Terlampir cek senilai $150. Tahun lalu, saya tidak jujur dalam membayar pajak saya
dan sejak itu saya tidak bisa tidur. Jika setelah ini, saya tetap tidak bisa tidur, akan saya
kirimkan sisanya.1
Setiap orang di antara kita ingin merasa diampuni atas kesalahan yang telah kita
perbuat. Pertanyaannya, darimanakah pengampunan ini berasal?
Sebagai orang Kristen, semua dosa kita telah diampuni. Mungkin Anda percaya akan
hal ini karena Alkitab mengatakannya. Tetapi, bagaimana Anda meresponinya?
Seorang teman yang banyak membimbing orang percaya pernah berkata: “Beberapa
orang Kristen tidak benar-benar percaya bahwa mereka telah berbuat dosa; beberapa
orang Kristen lainnya tidak benar-benar percaya bahwa mereka telah diampuni.”
Saya ingin menolong Anda agar Anda lebih memahami baik realitas dosa maupun
realitas pengampunan Kristus.
Sebesar apakah kepeduliaan Allah akan dosa? Dia sama sekali tidak dapat menolerir
dosa. “Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat
memandang kelaliman” (Habakuk 1:13a). “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama
sekali tidak ada kegelapan” (1 Yohanes 1:5b).
Hal itu mungkin tampak tidak penting. Bukankah Yesus telah membayar semua hutang
kita? Mengapa harus khawatir tentang dosa, bukankah Yesus mengasihi kita dan
memberi rancangan yang indah dalam hidup kita? Mungkin Anda memandang dosa
hanya sebagai kesalahan yang dilakukan dalam hidup ini.
Allah tidak pernah memandang dosa dengan cara seperti itu. Karena satu dosa, Adam
dan Hawa diusir dari Taman Eden. Karena dosa, Allah mengirim banjir yang memenuhi
bumi di zaman Nuh. Dia menghujani Sodom dan Gomora dengan api karena kejahatan
asusila mereka yang terang-terangan. Dosa membuat orang-orang Israel harus berjalan
di padang gurun selama empat puluh tahun.
Allah membenci dosa. Namun bagi kita, dosa terasa baik dan kita melakukannya.
Seperti Adam dan Hawa, kita berpikir bahwa kita bisa mengetahui yang jahat tanpa
dikalahkan oleh kejahatan itu. Tetapi kita tidak menjadi seperti Allah. Allah mengetahui
keberadaan si jahat, tetapi Dia tidak jahat dan Dia tidak menyerah kepada kejahatan.
Sebaliknya dengan kita, kita terpikat oleh kejahatan dan kita menyerah kepadanya.
Dimulai ketika Anda menerima Kristus Dimulai ketika Anda menerima Kristus
(Yohanes 1:12) (Kolose 2:6)
Tidak pernah berubah (Ibrani 13:5) Berubah ketika Anda berdosa (Mazmur
66:18)
Dosa tidak memengaruhi relasi kekal Allah dengan Anda – yang dimulai ketika
Anda percaya bahwa Kristus telah membayar lunas hutang dosa Anda. Kristus
mati menanggung dosa-dosa kita di masa lalu, di masa kini dan di masa yang akan
datang. Pada saat itu, seluruh hidup Anda ada di masa yang akan datang. Oleh karena
iman Anda kepada Yesus, Anda telah diampuni seluruhnya. Relasi Anda dengan Allah
terjamin.
Mazmur 32:3-5 berkata: “Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena
aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan
berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela. Dosaku
kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku
akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni
kesalahan karena dosaku.”
Inilah respons yang benar terhadap dosa. Ia (pemazmur) tidak menyangkal dosanya. Ia
tidak berkanjang dalam dosanya. Ia mengakuinya.
Bertobat artinya mengubah tindakan-tindakan kita yang berdosa. Bertobat berarti juga
bersetuju dengan Allah bahwa apa yang kita lakukan salah dan kita tidak ingin untuk
terus menerus melakukan dosa tersebut.
Tetapi bukan seperti itu cara Allah memandang kita. Sebagian dari pengakuan dosa
berisikan ucapan syukur kepada Allah karena semua hutang dosa kita telah dibayar
oleh Kristus. Mengenai ini, Allah berkata, “Sebab Aku akan menaruh belas kasihan
terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka” (Ibrani 8:12).
Mengucap syukur mencakup iman di dalamnya karena dengan melakukannya kita
meresponi apa yang Firman Tuhan katakan, dan bukan meresponi perasaan kita.
Mencaci diri sendiri artinya berfokus pada dosa Anda dan bukan kepada Kristus dan
pengampunan-Nya.
Allah telah sepenuhnya mengampuni Anda dari segala hal yang telah Anda lakukan.
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus
Yesus” (Roma 8:1). Jika Allah tidak lagi mengingat dosa dan kegagalan Anda,
seharusnya Anda pun tidak. Sekali lagi Allah berkata, “Dan Aku tidak lagi mengingat
dosa-dosa dan kesalahan mereka” (Ibrani 10:17). Awan rasa bersalah telah berlalu!
Terimalah pengampunan Allah yang sempurna.
“Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa
dan hukum maut” (Roma 8:2). Kehidupan kristiani adalah kehidupan yang bebas: bebas
dari rasa bersalah dan bebas untuk hidup sebagaimana yang Allah maksudkan, yang
pada akhirnya merupakan hidup yang paling memuaskan. Kehidupan kristiani adalah
proses pertumbuhan untuk semakin menyerupai dan mencerminkan Kristus. Dan perlu
waktu untuk bertumbuh!
(1) Charles Swindoll, Come Before Winter (Portland, OR: Multnomah Press, 1985), p.89.
Dari waktu ke waktu, kita dapat melihat aspek kehidupan yang sering menjadi
pergumulan pribadi yang kita ingin dapat berubah. Mungkin pergumulan moral atau
kebiasaan-kebiasaan yang membuat kita merasa tidak nyaman. Bagaimana Tuhan
ingin kita mengubahnya? Apakah ada cara yang memberikan kebebasan untuk dapat
mengalami perubahan yang nyata? Yap. Benar, apa yang saya pahami tentang
anugerah Tuhan telah membawa perubahan dalam hidup saya. Dan saya percaya itu
juga bisa membawa perubahan besar dalam hidup saudara.
Ketika saudara mendengar kata anugerah, apa yang terlintas dalam pikiran
saudara? Saya mendapatkan penjelasan terbaik dari Joseph Cooke yang menulis,
"Anugerah tidak lebih dan tidak kurang adalah kasih karunia yang dinyatakan saat
diperhadapkan dengan ketidaksempurnaan, kelemahan, kegagalan, dosa."1
Kita sangat membutuhkan anugerah Tuhan, saat menyadari betapa banyak kesalahan,
(hal-hal seperti: salah mengambil keputusan, kebiasaan, perilaku yang memalukan dan
sejumlah aspek lain) yang kita ingin Allah ubahkan karena takut akan penghukuman-
Nya. Jika kita telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi , kita
telah dinyatakan milik-Nya, diampuni, dan sekarang berada di bawah kasih karunia-
Nya. Hanya oleh anugerah-Nya kita dibebaskan dan diubahkan. Inilah alasannya
mengapa sangat penting untuk mengetahui apa yang dikatakan Alkitab tentang
anugerah Allah.
BKita sadar bahwa di dalam diri kita ada bagian yang baik dan yang buruk. Ada bagian
dalam diri kita yang kita ingin dunia lihat (perilaku terbaik kita), dan ada bagian yang kita
merasa lebih baik kita sembunyikan (hal-hal yang membuat kita malu).
Kita hidup dalam budaya yang fokus pada usaha keras untuk pengembangan diri.
Dengan menghabiskan banyak waktu dan energi untuk menganalisis diri sendiri dan
mencoba menemukan cara untuk mengubah bagian yang kurang menjadi lebih baik.
Kita memanfaatkan waktu, tenaga dan uang yang ada untuk membeli sesuatu atau
pergi ke pusat kebugaran untuk mengubah bagian dalam tubuh kita yang kurang baik
dipandang. Sedangkan bagian yang belum atau tidak bisa kita ubah, cenderung kita
sembunyikan.
Ibrani 4: 13-16 mengatakan, ” Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di
hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang
kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. Karena kita sekarang
mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak
Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar
yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-
kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat
dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.”
Saya harus terbuka dan memberikan seluruh hidup serta seluruh aspek pergumulan
saya kepada Tuhan, ke takhta kasih karunia-Nya. Saya tidak ingat berat badan saya
saat masih kanak-kanak, tetapi saya ingat ketika saya di kelas 1 SMU teman-teman
saya (yang beratnya kurang dari saya) mengeluh tentang betapa gemuknya mereka.
Kemudian saya berpikir, "Jika mereka merasa gemuk sedangkan saya lebih berat, saya
pasti benar-benar gemuk!" Saya pikir pada waktu itu saya menimbang sesuatu barang
seberat 69 Kg. Saya ingat saat itulah makanan mulai menjadi masalah dalam hidup
saya. Kemudian saya berpikir tentang apa yang saya sukai yang tidak boleh saya
makan. Dan ibu saya mengatakan, “Ibu pikir kamu akan terlihat lebih ramping dan lebih
baik jika kamu tidak makan itu. Mengapa kamu tidak mencoba menurunkan berat
badanmu? "Ibu bahkan membawa saya ke dokter untuk memastikan apakah berat saya
ideal.
Ketika masuk ke perguruan tinggi, saya tahu bahwa saya tidak boleh makan makanan
tertentu, saya berusaha mendapatkan makanan itu lalu menyembunyikan di laci saya.
Suatu kali saya memiliki sepotong kecil makanan itu yang saya sembunyikan di bawah
tempat tidur. Dan jika seseorang mengatakan kamu tidak boleh makan makanan
tersebut, itu akan membuat saya semakin kuat ingin memakannya. Ada dua penjual
hamburger yang dekat kampus. Saya ingat pergi ke penjual pertama dan memesan
cheeseburger, kentang goreng dan coke dan memakannya. Kemudian saya masuk ke
dalam mobil dan pergi ke penjual lainnya dan saya akan memesan lagi cheeseburger,
kentang goreng dan shake. Saya malu untuk mendapatkan makanan sebanyak itu di
tempat yang sama sehingga saya harus membelinya di dua tempat yang berbeda. Dan
jika waktu saya terbatas, saya akan pergi ke satu tempat dan berkata, "Saya ingin
burger keju, kentang goreng, dan coke dan teman saya juga menginginkan paket yang
sama. ” Saya akan bertindak seperti saya memesan untuk dua orang kemudian saya
keluar dan makan semuanya. Saya tidak berterusterang, saya berbohong.
Hukum Taurat tidak bisa memberikan anugerah. Dalam Ibrani 13: 9, dikatakan, " ...
Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia ..." Tuhan
akan melakukan hal yang sama untuk kita, jika kita mau datang kepada-Nya dengan
tulus.
Lukas 18: 9-14 ...Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Ada dua orang pergi ke Bait
Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang
Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur
kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan
orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa
dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi
pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit,
melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan
Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan
dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Orang yang paling sehat adalah orang yang sadar akan kekurangannya dan tidak
membenarkan diri, dia akan berkata, “Tuhan, kasihanilah aku, aku orang berdosa.”
Orang-orang Farisi berusaha keras untuk menjadi kudus, mentaati hukum, tetapi
motivasi mereka adalah untuk mendapatkan penghormatan dari orang lain. Yesus
menyebut mereka "kuburan yang dilabur putih." Mereka tampak baik di luar, tetapi di
dalam busuk dan hati mereka penuh dengan kebencian terhadap Yesus. Mereka
bertindak ekstrem untuk menegakkan hukum "untuk tidak melakukan pekerjaan pada
hari Sabat." Ketika Yesus, karena belas kasihan menyembuhkan seseorang pada hari
Sabat mereka mengkritik Dia.
Kadang-kadang lebih mudah bagi kita untuk memiliki hubungan dengan hukum Taurat
daripada memiliki hubungan dengan Tuhan. Dan Setan lebih suka kita fokus pada
hukum Taurat (perintah Allah) daripada fokus pada hubungan dengan Tuhan.
Apakah kita ingin mengalami anugerah Tuhan? Kita harus datang dalam kebenaran
dan kerendahan hati. Yakobus 4: 6 mengatakan, "Allah menentang orang yang congkak
tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang
telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai
pendamaian bagi dosa-dosa kita.
(1 John 4:10)
Beberapa tahun lalu, seorang wanita mendatangi saya di akhir seminar. Wajahnya
tampak muram, sangat tertekan dan putus asa. Ketika kami mulai berbicara, saya tahu
bahwa Kristus sudah ada dalam hidupnya, tetapi dia memiliki kebiasaan yang sangat
membuatnya malu. Dia telah mencoba dan berusaha menyingkirkannya, tetapi tidak
berhasil menghentikannya. Dan ketika hal tersebut terjadi, dia merasa tidak nyaman
dan merasa dihukum. Saya menjelaskan kepadanya bahwa Setan senang jika kita
berbuat dosa dan dia suka menuduh dengan dosa itu dan menghukum kita. Dan saya
bertanya kepadanya apakah dia pernah membawanya kepada Tuhan? Dia bilang tidak,
dia sangat malu akan hal itu sehingga tidak pernah membawanya kepada Tuhan.
Saya berkata, "Lain kali bila hal ini terjadi, alih-alih menutup diri, merasa tetap dihukum,
saya ingin saudari menyadari semua dosa dan mengingat kasih Allah" Saya
mengatakan agar dia membawa pergumulannya kepada terang, dalam doa “Tuhan, aku
bersyukur menjadi milik-Mu. Terima kasih Engkau mengasihiku. Darah Yesus Kristus
menyucikan aku dari segala dosa. Aku mengakui dosaku, aku tidak bisa melakukan
apapun kecuali Engkau melakukannya di dalamku . Tuhan, aku menaruh imanku,
menyerahkan diri kepada-Mu dan Firman Mu. Berkenanlah Engkau melakukan di dalam
dan melalui hidupku oleh Roh-Mu apa yang tidak dapat aku lakukan untuk diriku sendiri
”
Kami berdoa bersama untuk berterima kasih kepada Tuhan atas anugerah dan damai
sejahtera-Nya. Sangat jelas bagi saya bahwa dia ingin berbalik dan bertobat dari
dosanya dan dia telah melakukannya. Beberapa bulan kemudian saya mendapat pesan
darinya karena saya memintanya untuk menulis surat agar saya tahu pertumbuhannya.
Dalam suratnya, dia berkata bahwa dia telah melakukan apa yang saya sarankan, dia
berkata, “Ney, saya kagum bagaimana dalam beberapa bulan ini, semua yang
mengganggu saya telah berkurang, jauh turun dibandingkan dengan sebelumnya. ” Dia
sebelumnya berada dalam cengkeraman dosa, berada di luar kasih karunia. Ketika dia
terbuka kepada saya dan merendahkan diri di hadapan Tuhan serta membawa
dosanya ke dalam terang anugerah Allah, Tuhan berkenan kepadanya.
Roma 5:20 mengatakan, "Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia
menjadi berlimpah-limpah." Kasih karunia Allah ada di sana, kita harus percaya untuk
menerimanya. Kita harus datang kepada Allah dan Firman-Nya sebab anugerah-Nya
ada di sana, agar kita dapat menerimanya. Seseorang mengatakan ada satu syarat
yang harus dipenuhi jika ingin mengalami anugerah yang mengubahkan, yaitu
mengimani anugerah Tuhan. Kita harus merespon kepada Tuhan dengan iman, dan
Dia akan bertindak.
Jika saya dapat mengetahui bahwa Allah benar-benar dapat dipercaya, jika saya dapat
mengetahui bahwa kasih-Nya benar-benar nyata, bahwa kebaikan-Nya benar-benar
tulus, bahwa kepedulian-Nya kepada saya membuat saya mengalami kehidupan yang
berarti dan berkelimpahan. Tuhan akan bertindak sesuai dengan sifat-Nya. Dia akan
menghampiri saya di manapun saya berada. Anugerah-Nya mengubah saya,
menyentuh bagian terdalam dari hidup saya dan Dia dapat mengubah saya menjadi
manusia baru. Dan inilah hal yang Tuhan janjikan untuk kita. Dia berkata, “Aku akan
menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka.
Maka Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. " (Ibrani
8:10) Allah akan melakukan dalam hidup kita dengan anugerah-Nya apa yang tidak
bisa dilakukan oleh hukum Taurat.
2 Korintus 3:18, " Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang
tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, "
Transformasi adalah suatu proses. Ketika kita mempercayai Allah dan menerima Dia
dalam Firman-Nya, Dia leluasa mengubah hati dan pikiran kita. Namun perlu dipahami
bahwa perubahan ini tidak terjadi seketika. Perubahan adalah sebuah proses.
Lewis Sperry Chaffer dalam bukunya menjelaskan dengan lengkap tentang kasih
karunia, "Kesaksian yang ajaib dari Firman Allah adalah bahwa setiap aspek
keselamatan, anugerah dari jaman lalu sampai kekekalan selalu didasarkan pada
iman."
2 Petrus 3:18 , “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan
akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.”
Dalam kisah anak yang hilang dalam Lukas 15, anak yang bungsu meninggalkan
rumah, menyia-nyiakan kekayaan ayahnya, akhirnya menyadari keadaannya dan
kebaikan ayahnya. (ayat 17) "Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa
banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini
mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya:
Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi
disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa”. Dia
merendahkan diri, bangkit dan pergi kepada bapanya. Dia jujur kepada bapanya. Tapi
tahukah saudara? Kakaknya tidak menyukainya. Si Sulung yang mencela bapa karena
memberikan anugerah kepada Si Bungsu mewakili legalisme. Karena Si Sulung
berkata, dia (Si Bungsu) tidak mematuhi hukum, tidak pantas menerima anugerahmu.
Tetapi sang ayah tetap mengasihi anak yang hilang itu, apa pun yang telah
dilakukannya.
Hubungan dengan Tuhan lebih berkuasa dari pada hukum Taurat. Setan lebih suka kita
terhubung dengan hukum Taurat dalam legalisme sehingga kita akan terus marasa
berdosa dan dihukum sepanjang waktu. Tetapi Tuhan berkata dalam Roma 8: 1,
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus
Yesus”. Di bawah kasih karunia kita memiliki kuasa yang lebih besar dari pada
kekuatan kita sendiri. Kita memiliki Roh Kudus untuk memimpin kita mentaati
kehendak-Nya. Hidup yang dipenuhi Roh Kudus dari saat ke saat menolong kita
menyadari kebesaran anugerah-Nya. Hidup yang dipenuhi Roh Kudus memimpin kita
untuk mengakui kegagalan dan membawa kembali kepada Allah. Kita disadarkan untuk
segera minta Tuhan mengubah kita daripada mencoba dengan kekuatan sendiri untuk
menyelesaikan dosa kita.
Di kayu salib, Yesus mati untuk dosa dan kejahatan kita. Kita bersalah dan Dia
menebus kesalahan itu. Ketika kita mengakui dosa, kita beriman bahwa semua
kesalahan sudah dibayar lunas oleh salib. Sebagai anak-anak Tuhan adalah menjadi
pribadi yang rendah hati dan terbuka untuk mengakui dosa kita untuk mengalami
anugerah dan pertumbuhan di dalam Tuhan.
John Powell mengatakan, “Kita berpikir bahwa kita harus berubah, bertumbuh dan
menjadi baik agar dikasihi dan mendapatkan anugerah-Nya. Tetapi sebaliknya kita
dikasihi dan menerima anugerah-Nya sehingga kita dapat berubah, tumbuh dan
menjadi baik. ”
Satu-satunya penghalang untuk pemulihan hidup kita adalah kita tidak terbuka/jujur
dengan diri sendiri. Untuk dapat bertumbuh, kita harus berpegangteguh pada apa yang
benar. Anugerah Tuhan memberi kita kebebasan untuk menghadap Tuhan dan
kebenaran tentang siapa kita dalam terang Firman Tuhan. Mengetahui bahwa kita
sepenuhnya dikasihi dan diterima Tuhan, Dia memanggil kita untuk datang kepada-Nya
dengan sepenuh hati sehingga Dia dapat menolong kita mengalami kemerdekaan
(Yohanes 8:32) dan mengalami hidup berkelimpahan (Yohanes 10:10).
Beberapa bulan kemudian saya menerima surat. Dia berkata, “Belenggu yang mengikat
saya sudah terlepas, beban berat yang menekan sudah hilang, saya mengalami
kelegaan dan kesegaran. Ketika saya berkonsultasi dengan anda, saya tidak
melakukan apa pun namun anda telah melakukan semuanya. Anda menunjukkan kasih
dan penerimaan serta pengampunan Tuhan kepada saya. ”
Selanjutnya saya memintanya agar jujur/terbuka dan dia mengatakan kepada saya
bahwa kejujuran/keterbukaan tidak lagi menjadi beban. Keterbukaan memberikan rasa
aman karena dia terbuka kepada Pribadi yang telah memberikan anugerah. Dia
semakin disadarkan memahami kebutuhannya pribadi dan berkata bahwa anugerah
menjadi lebih dari sekadar ajaran teologi ketika dia mengalaminya. Hukum Taurat
dengan baik, suci dan sempurna telah mengungkapkan dosanya seperti cermin. Dia
merendahkan diri, mengaku dosa dan mengatakan jujur kepada dirinya sendiri, kepada
saya dan kepada Tuhan. Dan pada saat itu ia menerima anugerah yang dia dibutuhkan.
Membawa dosanya pada terang dan kepada Tuhan dalam kerendahan hati dan
kebenaran memungkinkan dia untuk menerima anugerah-Nya dan memberi
kemerdekaan untuk tumbuh.
Pikirkan di area mana saudara merasa dihukum atau takut ditolak ... di mana saudara
merasa tidak sempurna. Kita perlu datang kepada-Nya dalam kerendahan hati dan
kebenaran karena kita tidak dapat memenuhi kehendak Allah. Tidak perlu bersembunyi.
Tidak perlu berbohong. Tidak perlu merasa dihukum.
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus
Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum
dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat... telah
dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri... supaya tuntutan
hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut
Roh". (Roma 8: 1-4)
“Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu
ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab
Ia yang memelihara kamu”. (1 Petrus 5: 5-7)
“Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak
menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua,
bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-
sama dengan Dia?...Siapakah Kristus Yesus… yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? ... Sebab aku yakin, bahwa
baik maut, maupun hidup,... ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 8:
31-39)
Ketika saya masih menjadi seorang Ateis, dosa tidak pernah menjadi masalah bagi
saya. Saya tidak terlalu memikirkannya. Saya tidak merasa berdosa. Tetapi ketika saya
telah menjadi seorang Kristen .... waah. Saya menyadari bahwa ada banyak hal yang
saya lakukan yang tidak berkenan di hadapanTuhan. Saya juga menjadi sadar perlunya
mengasihi orang lain, membaca Alkitab, berdoa, bersaksi, memuridkan orang lain, dll.
Kadang saya berpikir, "Lebih mudah menjadi seorang Ateis." Sekarang setelah saya
mengenal Tuhan, saya merasakan tanggung jawab yang berat untuk menyenangkan-
Nya melalui hidup saya. Saya harus membaca Alkitab, memahami perintah-Nya, dan
sepertinya setiap ayat dalam Alkitab dengan jelas menerangi saya sehingga dapat saya
katakan, “ waah , ini ide bagus. Saya perlu melakukannya lebih banyak lagi."
Puji Tuhan, Tuhan mengajarkan sesuatu melalui Alkitab, yang membebaskan saya
sepenuhnya dari tanggung jawab berat pola pikir duniawi , sehingga saya dapat
mengalami kehadiran Tuhan dan sangat menikmati hubungan pribadi dengan-Nya. Ada
sejumlah prinsip utama Alkitab yang dijelaskan dalam surat-surat Paulus untuk jemaat
Roma, Galatia, Efesus, 1 & 2 Korintus.
Yesus berkata kepada orang banyak, "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama
seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." Jadi, memang benar hukum-hukum
Allah, perintah-perintah-Nya memerlukan kesempurnaan. Jika kita dapat diterima Allah
dengan mentaati perintah-Nya, kita akan menjadi sempurna. Tidak heran Yesus datang
untuk menyelamatkan kita dari hukuman dosa-dosa kita!
Apa yang Tuhan katakan tentang jurang pemisah? Jurang pemisah itu ada dan akan
selalu ada. Tetapi saudara, yang telah menaruh iman kepada Yesus, menerima Dia ke
dalam hidup saudara. Saudara telah diampuni, dinyatakan benar, berharga di mata-
Nya, saudara berada dalam perlindungan tangan-Nya. saudara sepenuhnya milik
Tuhan dan Dia mengasihi saudara tanpa syarat, meskipun ada jurang pemisah.
“Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan
Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk
oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita
bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.”1
Pada saat tertentu saudara akan sampai pada suatu titik dalam hidup saudara di mana
saudara mulai berpikir bahwa pastilah Allah menginginkan sesuatu sebagai
pembayaran dari apa yang telah Dia lakukan.
Tujuan artikel ini adalah untuk mencegah saudara jatuh ke dalam perangkap perasaan
seperti saudara harus melakukan usaha keras untuk Tuhan. Alkitab memperingatkan
hal ini, karena itu akan merampas sukacita saudara mengenal Kristus.
Jadi, mari kita perhatikan dengan serius apa yang Tuhan katakan tentang hubungan
saudara dengan-Nya. Mari kita lihat aturan dasar, apa yang dia katakan tentang
membangun hubungan dengan Tuhan.
Tuhan memilih saudara sebelum dunia dijadikan dan memanggil saudara untuk
menjadi milik-Nya.2
Tuhan datang ke dunia untuk saudara3
Tuhan secara pribadi mati untuk dosa-dosa saudara4
Tuhan menetapkan seseorang menyampaikan Injil kepada saudara5
Tuhan menawarkan untuk datang ke dalam hidup saudara6
Tuhan memberi saudara kerinduan untuk mengenal dan merespons-Nya.7
Saudara berbalik kepada-Nya dan menerima-Nya.
Tuhan masuk dalam hidup hidup saudara, membenarkan, mengampuni, dan
menyebut saudara sebagai milik-Nya.8
Dan bagi saudara secara pribadi, jangan sampai saudara tiba pada kesimpulan keliru
bahwa saudara sekarang harus melakukan yang baik untuk Tuhan. Karena orang
Kristen lain lebih baik daripada saudara sehingga membuat saudara merasa bersalah,
tertekan untuk dapat mentaati Tuhan dengan lebih baik. Artikel ini diharapkan dapat
memberi pemahaman dari Alkitab bagaimana saudara menjalani kehidupan Kristen
tanpa merasakan beban untuk tampil bagi Allah. Tulisan ini menjelaskan betapa Tuhan
mencintai saudara dan Tuhan ingin saudara membangun hubungan dengan-Nya.
Tuhan tidak mengatur hubungan saudara dengan Dia bergantung pada saudara, tetapi
lebih bergantung pada diri-Nya sendiri. Izinkan saya menjelaskannya dari ayat-ayat ini.
“... ketika kebaikan dan kasih karunia Juruselamat kita dinyatakan, Dia menyelamatkan
kita, bukan karena perbuatan dan kebenaran yang kita lakukan, tetapi karena belas
kasihan-Nya .9 “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu
pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,..”10
Jika saat ini saudara adalah orang Kristen, apakah peraturannya berubah? Apakah
Tuhan sekarang memiliki aturan yang banyak untuk saudara? Tidak. Sekarang saudara
mungkin berpikir, “Tunggu sebentar.di dalam Alkitab begitu banyak perintah. Saudara
tidak dapat membaca alinea tanpa diberi tahu apa yang harus dilakukan. " Itu benar.
Sementara Tuhan memberi perintah, Dia juga memberi tahu bahwa saudara tidak dapat
sepenuhnya mematuhinya. Bahkan, Dia memberi tahu, semakin keras saudara
berusaha menaati perintah itu, semakin banyak saudara melihat dosa
saudara.11 Semakin keras berusaha, saudara semakin merasa gagal, layak dihakimi
untuk mendapat hukuman Allah, dan menjadikan saudara merasa semakin jauh dari
Tuhan.
Paulus berbicara tentang frustrasi yang juga dirasakannya, melihat hukum Allah dan
berkata, "Perintah itu kudus, benar dan baik." Namun semakin berusaha hidup sesuai
dengan perintah itu, dia terus berbuat dosa. Dia berkata, “Sebab bukan apa yang aku
kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki,
yaitu yang jahat, yang aku perbuat.”12 Dengan sangat frustrasi Paulus berkata, “Aku,
manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? " Apakah
jalan keluarnya? “Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”13
Jadi saat saudara melihat perintah Tuhan, jangan berusaha untuk mematuhinya
dengan kekuatan saudara sendiri ... tetapi sebaliknya minta Tuhan, yang tinggal di
dalam hidup saudara, untuk menyelesaikannya melalui saudara. Jika Tuhan berfirman
agar saling mengasihi, Tuhan tidak bermaksud agar saudara berkumpul dengan dan
dengan segala usaha menunjukkan kepada Tuhan bahwa saudara sanggup mengasihi,
namun Tuhan ingin saudarasepenuhnya bergantung pada-Nya, “Ya Tuhan, aku berdoa
agar Tuhan memimpinku dan membuatku melihat orang lain seperti melihat Tuhan, dan
menaruh kasih di hatiku untuk orang lain dengan cara yang sama seperti Engkau
mengasihi mereka. Saya tidak mampu mengasihi dengan kekuatan saya sendiri, tetapi
meminta agar kasih Allah yang besar akan dinyatakan dalam hidup saya untuk
mereka.”
Apa Perbedaanya?
Inilah perbedaan berusaha mengandalkan kekuatan sendiri untuk tampil bagi Allah
dengan segala sesuatu bergantung pada Allah dan mengandalkan-Nya sehingga Allah
hidup melalui saudara. Kita tidak akan dewasa rohani dengan menjauh dari Tuhan.
Hanya dengan terus bergantung pada-Nya, kita menjadi dewasa, dan itulah yang Allah
inginkan. Dia ingin saudara menikmati kebebasan dan kasih dalam hubungan dengan-
Nya, percaya pada-Nya, bergantung pada-Nya. Dia tidak mengharapkan saudara
melakukan untuk Dia.
Alkitab menyebut perintah Allah sebagai "hukum." Sekarang setelah saudara menjadi
orang Kristen, saudara tidak lagi berada di bawah hukum atau di bawah penghakiman
dan hukuman Allah - sebaliknya Anda memiliki pengampunan dan kehidupan kekal.
saudara telah dibebaskan dari tuntutan hukum.
Paulus berkata, Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena
melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab
itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena
iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada
seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.”16
Seberapa kuat Paulus berfokus pada perintah-perintah Allah dan berusaha untuk
memenuhinya? “Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya
aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi
bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan
hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak
Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Aku tidak
menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat,
maka sia-sialah kematian Kristus.”17
Tuhan berkata, "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan
menuliskannya dalam akal budi mereka. Dan di tempat yang sama Dia berkata ”Aku
tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."18 Jadi, hukum Taurat bukan
berada di luar saudara, melayang di atas saudara dengan tuntutannya, Allah telah
menempatkan hukum-Nya di dalam hati saudara, dan Roh Kudus mengubah saudara,
Dia memberi saudara keinginan yang kuat untuk melakukan apa yang menyenangkan-
Nya. Seiring waktu, ketika hubungan saudara semakin bertumbuh dengan Tuhan, Dia
akan terus membangun dalam diri saudara keinginan dan kapasitas untuk menjalani
kehidupan yang suci di hadapan-Nya.
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu,
tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita
hidup di dalamnya.”19
Tuhan memiliki rencana bagi saudara, memakai saudara menjadi berkat bagi orang lain
bagi kemuliaan-Nya. Sekarang saudara sedang membangun hubungan dengan Tuhan,
Dia hidup di dalam hidup saudara, menghasilkan buah yang baik di dalam hidup
saudara.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”20
Bersabarlah dalam ijinkan Tuhan mengubah saudara
Fokuslah untuk mengenal Tuhan. Berusahalah untuk semakin mengenal-Nya melalui
doa, membaca Alkitab, bersekutu dan mengajar orang Kristen lainnya ... semua itu
baik. Tetapi iman saudara bukan bergantung oleh usaha saudara, sebaliknya oleh
kuasa Allah yang bekerja dalam hidup saudara sebagaimana dikatakan Yesus
"Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat
berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga
kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.21
Jadi ketika saya melihat sebuah ayat di Alkitab di mana Tuhan berkata, “Lakukan
ini….”, Saya segera berkata kepada Tuhan, “Ide bagus. Saya ingin hidup saya
menyenangkan Engkau dan saya meminta Tuhan untuk mengerjakan itu dalam hidup
saya melalui Roh Kudus Mu. Beri saya kemampuan untuk mentaati-Mu. Ya Tuhan,
saya berada dalam bahaya jika saya berpikir saya bisa mentaati-Mu dengan kekuatan
sendiri. Saya memohon Tuhan untuk mengubah pemikiran dalam hidup saya dengan
cara apa pun yang Tuhan inginkan, agar hidup saya selaras dengan firman Tuhan."
Saya tidak khawatir, saya akan membaca firman-Mu dan mempelajarinya,
memikirkannya, bahkan menghafalnya. Tetapi iman saya untuk melakukannya tetap di
dalam Allah.
Tuhan telah membebaskan saudara dari tuntutan hukum, dan menyambut saudara
untuk bersandar kepada-Nya, bergantung pada-Nya ... di mana saudara dapat
sepenuhnya menikmati keakraban dalam pengenalan akan Tuhan.
“Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh
Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan
dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.”24
“Kita telah dibebaskan dari hukum Taurat ...sehingga kita melayani dalam keadaan baru
menurut Roh...”25
“Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-
tiap orang yang percaya.”26
"Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang
membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran."27
1) Roma 5: 1,2 (2) Efesus 1: 4; 2 Timotius 1: 9 (3) Yohanes 3:16 (4) Roma 5: 8 (5) Efesus 1:13 (6)
Penyingkapan 3:20; Yohanes 1: 12,13 (7) Penyingkapan 3:20 (8) I Yohanes 3: 1; Kolose 1: 13,14; Efesus
1: 4; Yohanes 1:12 (9) Titus 3: 3-7 (10) Efesus 1: 7 (11) Roma 3:20 (12) Roma 7: 18,19 (13) Roma 7:
24,25 (14) Roma 8 : 1 (15) Roma 5: 8-10 (16) Galatia 2:16 (17) Galatia 2: 19-21 (18) Ibrani 10: 16,17 (19)
Efesus 2: 8,9 (20) 1 Yohanes 1: 9 (21) Yohanes 15: 4 (22) Yohanes 15: 9 (23) Yohanes 15: 10,11 (24)
Roma 7: 4 (25) Roma 7: 6 (26) Roma 10: 4 (27) Roma 4: 5
Alkitab memberikan tempat yang penting bagi akal budi. “Kamu diajar,” Rasul
Paulus memberi tahu para sahabatnya di Efesus, “supaya kamu dibaharui di dalam
roh dan pikiranmu,” (Efesus 4: 22,23). "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia
ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, ..." Paulus menulis untuk jemaat lain
(Roma 12: 2).
Alkitab juga berbicara tentang keinginan dan kehendak, di mana keduanya merujuk
pada isi hati saudara. Mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati adalah perintah teragung
Allah. Yesus menjelaskan, di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada. Paulus
menulis, “... carilah perkara yang di atas, ... bukan yang di bumi.” (Kolose 3: 1,2).
Namun mungkin saudara mendapati diri sendiri menggema kata-kata nabi Yeremia:
“Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu:
siapakah yang dapat mengetahuinya? (Yeremia 17: 9).
Tuhan telah memberi pengertian tentang pembaharuan akal budi dan hati saudara
melalui Alkitab yang akan memberikan pengaruh yang semakin baik dalam hidup
saudara ketika saudara menghafalnya.
Yesus dicobai oleh Setan setelah berpuasa di padang pasir selama empat puluh hari.
Yesus menegur Setan setiap kali Ia dicobai dengan mengutip dari kitab Ulangan. Dia
berkata, “Ada tertulis, Manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang
keluar dari mulut Allah ’” (Matius 4: 4).
Dua ayat yang saya hafal merupakan tempat perlindungan rohani saya saat
menghadapi godaan: “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya
bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.... Dalam hatiku aku menyimpan
janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.”(Mazmur 119: 9,11). Sekalipun
tidak memenuhi syarat kekudusan, tetapi saya yakin dapat mengidentifikasi keinginan-
Nya untuk tetap kudus. Yesus berdoa untuk para murid-Nya, “Kuduskanlah mereka
dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” (Yohanes 17:17). Dengan menghafal
Alkitab, saudara sedang menjalani proses perubahan akal budi dan fokus pada hal-hal
yang benar di tengah-tengah pencobaan".
“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak
berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang
dan malam.”(Mazmur 1: 1,2).
Ketika saudara rindu memahami Firman Tuhan dengan menghafalnya, itu akan menjadi
bagian dari akal budi. Saudara mendapati ternyata dapat mengingatnya sepanjang hari.
Jika saudara bangun di malam hari penuh dengan kemarahan atau ketakutan, saudara
dapat memilih dalam ingatan saudara ayat-ayat Firman Tuhan yang berhubungan
dengan situasi itu.
Roma 12: 2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Dengan menghafal
dan secara sadar meerenungkannya memberi saudara ruang untuk mengevaluasi
semua pesan yang saudara terima dari iklan, teman di tempat kerja, keluarga dan
segala sesuatu yang saudara ketahui. Alih-alih tetap menyesuaikan diri dengan dunia,
saudara diubahkan ketika Firman Tuhan memperbaharui pikiran Anda.
Mari kita mulai. Lihatlah jam saudara dan catat waktunya. Berikut ini sedikit
membutuhkan usaha, tetapi saudara akan terkejut ternyata hanya butuh sedikit waktu
untuk menghafal satu atau dua kata dengan sempurna. (Bahkan mereka yang telah
menghafal ribuan ayat mulai dengan menghafal satu ayat pada satu waktu.) Mari kita
coba Filipi 4: 6,7:
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan
pikiranmu dalam Kristus Yesus”.
Sekarang cobalah mengutip ayat-ayat dari ingatan saudara. Jangan merasa sedih jika
harus berhenti dan melihat catatan untuk bantuan. Terus lanjutkan frase demi frase.
Setelah saudara merasa memiliki ayat-ayat yang dihafal, tulislah ayat-ayat itu dari
ingatan.
Jadi? Lihat waktu lagi. Saudara sudah memiliki tiga puluh sembilan kata (dua ayat)
yang menjadi ayat hafalan yang baik.
Berikut adalah daftar ayat-ayat yang disarankan untuk membantu saudara memulai
menghafal Alkitab:
1 Korintus 10:13
1 Yohanes 1: 9
1 Yohanes 5: 11-13
Roma 3:23
Yohanes 1:12
Roma 5: 8
Efesus 2: 8,9
Galatia 2:20
Filipi 4:13
Roma 12: 1,2
Roma 8:28
Yohanes 16:33
Efesus 6: 10,11
1 Petrus 5: 7
Kisah Para Rasul 1: 8
1. Tim LaHaye, Cara Mempelajari Alkitab untuk Diri Sendiri (Irvine, CA: Harvest House, 1976), hlm. 128.