Anda di halaman 1dari 13

IBADAH SABDA HARI RABU ABU

RABU, 14 FEBRUARI 2024


Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan
disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib. Untuk bacaan,
siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian.
Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat
komunikasi dimatikan.
Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”,
dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.
Kemudian dinyanyikan lagu pembuka untuk masa Biasa.
NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu.

01. TANDA SALIB DAN SALAM


P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah
dalam persekutuan Roh Kudus, selalu beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Hari ini adalah hari Rabu Abu, hari memulai ziarah
menuju Paskah. Kita menandai perjalanan ini
dengan menandai dahi kita dengan Abu. Menaruh
abu di kepala dan berpuasa merupakan tanda
bertobat dalam Kitab Suci. Orang berdosa mau
mengungkapkan penyesalannya dan mohon belas
kasih Tuhan.
Ia mau bertobat, mau menaruh cinta kasih kepada
Tuhan dan sesamanya. Bila kita ditandai dahi
dengan abu pada permulaan masa Prapaskah ini,
maka kita mengakui bahwa kita berdosa. Kita mohon
ampun kepada Tuhan bagi seluruh Gereja dan kita
mau bertobat. Iman kita akan Sabda Tuhan
membawa kita menerjang maut menuju hidup yang
kekal bersama Tuhan. [hening sejenak]
Tobat dan Pengampunan ditiadakan, diganti upacara
pembagian abu sesudah renungan singkat.

03. DOA PEMBUKA


P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak]
Allah Bapa kami yang maharahim, sungguh besar
kesabaran dan belas kasih-Mu. Kami mohon
dengan rendah hati, perkenankanlah kami bertobat
benar-benar kepada-Mu dan membuka hati kami
lebar-lebar untuk menerima sabda penyelamatan-
Mu dalam masa Prapaskah yang khidmat ini.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang
hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala
masa.
U : Amin.
04. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengar-
kan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda
Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat
penuntun jalan hidup kita.
[Bacaan dibacakan dari Alkitab]
05. BACAAN PERTAMA (Yl. 2:12-18)
L : Bacaan dari Kitab Yoel.
"Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN,
"berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu,
dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan
mengaduh." Koyakkanlah hatimu dan jangan
pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu,
sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar
dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena
hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik
dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi
korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN,
Allahmu.
Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang
kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpul-
kanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpun-
kanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-
anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah
pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan
pengantin perempuan dari kamar tidurnya baiklah
para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di
antara balai depan dan mezbah, dan berkata:
"Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah
biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga
bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa
orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah
mereka?" TUHAN menjadi cemburu karena tanah-
Nya, dan Ia belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
06. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN
Refren (Mzm. 51:1)
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu.

Mzm. 51:3-4.5-6a,12-13,14.17
Kasihanilah aku, ya Allah,
menurut kasih setia-Mu,
hapuskanlah pelanggaranku
menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan tahirkanlah aku dari dosaku!
(Refren)

Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku,


aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
Terhadap Engkau,
terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa
dan melakukan apa yang Kauanggap jahat,
(Refren)

Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah,


dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,
dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus
dari padaku!
(Refren)

Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan


karena selamat yang dari pada-Mu,
dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!
Ya Tuhan, bukalah bibirku,
supaya mulutku memberitakan
puji-pujian kepada-Mu!
(Refren)
07. BACAAN KEDUA (2Kor. 5:20 - 6:2)
L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada
jemaat di Korintus
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-
akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan
kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu:
berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang
tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa
karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh
Allah.
Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan
kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia
kasih karunia Allah, yang telah kamu terima. Sebab
Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan
mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyela-
matkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya,
waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguh-
nya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
08. BAIT PENGANTAR INJIL (Mzm 94:8ab)
Selama masa Prapaskah, Alleluia tidak disebut atau dinyanyikan.
P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
P : Hari ini janganlah bertegar hati, *
tetapi dengarkanlah Sabda Tuhan.
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
09. INJIL (Mat. 6:1-6,16-18)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil
Yesus Kristus menurut Markus.
Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban
agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka,
karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari
Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi
sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu,
seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-
rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka
dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika
engkau memberi sedekah, janganlah diketahui
tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan
tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan
apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti
orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya
dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada
tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika
engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu,
tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang
ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang
melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu.
"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram
mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah
air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka
sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah
kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan
dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa,
melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
10. RENUNGAN SINGKAT
Kita sudah mendengarkan bacaan-bacaan yang
memberikan nasehat bagi kita untuk merendahkan
diri, berpuasa dan memohonkan pengampunan
Tuhan. Bacaan pertama mengatakan dengan jelas
bahwa yang kita koyak bukanlah pakaian, melainkan
hati kita. Sejalan dengan hal ini, Yesus juga
menyatakan hal yang sama; puasa kita bukanlah
untuk dipamerkan. Yang paling penting bagi Tuhan
adalah isi hati kita sendiri. Dalam kata-kata Rasul
Paulus, kita berupaya untuk mendamaikan hati kita
dan mengarahkannya kepada Tuhan.
Bisa jadi, selama masa Prapaskah ini kita memilih hal-
hal untuk menjadi pantangan kita. Umumnya kita
memilih untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan
buruk demi kesehatan jiwa kita atau juga demi raga
kita. Kita diajak untuk bukan saja melakukannya
selama masa Prapaskah ini, melainkan kita
memulainya di masa Prapaskah ini untuk selanjutnya.
Itulah makna dari pantang dan puasa.
Kita memohonkan rahmat Tuhan, agar kita sekalian
dikuatkan untuk mengubah kebiasaan kita yang tidak
atau kurang baik, dan sedapat mungkin membangun
kebiasaan yang baik. Tuhan melihat niat batin kita dan
Dia akan menolong kita. Selamat memasuki masa
retret agung.
11. HENING SEJENAK
12. PEMBAGIAN ABU
12.1. Untuk Yang Ada Abu Yang Telah Diberkati Pastor
[Harus sesuai persetujuan Pastor atau kebijakan setempat]
P : Saudara-saudari terkasih, kita akan menerima abu
yang melambangkan kerendahan kita di hadapan
Tuhan yang maha agung. Abu yang akan ditandakan
pada dahi kita menandakan juga penyesalan atas
segala dosa dan kesalahan kita.
P : Marilah berdoa,
Allah Bapa yang maharahim, Engkau tidak
menghendaki kematian orang yang berdosa,
melainkan pertobatannya. Berkatilah kami yang
menerima abu ini, yang mengingatkan bahwa kami
berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu,
Semoga dengan pantang dan puasa, kami
memperoleh pengampunan dosa dan bangkit untuk
hidup baru bersama Kristus, Tuhan dan pengantara
kami, sepanjang segala masa.
U : Amin
■ Jika ada abu yang diambil dari Paroki, yang telah diberkati
Pastor, maka Pemimpin akan akan mengucapkan rumusan
berikut sekali saja, sebelum membagikan abu.
Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
■ Kemudian, Pemimpin meminta salah seorang yang hadir
untuk menaburkan abu pada ubun-ubunya tanpa
menyentuh kepalanya. Lalu, Pemimpin menaburkan abu
pada ubun-ubun semua yang lain tanpa menyentuh
kepalanya dan tanpa mengucapkan apapun.
■ Sesudah itu hening sejenak, dan tanpa mendoakan Aku
Percaya, langsung ke doa umat.

12.2. Untuk Yang Tidak Ada Abu Yang Telah Diberkati Pastor
P : Saudara-saudari terkasih, hari ini, dalam persatuan
dengan seluruh Gereja, kita menerima abu yang
melambangkan kerendahan kita di hadapan Tuhan
yang maha agung. Abu yang biasanya ditandakan
pada dahi kita menandakan juga penyesalan atas
segala dosa dan kesalahan kita.
Meskipun abu itu tidak ditandakan sekarang pada
dahi kita, namun kita menyadari bahwa kita hanyalah
abu, yang selalu memohonkan pengampunan Tuhan.
Mari kita hening sejenak, membiarkan Tuhan
menyentuh kita agar kita pun mendapatkan kekuatan
untuk bertobat dari dosa-dosa kita.
[hening sejenak, lalu mengajak menyanyikan lagu Hanya
Debulah Aku, PS 481b]
Hanya debulah aku, di alas kaki-Mu,Tuhan.
Haus'kan titik embun, sabda penuh ampun.
Tak layak aku tengadah, menatap wajahMu.
Namun tetap'ku percaya, maharahim Engkau.
Ampun seribu ampun, hapuskan dosa-dosaku.
Segunung sesal ini, ku unjuk padaMu.
Tak layak aku tengadah, menatap wajahMu.
Namun tetap'ku percaya, maharahim Engkau.

■ Sesudah itu hening sejenak, lalu tanpa mendoakan Aku


Percaya, langsung ke doa umat

13. DOA UMAT


P : Bila kita mau benar-benar bertobat, maka Tuhan
akan menaruh belaskasih kepada kita. Maka
marilah kita berdoa bersama kepada-Nya.
P : Semoga Gereja didorong untuk senantiasa
membaharui diri, supaya semua orang merasakan
kedamaian sejati dan kebahagiaan di dalam
perkumpulan umat Tuhan. Marilah kita mohon…
P : Semoga semangat saling berbagi dengan yang
miskin dan menderita, muncul dalam hati semua
orang yang memiliki kelebihan dalam hal materi.
Marilah kita mohon…
P : Semoga semua orang Kristen yang menjalani masa
puasa dan pantang ini, benar-benar memulai hidup
baru dengan mengingkari dosa dan kesalahan serta
perbuatan-perbuatan yang merugikan diri sendiri
dan sesama. Marilah kita mohon….
P : Semoga di masa Prapaskah ini, kita sekalian bisa
mencontohi Tuhan yang memberikan diri-Nya untuk
hidup kita. Semoga kita bisa saling memperhatikan
dan saling berbagi suka dan duka dalam hidup
bersama, terutama dengan mereka yang miskin dan
terpinggirkan. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa, sumber kejujuran dan keadilan,
kerukunan dan kedamaian, kami mengakui
kelemahan kami. Ampunilah kami dan
dengarkanlah permohonan kami. Demi Kristus,
Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
14. KOLEKTE
[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan
cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang
berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan
lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu
persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan
Berbagi.

15. DOA PUJIAN


[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil
berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan
setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Saudara-saudari terkasih, sadar akan karya
penyelamatan Allah bagi kita, marilah kita memuji
Dia. Kita menjawab seruan berikut ini dengan
berseru: Sungguh besar karya-Mu ya Tuhan.
U : Sungguh besar karya-Mu ya Tuhan.
P : Kami memuji nama-Mu, ya Bapa, Engkau telah
mengangkat kami menjadi putra-putra-Mu. Maka
kami memuji Engkau. Karena kasih-Mu yang besar,
Engkau memelihara kami dengan menyediakan
segala yang kami perlukan untuk hidup. Maka kami
memuji Engkau:
U : Sungguh besar karya-Mu ya Tuhan.
P : Ketika kami berdosa dan menjauhkan diri dari-Mu,
Engkau tidak membiarkan kami binasa. Sebaliknya
Engkau mendekati kami dalam diri Yesus Putra-Mu.
Melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya,
Engkau membebaskan kami dari kuasa dosa dan
maut. Maka kami memuji Engkau:
U : Sungguh besar karya-Mu ya Tuhan.
P : Engkau telah mengutus Roh Kudus untuk
membimbing dan mendampingi hidup kami,
sehingga kami dapat ambil bagian dalam pewartaan
kabar gembira. Maka kami memuji Engkau:
U : Sungguh besar karya-Mu ya Tuhan.
P : Engkau memanggil kami melalui Yesus Kristus,
Putra-Mu, sebagai pengikut-pengikut-Nya. Dengan
ini kami ambil bagian dalam hidup-Nya. Maka kami
memuji Engkau:
U : Sungguh besar karya-Mu ya Tuhan.
P : Maka, bersama seluruh umat beriman, dan dalam
kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa
Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki
kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan
madah pujian bagi-Mu dengan berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2)
tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).

16A. Cara A: DENGAN KOMUNI


Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di
atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan
Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka
dalam persatuan dengan saudara-saudari se-
paroki yang merayakan Ekaristi, marilah kita
menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
17A. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut
ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah
nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah
kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah
masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.

18A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI


Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai,
Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus,
lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil
berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-
Nya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.

----------------------------------------------------------------------------------------------

16B. Cara B. TANPA KOMUNI


P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita
menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan
di dalam hati kita masing-masing.
17B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya
sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah
nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah
kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah
masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.

18B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri


Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai
berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir
dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu
lebih dari segalanya, dan aku merindukan
kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena
sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam
Sakramen Ekaristi, datanglah sekurang-
kurangnya secara rohani ke dalam hatiku,
meskipun Engkau selalu telah datang. Aku
memeluk-Mu dan mempersatukan diriku
sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini
di sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan
diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu
lagu Prapaskah bertemakan pertobatan.

19. MENDOAKAN MAZMUR 51:1-10


Kasihanilah aku, ya Allah,
menurut kasih setia-Mu,
hapuskanlah pelanggaranku
menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku,
aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
Terhadap Engkau,
terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa
dan melakukan apa yang Kauanggap jahat,
supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu,
bersih dalam penghukuman-Mu.
Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan,
dalam dosa aku dikandung ibuku.
Sesungguhnya,
Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin,
dan dengan diam-diam
Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.
Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop,
maka aku menjadi tahir,
basuhlah aku,
maka aku menjadi lebih putih dari salju!
Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita,
biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak
kembali!
Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku,
hapuskanlah segala kesalahanku!
Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah,
dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan
sepanjang segala abad. Amin.
20. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari terkasih, kini kita memulai masa
Prapaskah kita, masa penyucian batin kita. Mari kita
tingkatkan hidup doa kita, tingkatkan amal kita, dan
saling berbagi. Masa Prapaskah adalah masa kita
peduli pada kekudusan hidup kita, dan kita saling
peduli dengan sesama kita, terutama yang amat
membutuhkan bantuan kita. Mari kita tingkatkan
amal kita dengan saling berbagi.
21. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Allah Bapa kami yang mahabaik, Engkau mengenal,
menyayangi dan berkenan menerima kami dengan
segala kelemahan kami, asal kami sungguh-
sungguh mencari Engkau. Kami mohon, semoga
kami benar-benar hidup jujur, penuh belaskasih dan
cinta kepada-Mu dan sesama kami, agar kami
dapat menikmati buah penebusan Putra-Mu.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
22. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
23. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.
24. LAGU PENUTUP
***

Ledalero, 8 Februari 2024


P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD

Anda mungkin juga menyukai