Anda di halaman 1dari 17

1

PENGAMPUNAN YANG SEMPURNA


HOPE CiCi, 9 April 2023

Judul khotbah saya adalah: PENGAMPUNAN YANG SEMPURNA

Hari ini kita memperingati Paskah, hari kebangkitan Tuhan Yesus dan
Tuhan menaruh di hati saya untuk membagikan tentang pengampunan
yang sempurna

Paskah tidak bisa dipisahkan dari Jumat Agung dan sentral dari Jumat
Agung adalah Salib

Salib adalah lambang pengampunan yang sempurna

Salib memiliki 2 balok, vertikal dan horizontal


2 balok ini menggambarkan 2 arah pengampunan.

Balok dengan arah vertikal melambangkan jenis pengampunan yang


perlu kita terima dari Tuhan dan hanya bisa kita terima melalui Salib
Kristus.

Balok dengan arah horisontal melambangkan jenis pengampunan


sesama kita manusia.

Hal ini terdiri dari 2 hal; pengampunan yang perlu kita terima dari
oprang lain dan pengampunan yang perlu kita berikan kepada orang
lain, sesama manusia.

Dan kita perlu memiliki keduanya agar pengampunan yang kita alami
sempurna

Matius 5:48
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di
sorga adalah sempurna."

Matius 6:14-15
2

14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang


di sorga akan mengampuni kamu juga.
15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak
akan mengampuni kesalahanmu."

Mengampuni adalah kata yang sangat indah dalam bahasa manapun.

Apa yang membuat mengampuni menjadi kata yang sangat indah dalam
bahasa manapun?

Coba pikirkan manfaat pengampunan:


Rekonsiliasi, kedamaian, keharmonisan, pengertian, persekutuan,
penerimaan, kerukunan.

Sedangkan apa konsekuensi dari kegagalan untuk mengampuni?


kepahitan, perselisihan, pertengkaran, ketidakharmonisan, kebencian
bahkan perang.

Hanya melalu Salib Kristus, kita dapat meng-klaim pengampunan yang


kita terima dari Tuhan atas dosa-dosa kita.
Dan hanya melalui kasih karunia Kristus dari pengorbanan-Nya di kayu
Salib maka kita dimampukan untuk saling melepaskan pengampunan
kepada orang lain.

Vertikal

Pengampunan dari Tuhan sangat berkaitan dengan berkat-berkat Tuhan


(The Blessedness of Forgiveness)

Mazmur 32:1-5
Dari Daud. Nyanyian pengajaran.
Berbahagialah (Blessed) orang yang diampuni pelanggarannya,
yang dosanya ditutupi!
2 Berbahagialah (Blessed) manusia,
yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN,
dan yang tidak berjiwa penipu!
3

(blessed in English, blessednesses in Hebrew; blessednesses =


numerable blessing atau banyak berkat)

Penting!
Alkitab tidak membicarakan orang-orang yang tidak membutuhkan
pengampunan.

Alkitab dengan sangat jelas justru menekankan bahwa semua orang


tanpa terkecuali membutuhkan pengampunan dari Tuhan.

Roma 3:23
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah,

Jadi kita semua telah berdosa, tidak terkecuali dan oleh karena itu kita
semua membutuhkan pengampunan dari Tuhan.

Justru dalam Mazmur 32 ini kita melihat bahwa orang-orang yang


dikatakan berbahagia atau diberkati itu adalah orang-orang yang
menerima pengampunan dari Tuhan.

Itu berarti ada orang-orang lain yang tidak menerima pengampunan dari
Tuhan dan tidak termasuk kategori berbahagia atau diberkati.

Jadi ini bukan tentang apakah kita perlu diampuni oleh Tuhan atau
tidak, tetapi apakah kita menerima pengampunan dari Tuhan atau tidak.

Raja Daud menuliskan,


Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya,
Orang tsb telah melakukan pelanggaran, namun pelanggarannya di
ampuni.

yang dosanya ditutupi!


Orang tsb berdosa, namun dosanya ditutupi.

Berbahagialah manusia,
yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN,
4

Orang itu melakukan kesalahan, namun kesalahannya tidak


diperhitungkan.

dan yang tidak berjiwa penipu!


Ini adalah syarat utama seseorang yang diampuni dosanya yaitu mereka
yang berlaku jujur kepada Tuhan.
Tidak menutup-nutupi pelanggaran, kesalahan atau dosa-dosanya.
Orang tsb tidak berpura-pura atau membuat alasan-alasan.
Orang tsb tidak menahan-nahan dirinya untuk terbuka dan bersikap apa
adanya kepada Tuhan.
Orang itu tidak berjiwa penipu dihadapan Tuhan.

Lalu Daud melanjutkan ayat ke 3 dst dari pengalaman pribadinya.


Dimana ia menyadari dosanya ketika ia berzinah dengan Batsyeba dan
membunuh Uria, suami Batsyeba untuk menutupi perzinahannya.

Jadi ini yang Daud katakan,


Ayat 3-4
3 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu
karena aku mengeluh sepanjang hari;
4 sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat,
sumsumku menjadi kering,
seperti oleh teriknya musim panas. Sela

Daud, seperti kebanyakan orang pada umumnya, sampai pada waktu


tertentu, menolak kenyataan bahwa ia telah berdosa kepada Tuhan.
Dia berusaha untuk mengacuhkannya.
Dia berpura-pura seperti dia tidak melakukan apa-apa.
Dia menutup-nutupi dosanya.

Berapa lama Daud menutupi dosanya? Paling sedikit setahun sampai


anaknya lahir
2 Samuel 11 & 12, Mazmur 51

Tetapi selama dia berdiam diri dan tidak mengakui dosanya itulah, dia
mengalami tulang-tulangnya menjadi lesu (burning fever)
Dia mengeluh sepanjang hari.
5

Karena tangan Tuhan menekannya dengan berat siang dan malam,


sehingga sumsumnya menjadi kering, seperti oleh teriknya musim
panas.

Apakah saudara menyadari bahwa ketika dosa kita tidak diampuni


Tuhan, selama kita masih menutup-nutupi dosa kita di hadapan Tuhan
dan tidak mau mengakui kesalahan-kesalahan kita kepada Tuhan, maka
dampaknya dapat sangat physical?
Mempengaruhi tubuh dan kesehatan kita.

Ayat 5-7
5 Dosaku kuberitahukan kepada-Mu
dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan;
aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-
pelanggaranku,"
6 dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela
Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu,
selagi Engkau dapat ditemui;
7 sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi,
itu tidak melandanya.
Engkaulah persembunyian bagiku,
terhadap kesesakan Engkau menjaga aku,
Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. Sela

Daud katakan, jangan menunda-nunda.


Selagi kita masih memiliki kesempatan, ingatlah hal ini, datanglah
kepada Tuhan dan mintalah pengampunan-Nya.
Karena ketika kesesakan datang dan masalah menimpa, banjir besar
terjadi, itu tidak akan melanda kita.
Karena Tuhanlah tempat persembunyian kita.
Dia menjaga kita dari segala kesesakan.
Dia akan menjaga dan mengelilingi kita, sehingga kita diluputkan dan
kita akan bersorak memuji Tuhan atas perlindungan dan penjagaan-
Nya.

Yesaya mengungkapkan urgensi untuk datang mencari Tuhan,


6

Yesaya 55:6-7
6 Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui;
berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!
7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya,
dan orang jahat meninggalkan rancangannya;
baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya,
dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan
limpahnya.

Kesempatan untuk mencari Tuhan tidak akan bertahan selamanya.


Selama Ia berkenan ditemui artinya kesempatan itu ada batasnya.

Entah mungkin Roh Kudus sudah tidak lagi menegor dan menginsafkan
kita akan dosa-dosa kita lagi.
Atau hati kita sudah menjadi keras seperti batu dan tidak tergerak lagi
untuk bertobat dan menyadari kesalahan kita.

Ada momen-momen dimana Tuhan masih berkenan untuk ditemui.


Ada waktu-waktu dimana Tuhan masih terasa dekat.
(ayat 7 dan ayat 6)

Bp/ibu/sdr, ini adalah hal yang sangat penting dan sangat mendesak.
Melalui kesempatan ini, saya ingin menyampaikan, jika bp/ibu/sdr
menyadari adanya dosa-dosa yang belum Tuhan ampuni di hidup
bp/ibusdr, maka ini adalah waktunya untuk datang kepada Tuhan dan
jujur mengakui dosa, pelanggaran dan kesalahan-kesalahan kita.

Jangan berpura-pura di hadapan Tuhan, jangan menutup-nutupi apa


yang telah kita perbuat.
Mazmur 32 katakan, jangan berjiwa penipu di hadapan Tuhan.
It doesn’t work.

Sekarang adalah waktu untuk bertobat (acceptance time)


Jangan mengacuhkan suara tegoran lembut Roh Kudus.
Berserulah kepada Tuhan selagi Ia dekat dan berkenan ditemui.
7

Ingatlah begitu banyak berkat-berkat Tuhan yang akan tercurah dalam


hidup kita ketika dosa, pelanggaran dan kesalahan-kesalahan kita
diampuni Tuhan.

------

Horisontal (the necessity to forgive others)

Matius 6:9-13
9 Karena itu berdoalah demikian:
Bapa kami yang di sorga,
Dikuduskanlah nama-Mu,
10 datanglah Kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di sorga.
11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga
mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
[Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
sampai selama-lamanya. Amin.]

Yang sangat menarik adalah dari semua hal dalam Doa Bapa Kami,
hanya 1 (satu) ayat yang Tuhan Yesus perlu tekankan sehingga Tuhan
Yesus memberikan komentar yang sangat spesifik.

Yaitu di ayat 12
12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga
mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

Ayat 14-15
14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang
di sorga akan mengampuni kamu juga.
15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak
akan mengampuni kesalahanmu."
8

Perhatikan di sini Tuhan telah menetapkan aturan proporsi yang Tuhan


berikan agar dosa kita diampuni oleh Tuhan, dengan menggunakan
proporsi yang sama ketika kita mengampuni orang yang bersalah
kepada kita.

Jika kita mengampuni orang lain secara total, maka Tuhan akan
mengampuni kesalahan kita secara total juga.
Tetapi jika menahan untuk mengampuni secara penuh atau total
kesalahan orang lain kepada kita, maka kita tidak bisa meng-klaim akan
mendapatkan pengampunan penuh dari Tuhan.

Tidak ada kalimat atau ungkapan yang lebih jelas dari itu.
Apakah kita mau Tuhan mengampuni kita?
Maka kita tidak punya pilihan selain mengampuni orang lain yang
bersalah kepada kita.

Tidak ada alternative dan cara lain.


Hanya melalui cara kita mengampuni kesalahan orang lain, maka Tuhan
akan mengampuni kita.

Passage yang ke-2 adalah di Markus 11:24-25.


Ini perkataan Tuhan Yesus sendiri yang mengungkapan rahasia agar
doa kita dijawab Tuhan.

Markus 11:24-25
24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan
doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu
akan diberikan kepadamu.
25 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya
ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga
Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."

Tuhan Yesus telah menetapkan bagi kita tanggung jawab ketika kita
berdoa, kewajiban untuk mengampuni orang lain.
Tuhan Yesus tidak berkata, tunggu sampai orang itu datang kepada kita
dan meminta maaf kepada kita.
9

Tidak, Tuhan Yesus berkata, jika kamu mau doa-doamu dijawab Tuhan,
kitalah yang harus mengambil inisiatif untuk mengampuni orang lain.

(Saya percaya, kita tidak harus mendatangi orang tsb untuk mengatakan
bahwa saya sudah mengampuni kesalahan kamu)

Intinya adalah kita tidak menyimpan kesalahan orang lain, tetapi kita
melepaskan kesalahan orang tsb.

Jadi Tuhan Yesus berkata, ampuni orang lain, apapun kesalahannya.


(Sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu tentang seseorang,
ampunilah!)

Apapun itu, siapapun dia.


Apapun kesalahannya, siapapun orangnya.
Apapun itu, siapapun dia.

Tidak ada syarat tertentu untuk kesalahan seperti apa atau orang yang
mana.
Dan tidak perlu menunggu orang lain datang dan minta maaf kepada
kita.
Ini adalah syarat jika kita mau doa-doa kita dijawab Tuhan.

Jadi sebenarnya, tidak mengampuni adalah penghalang atas doa-doa


kita dijawab Tuhan.

Ini bukan masalah apakah kita sudah meminta kepada Tuhan atau
belum,
Ini bukan masalah seberapa besar iman kita ketika kita berdoa dan
meminta.

Tetapi potensi masalah dan penghalangnya adalah apakah kita sudah


mengampuni orang lain atau belum.
Apakah kita masih menyimpan kesalahan-kesalahan orang lain kepada
kita atau tidak.

Passage yang ke-3,


10

Matius 18:21-35
21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan,
sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat
dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan
sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak
mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah
kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja
itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala
miliknya untuk pembayar hutangnya.
26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah
dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu,
sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba
lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan
mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah
dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara
sampai dilunaskannya hutangnya.
31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu
menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya:
Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena
engkau memohonkannya kepadaku.
33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku
telah mengasihani engkau?
34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-
algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.

Dan ini adalah komentar Tuhan Yesus tentang perumpamaan hamba


yang tidak mengampuni itu.
11

35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap


kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu."

Ketika Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan ini, Tuhan Yesus


tidak hanya sekedar menceritakan sebuah cerita dengan moral story
yang baik.
Melainkan Tuhan Yesus menetapkan aplikasi dari cerita ini secara
spesifik kepada setiap kita.

Apa yang terjadi pada hamba yang tidak mau mengampuni tadi?
Tuannya sangat marah dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo
(tormenters) yang akan terus menerus menyiksa dia sampai ia melunasi
hutangnya.

Sama, jika kita tidak mengampuni orang lain maka kita akan diserahkan
kepada para tormenters yang akan menyiksa kita siang dan malam.

Siksaan seperti apa? Siksaan fisik, siksaan emosi, siksaan secara


mental.

Kapan kita akan dibebaskan dari siksaan ini?


Sampai kita selesai membayar hutang-hutang kita.
Kita tidak bisa menghapuskan dosa kita sendiri, jadi dalam aplikasinya,
kita membayar hutang kita dengan melepaskan orang lain dari
hutangnya kepada kita.

Ingatlah perumpamaan ini, bahwa kita berhutang $6juta atau 90M


kepada Tuhan dan orang lain hanya berhutang $17 atau 255ribu saja.

Tidak perlu terlalu rohani untuk bisa memilih mana keputusan yang
bijaksana, jika kita ingin mengutamakan kepentingan kita.

Prinsip Tuhan adalah jikalau kita mau diampuni, maka kita harus
mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita.
12

Dan ingat harus dengan segenap hati (mengampuni tidak bisa setengah-
setengah, itu bukan pengampunan yang sempurna).

3 kesimpulan dalam cerita ini:

1. Tidak mengampuni adalah JAHAT


Tuannya menyebut dia, (ayat 32) hai hamba yang jahat
“Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata
kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah
kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.”

2. Tidak mengampuni akan membuat Tuhan marah


(wrath = murka), ayat 34
:Maka marahlah tuannya itu..”

3. Tidak mengampuni akan membuat kita diserahkan kepada


penyiksa-penyiksa.
Ayat 34
“Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada
algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.”

Ada begitu banyak bentuk torment (severe physical and mental


- Siksaan secara fisik (arthritis, maag/asam lambung, migrain,
vertigo, dll)
- Siksaan secara mental (kebingungan, ketakutan yang sering
menyerang)
- Siksaan secara rohani (intimidasi iblis bahwa Tuhan tidak
benar-benar mengampuni kita, atau kita belum benar-benar
diselamatkan)

Ada banyak bentuk dan jenis siksaan-siksaan, tetapi yang


jelas adalah penyebabnya satu yaitu tidak mengampuni
orang lain.

Mari ambil keputusan untuk mengampuni orang lain sejak hari ini,
amiiin..
13

Banyak orang berkata, saya tidak bisa mengampuni.

Mengampuni bukan Emosi


Mengampuni adalah Keputusan

Kita tidak bisa mengontrol perasaan atau emosi kita,


Tetapi kita bisa mengatur dan mengontrol keputusan kita.

Buatlah keputusan untuk Mengampuni.

Artinya kita semua bisa mengampuni jika kita tahu caranya,


Secara simple dan praktis, ada 6 langkah yang perlu kita lakukan agar
kita bisa mengampuni orang lain:

6 Langkah untuk Mengampuni:

1. Akui kebutuhan untuk mengampuni


Bersikap jujur dengan diri kita sendiri, jangan mencoba terlalu
rohani.
Jangan berpura-pura tidak punya perasaan kesal atau marah atau
pahit didalam hati terhadap orang lain.

Itu namanya menahan kekecewaan dan kepahitan.


Akui orang-orang yang mengecewakan dan melukai kita dan
jangan berusaha menutup-nutupinya.
(Sebutkan nama orang yang melukai engkau!)

Dan kebanyakan ini terjadi terhadap orang-orang terdekat kita.


Kita tidak punya masalah dengan abang grab food atau go food
yang mengantarkan makanan untuk kita, karena mereka tidak
dekat dengan kita.

Tetapi orang-orang yang tinggal serumah dengan kita, bahkan


orang yang tidur di 1 tempat tidur dengan kita (suami/isteri kita)
14

Kepada mereka-mereka yang terdekat dengan kita inilah, justru


kita merasakan kekecewaan, kepahitan, dan kesulitan untuk
mengampuni.
Selalu dimulai dengan orang-orang terdekat.

2. Tunduk kepada Allah


(jangan melawan Allah!)

Kita menundukkan diri kepada Tuhan dengan cara:

Menundukkan diri kepada Firman Tuhan & Roh Kudus


Terima apa yang diajarkan oleh Firman Tuhan, jangan
berargumen dengan Tuhan.
Tuhan berkata, engkau mau diampuni oleh Aku? Ampunilah
orang lain.

Aku akan mengampuni engkau kata Tuhan, dengan proporsi


yang sama engkau mengampuni kesalahan orang lain.

Ingatlah bahwa orang lain hanya berhutang $17 (255ribu),


tetapi engkau berhutang $6juta (90 Milyar).

Dan Tuhan menyerahkan keputusannya di tangan kita, worth


it ga/keputusan yang bijaksanakah untuk memutihkan
hutang orang lain yang sebesar $17?

Jadi sebenarnya mengampuni orang lain itu bukan hal yang


terlalu rohani - hanya di level pemimpin-pemimpin,
pengajar-pengajar, gembala-gembala yang mampu
mengampuni orang lain seperti itu.

Mengampuni orang lain itu bukan perkara rohani yang


sangat tinggi, mengampuni ini sebenarnya adalah demi
keuntungan diri sendiri.

Menghapuskan hutang seseorang sebesar $17 demi kita


mengalami penghapusan hutang sebesar $6juta.
15

Silahkan lakukan perhitungan aritmatikanhya, mana yang


lebih untung?

Tidak menghapus hutang orang lain yg $17 dan kita juga


tetap harus membayar $6juta?

Atau mengampuni hutang orang lain $17 dan hutang kita


yang $6juta juga diputihkan?

Jadi saya tidak sedang memotivasi bp/ibi/sdr untuk menjadi


lebih rohani dari sebelum bp/ibiu/sdr mendengar khotbah
ini, tetapi saya mengajak kita untuk memikirkan kepentingan
diri kita sendiri.

3. Buat keputusan yang benar


Sesudah kita menundukkan diri terhadap pengajaran Firman
Tuhan dan tuntunan Roh Kudus, maka langkat ke-3 adalah
membuat keputusan yang benar.

Ingat! Jangan menunggu sampai perasaan dan emosimu


membaik.

Karena perasaan saudara tidak benar-benar berada dalam kontrol


bp/ibu/sdr.
Tetapi keputusan kita berada di bawah kontrol kita.

Mengampuni itu dimulai dari keputusan, bukan emosi.


Keputusan untuk mengampuni seseorang.
Katakan, saya mengampuni! Saya akan mengampuni! Saya akan
selalu mengampuni!

Dan di sini juga langkah yang sangat penting.

4. Nyatakan secara verbal


(ekspresikan dengan ucapan-ucapan)
Jangan hanya melalui keinginan dalam pikiran.
16

Ucapkan dengan keras di mulutmu!


Katakan, Tuhan, aku mengampuni suamiku, aku mengampuni
isteriku, aku mengampuni orangtuaku, aku mengampuni anak-
anakku, tetanggaku, rekan kerjaku, bosku, pksku, aksku,
gembalaku, siapapun orangnya.

Dan jika kita mengucapkan yang pertama kali dan terasa belum
benar dan belum plong, ucapkan lagi.
Ucapkan lebih keras, ucapkan berulang-ulang. Ucapkan dengan
mulutmu.

Itu akan menghasilkan kuasa dan keputusan itu akan menempel


di hati dan pikiran kita, mengontrol tindakan-tindakan kita.

Kita harus menyadari, waktu kita mengampuni orang lain


dengan suara yang keras dalam hadirat Tuhan, Tuhanlah saksi
kita.
Seperti sebuah upacara resmi yang memiliki saksi.
-
Mari kita summary langkah 1-4
Akui kebutuhan kita untuk mengampuni, Tunduk kepada Allah,
Buat keputusan yang benar & Nyatakan secara verbal

Sekarang saya berasumsi, saudara mau/telah melakukan langkah


1-4, lalu kemudian saudara tergoda lagi merasakan kekecewaan
dan kepahitan kembali.

Saudara terus kembali memikirkan hal itu dan terasa begitu sulit
dan begitu pahit dalam hidupmu.

Apa yang harus bp/ibu/sdr lakukan? Apakah kita harus


mengampuni lagi?

Saran saya adalah jangan lakukan itu. Karena itu akan


melemahkan pengampunan bp/ibu/sdr yang pertama kali.
17

Apa yang harus kita lakukan ketika kita tergoda untuk menyerah
kepada kekecewaan dan kepahitan kita terhadap orang lain?

5. Katakan sudah selesai

Katakan, Tuhan aku telah mengampuni dia.


Put it in the past. Sudah terjadi.

Katakan sudah selesai. Saya sudah mengampuni.


Sudah dilakukan. Sudah selesai.

6. Gantikan negatif dengan positif


Setiap kali kita memikirkan orang yang mengecewakan dan
melukai kita dan kita mengalami kesulitan untuk mengampuni
orang tsb, jangan tetap tinggal kepada kelemahan-kelemahan
mereka.

Jangan fokus kepada apa yang mereka katakan atau yang


mereka perbuat.

Sebaliknya, mengucap syukurlah kepada Tuhan untuk mereka.


Mengucap syukur kepada Tuhan bahwa engkau telah
mengampuni orang tsb.
Pikirkan hal-hal baik dan positif tentang mereka dan berdoalah
bagi mereka.

Jika ada yang mereka butuhkan dalam hidup mereka, doakan


mereka.
Jadi kita harus gantikan hal-hal negatif dengan hal-hal yang
positif.

Pikirkan hal-hal yang baik tentang orang tsb. Doakan mereka.


Berkati mereka.

Karena jka kita fokus pada hal-hal baik dan positive tentang
seseorang maka tidak ada lagi ruang untuk hal-hal negative
tentang orang itu di pikiran kita.

Anda mungkin juga menyukai