Anda di halaman 1dari 27

PERGUMULAN PRIBADI

Ketika Anda Jatuh


Apa tindakan Anda sehubungan dengan dosa??
Oleh: Steven L. Pogue

IRS (dinas perpajakan) menerima surat tanpa nama pengirim:

Bapak-Bapak yang Terhormat:

Terlampir cek senilai $150. Tahun lalu, saya tidak jujur dalam membayar pajak saya
dan sejak itu saya tidak bisa tidur. Jika setelah ini, saya tetap tidak bisa tidur, akan saya
kirimkan sisanya.1

Setiap orang di antara kita ingin merasa diampuni atas kesalahan yang telah kita
perbuat. Pertanyaannya, darimanakah pengampunan ini berasal?

Sebagai orang Kristen, semua dosa kita telah diampuni. Mungkin Anda percaya akan
hal ini karena Alkitab mengatakannya. Tetapi, bagaimana Anda meresponinya?
Seorang teman yang banyak membimbing orang percaya pernah berkata: “Beberapa
orang Kristen tidak benar-benar percaya bahwa mereka telah berbuat dosa; beberapa
orang Kristen lainnya tidak benar-benar percaya bahwa mereka telah diampuni.”

Saya ingin menolong Anda agar Anda lebih memahami baik realitas dosa maupun
realitas pengampunan Kristus.

Apa yang Dimaksud dengan Dosa


Ernest Hemingway pernah berkata jika sesuatu bermoral, kita akan merasa enak
setelah melakukannya; jika sesuatu tidak bermoral, kita akan merasa tidak enak setelah
melakukannya. Itu adalah cara pandang yang populer tentang dosa – dan banyak
orang yang hidup berdasarkan cara pandang tersebut. Tetapi, itu bukan cara pandang
yang Alkitabiah. Secara Alkitabiah, dosa adalah sikap yang hanya ingin melakukan
sesuatu berdasarkan cara kita sendiri dan bukan caranya Allah.

Sebesar apakah kepeduliaan Allah akan dosa? Dia sama sekali tidak dapat menolerir
dosa. “Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat
memandang kelaliman” (Habakuk 1:13a). “Allah adalah terang dan di dalam Dia sama
sekali tidak ada kegelapan” (1 Yohanes 1:5b).

Hal itu mungkin tampak tidak penting. Bukankah Yesus telah membayar semua hutang
kita? Mengapa harus khawatir tentang dosa, bukankah Yesus mengasihi kita dan
memberi rancangan yang indah dalam hidup kita? Mungkin Anda memandang dosa
hanya sebagai kesalahan yang dilakukan dalam hidup ini.

Allah tidak pernah memandang dosa dengan cara seperti itu. Karena satu dosa, Adam
dan Hawa diusir dari Taman Eden. Karena dosa, Allah mengirim banjir yang memenuhi
bumi di zaman Nuh. Dia menghujani Sodom dan Gomora dengan api karena kejahatan
asusila mereka yang terang-terangan. Dosa membuat orang-orang Israel harus berjalan
di padang gurun selama empat puluh tahun.

Allah membenci dosa. Namun bagi kita, dosa terasa baik dan kita melakukannya.
Seperti Adam dan Hawa, kita berpikir bahwa kita bisa mengetahui yang jahat tanpa
dikalahkan oleh kejahatan itu. Tetapi kita tidak menjadi seperti Allah. Allah mengetahui
keberadaan si jahat, tetapi Dia tidak jahat dan Dia tidak menyerah kepada kejahatan.
Sebaliknya dengan kita, kita terpikat oleh kejahatan dan kita menyerah kepadanya.

Pihak yang Merasakan Perasaan Bersalah


Kapanpun Anda berbuat dosa, Roh Allah yang ada di dalam diri Anda akan berduka.
Terkadang Dia akan membuat Anda merasakan suatu perasaan bersalah. Ketika
berbuat dosa, Anda sedang memilih untuk hidup terpisah dari kehendak Allah bagi
Anda. Itu tidak membuat Allah membenci Anda. Dia tetap mengasihi Anda. Tetapi apa
yang Anda lakukan itu mendukakan hati-Nya: “Dan janganlah kamu mendukakan Roh
Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan” (Efesus
4:30). Agar bisa memahami bagaimana dosa memengaruhi Anda, mari kita melihat
perbedaan antara relasi Anda dengan Allah dan persekutuan Anda dengan Allah.

Relasi Anda dengan Allah Persekutuan Anda dengan Allah

Dimulai ketika Anda menerima Kristus Dimulai ketika Anda menerima Kristus
(Yohanes 1:12) (Kolose 2:6)

Kekal (1 Petrus 1:3,4) Bisa terhambat (Mazmur 32:3-5)

Dipertahankan sepenuhnya oleh Allah (Yohanes Dipertahankan sebagian oleh Anda (1


10:27-29) Yohanes 1:9)

Tidak pernah berubah (Ibrani 13:5) Berubah ketika Anda berdosa (Mazmur
66:18)

Dosa tidak memengaruhi relasi kekal Allah dengan Anda – yang dimulai ketika
Anda percaya bahwa Kristus telah membayar lunas hutang dosa Anda. Kristus
mati menanggung dosa-dosa kita di masa lalu, di masa kini dan di masa yang akan
datang. Pada saat itu, seluruh hidup Anda ada di masa yang akan datang. Oleh karena
iman Anda kepada Yesus, Anda telah diampuni seluruhnya. Relasi Anda dengan Allah
terjamin.

Namun, dosa memengaruhi persekutuan Anda dengan Allah. (Persekutuan artinya


asosiasi Anda dengan-Nya dari waktu ke waktu.) Dosa memengaruhi komunikasi Anda
dengan-Nya, juga kegunaan Anda untuk melakukan kehendak-Nya. Dosa membuat
Anda tumpul terhadap hal-hal yang Kristus ingin untuk Anda pikirkan dan lakukan.

Mazmur 32:3-5 berkata: “Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena
aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan
berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela. Dosaku
kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku
akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni
kesalahan karena dosaku.”

Inilah respons yang benar terhadap dosa. Ia (pemazmur) tidak menyangkal dosanya. Ia
tidak berkanjang dalam dosanya. Ia mengakuinya.

Mengaku Dosa dan Bertobat


Apa yang dimaksud dengan mengaku dosa dan bertobat? Pertama, mengaku dosa
artinya bersetuju dengan Allah. Dia sudah tahu bahwa Anda berbuat dosa, jadi
sebaiknya Anda jujur mengakuinya! “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia
dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9). Mengaku artinya dengan sukarela mengakui dosa
kita dan menerima apa yang menjadi sikap Allah terhadap dosa kita.

Pengakuan bukan berarti memohon pengampunan Allah. Kristus sudah membayar


semua hukuman dosa kita dan pengampunan Allah tersedia secara otomatis ketika kita
mengakui dosa kita. Alasan Allah membuat pengampunan ini tersedia secara langsung
bagi kita adalah karena kematian Kristus di kayu salib, bukan karena kekuatan atau
kerendahan hati Anda untuk mengakui dosa Anda.

Bertobat artinya mengubah tindakan-tindakan kita yang berdosa. Bertobat berarti juga
bersetuju dengan Allah bahwa apa yang kita lakukan salah dan kita tidak ingin untuk
terus menerus melakukan dosa tersebut.

Tetapi Saya Tetap Merasa Bersalah!


Akan ada masa-masa di mana Anda tetap merasa bersalah bahkan setelah mengakui
dosa Anda. Entah mengapa kita seringkali merasa rohani jika kita mencaci diri sendiri
setelah melakukan dosa yang mengerikan, dan kita berpikir jika kita bisa merendahkan
diri kita di depan mata kita sendiri, Tuhan akan senang dengan kerendahan hati kita.

Tetapi bukan seperti itu cara Allah memandang kita. Sebagian dari pengakuan dosa
berisikan ucapan syukur kepada Allah karena semua hutang dosa kita telah dibayar
oleh Kristus. Mengenai ini, Allah berkata, “Sebab Aku akan menaruh belas kasihan
terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka” (Ibrani 8:12).
Mengucap syukur mencakup iman di dalamnya karena dengan melakukannya kita
meresponi apa yang Firman Tuhan katakan, dan bukan meresponi perasaan kita.
Mencaci diri sendiri artinya berfokus pada dosa Anda dan bukan kepada Kristus dan
pengampunan-Nya.

Terkadang kita menyalahartikan pencobaan sebagai dosa. Camkanlah dalam pikiran


kita bahwa bahwa setiap orang pasti akan mengalami pencobaan. Bahkan Yesus pun
dicobai… tetapi Dia tidak dikalahkan oleh pencobaan tersebut ─ Dia tidak jatuh dalam
dosa. Jika Anda dicobai, jangan menghukum diri sendiri. Anda dapat memilih untuk
tidak tinggal dalam pikiran-pikiran yang menggoda dan Anda juga bisa meminta agar
Allah memberi Anda kekuatan untuk menghindari dosa. Jangan merasa bersalah
karena dicobai. Ayat yang sangat bagus untuk menguatkan Anda tatkala berperang
melawan pencobaan adalah 1 Korintus 10:13.

Allah telah sepenuhnya mengampuni Anda dari segala hal yang telah Anda lakukan.
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus
Yesus” (Roma 8:1). Jika Allah tidak lagi mengingat dosa dan kegagalan Anda,
seharusnya Anda pun tidak. Sekali lagi Allah berkata, “Dan Aku tidak lagi mengingat
dosa-dosa dan kesalahan mereka” (Ibrani 10:17). Awan rasa bersalah telah berlalu!
Terimalah pengampunan Allah yang sempurna.
“Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa
dan hukum maut” (Roma 8:2). Kehidupan kristiani adalah kehidupan yang bebas: bebas
dari rasa bersalah dan bebas untuk hidup sebagaimana yang Allah maksudkan, yang
pada akhirnya merupakan hidup yang paling memuaskan. Kehidupan kristiani adalah
proses pertumbuhan untuk semakin menyerupai dan mencerminkan Kristus. Dan perlu
waktu untuk bertumbuh!

(1) Charles Swindoll, Come Before Winter (Portland, OR: Multnomah Press, 1985), p.89.

Bagaimana Tuhan Mengubah Kita


Oleh Ney Bailey

Dari waktu ke waktu, kita dapat melihat aspek kehidupan yang sering menjadi
pergumulan pribadi yang kita ingin dapat berubah. Mungkin pergumulan moral atau
kebiasaan-kebiasaan yang membuat kita merasa tidak nyaman. Bagaimana Tuhan
ingin kita mengubahnya? Apakah ada cara yang memberikan kebebasan untuk dapat
mengalami perubahan yang nyata? Yap. Benar, apa yang saya pahami tentang
anugerah Tuhan telah membawa perubahan dalam hidup saya. Dan saya percaya itu
juga bisa membawa perubahan besar dalam hidup saudara.

Ketika saudara mendengar kata anugerah, apa yang terlintas dalam pikiran
saudara? Saya mendapatkan penjelasan terbaik dari Joseph Cooke yang menulis,
"Anugerah tidak lebih dan tidak kurang adalah kasih karunia yang dinyatakan saat
diperhadapkan dengan ketidaksempurnaan, kelemahan, kegagalan, dosa."1

Apakah anugerah itu?


Anugerah adalah kemurahan hati Allah yang menyebabkan Dia tidak menilai kita sesuai
dengan dosa-dosa kita, atau menuntut balas sesuai dengan kejahatan kita. Anugerah
adalah kesetiaan Tuhan kepada kita, bahkan ketika kita tidak setia. Faktanya, kasih-
Nya selalu dinyatakan ketika bertemu dengan yang tidak dikasihi, yang lemah, yang
tidak memadai, yang tidak layak, dan yang tercela. Allah rindu untuk memenuhi apa
yang kita butuhan tanpa melihat pada jasa apa yang bisa kita berikan dan tanpa
pamrih.
Tuhan mencurahkan kasih karunia, kebaikan, kemurahan bagi semua yang percaya
kepada-Nya. Saudara tidak perlu berusaha keras mengejarnya,saudara hanya perlu
memastikan memiliki hubungan dengan-Nya untuk menerima anugerah-Nya.

Kita sangat membutuhkan anugerah Tuhan, saat menyadari betapa banyak kesalahan,
(hal-hal seperti: salah mengambil keputusan, kebiasaan, perilaku yang memalukan dan
sejumlah aspek lain) yang kita ingin Allah ubahkan karena takut akan penghukuman-
Nya. Jika kita telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi , kita
telah dinyatakan milik-Nya, diampuni, dan sekarang berada di bawah kasih karunia-
Nya. Hanya oleh anugerah-Nya kita dibebaskan dan diubahkan. Inilah alasannya
mengapa sangat penting untuk mengetahui apa yang dikatakan Alkitab tentang
anugerah Allah.

Kita tinggal di dalam anugerah


(Roma 5:2)

BKita sadar bahwa di dalam diri kita ada bagian yang baik dan yang buruk. Ada bagian
dalam diri kita yang kita ingin dunia lihat (perilaku terbaik kita), dan ada bagian yang kita
merasa lebih baik kita sembunyikan (hal-hal yang membuat kita malu).

Kita hidup dalam budaya yang fokus pada usaha keras untuk pengembangan diri.
Dengan menghabiskan banyak waktu dan energi untuk menganalisis diri sendiri dan
mencoba menemukan cara untuk mengubah bagian yang kurang menjadi lebih baik.
Kita memanfaatkan waktu, tenaga dan uang yang ada untuk membeli sesuatu atau
pergi ke pusat kebugaran untuk mengubah bagian dalam tubuh kita yang kurang baik
dipandang. Sedangkan bagian yang belum atau tidak bisa kita ubah, cenderung kita
sembunyikan.

Bersembunyi dari rasa Malu


Pernahkah saudara memiliki pengalaman berkenalan dengan seseorang, dan jauh di
lubuk hati saudara berkata, "Saya harap dia tidak mengetahui kelemahan saya." Atau
memberi tahu teman baik saudara, "Tolong jangan beri tahu siapa pun tentang
kelemahan saya ini." Ketika kita memulai hubungan pribadi dengan Tuhan, kita
mungkin berpikir bahwa Dia seperti kita. Kita perlu menyembunyikan bagian buruk kita
dari-Nya. Namun, jika kita berusaha menyembunyikan bagian kepribadian kita yang
tidak dapat diterima, kita dapat kehilangan kesempatan mengenal pribadi kita yang
sebenarnya dan kita dapat kehilangan kesempatan untuk mengenal Tuhan secara
pribadi.
Tuhan bukanlah seperti yang kita pikirkan. Cara-Nya bukanlah seperti cara kita. Dia
tidak menerima bagian baik dan menolak bagian buruk kita. Dia melihat kita sebagai
pribadi yang utuh. Dia tidak melihat kita sebagai pribadi yang terbelah. DIA berkata,
“Jangan mencoba mengubah bagian burukmu menjadi lebih baik, itu tidak mungkin.
Tidak peduli seberapa sanggup kamu dapat mengubahnya karena itu tidak akan pernah
cukup baik, karena AKU sempurna. Beri AKU bagian baikmu dan bagian burukmu dan
biarkan AKU membuatmu utuh. "

How can we experience God’s grace?


Sulit untuk dapat memahami kasih karunia tanpa memahami hukum Allah. Kita
melihat hukum Allah yang sempurna, perintah-perintah-Nya, bagaimana Dia ingin
kita hidup ... dan terus terang kita sering tidak sesuai. Apa yang kita lakukan dengan
hukum dan perintah Tuhan? Hukum Tuhan seperti cermin bagi kita. Saat melihat ke
cermin saudara mungkin melihat ada noda di wajah yang saudara tidak tahu ada di
sana sebelumnya. Cermin tidak bisa menghilangkan noda, tetapi saudara selalu
senang melihat cermin itu sebelum berjalan keluar pintu. Dengan cara yang sama,
hukum Allah mengungkapkan kekurangan, dosa, dan kita bersyukur melihatnya,
sehingga kita dapat membawanya kepada Allah, dan Allah dapat menyelesaikannya
dengan kasih karunia-Nya. Galatia 3:24 mengatakan, “Jadi hukum Taurat adalah
penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.” Ketika
datang kepada Kristus kita tahu bahwa kita membutuhkan seorang Juru Selamat.
Faktanya adalah, selama sisa hidup kita, kita akan selalu membutuhkan seorang Juru
Selamat.

Ibrani 4: 13-16 mengatakan, ” Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di
hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang
kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. Karena kita sekarang
mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak
Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar
yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-
kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat
dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.”

Datanglah dalam Kebenaran dan Kerendahan Hati


Kita dapat mengalami anugerah ketika menghampiri tahta anugerah, dalam kebenaran
dan kerendahan hati. Kebalikan dari kebenaran adalah ketika kita bersembunyi dan
tidak datang kepada terang.

Saya harus terbuka dan memberikan seluruh hidup serta seluruh aspek pergumulan
saya kepada Tuhan, ke takhta kasih karunia-Nya. Saya tidak ingat berat badan saya
saat masih kanak-kanak, tetapi saya ingat ketika saya di kelas 1 SMU teman-teman
saya (yang beratnya kurang dari saya) mengeluh tentang betapa gemuknya mereka.
Kemudian saya berpikir, "Jika mereka merasa gemuk sedangkan saya lebih berat, saya
pasti benar-benar gemuk!" Saya pikir pada waktu itu saya menimbang sesuatu barang
seberat 69 Kg. Saya ingat saat itulah makanan mulai menjadi masalah dalam hidup
saya. Kemudian saya berpikir tentang apa yang saya sukai yang tidak boleh saya
makan. Dan ibu saya mengatakan, “Ibu pikir kamu akan terlihat lebih ramping dan lebih
baik jika kamu tidak makan itu. Mengapa kamu tidak mencoba menurunkan berat
badanmu? "Ibu bahkan membawa saya ke dokter untuk memastikan apakah berat saya
ideal.

Ketika masuk ke perguruan tinggi, saya tahu bahwa saya tidak boleh makan makanan
tertentu, saya berusaha mendapatkan makanan itu lalu menyembunyikan di laci saya.
Suatu kali saya memiliki sepotong kecil makanan itu yang saya sembunyikan di bawah
tempat tidur. Dan jika seseorang mengatakan kamu tidak boleh makan makanan
tersebut, itu akan membuat saya semakin kuat ingin memakannya. Ada dua penjual
hamburger yang dekat kampus. Saya ingat pergi ke penjual pertama dan memesan
cheeseburger, kentang goreng dan coke dan memakannya. Kemudian saya masuk ke
dalam mobil dan pergi ke penjual lainnya dan saya akan memesan lagi cheeseburger,
kentang goreng dan shake. Saya malu untuk mendapatkan makanan sebanyak itu di
tempat yang sama sehingga saya harus membelinya di dua tempat yang berbeda. Dan
jika waktu saya terbatas, saya akan pergi ke satu tempat dan berkata, "Saya ingin
burger keju, kentang goreng, dan coke dan teman saya juga menginginkan paket yang
sama. ” Saya akan bertindak seperti saya memesan untuk dua orang kemudian saya
keluar dan makan semuanya. Saya tidak berterusterang, saya berbohong.

Bebas dari rasa malu


Ketika saya datang kepada Kristus, Dia menerima saya apa adanya dan secara
bertahap setelah beberapa tahun saya mengalami perubahan dalam hal makanan.
Sebelumnya saya adalah seorang yang suka memaksakan diri untuk makan
makananan tertentu dan selama bertahun-tahun Tuhan telah mengubahkan kelemahan
saya tersebut.
Terkadang saya bergumul, terutama dengan perasaan saya. Misalnya, saya tahu
akan berbicara di sebuah konferensi besar di Keystone, Colorado. Saya berpikir,
"Saya harus mengurangi berat badan pada saat tiba di Keystone." Saya harus
mencoba namun saya tidak bisa melakukannya. Kemudian saya berpikir, "Oke, Senin
depan saya akan mulai." Waktu semakin dekat, sekitar dua minggu sebelum konferensi,
saya masih ingin mengurangi sekitar 5 Kg. Semakin saya mencoba, semakin sedikit
yang bisa saya lakukan. Saya menceritakan kepada teman terdekat , “Kamu tahu Kay,
saya benar-benar bergumul dengan berat badan. Saya ingin mengurangi sekitar 5 Kg
sebelum pergi ke Keystone. " Saya memberi tahu dia berapa berat saya. Dan dia
menatapku dan berkata, "Ney, apakah kamu pikir mereka akan lebih mengasihimu di
konferensi itu jika beratmu berkurang?" Saya tersedak mendengarnya kemudian
berkata, "Kamu tahu apa yang ada dalam pikiran saya Kay." Dan dia menatapku seraya
berkata, “Ney, aku mengasihimu apa adanya. Aku tidak peduli berapa beratmu. "
Kemudian saya mulai menangis. Teman saya, Kay, menunjukkan kasihnya kepada
saya ketika saya tulus dan jujur mengatakan yang sebenarnya. Dan tahukah saudara?
Saya mendapatkan pemahaman baru dan berat badan saya berkurang.

Hukum Taurat tidak bisa memberikan anugerah. Dalam Ibrani 13: 9, dikatakan, " ...
Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia ..." Tuhan
akan melakukan hal yang sama untuk kita, jika kita mau datang kepada-Nya dengan
tulus.

Lukas 18: 9-14 ...Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Ada dua orang pergi ke Bait
Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang
Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur
kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan
orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa
dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi
pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit,
melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan
Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan
dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Datang dengan Ketulusan dan Iman


Jika kita menolak merendahkan diri untuk menerima anugerah-Nya, berarti kita belum
memiliki hubungan dengan Tuhan. Saat kita datang kepada Tuhan dan mengaku
semua kegagalan, maka Dia akan menerima kita dan mengaruniakan anugerah-Nya.
Tuhan tidak menuntut kita mengubah diri kita sendiri. Sebaliknya Dia meminta kita
untuk datang kepada-Nya dalam ketulusan, iman, dan menyerahkan semua kekuatiran
kita kepada-Nya. (1 Petrus 5: 5-7)

Orang yang paling sehat adalah orang yang sadar akan kekurangannya dan tidak
membenarkan diri, dia akan berkata, “Tuhan, kasihanilah aku, aku orang berdosa.”

Orang-orang Farisi berusaha keras untuk menjadi kudus, mentaati hukum, tetapi
motivasi mereka adalah untuk mendapatkan penghormatan dari orang lain. Yesus
menyebut mereka "kuburan yang dilabur putih." Mereka tampak baik di luar, tetapi di
dalam busuk dan hati mereka penuh dengan kebencian terhadap Yesus. Mereka
bertindak ekstrem untuk menegakkan hukum "untuk tidak melakukan pekerjaan pada
hari Sabat." Ketika Yesus, karena belas kasihan menyembuhkan seseorang pada hari
Sabat mereka mengkritik Dia.

Kadang-kadang lebih mudah bagi kita untuk memiliki hubungan dengan hukum Taurat
daripada memiliki hubungan dengan Tuhan. Dan Setan lebih suka kita fokus pada
hukum Taurat (perintah Allah) daripada fokus pada hubungan dengan Tuhan.

Apakah kita ingin mengalami anugerah Tuhan? Kita harus datang dalam kebenaran
dan kerendahan hati. Yakobus 4: 6 mengatakan, "Allah menentang orang yang congkak
tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang
telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai
pendamaian bagi dosa-dosa kita.
(1 John 4:10)

Beberapa tahun lalu, seorang wanita mendatangi saya di akhir seminar. Wajahnya
tampak muram, sangat tertekan dan putus asa. Ketika kami mulai berbicara, saya tahu
bahwa Kristus sudah ada dalam hidupnya, tetapi dia memiliki kebiasaan yang sangat
membuatnya malu. Dia telah mencoba dan berusaha menyingkirkannya, tetapi tidak
berhasil menghentikannya. Dan ketika hal tersebut terjadi, dia merasa tidak nyaman
dan merasa dihukum. Saya menjelaskan kepadanya bahwa Setan senang jika kita
berbuat dosa dan dia suka menuduh dengan dosa itu dan menghukum kita. Dan saya
bertanya kepadanya apakah dia pernah membawanya kepada Tuhan? Dia bilang tidak,
dia sangat malu akan hal itu sehingga tidak pernah membawanya kepada Tuhan.

Saya berkata, "Lain kali bila hal ini terjadi, alih-alih menutup diri, merasa tetap dihukum,
saya ingin saudari menyadari semua dosa dan mengingat kasih Allah" Saya
mengatakan agar dia membawa pergumulannya kepada terang, dalam doa “Tuhan, aku
bersyukur menjadi milik-Mu. Terima kasih Engkau mengasihiku. Darah Yesus Kristus
menyucikan aku dari segala dosa. Aku mengakui dosaku, aku tidak bisa melakukan
apapun kecuali Engkau melakukannya di dalamku . Tuhan, aku menaruh imanku,
menyerahkan diri kepada-Mu dan Firman Mu. Berkenanlah Engkau melakukan di dalam
dan melalui hidupku oleh Roh-Mu apa yang tidak dapat aku lakukan untuk diriku sendiri

Kami berdoa bersama untuk berterima kasih kepada Tuhan atas anugerah dan damai
sejahtera-Nya. Sangat jelas bagi saya bahwa dia ingin berbalik dan bertobat dari
dosanya dan dia telah melakukannya. Beberapa bulan kemudian saya mendapat pesan
darinya karena saya memintanya untuk menulis surat agar saya tahu pertumbuhannya.
Dalam suratnya, dia berkata bahwa dia telah melakukan apa yang saya sarankan, dia
berkata, “Ney, saya kagum bagaimana dalam beberapa bulan ini, semua yang
mengganggu saya telah berkurang, jauh turun dibandingkan dengan sebelumnya. ” Dia
sebelumnya berada dalam cengkeraman dosa, berada di luar kasih karunia. Ketika dia
terbuka kepada saya dan merendahkan diri di hadapan Tuhan serta membawa
dosanya ke dalam terang anugerah Allah, Tuhan berkenan kepadanya.

Percaya untuk Menerima


Ibrani 4:13, " Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya,
sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita
harus memberikan pertanggungan jawab”.

Roma 5:20 mengatakan, "Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia
menjadi berlimpah-limpah." Kasih karunia Allah ada di sana, kita harus percaya untuk
menerimanya. Kita harus datang kepada Allah dan Firman-Nya sebab anugerah-Nya
ada di sana, agar kita dapat menerimanya. Seseorang mengatakan ada satu syarat
yang harus dipenuhi jika ingin mengalami anugerah yang mengubahkan, yaitu
mengimani anugerah Tuhan. Kita harus merespon kepada Tuhan dengan iman, dan
Dia akan bertindak.

Jika saya dapat mengetahui bahwa Allah benar-benar dapat dipercaya, jika saya dapat
mengetahui bahwa kasih-Nya benar-benar nyata, bahwa kebaikan-Nya benar-benar
tulus, bahwa kepedulian-Nya kepada saya membuat saya mengalami kehidupan yang
berarti dan berkelimpahan. Tuhan akan bertindak sesuai dengan sifat-Nya. Dia akan
menghampiri saya di manapun saya berada. Anugerah-Nya mengubah saya,
menyentuh bagian terdalam dari hidup saya dan Dia dapat mengubah saya menjadi
manusia baru. Dan inilah hal yang Tuhan janjikan untuk kita. Dia berkata, “Aku akan
menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka.
Maka Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. " (Ibrani
8:10) Allah akan melakukan dalam hidup kita dengan anugerah-Nya apa yang tidak
bisa dilakukan oleh hukum Taurat.

2 Korintus 3:18, " Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang
tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, "
Transformasi adalah suatu proses. Ketika kita mempercayai Allah dan menerima Dia
dalam Firman-Nya, Dia leluasa mengubah hati dan pikiran kita. Namun perlu dipahami
bahwa perubahan ini tidak terjadi seketika. Perubahan adalah sebuah proses.

Lewis Sperry Chaffer dalam bukunya menjelaskan dengan lengkap tentang kasih
karunia, "Kesaksian yang ajaib dari Firman Allah adalah bahwa setiap aspek
keselamatan, anugerah dari jaman lalu sampai kekekalan selalu didasarkan pada
iman."

Tuhan Mengubah Kita dengan Rahmat-Nya


Bagaimana kita mengalami anugerah Tuhan? Kita datang kepada Tuhan dalam
kelemahan, dalam ketidakmampuan, dalam dosa dan dalam kegagalan kita. Kita
memilih untuk beriman akan kasih dan kuasa-Nya untuk mengubah kita. Ketika kita
bersandar dalam kasih karunia-Nya, kita bertumbuh.

2 Petrus 3:18 , “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan
akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.”

Dalam kisah anak yang hilang dalam Lukas 15, anak yang bungsu meninggalkan
rumah, menyia-nyiakan kekayaan ayahnya, akhirnya menyadari keadaannya dan
kebaikan ayahnya. (ayat 17) "Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa
banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini
mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya:
Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi
disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa”. Dia
merendahkan diri, bangkit dan pergi kepada bapanya. Dia jujur kepada bapanya. Tapi
tahukah saudara? Kakaknya tidak menyukainya. Si Sulung yang mencela bapa karena
memberikan anugerah kepada Si Bungsu mewakili legalisme. Karena Si Sulung
berkata, dia (Si Bungsu) tidak mematuhi hukum, tidak pantas menerima anugerahmu.
Tetapi sang ayah tetap mengasihi anak yang hilang itu, apa pun yang telah
dilakukannya.

Hubungan dengan Tuhan lebih berkuasa dari pada hukum Taurat. Setan lebih suka kita
terhubung dengan hukum Taurat dalam legalisme sehingga kita akan terus marasa
berdosa dan dihukum sepanjang waktu. Tetapi Tuhan berkata dalam Roma 8: 1,
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus
Yesus”. Di bawah kasih karunia kita memiliki kuasa yang lebih besar dari pada
kekuatan kita sendiri. Kita memiliki Roh Kudus untuk memimpin kita mentaati
kehendak-Nya. Hidup yang dipenuhi Roh Kudus dari saat ke saat menolong kita
menyadari kebesaran anugerah-Nya. Hidup yang dipenuhi Roh Kudus memimpin kita
untuk mengakui kegagalan dan membawa kembali kepada Allah. Kita disadarkan untuk
segera minta Tuhan mengubah kita daripada mencoba dengan kekuatan sendiri untuk
menyelesaikan dosa kita.

Di kayu salib, Yesus mati untuk dosa dan kejahatan kita. Kita bersalah dan Dia
menebus kesalahan itu. Ketika kita mengakui dosa, kita beriman bahwa semua
kesalahan sudah dibayar lunas oleh salib. Sebagai anak-anak Tuhan adalah menjadi
pribadi yang rendah hati dan terbuka untuk mengakui dosa kita untuk mengalami
anugerah dan pertumbuhan di dalam Tuhan.

John Powell mengatakan, “Kita berpikir bahwa kita harus berubah, bertumbuh dan
menjadi baik agar dikasihi dan mendapatkan anugerah-Nya. Tetapi sebaliknya kita
dikasihi dan menerima anugerah-Nya sehingga kita dapat berubah, tumbuh dan
menjadi baik. ”

Satu-satunya penghalang untuk pemulihan hidup kita adalah kita tidak terbuka/jujur
dengan diri sendiri. Untuk dapat bertumbuh, kita harus berpegangteguh pada apa yang
benar. Anugerah Tuhan memberi kita kebebasan untuk menghadap Tuhan dan
kebenaran tentang siapa kita dalam terang Firman Tuhan. Mengetahui bahwa kita
sepenuhnya dikasihi dan diterima Tuhan, Dia memanggil kita untuk datang kepada-Nya
dengan sepenuh hati sehingga Dia dapat menolong kita mengalami kemerdekaan
(Yohanes 8:32) dan mengalami hidup berkelimpahan (Yohanes 10:10).

Tidak Ada Lagi Penghukuman


Saya teringat dengan seorang wanita yang datang kepada saya untuk meminta
konsultasi. Menurut uraiannya, tubuhnya diikat kuat dengan rasa bersalah yang luar
biasa sehingga susah tidur. Dia dipenuhi dengan tuduhan, ketakutan dan penghinaan
yang luar biasa. Alasannya karena dia terlibat dalam amoralitas. Dia tahu ada Firman
Tuhan yang mengatakan janganlah kamu terikat dengan cara hidup yang seperti itu.
Dia terperangkap dalam jerat amoral dan takut memberi tahu siapa pun karena takut
ditolak. Dengan menundukkan kepala, dia menceritakan semua kisahnya. Dia tidak
menyembunyikan apa pun karena dia membutuhkan bantuan. Dia benar-benar
menyesal dengan dosanya dan bertobat. Di depan saya, dia mengakui dosanya kepada
Tuhan dan dia menerima pengampunan dan anugerah-Nya. Kemudian dia mengatakan
bahwa sebelum datang dia berada dalam ikatan emosional, namun apa yang dia
temukan kemudian, bukannya penolakan melainkan kasih dan penerimaan.

Beberapa bulan kemudian saya menerima surat. Dia berkata, “Belenggu yang mengikat
saya sudah terlepas, beban berat yang menekan sudah hilang, saya mengalami
kelegaan dan kesegaran. Ketika saya berkonsultasi dengan anda, saya tidak
melakukan apa pun namun anda telah melakukan semuanya. Anda menunjukkan kasih
dan penerimaan serta pengampunan Tuhan kepada saya. ”

Selanjutnya saya memintanya agar jujur/terbuka dan dia mengatakan kepada saya
bahwa kejujuran/keterbukaan tidak lagi menjadi beban. Keterbukaan memberikan rasa
aman karena dia terbuka kepada Pribadi yang telah memberikan anugerah. Dia
semakin disadarkan memahami kebutuhannya pribadi dan berkata bahwa anugerah
menjadi lebih dari sekadar ajaran teologi ketika dia mengalaminya. Hukum Taurat
dengan baik, suci dan sempurna telah mengungkapkan dosanya seperti cermin. Dia
merendahkan diri, mengaku dosa dan mengatakan jujur kepada dirinya sendiri, kepada
saya dan kepada Tuhan. Dan pada saat itu ia menerima anugerah yang dia dibutuhkan.
Membawa dosanya pada terang dan kepada Tuhan dalam kerendahan hati dan
kebenaran memungkinkan dia untuk menerima anugerah-Nya dan memberi
kemerdekaan untuk tumbuh.

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman.


(Romans 8:1)

Pikirkan di area mana saudara merasa dihukum atau takut ditolak ... di mana saudara
merasa tidak sempurna. Kita perlu datang kepada-Nya dalam kerendahan hati dan
kebenaran karena kita tidak dapat memenuhi kehendak Allah. Tidak perlu bersembunyi.
Tidak perlu berbohong. Tidak perlu merasa dihukum.

“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus
Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum
dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat... telah
dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri... supaya tuntutan
hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut
Roh". (Roma 8: 1-4)

“Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu
ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab
Ia yang memelihara kamu”. (1 Petrus 5: 5-7)

“Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak
menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua,
bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-
sama dengan Dia?...Siapakah Kristus Yesus… yang malah menjadi Pembela bagi kita?

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? ... Sebab aku yakin, bahwa
baik maut, maupun hidup,... ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 8:
31-39)

Apa yang Tuhan harapkan dari Saya?


Oleh Marylin Adamson

Jika saudara seperti kebanyakan orang Kristen yang ingin


menyenangkan Tuhan dalam hidup saudara. Pada saat yang sama,
dengan jujur, kadang-kadang saudara merasa lelah berusaha menjalani kehidupan
Kristen dan terlalu banyak tekanan.

Ketika saya masih menjadi seorang Ateis, dosa tidak pernah menjadi masalah bagi
saya. Saya tidak terlalu memikirkannya. Saya tidak merasa berdosa. Tetapi ketika saya
telah menjadi seorang Kristen .... waah. Saya menyadari bahwa ada banyak hal yang
saya lakukan yang tidak berkenan di hadapanTuhan. Saya juga menjadi sadar perlunya
mengasihi orang lain, membaca Alkitab, berdoa, bersaksi, memuridkan orang lain, dll.
Kadang saya berpikir, "Lebih mudah menjadi seorang Ateis." Sekarang setelah saya
mengenal Tuhan, saya merasakan tanggung jawab yang berat untuk menyenangkan-
Nya melalui hidup saya. Saya harus membaca Alkitab, memahami perintah-Nya, dan
sepertinya setiap ayat dalam Alkitab dengan jelas menerangi saya sehingga dapat saya
katakan, “ waah , ini ide bagus. Saya perlu melakukannya lebih banyak lagi."

Puji Tuhan, Tuhan mengajarkan sesuatu melalui Alkitab, yang membebaskan saya
sepenuhnya dari tanggung jawab berat pola pikir duniawi , sehingga saya dapat
mengalami kehadiran Tuhan dan sangat menikmati hubungan pribadi dengan-Nya. Ada
sejumlah prinsip utama Alkitab yang dijelaskan dalam surat-surat Paulus untuk jemaat
Roma, Galatia, Efesus, 1 & 2 Korintus.

Tuhan tidak menuntut kesempurnaan saudara. Tuhan tidak mengharapkan saudara


untuk mencapai penilaian yang lebih tinggi. Tuhan tidak menghendaki saudara dapat
menjalani standar kehidupan Kristen, juga tidak berharap saudara benar-benar dapat
memenuhi standar kesuci-Nya. Sebab jika Tuhan berpikir bahwa saudara mampu, Dia
tidak akan datang ke dunia untuk mati bagi saudara. Tapi Dia sudah melakukan bagi
saudara.

Yesus berkata kepada orang banyak, "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama
seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." Jadi, memang benar hukum-hukum
Allah, perintah-perintah-Nya memerlukan kesempurnaan. Jika kita dapat diterima Allah
dengan mentaati perintah-Nya, kita akan menjadi sempurna. Tidak heran Yesus datang
untuk menyelamatkan kita dari hukuman dosa-dosa kita!

Tuhan tahu ada jurang pemisah antara kesempurnaan-Nya


dengan keberdosaan saudara. Bahkan sebagai orang Kristen,
ada ketegangan yang terus-menerus dalam diri kita untuk mencoba mendekatkan
jurang pemisah itu agar merasa lebih nyaman, merasa lebih dekat dengan Tuhan.
Beberapa tindakan dilakukan untuk menghilangkan jurang pemisah dengan
menurunkan standar Tuhan, dan mengatakan "Tidak berarti apa-apa bagi Tuhan ..."
Yang lain akan mencoba untuk menghilangkan jurang pemisah dengan meningkatkan
usaha mereka, dan mengatakan "Saya akan berusaha dengan lebih keras ..."

Apa yang Tuhan katakan tentang jurang pemisah? Jurang pemisah itu ada dan akan
selalu ada. Tetapi saudara, yang telah menaruh iman kepada Yesus, menerima Dia ke
dalam hidup saudara. Saudara telah diampuni, dinyatakan benar, berharga di mata-
Nya, saudara berada dalam perlindungan tangan-Nya. saudara sepenuhnya milik
Tuhan dan Dia mengasihi saudara tanpa syarat, meskipun ada jurang pemisah.

“Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan
Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk
oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita
bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.”1

Pada saat tertentu saudara akan sampai pada suatu titik dalam hidup saudara di mana
saudara mulai berpikir bahwa pastilah Allah menginginkan sesuatu sebagai
pembayaran dari apa yang telah Dia lakukan.

Tujuan artikel ini adalah untuk mencegah saudara jatuh ke dalam perangkap perasaan
seperti saudara harus melakukan usaha keras untuk Tuhan. Alkitab memperingatkan
hal ini, karena itu akan merampas sukacita saudara mengenal Kristus.

Jadi, mari kita perhatikan dengan serius apa yang Tuhan katakan tentang hubungan
saudara dengan-Nya. Mari kita lihat aturan dasar, apa yang dia katakan tentang
membangun hubungan dengan Tuhan.

Bagaimana Anda menjadi seorang Kristen


Ketika saudara menjadi seorang Kristen, perhatikan betapa beratnya tanggung jawab
yang diemban Tuhan dalam proses itu bertentangan dengan usaha Anda:

 Tuhan memilih saudara sebelum dunia dijadikan dan memanggil saudara untuk
menjadi milik-Nya.2
 Tuhan datang ke dunia untuk saudara3
 Tuhan secara pribadi mati untuk dosa-dosa saudara4
 Tuhan menetapkan seseorang menyampaikan Injil kepada saudara5
 Tuhan menawarkan untuk datang ke dalam hidup saudara6
 Tuhan memberi saudara kerinduan untuk mengenal dan merespons-Nya.7
 Saudara berbalik kepada-Nya dan menerima-Nya.
 Tuhan masuk dalam hidup hidup saudara, membenarkan, mengampuni, dan
menyebut saudara sebagai milik-Nya.8

Saudara dapat menjadi orang Kristen dengan cara yang sederhana


yakni dengan merespon kehendak Tuhan dengan iman. Cara yang
sama Dia inginkan adalah saudara menjalani kehidupan Kristen ... hanya dengan
merespon kehendak Tuhan dengan iman. Beban tanggung jawab (dan segala usaha)
tetap ada pada Tuhan. Saudara mungkin berpikir, “Itu sepertinya cukup sederhana. Apa
masalahnya?" Masalahnya adalah bahwa hampir setiap orang Kristen tersandung pada
yang sederhana ini. Mengapa?
Adalah manusiawi jika saudara berpikir bahwa saudara berhutang kepada Tuhan atas
apa yang telah Tuhan berikan. Jadi masuk akal untuk berpikir bahwa karena sekarang
sudah tahu sedikit tentang Alkitab, tahu sedikit tentang doa, atau mungkin sudah
mengerti sedikit bagaimana berbicara kepada orang lain tentang Allah ... sekarang
saatnya untuk mengambil tanggung jawab menjadi "orang Kristen yang baik." Tidak ada
cara yang lebih cepat meningkatkan sukacita saudara dalam mengenal Tuhan.

Dan bagi saudara secara pribadi, jangan sampai saudara tiba pada kesimpulan keliru
bahwa saudara sekarang harus melakukan yang baik untuk Tuhan. Karena orang
Kristen lain lebih baik daripada saudara sehingga membuat saudara merasa bersalah,
tertekan untuk dapat mentaati Tuhan dengan lebih baik. Artikel ini diharapkan dapat
memberi pemahaman dari Alkitab bagaimana saudara menjalani kehidupan Kristen
tanpa merasakan beban untuk tampil bagi Allah. Tulisan ini menjelaskan betapa Tuhan
mencintai saudara dan Tuhan ingin saudara membangun hubungan dengan-Nya.

Tuhan tidak mengatur hubungan saudara dengan Dia bergantung pada saudara, tetapi
lebih bergantung pada diri-Nya sendiri. Izinkan saya menjelaskannya dari ayat-ayat ini.

Bagaimana kita dapat diterima Allah?


Saudara dinyatakan telah diampuni oleh rahmat-Nya (kebaikan-
Nya), karena kematian Yesus. Saudara menerima karunia
pengampunan dengan percaya bahwa Yesus telah membayar dosa saudara bukan?
Saudara tidak mendapatkan pengampunankarena usaha saudara sendiri. Dengan
sederhana saudara percaya pada Tuhan ketika Dia mengatakan telah mengampuni
saudara.

“... ketika kebaikan dan kasih karunia Juruselamat kita dinyatakan, Dia menyelamatkan
kita, bukan karena perbuatan dan kebenaran yang kita lakukan, tetapi karena belas
kasihan-Nya .9 “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu
pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,..”10

Jika saat ini saudara adalah orang Kristen, apakah peraturannya berubah? Apakah
Tuhan sekarang memiliki aturan yang banyak untuk saudara? Tidak. Sekarang saudara
mungkin berpikir, “Tunggu sebentar.di dalam Alkitab begitu banyak perintah. Saudara
tidak dapat membaca alinea tanpa diberi tahu apa yang harus dilakukan. " Itu benar.
Sementara Tuhan memberi perintah, Dia juga memberi tahu bahwa saudara tidak dapat
sepenuhnya mematuhinya. Bahkan, Dia memberi tahu, semakin keras saudara
berusaha menaati perintah itu, semakin banyak saudara melihat dosa
saudara.11 Semakin keras berusaha, saudara semakin merasa gagal, layak dihakimi
untuk mendapat hukuman Allah, dan menjadikan saudara merasa semakin jauh dari
Tuhan.

Paulus berbicara tentang frustrasi yang juga dirasakannya, melihat hukum Allah dan
berkata, "Perintah itu kudus, benar dan baik." Namun semakin berusaha hidup sesuai
dengan perintah itu, dia terus berbuat dosa. Dia berkata, “Sebab bukan apa yang aku
kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki,
yaitu yang jahat, yang aku perbuat.”12 Dengan sangat frustrasi Paulus berkata, “Aku,
manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? " Apakah
jalan keluarnya? “Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”13

Untuk mengatasi perasaan gagal, dosa, penghukuman diperlukan kebenaran Firman


Tuhan. “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam
Kristus Yesus”14 “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah
oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti
akan diselamatkan oleh hidup-Nya!”15

Jadi saat saudara melihat perintah Tuhan, jangan berusaha untuk mematuhinya
dengan kekuatan saudara sendiri ... tetapi sebaliknya minta Tuhan, yang tinggal di
dalam hidup saudara, untuk menyelesaikannya melalui saudara. Jika Tuhan berfirman
agar saling mengasihi, Tuhan tidak bermaksud agar saudara berkumpul dengan dan
dengan segala usaha menunjukkan kepada Tuhan bahwa saudara sanggup mengasihi,
namun Tuhan ingin saudarasepenuhnya bergantung pada-Nya, “Ya Tuhan, aku berdoa
agar Tuhan memimpinku dan membuatku melihat orang lain seperti melihat Tuhan, dan
menaruh kasih di hatiku untuk orang lain dengan cara yang sama seperti Engkau
mengasihi mereka. Saya tidak mampu mengasihi dengan kekuatan saya sendiri, tetapi
meminta agar kasih Allah yang besar akan dinyatakan dalam hidup saya untuk
mereka.”

Apa Perbedaanya?
Inilah perbedaan berusaha mengandalkan kekuatan sendiri untuk tampil bagi Allah
dengan segala sesuatu bergantung pada Allah dan mengandalkan-Nya sehingga Allah
hidup melalui saudara. Kita tidak akan dewasa rohani dengan menjauh dari Tuhan.
Hanya dengan terus bergantung pada-Nya, kita menjadi dewasa, dan itulah yang Allah
inginkan. Dia ingin saudara menikmati kebebasan dan kasih dalam hubungan dengan-
Nya, percaya pada-Nya, bergantung pada-Nya. Dia tidak mengharapkan saudara
melakukan untuk Dia.
Alkitab menyebut perintah Allah sebagai "hukum." Sekarang setelah saudara menjadi
orang Kristen, saudara tidak lagi berada di bawah hukum atau di bawah penghakiman
dan hukuman Allah - sebaliknya Anda memiliki pengampunan dan kehidupan kekal.
saudara telah dibebaskan dari tuntutan hukum.

Paulus berkata, Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena
melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab
itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena
iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada
seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.”16

Seberapa kuat Paulus berfokus pada perintah-perintah Allah dan berusaha untuk
memenuhinya? “Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya
aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi
bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan
hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak
Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Aku tidak
menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat,
maka sia-sialah kematian Kristus.”17

Sebelum saudara menerima Yesus, saudara jauh dari Tuhan,


hanya dapat mengetahui perintah Tuhan, dan saudara berada di
bawah penghakiman Tuhan. Tetapi sekarang saudara tahu Kristus dan Roh-Nya hidup
di dalam saudara.

Tuhan berkata, "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan
menuliskannya dalam akal budi mereka. Dan di tempat yang sama Dia berkata ”Aku
tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."18 Jadi, hukum Taurat bukan
berada di luar saudara, melayang di atas saudara dengan tuntutannya, Allah telah
menempatkan hukum-Nya di dalam hati saudara, dan Roh Kudus mengubah saudara,
Dia memberi saudara keinginan yang kuat untuk melakukan apa yang menyenangkan-
Nya. Seiring waktu, ketika hubungan saudara semakin bertumbuh dengan Tuhan, Dia
akan terus membangun dalam diri saudara keinginan dan kapasitas untuk menjalani
kehidupan yang suci di hadapan-Nya.

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu,
tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita
hidup di dalamnya.”19

Tuhan memiliki rencana bagi saudara, memakai saudara menjadi berkat bagi orang lain
bagi kemuliaan-Nya. Sekarang saudara sedang membangun hubungan dengan Tuhan,
Dia hidup di dalam hidup saudara, menghasilkan buah yang baik di dalam hidup
saudara.

Apa yang harus dilakukan dengan dosa?


Pertanyaan berikutnya adalah: Bagaimana saudara meminta Allah agar hidup saudara
berbuah, membebaskan saudara dari dosa tertentu yang masih mengikat? Bagaimana
jika saudara masih melihat sifat buruk saudara, melihat diri saudara jatuh
dalampencobaan, gagal berdoa dan gagal membaca Alkitab sebagaimana saudara
harapkan ? Apakah situasi yang demikian akan mendorong saudara untuk mulai
mengambil tindakan dengan seluruh kemampuan saudara agar dapat bebas dari
dosa ? Tidak. Saat saudara mulai berusaha melakukan yang baik untuk Tuhan, justru
saudara selalu gagal dan membuat saudara menjauh dari Tuhan, dan semakin sedikit
sukacita yang saudara miliki dalam pengenalan saudara akan Tuhan.

Sangatlah mudah bagi seorang Kristen untuk berpikir bahwa Allah


menghargai usaha keras, karena itulah pola yang dibentuk
masyarakat saat ini... bertanggung jawab, bekerja keras, memberikan usaha terbaik
saudara ... dan saudara akan mendapatkan buahnya. Seorang Kristen dapat melihat
perintah-perintah dalam Alkitab dan berpikir, "Ya, jika saya berusaha cukup keras saya
bisa melakukan ini." Dan mereka sebenarnya akan frustrasi, karena Alkitab
mengatakan bahwa jika fokus pada hukum hanya membawa satu hal ... kesadaran
akan dosa. Tuhan tidak mengatur hubungan saudara dengan-Nya sebagai usaha keras
dan upah. Dia telah mengatur, Tuhan ingin saudara percaya pada-Nya untuk
menghasilkan buah yang menyenangkan-Nya.

Selama saudara hidup di dunia saudara akan terus berbuat dosa.


Saudara tidak akan pernah sempurna dalam hidup ini. Bukan hanya
saudara yang tahu dosa saudara, tetapi Tuhan juga tahu. Ketika tahu bahwa saudara
berdosa saudara harus mengakui dosa itu dan percayalah apa yang Tuhan janjikan
kepada saudara:

“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”20
Bersabarlah dalam ijinkan Tuhan mengubah saudara
Fokuslah untuk mengenal Tuhan. Berusahalah untuk semakin mengenal-Nya melalui
doa, membaca Alkitab, bersekutu dan mengajar orang Kristen lainnya ... semua itu
baik. Tetapi iman saudara bukan bergantung oleh usaha saudara, sebaliknya oleh
kuasa Allah yang bekerja dalam hidup saudara sebagaimana dikatakan Yesus
"Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat
berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga
kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.21

Yesus melanjutkan dengan mengatakan, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku,


demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.”22

Bagaimana dengan firman Yesus yang mengatakan "patuhi


perintah-Ku"?
Kehidupan yang akan saudara alami adalah kehidupan yang berkelimpahan seperti
yang difirmankan Yesus, dan saudara semakin merasakan kasih-Nya saat saudara
melakukan apa yang difirmankan-Nya. “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan
tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam
kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam
kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”23 Dia ingin saudara hidup sesuai dengan firman
kebenaran-Nya dan mengalami kasih-Nya serta memiliki sukacita sebagai orang
Kristen. Saudara perlu terus bersandar kepada-Nya saat saudara mentaati firman
tersebut.

Jadi ketika saya melihat sebuah ayat di Alkitab di mana Tuhan berkata, “Lakukan
ini….”, Saya segera berkata kepada Tuhan, “Ide bagus. Saya ingin hidup saya
menyenangkan Engkau dan saya meminta Tuhan untuk mengerjakan itu dalam hidup
saya melalui Roh Kudus Mu. Beri saya kemampuan untuk mentaati-Mu. Ya Tuhan,
saya berada dalam bahaya jika saya berpikir saya bisa mentaati-Mu dengan kekuatan
sendiri. Saya memohon Tuhan untuk mengubah pemikiran dalam hidup saya dengan
cara apa pun yang Tuhan inginkan, agar hidup saya selaras dengan firman Tuhan."
Saya tidak khawatir, saya akan membaca firman-Mu dan mempelajarinya,
memikirkannya, bahkan menghafalnya. Tetapi iman saya untuk melakukannya tetap di
dalam Allah.
Tuhan telah membebaskan saudara dari tuntutan hukum, dan menyambut saudara
untuk bersandar kepada-Nya, bergantung pada-Nya ... di mana saudara dapat
sepenuhnya menikmati keakraban dalam pengenalan akan Tuhan.

“Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh
Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan
dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.”24

“Kita telah dibebaskan dari hukum Taurat ...sehingga kita melayani dalam keadaan baru
menurut Roh...”25

“Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-
tiap orang yang percaya.”26

"Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang
membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran."27

1) Roma 5: 1,2 (2) Efesus 1: 4; 2 Timotius 1: 9 (3) Yohanes 3:16 (4) Roma 5: 8 (5) Efesus 1:13 (6)
Penyingkapan 3:20; Yohanes 1: 12,13 (7) Penyingkapan 3:20 (8) I Yohanes 3: 1; Kolose 1: 13,14; Efesus
1: 4; Yohanes 1:12 (9) Titus 3: 3-7 (10) Efesus 1: 7 (11) Roma 3:20 (12) Roma 7: 18,19 (13) Roma 7:
24,25 (14) Roma 8 : 1 (15) Roma 5: 8-10 (16) Galatia 2:16 (17) Galatia 2: 19-21 (18) Ibrani 10: 16,17 (19)
Efesus 2: 8,9 (20) 1 Yohanes 1: 9 (21) Yohanes 15: 4 (22) Yohanes 15: 9 (23) Yohanes 15: 10,11 (24)
Roma 7: 4 (25) Roma 7: 6 (26) Roma 10: 4 (27) Roma 4: 5

Bersiap untuk Masa Sulit


oleh Steven L. Pogue

Alkitab memberikan tempat yang penting bagi akal budi. “Kamu diajar,” Rasul
Paulus memberi tahu para sahabatnya di Efesus, “supaya kamu dibaharui di dalam
roh dan pikiranmu,” (Efesus 4: 22,23). "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia
ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, ..." Paulus menulis untuk jemaat lain
(Roma 12: 2).

Saudara ingin melayani Kristus. Tetapi kadang-kadang mengalami kesulitan - terutama


pemikiran saudara - yang tidak sesuai dengan iman Kristen. Saudara tidak bisa
menonton TV, bekerja atau duduk makan siang dengan teman tanpa dihantui dengan
berita yang saling bertentangan atau meremehkan iman saudara. Saudara dapat diikat
oleh pikiran-pikiran itu.

Alkitab juga berbicara tentang keinginan dan kehendak, di mana keduanya merujuk
pada isi hati saudara. Mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati adalah perintah teragung
Allah. Yesus menjelaskan, di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada. Paulus
menulis, “... carilah perkara yang di atas, ... bukan yang di bumi.” (Kolose 3: 1,2).

Namun mungkin saudara mendapati diri sendiri menggema kata-kata nabi Yeremia:
“Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu:
siapakah yang dapat mengetahuinya? (Yeremia 17: 9).

Tuhan telah memberi pengertian tentang pembaharuan akal budi dan hati saudara
melalui Alkitab yang akan memberikan pengaruh yang semakin baik dalam hidup
saudara ketika saudara menghafalnya.

Yesus dicobai oleh Setan setelah berpuasa di padang pasir selama empat puluh hari.
Yesus menegur Setan setiap kali Ia dicobai dengan mengutip dari kitab Ulangan. Dia
berkata, “Ada tertulis, Manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang
keluar dari mulut Allah ’” (Matius 4: 4).

Dua ayat yang saya hafal merupakan tempat perlindungan rohani saya saat
menghadapi godaan: “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya
bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.... Dalam hatiku aku menyimpan
janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.”(Mazmur 119: 9,11). Sekalipun
tidak memenuhi syarat kekudusan, tetapi saya yakin dapat mengidentifikasi keinginan-
Nya untuk tetap kudus. Yesus berdoa untuk para murid-Nya, “Kuduskanlah mereka
dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” (Yohanes 17:17). Dengan menghafal
Alkitab, saudara sedang menjalani proses perubahan akal budi dan fokus pada hal-hal
yang benar di tengah-tengah pencobaan".

Menghafal Alkitab. Saudara mungkin membayangkan seorang pelajar yang sedang


mengernyitkan dahi yang menyendiri di sudut kelas, atau seorang anak membaca ayat-
ayat yang dipelajari dengan menghafal. Singkirkan bayangan ini. Menghafal Alkitab
sangat penting untuk pertumbuhan rohani saudara. Tapi itu mungkin terdengar di luar
jangkauan (saudara terlalu sibuk atau terlalu tua untuk banyak menghafal apa saja)
atau apapun yang saudara pikir ?
Psikolog Tim La Haye memberikan penjelasan bahwa kekuatiran untuk menghafal tidak
begitu banyak hambatan seperti halnya: “Jika saya meminta alamat atau nomor
telepon, saudara tidak akan kesulitan mengingatnya. Siapa pun yang dapat melakukan
itu dapat menghafal ayat-ayat Alkitab. Sejujurnya, menghafal walaupun memerlukan
usaha yang keras namun saudara akan memperoleh keuntungan yang lebih besar bagi
kehidupan rohani daripada menggunakan metode pembelajaran Alkitab lain yang
saudara ketahui. ”1

Mazmur 1 menggambarkan tentang orang yang menghafal Firman Tuhan dan


memikirkannya (merenungkannya):

“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak
berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang
dan malam.”(Mazmur 1: 1,2).

Ketika saudara rindu memahami Firman Tuhan dengan menghafalnya, itu akan menjadi
bagian dari akal budi. Saudara mendapati ternyata dapat mengingatnya sepanjang hari.
Jika saudara bangun di malam hari penuh dengan kemarahan atau ketakutan, saudara
dapat memilih dalam ingatan saudara ayat-ayat Firman Tuhan yang berhubungan
dengan situasi itu.

Pemazmur menjelaskan hasil perenungan pribadinya " Ia seperti pohon, yang


ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang
tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1: 3). Mereka yang
merenungkan Firman Tuhan terus berjalan ketika menghadapi kesusahan. Mereka
tidak lesu di bawah tekanan, mereka tetap kuat.

Yesus mencontohkan konsistensi dalam kehidupan-Nya. Kita tidak bisa mengklaim


tanpa dosa seperti yang dilakukan Allah yang berinkarnasi, tetapi kita dapat
menghargai apa yang Dia hargai. Pilihlah salah satu Injil dan mulailah membaca
tentang Yesus. Dia sering mengutip Firman Allah (dari hafalan !) Hampir 10 persen dari
kata-kata Yesus dalam Injil adalah kutipan dari Perjanjian Lama. Dengan menghafal
Yesus dapat menggunakan ayat Alkitab yang tepat untuk kebutuhan saat itu, seperti
seorang pengrajin yang secara naluriah mengambil alat yang tepat. Hal yang sama
dapat terjadi dalam hidup saudara.

Roma 12: 2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Dengan menghafal
dan secara sadar meerenungkannya memberi saudara ruang untuk mengevaluasi
semua pesan yang saudara terima dari iklan, teman di tempat kerja, keluarga dan
segala sesuatu yang saudara ketahui. Alih-alih tetap menyesuaikan diri dengan dunia,
saudara diubahkan ketika Firman Tuhan memperbaharui pikiran Anda.

Mari kita mulai. Lihatlah jam saudara dan catat waktunya. Berikut ini sedikit
membutuhkan usaha, tetapi saudara akan terkejut ternyata hanya butuh sedikit waktu
untuk menghafal satu atau dua kata dengan sempurna. (Bahkan mereka yang telah
menghafal ribuan ayat mulai dengan menghafal satu ayat pada satu waktu.) Mari kita
coba Filipi 4: 6,7:

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan
pikiranmu dalam Kristus Yesus”.

Penghafalan dimulai dengan sosialisasi. Bacalah ayat-ayat itu keras-keras beberapa


kali. Ini melibatkan pikiran saudara dalam tiga cara: melihat, berbicara, dan mendengar.
Selanjutnya, salin ayat-ayat itu pada kartu 3 × 5 inchi atau kertas yang lebih besar.
Dengan menulis ayat-ayat pada kartu catatan saudara memiliki pengingat yang
berguna untuk diletakkan di lemari es atau cermin kamar mandi.

Sekarang cobalah mengutip ayat-ayat dari ingatan saudara. Jangan merasa sedih jika
harus berhenti dan melihat catatan untuk bantuan. Terus lanjutkan frase demi frase.
Setelah saudara merasa memiliki ayat-ayat yang dihafal, tulislah ayat-ayat itu dari
ingatan.

Jadi? Lihat waktu lagi. Saudara sudah memiliki tiga puluh sembilan kata (dua ayat)
yang menjadi ayat hafalan yang baik.

Berikut adalah daftar ayat-ayat yang disarankan untuk membantu saudara memulai
menghafal Alkitab:

 1 Korintus 10:13
 1 Yohanes 1: 9
 1 Yohanes 5: 11-13
 Roma 3:23
 Yohanes 1:12
 Roma 5: 8
 Efesus 2: 8,9
 Galatia 2:20
 Filipi 4:13
 Roma 12: 1,2
 Roma 8:28
 Yohanes 16:33
 Efesus 6: 10,11
 1 Petrus 5: 7
 Kisah Para Rasul 1: 8

1. Tim LaHaye, Cara Mempelajari Alkitab untuk Diri Sendiri (Irvine, CA: Harvest House, 1976), hlm. 128.

Anda mungkin juga menyukai