Anda di halaman 1dari 6

UJIAN PRAKTIK IBADAT SABDA

Oleh: STEFANI SELINA P / XII IPS 3 / 32

Lagu Pembuka

HANYA DEBULAH AKU


Hanya debulah aku, dialas kakiMu Tuhan
Hapuskan titik embun, sabda penuh ampun
Tak layak aku tengadah menatap wajah Mu. Namun tetap kupercaya Maha rahim Engkau.
Ampun seribu ampun, hapuskan dosa dosaku. Segunung sesal ini
Kuhunjuk pada Mu.Tak layak aku tengadah menatap wajah Mu
Namun tetap kupercaya
Maha rahim Engkau

**
I: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U: Amin

“Puasa rohani dan suci ini, sebaiknya kita kaitkan dengan pemberian sedekah, yang meliputi
berbagai macam perbuatan kasih yang terpuji.” (St. Leo Agung)

Antifon Pembuka (Keb 11:24.25.27)

Engkau mengasihi segala yang ada, ya Tuhan, dan tidak membenci apa pun yang telah
Kauciptakan. Engkau tidak lagi memperhitungkan dosa manusia apabila mereka bertobat.
Engkau berbelas kasih kepada mereka sebab Engkaulah Tuhan, Allah kami.
DOA TOBAT

Allah yang maharahim, aku menyesal atas dosa-dosaku. Aku sungguh patut Engkau hukum,
terutama karena aku telah tidak setia kepada Engkau yang maha pengasih dan mahabaik bagiku.
Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak memperbaiki
hidupku da tidak akan berbuat dosa lagi. Allah yang maha-murah, ampunilah aku, orang berdosa.
(Amin.)

DOA PEMBUKA

Ya Allah, bantulah kami umat kristiani untuk memulai puasa suci ini. Semoga dengan
pengendalian diri, kami memperoleh kekuatan untuk mengalahkan kelesuan rohani. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yoel (2:12-18)

"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan
menangis dan dengan mengaduh."

“Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan
berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.” Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu,
berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan
berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau
berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi
Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah
perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang
yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin
laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para
imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata,
“Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela,
sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-
bangsa: “Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan
menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

LAGU ANTAR BACAAN

BERSABDALAH TUHAN
Bersabdalah Tuhan, kami mendengarkan. Bersabdalah Tuhan, kami mendengarkan.
SabdaMu ya Tuhan, Roh dan kehidupan. SabdaMu ya Tuhan, Roh dan kehidupan.
SabdaMu, ya Tuhan, sungguh mengagumkan. SabdaMu, ya Tuhan, sungguh mengagumkan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)

"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."

Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai
melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu
tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah
engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan
di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu
diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik.
Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-
tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah
mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan
berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram
mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa
mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi
apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang
bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

RENUNGAN

DOA UMAT

• Bagi kedua orang tua kami, Ya Bapa, semoga kedua orang tua kami selalu engkau
lindungi, memberi mereka berkat serta mengampuni dosa – dosa yang telah diperbuat.
Marilah kita mohon…
• Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
• Bagi bangsa dan negara, Ya Bapa, berkatilah bangsa dan negara kami, Indonesia dalam
kebhinekaannya. Sekarang kami sedang diuji kekuatannya, bantulah kami ya Bapa agar
bisa selalu bersama berjuang demi keutuhan bangsa Indonesia ini. Marilah kita mohon…
• Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
• Bagi teman – teman kami yang miskin, tersisih dan menderita, Ya Bapa berilah mereka
kekuatan iman yang lebih agar mereka selalu disadarkan akan betapa hebatnya Tuhan dan
kuatkanlah mental serta fisik mereka ya Bapa serta hatinya yang tulus itu. Marilah kita
mohon…
• Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

BAPA KAMI

BERKAT PENUTUP
Teman – teman yang terkasih, sebelum kita akhiri ibadah kita pagi ini, marilah kita mohon
berkat Tuhan.
P: Tuhan Beserta kita
U: Sekarang dan selamanya.
P: Semoga kita selalu dibimbing oleh berkat Alah Yang Maha Kuasa
+ Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U: Amin.
P: Dengan demikian ibadah kita pagi hari ini sudah selesai.
U: Syukur kepada Allah.

Lagu Penutup (ALL)

DULU YESUS BERPUASA


Dulu Yesus berpuasa empat puluh hari lamanya. Ia pun merasa lapar, si penggoda datang
katanya, “Bila Kau Putra Ilahi, batu ini jadikanlah roti.” Jawab Yesus, sabdaNya, “Hidup tak
hanya dengan roti.”
Kerajaan yang gemilang diperlihatkan kepadaNya; diserahkan bagi Yesus, asal Yesus mau
menyembah. “ku berikan bagi Dikau, asal Tuhan mau menyembahku.” Jawab Yesus, sabdaNya,
“Hanya Allah boleh di sembah.”
Hari ini Gereja Katolik memasuki masa Prapaskah selama empat puluh hari. Dalam masa penuh rahmat
ini, segenap anggota Gereja diajak untuk membarui diri dengan bersedekah, berdoa dan berpuasa.

Ada satu pesan penting yang disampaikan Yesus kepada para pengikut-Nya yang hendak membarui diri
melalui bersedekah, berdoa dan berpuasa, yaitu agar mereka tidak melakukan hal-hal tersebut dengan
tujuan untuk pamer agar dilihat orang. Untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan, orang tidak perlu
pamer, tetapi melakukan latihan dan pengolahan diri dalam ketersembunyian. "Janganlah kamu
melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka." (Mat 6:1.5.16).

Nabi Yoel mengingatkan orang Israel agar yang dikoyakkan bukan pakaian melainkan
hati. "Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan Allahmu sebab Ia pengasih
dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setianya." (Yl 2:13). Hati sebagai simbol pusat
manusia, hati juga menjadi simbol ketersembunyian. Dalam mengisi masa Prapaskah dengan bersedekah,
berdoa dan berpuasa dalam ketersembunyian kita mau memperbaiki hati yang terganggu dan rusak. Hati
sebagai pusat relasi manusia dengan diri sendiri, lingkungan, sesama dan Allah.

Dengan bersedekah, berpuasa dan berdoa sebagai tanda penyesalan akan dosa dan kesalahan kita
sesungguhnya mau mau berdamai dengan diri sendiri, lingkungan, sesama dan dengan Allah. Rasul
Paulus mengingatkan, "Berilah dirimu didamaikan dengan Allah" (2Kor 5:20). Kesadaran untuk
memperbaiki diri di hadapan Allah, sesama dan lingkungan merupakan status yang perlu terus-menerus
diperbarui. Inilah jalan kemenangan, jalan ketersembunyian. Dengan demikian, tidak hanya apda dinding
media sosial kita memperbarui status kita, tetapi yang jauh lebih penting yang harus diperbarui adalah
diniding hati dalam ketersembunyian.

Seorang pemenang adalah orang yang berhasil memperbaiki hatinya, melalui cara-cara yang sesuai,
bukan melalui pamer kebaikan. Dalam ketersembunyian, kita datang kepada Allah karena kita yakin dan
percaya ia panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Dengan menekuni ketiga hal tersebut, diharapkan
agar kita bisa meraih kemenangan atas diri sendiri, kemenangan untuk menguasai dan mengontrol diri
sendiri. Hal yang perlu dipamerkan bukanlah kebaikan diri sendiri melainkan kebaikan Allah yang selalu
memberikan kesempatan dan waktu kepada kita untuk datang kepada-Nya, karena Ia sungguh mengasihi
kita menurut kasih setia-Nya, dan menghapus pelanggaran kita menurut rahmat-Nya yang besar. (Mzm
51:3)

Anda mungkin juga menyukai