan makanan, kita pun menyadari kebutuhan kita
akan pengampunan pula. Juga, saat kita mengakui kesalahan kita, kita pun memikirkan bagaimana
kita menangani hubungan kita dengan sesama kita.

Orang Kristen hidup melalui pengampunan. Kita dibenarkan karena iman. Kita tidak akan dapat
memperoleh hidup atau pengharapan jika Tuhan Yesus tidak memikul dosa dosa kita. Namun kita
memang masih jatu ke dalam dosa dan kita membutuhkan pengampunan setiap hari. Oleh sebab
itulah, bagian kedua dari permintaan doa Bapa kami ini setelah meminta roti adalah meminta
pengampunan. Doa ini jelas diperuntukkan untuk kita, bukan untuk Tuhan Yesus karena Tuhan
Yesus tidak berdosa.
HUTANG

Bagaimanakah seharusnya orang Kristen memandang akan dosanya? Dosa adalah pelanggaran
hukum Allah, penyimpangan, pemberontakan, tidak mencapai sasaran. Namun dalam Doa Bapa
Kami ini. Dosa dipandang sebagai hutang yang belum dibayarkan. Dalam bahasa Inggris,
diterjemahkan: forgive us our debts. Ampunilah akan hutang hutang kami. Tuhan Yesus mengajarkan
bahwa kita berhutang secara total kepada Allah. Kita berhutang dalam hal apa? Kita berhutang
dalam hal kesetiaan Allah yang tidak pernah berhenti, kasih Allah yang demikian besar. Dan dosa
mendasar kita adalah kegagalan untuk membayar kesetiaan dan kasih Allah ini.

Dalam buku doa Anglikan, memreka mengakui dosa pengabaikan, yakni dosa karena tidak
melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Setelah mereka mengakui dosa pengabaian,
mereka kemudian mengakui dosa pelanggaran. Ketika kita mengoreksi diri, maka dosa
pengabaianlah yang perlu diakui terlebih dahulu. Kita akan menemukan, bahwa dosa yang paling
menyedihkan yang kita lakukan dalam dalam bentuk tidak melakukan hal yang baik. Ketika Uskup
Ussher akan meninggal, dia berdoa seperti ini: Tuhan, Ampunilah semua dosa dosa pengabaian
kami. Ini menunjukkan sebuah kerohanian yang sejati.

Diskusi:

Ketika saudara mengaku dosa, apakah yang saudara akui, dosa pengabaian atau dosa pelanggaran?

Anak anak Allah yang berdosa.

Pertanyaan: jika Tuhan Yesus telah mengampuni semua dosa-dosa kita yang lalu, yang sekarang dan
dosa masa akan datang, lalu buat apa kita meminta lagi pengampunan dosa?

Kita mesti membedakan antara Allah sebagai Hakim dan sebagai Bapa dan antara orang yang
dibenarkan dengan status sebagai anak Allah. Doa Bapa Kami adalah doa yang dilakukan dalam
keluarga Allah. Allah telah mengadopsi kita sebagai anaknya. Meskipun dosa kita tidak akan
membuat kita kehilangan pembenaran, namun dosa akan membuat hubungan kita kitadengan Allah
menjadi tidak harmonis lagi sampai kita mengatakan “sorry”. Kita datang kepada Bapa sebagai
seorang anak yang meminta ampun atas dosa dosa yang telah kita lakukan. Kalau kita tidak
melakukan ini, maka doa doa kita akan seperti perumpamaan Tuhan Yesus mtentang orang-orang
Farisi. (Lukas 18:10-14). Kita perlu untuk setiap hari mengoreksi diri.

Ampunilah kami, seperti kami telah mengampuni orang yang bersalah kepada kami.

Tuhan Yesus mengajarkan hal yang serupa dalam Markus 11:25 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa,
ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga
Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.”
Apa maksudnya, bahwa ketika kita mengampuni maka Tuhan pun akan mengampuni? Dan ketika
kita tidak mengampuni, maka Tuhan pun tidak akan mengampuni kita? Ini berarti bahwa kalau saya
menolak mengampuni orang lain, itu menunjukkan bahwa saya belumlah menerima pengampunan
dari Tuhan. Sebab orang yang sudah menerima pengampunan dari Tuhan, dari dalam hatinya akan
mengalir pengam

Anda mungkin juga menyukai