Anda di halaman 1dari 9

MIKHA 7 AYAT 18 sampai 20

RENUNGAN HARI INI: PENGAMPUNAN


(MIKHA 7:18)
Renungan hari ini:

PENGAMPUNAN

Mikha 7:18 (TB) "Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan
yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak
bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada
kasih setia?"

Micah 7:18 (NRSV) "Who is a God like you, pardoning iniquity and passing
over the transgression of the remnant of your possession? He does not retain
his anger forever, because he delights in showing clemency”

Pengampunan adalah bagian mendasar dari iman Kristen. Dan sikap


pengampunan kita tumbuh melalui interaksi dengan Tuhan dan melalui
merenungkan firman-Nya. Pengampunan memberikan masa depan yang
lebih baik bagi kita. Tanpa pengampunan tidak ada masa depan bagi kita.
Ketika kita mau mengampuni maka saat itu juga masa depan terbuka bagi
kita. Dengan mengampuni sesamakita maka TUHAN memberikan kehidupan
yang kekal bagi kita.

Ketika seseorang melakukan kesalahan kepada kita, apakah kita bisa


langsung memaafkannya atau justru membalasnya. Sikap mau memaafkan
hari-hari belakangan ini sangat sulit dilakukan. Apalagi kesalahan yang
diperbuat sangat fatal dan membekas di dalam sanubari kita. Mungkin yang
ada adalah dendam dan hanya kata maaf di mulut saja, bukan kata maaf
yang sesungguhnya.

Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk memaafkan orang lain dengan tulus,
ketika ada orang lain berbuat salah dan langsung meminta maaf apakah kita
tetap akan menghukum orang tersebut ? Mungkin sebagian orang ingin
memberi efek jera, tapi konteksnya salah. Ada misi terselubung dalam
pemberian permohonan maafnya.

Mengasihi Tuhan tapi tidak mengasihi sesama, berarti kita masih memiliki
sikap egois dan merasa paling benar. Terkadang, manusia sudah berani
memvonis sesama berdosa, menuduh orang telah melakukan penghinaan,
memvonis seseorang akan masuk neraka, terkena tulah dan lain sebagainya.
Manusia sekarang sudah berani main hakim sendiri dan membunuh orang-
orang yang melakukan kesalahan.

Padahal, hidup dan mati seseorang itu ada di tangan Tuhan. Jika memaafkan
saja sulit bagaimana dengan mengampuni?  Menyimpan kesalahan orang lain
merupakan akar pahit dalam hati kita, akan menjadi penyakit, ketidak
nyamanan, keirian dan kebencian terhadap orang tersebut. Apabila kita
berbuat salah kepada siapapun segeralah meminta maaf, jangan sampai kita
tunda sampai matahari terbit kembali esok hari.

Tuhan Yesus juga mengajarkan yang lebih dari sekadar meminta maaf, yaitu
supaya kita mengampuni. Kata mengampuni mempunyai makna yang lebih
dalam, yaitu melupakan, menerima dengan tulus segala kesalahan orang lain
dan tidak mengingatnya lagi. Ini sebuah tindakan yang benar-benar sulit
dilakukan. Tuhan Yesus memberikan contoh dalam Lukas 23 ayat 34, Yesus
berkata; “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang
mereka perbuat.”

Marilah kita belajar mengampuni kepada semua orang yang melakukan


kesalahan kepada kita dan meminta maaf segera apabila kita melakukan
kesalahan. Jangan merasa terhina ketika harus meminta maaf kepada tukang
sapu atau kepada sopir Anda. Kita semua sama dihadapan Tuhan, sama-
sama manusia ciptaan Tuhan yang memiliki kekurangan dan kelebihan.

Biarlah kekurangan dan kelebihan kita bisa saling melengkapi, saling


mendukung dan saling memaafkan. Menyimpan rasa bersalah dan
menumpuk kesalahan orang lain di dalam hati kita sama saja kita memelihara
perasaan dendam terhadap orang lain. Belajarlah untuk memaafkan
kesalahan orang lain, jangan menyimpan atau menumpuk perasaan bersalah
yang akhirnya menjadi bibit penyakit. Penyakit ini bisa menjadi dendam yang
berkepanjangan, jika dipelihara terus suatu waktu akan meledak dan
membuat kita semakin terbelenggu dengan perasaan bersalah.

Bagi sebagian orang, mungkin untuk memaafkan itu tidak mudah dijalankan.
Akan tetapi, ketika kita semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, sikap
mudah memaafkan dan mengampuni akan tumbuh seiring dengan semakin
bertumbuhnya iman percaya kita kepada Tuhan. Yesus sendiri rela mati demi
dosa kita, apakah kita sebagai manusia ciptaan-Nya tidak bisa saling
memaafkan? Karena itu, lepaskanlah segera pengampunan kepada setiap
orang yang melakukan kesalahan bagi kita agar kita beroleh masa depan
yang lebih baik. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini 


By : administrator, 2017-09-11

Bacaan Firman Tuhan: Mikha 7: 18-20


Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan
pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam
murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? Biarlah
Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan
melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. Kiranya Engkau
menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti
yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kami sejak
zaman purbakala!

Melalui nabi Mikha ini, kita akan menemukan lebih jauh pengenalan
kita tentang pribadi TUHAN. Jika kita menyimak apa yang tertulis dalam kitab
Mikha ini, maka kita akan diarahkan untuk melihat tiga urutan kejadian yang
membawa kita pada pribadi Tuhan.

Pertama, dilihatnya ke belakang bagaimana dahulu penyertaan Tuhan kepada


nenek moyang bangsa Israel. Hidup yang berkelimpahan kasih dan penyertaan
Tuhan. Mengiring umat Israel menjadi bangsa yang termasyur.

Kedua, dilihatnya apa yang sedang terjadi ketika itu pada umat Israel yang telah
dipenuhi oleh perbuatan dosa. Mikha melihat bahwa hukuman Tuhanlah yang
akan terjadi pada umat Israel. Mereka sengsara, menderita, miskin dan hidup
dalam ketakutan semuanya adalah karena dosa. Namun ternyata Tuhan
mendekati umatNya supaya bertobat.

Ketiga, dilihatnya jauh ke depan apa yang akan Tuhan perbuat bagi dunia ini.
Betlehem Efrata yang kecil itu akan bangkit seorang yang akan memerintah
Israel. Bukan murka yang didahulukan Tuhan, tetapi kasih karuniaNya “yang
melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut” (ay. 19).
Sehingga  ketiga hal yang diperlihatkannya ini, ternyata kasih Allah sungguh
luar biasa. Bahwa kasih setia Tuhan itu kekal dari dahulu, sekarang hingga
masa yang akan datang. Sehingga jelaslah apa yang dituliskan dalam kitab
Mikha ini “Siapakah Allah seperti Engkau?” Walaupun umatNya selalu
menjauh, tetapi Tuhan tetap mendekatkan diriNya untuk memberikan
pertolongan.

Sehingga dapatlah kita memahami, sesungguhnya bukan Tuhan yang tidak mau
untuk menolong, tetapi manusia itulah yang menjauh dari kasih Tuhan. Kasih
Tuhan yang kita kenal itu tidak tanggung-tanggung, perjuangan Allah begitu
besar bagi manusia.

Banyak orang yang bertanya-tanya tentang kuasa Tuhan dalam penderitaan


yang dihadapinya, sama seperti pertanyaan Nikodemus kepada Tuhan
Yesus “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?”. Jawaban Yesus ini akan selalu
menjadi kekuatan kita “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini”.

Ini adalah ungkapan perasaan Tuhan Yesus yang terdalam. Dia tidak dapat
menyangkal kasihNya yang begitu dalam kepada kita. Dia memberikan diriNya
diludahi, ditampar, sampai mati disalibkan hanya untuk melindungi kita. Maka
jika kita merenungkan pengorbanan Tuhan yang begitu besarnya pada
kita, patutkah kita masih meragukan kasihNya pada kita? apakah kita masih akan
bertanya-tanya tentang berkat Tuhan dalam kehidupan kita?

Tidak layak kita mempertanyakan apa perbuatan Tuhan dalam kehidupan kita,
tapi tanyakanlah diri kita sendiri, entah kita yang sudah menjauh dari Tuhan.
Maka nabi Mikha ingin menyuarakan semangat ke-optimisan kepada kita dalam
menjalani kehidupan ini. Tentang bagaimana Tuhan berbuat atas kehidupan kita
ini ‘tak usah pertanyakan jika kita mau hidup dalam kebenaran Tuhan.

Yakinlah, jika kita hidup dalam kebenaran Tuhan: apa yang tidak bisa kita
perbuat, lakukan, kerjakan dan dapatkan? Tetapi, sebaliknya: jika kita menjauh
dari Tuhan, kita diingatkan “Engkau makan tetapi tidak akan menjadi
kenyang”; “engkau menyingkir tetapi tidak akan selamat”; “engkau menabur,
tetapi tidak akan menuai” (Mikha 6: 14-15).

Sehingga dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, tetaplah ingat bagaimana


kasih setia Tuhan yang besar kepada orang yang hidup dalam kebenaranNya.
Jangan ragukan kasih setia Tuhan, dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-
perbuatan gagah perkasa (Mazmur 60: 14). Selamat merasakan kasih Tuhan…. 

Khotbah Mikha 7: 14-17


TUHAN MENGGEMBALAKAN UMATNYA
7:14  Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu, kambing domba milik-Mu
sendiri, yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan.
Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead seperti pada zaman dahulu
kala.
7:15  Seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir, perlihatkanlah kepada kami
keajaiban-keajaiban!
7:16  Biarlah bangsa-bangsa melihatnya dan merasa malu atas segala keperkasaan
mereka; biarlah mereka menutup mulutnya dengan tangan, dan telinganya menjadi
tuli.
7:17  Biarlah mereka menjilat debu seperti ular, seperti binatang menjalar di bumi;
biarlah mereka keluar dengan gemetar dari kubunya, dan datang kepada TUHAN,
Allah kami, dengan gentar, dengan takut kepada-Mu!

Bapak, Ibu, saudaraku  yang dikasihi Tuhan,


       Baru-baru ini tanggal 20 September 2012, warga DKI Jakarta telah melakukan
Pilkada Gubernur dan wakilnya  dengan dua kandidat: Foke dan Jokowi. Hasil
hitung cepat membuktikan kemenangan pasangan Jokowi-Ahok. Kemenangan ini
menyiratkan harapan baru warga masyarakat agar Pemimpin terpilih dapat
melakukan perubahan dan memberi rasa aman bagi semua warga masyarakat. 

       Kebutuhan hadirnya Pemimpin yang jujur dan adil diharapkan banyak orang.
Tidak hanya dalam lingkungan masyarakat, tetapi juga dalam hidup persekutuan
dan dalam keluarga. Nabi Mikha berdoa agar
Tuhan sendiri yang menjadi Pemimpin; menjadi Gembala atas umatNya sebab tidak
ada seorang pun dari bangsa Israel  yang berlaku  jujur dan saleh (7:2). Para
pejabat bertindak sewenang-wenang dan tidak peduli pada kebenaran. Uang begitu
berkuasa sehingga hukum diputarbalikkan dengan seenaknya.  Ada krisis
kepercayaan dimana teman bisa menjadi lawan (7:5).  Kejahatan akhirnya  masuk
pula dalam kehidupan rumah tangga. Tidak ada sikap saling menghargai dalam
relasi anak-orang tua atau menantu dengan mertuanya. (7:6) Kehidupan rumah
tangga berada dalam titik  kehancuran.  Nabi tidak dapat berbuat banyak
menghadapi situasi demikian. Nabi hanya berserah diri pada campur tangan Allah
dan percaya bahwa Allah bertindak menolong umatNya (7:7).

Dalam doanya, nabi Mikha meminta agar Tuhan menjadi Gembala karena umat
telah salah jalan dengan mengikuti berhala-berhala Kanaan dan lebih
mengandalkan  manusia daripada Tuhan saat mereka terjepit. Hanya Tuhan yang
dapat melepaskan mereka dari jalan yang menyimpang dan membawa mereka ke
tempat yang dikehendakiNya. Nabi percaya bahwa umat Tuhan dapat diselamatkan
dari  dosa mereka sama seperti yang dialami bangsa Israel saat mereka dibebaskan
dari kuasa Mesir.  Tuhan yang menghukum bangsa Mesir dengan 10 tulah dan yang
memelihara umat Israel dengan segala berkat yang ajaib.  Demikian doa dan
harapan nabi Mikha bagi masa depan umat Tuhan.

Firman Allah pada hari ini mendorong kita: Pertama untuk  tidak putus asa dan
kecewa menghadapi situasi seperti apapun. Jika saudara putus asa dan kecewa,
karena ketidakadilan, karena kesewenang-wenangan, karena tekanan hidup yang
berat entah itu sakit penyakit atau persoalan ekonomi, maka dengan mudah  kita
menyimpang dari jalan Tuhan. Kita tidak lagi  taat pada Firman Allah. Kita lebih
mengandalkan manusia daripada berserah diri pada kuasa Allah. Akibatnya,
semakin jauh kita dari Tuhan, semakin dalam kita kehilangan damai sejahtera
Allah. Jika itu terjadi, hidup rumah tangga kita dalam ambang kehancuran sebab
tidak ada sikap mempercayai dan menghargai dalam keluarga.  Apa yang terjadi
jika suami tidak lagi percaya pada istrinya; jika orang tua tidak mampu mendidik
anak-anak mereka; jika anak-anak  hidup tanpa moralitas dan bertindak
semauanya. Di sini, kita prihatin dengan tawuran antar pelajar yang
mengakibatkan kematian. Orang tua adalah pendidik  utama ternyata bisa gagal
dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran dalam diri anak-anak
mereka.

1 Petrus 5:7  berkata “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia


yang memelihara kamu”. Apa yang saudara hadapi hari ini akan tetap menjadi
masalah besar yang menakutkan dan beban berat jika kita tidak datang memohon
pertolongan Tuhan. Masalahnya bukan Tuhan tidak menolong, tetapi karena
ketidakpercayaan kita pada Allah. Kita ragu; kita bimbang; kita tidak yakin
sehingga doa kita tidak fokus. Kita berdoa sekedar meminta, tidak diladasi iman
yang kokoh seperti yang dikatakan dalam Yakobus 1:6  “Hendaklah ia memintanya
dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama
dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin”. 

Jadi berdoalah dengan iman yang kokoh, sehingga doa kita beroleh jawaban dari
Tuhan dan kita meyakini bahwa Tuhan bertindak menolong  merela yang  berharap
padaNya. Firman Allah dalam surat 1 Petrus 3:12 berkata:  “Sebab mata Tuhan
tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka
yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat
jahat." Karena itu agar doa kita didengar Tuhan; dijawab Tuhan, janganlah saudara
berbuat jahat mulai dari sekarang. Perbuatan jahat kita menghambat datangnya
berkat-berkat Allah seperti yang dikatakan Yeremia 5:25  “Kesalahanmu
menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu”.
Hal kedua, yang dapat kita pelajari bahwa  Nabi Mikha dalam doanya meminta agar
Tuhan memperlihatkan keajaiban-keajaibanNya. (7:15)  Doa seperti inilah yang
perlu kita miliki dan kita praktekkan saat kita berdoa kepada Allah. Doa yang
meyakini bahwa Allah dalam Yesus Kristus, Tuhan kita adalah Allah Mahakuasa
yang sampai hari ini mampu melakukan perkara-perkara yang ajaib; perkara-
perkara yang besar; perkara-perkara yang mustahil; perkara-perkara yang luar
biasa. Alkitab mencatat bagaimana Tuhan Yesus  mengubah air biasa menjadi
anggur yang terbaik; memberkati 5 roti 2 ikan untuk dimakan 5000 orang; yang
menenangkan gelombang dan ketakutan murid-muridnya yang nyaris tenggelam;
yang menyembuhkan orang yang sakit dan membangkitkan orang mati. 

Percayakah kita akan kuasa Tuhan Yesus dalah hidup pribadi dan rumah tangga
kita? Jika kita buka  hati dan memberi hidup kita dipimpin Roh Kudus, maka
dengan rendah hati kita mengundang Tuhan Yesus hadir dalam hidup kita; dalam
keluarga kita; dalam pergumulan yang kita hadapi hari ini. Nabi Mikha meminta
Tuhan menjadi Gembala atau umatNya. Benarkah kita sudah meminta dan
menjadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala dalam hidup kita; menjadi Pemimpin
dalam semua rencana dan keputusan kita? 

Apa artinya menjadikan Tuhan Yesus sebagai Gembala? Tuhan Yesus berkata,
”Akulah gembala yang baik. Gembala yang memberikan nyawanya bagi domba-
dombanya” (Yoh. 10:11). Tuhan Yesus menjadi Pelindung kita dari yang jahat;
Tuhan Yesus menjadi Penyelamat hidup kita dari kebinasaan; Tuhan Yesus menjadi
Tabib ajaib saat kita sakit dan terluka; Tuhan Yesus yang mengasihi dan mencari
kita saat tersesat dan hilang; Tuhan Yesus yang selalu peduli atas apapun masalah
dalam hidup kita: Tuhan Yesus yang mengampuni kesalahan dan menebus dosa
manusia dengan rahmatNya yang besar. 

Dengan mengakui dan mengimani Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita
mau hidup dalam kasih setia Allah. Hidup dalam perjanjian dan kekudusan di
hadapanNya. Hidup yang selalu bergantung sepenuhnya pada rencana dan
kehendak Tuhan. Hidup yang mengandalkan Tuhan dalam susah dan senang. Hidup
yang selalu mengucap syukur (1 Tesalonika 2:13; Kolose 3:16). 

Jika hidup saudara sampai hari ini dalam kekecewaaan dan kehilangan damai
sejahtera Tuhan, mari saudara-saudaraku, jangan malu; jangan berkecil hati;
jangan katakan sudah terlambat;  jangan bilang: saya tidak bisa berubah atau
hidup saya tidak ada harapan. Selalu tersedia pengampunan Allah; selalu tersedia
cinta kasih Yesus; selalu terbuka kesempatan baru untuk melayani Tuhan Yesus
dalam hidup ini.  Mari kita bertobat dan memberi diri diperbaharui Roh Kudus.
Tuhan Yesus adalah Gembala Baik buat hidup kita; buat keluarga kita; buat
persekutuan kita di Pondok Ungu ini. Mari kita beri diri kita untuk dipakai melayani
kehendak Tuhan, termasuk jika saudara dipanggil Tuhan melayani jemaat sebagai
pengurus dan pelayan PELKAT. Tuhan Yesus dengan kuasa RohNya senantiasa
memampukan kita dan melayakkan kita dalam kerja pelayanan di jemaat GPIB
Pondok Ungu. Mari bersyukur kepada Allah jika saudara digerakkan Firman Tuhan
untuk menjadi pelayan Tuhan. (Kolose 1:12; Filipi 1:5)     Kasih Setia Tuhan Yesus
Gembala baik senantiasa memberkati kita semua sampai akhir zaman. Amin.

Khotbah Minggu, 30 september 2012 di GPIB Pondok Ungu, Bekasi  


pukul 10.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai