Anda di halaman 1dari 17

Pertemuan 16

AMPUNILAH KESALAHAN KAMI

Tujuan :

 Calon mampu menyadari dan memahami bahwa sikap Tuhan senantiasa rela
untuk mengampuni
 Calon mampu percaya bahwa Tuhan juga mengampuni mereka
 Calon bisa mengampuni kesalahan orang lain yang bersalah kepada mereka

Bahan : Doa Bapa Kami: Matius 18:21─35

Jalannya pertemuan

Langkah 1 : Pembukaan dan pengantar

a. Pembukaan
Pembina mengajak berdoa bersama sama doa Bapa Kami. Jagalah agar doa jangan diucapkan
cepatcepat, tetapi perlahanlahan, jelas dengan memperhatikan semua kata.
b. Pengantar
Pembina bisa membuka pertemuan dengan mengatakan: Kita semua menginginkan Tuhan
mengampuni dosa dosa kita, kita percaya bahwa Tuhan akan mengampuninya. Pada
pertemuan ini kita akan mendengarkan ajaran Yesus tentang pengampunan. Apa saja
syaratnya agar kita diampuni dosa dosa kita oleh Tuhan.

Langkah 2 : Perumpamaan tentang pengampunan

a. Pembacaan kutipan Injil Matius 18:21─35


b. Tugas kelompok (para calon dikelompokkan untuk menjawab beberapa pernyatan):
1. Apa tema atau isi pokok yang dibahas dalam kutipan di atas?
2. Pesan Yesus:kita harus mengampuni saudara kita yang bersalah sekian kali artinya…
3. Perumpamaan ni dapat dibagi dalam 3 babak cari ketiga babak itu dan berilah judul yang
kiranya sesuai dengan masing-masing babak

Kemungkinan jawaban :
1. Pengampunan
2. 77 kali. Artinya: pengampunan itu taka da batasnya, selalu haus megampuni
3. Misalnya:
Babak 1: Hamba yang berhutang dan raja yang pemurah (23-27)
Babak 2: Hamba yang jahat tak mengenal ampun (28-31)
Babak 3: Raja menghukum hamba yang jahat ( 32 -24)

Langkah 3 : Pleno dan pendalaman

a. Pleno
Kelompok diminta melaporkan hasil kerja kelompok dan anggota dipersilahkan
menambahkan; kelompok lain bertanya (informatif), saling menjelaskan
b. Pendalaman
Dalam kutipan tadi dengan tajam dipertentangkan sikap Allah dengan sikap manusia
mengenai pengampunan.
- Sikap manusia tampak dalam sikap Petrus terhadap orang yang berdosa. Kita semua mau
mengampuni, ingin berdamai, tetapi mesti ada batasnya. Kita waswas jangan-jangan
kebaikan kita disalahgunakan orang, kita dipandang lemah, bodoh. Itulah pikiran Petrus
… sebab dia bertanya, “Berapa kalikah kami harus mengampuni?” Maksudnya:
seharusnya ada batasnya. Masalahnya sekarang I mana batasnya?
- Sikap Allah terhadap orang berdosa? Semua orang tanpa kecuali adalah manusia berdosa,
mempunyai hutang besar (ibarat ratusan jua rupiah) yang tak mungkin kita lunasi. Tuhan
seperti Sang Raja yang berbelas kasih, pengampunan. Di mana manusia berbalik kepada
Tuhan, di situ Allah mengampuni. Tetapi ada syaratnya! Syaratnya ialah Tuhan melihat
sikap kita terhadap sesama.
- Sikap hamba yang kejam, dia tidak mengenal ampun.maka sikap Tuhan terhadap hamba
itu juga demikian.

Langkah 4: Perenungan – refleksi

Pembina mengajak calon untuk merefleksikan masing-masing dirinya, sambal memberikan


pernyaaan-pernyataan refleksi, misalnya:
- Ajaran apa yang bisa kita petik dari kutipa Injil hari ini? Kalau saya tidak mau mengampuni
Saudara yang bersalah kepadaku, Tuhan juga tidak mengampuni saya.
- Apaka saya menyadari bahwa saya orang berdosa?
- Saya termasuk memerlukan pengampunan karena sebetulnya saya tak mampu membayar
hutang kepada Tuhan.
- Marilah kita doakan bersama-sama doa Bapa Kami. Tentunya sekarang lebih meresapkan
artinya. Bapa kami…..
- Apakah aku mau mengampuni saudara, pasangan, tetangga, dsb

Langkah 5 : Penutup

Bedoa : Memohon kekuatan untuk mengampuni sesama


PERTEMUAN 17

ORANG KAYA YANG BODOH

Tujuan :
 Calon dapat belajar dari sikap Yesus terhadap kekayaan, sehingga dapat mawas
diri bagaimana sikapnya terhadap harta benda

Bahan : Lukas 12:16-21; 22:32-34; Kisah Rasul 2:42-47; Markus 10:17-27

Jalannya pertemuan

Langkah 1 : Pembukaan dan pengantar

a. Pembukaan
Ajaklah para calon berdoa agar mereka dapat belajar dari sikap Tuhan Yesus terhadap
kekayaan
b. Pengantar
Pembina memberikan sedikit pengantar. Misalnya:
Dalam pertemuan yang lalu”mata” kita dibukakan oleh Yesus Kalau mau mengikutiNya,
maka bersama Yesus kita harus berani berdoa: “ Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23:34). Kita harus mengampuni dan mencintai
orang yang bersalah kepada kita.
Inilah resep mujarab untuk memperbaiki dunia, tetapi melaksanaannya sangat sulit.
Hambatan lain bagi manusia untuk mengikuti Yesus ialah harta dan kekayaan. Siapakah yang
tak ingin kaya? Bagaimana sikap para murid Yesus terhadap kekayaan? Marilah kita
mendengarkan ajaran Yesus.

Langkah 2 : Orang kaya yang bodoh

a. Pembacaan kutipan Luk 12:16-21 (Seandainya dipandang perlu bacaan diulang lagi, agar
para calon lebih memahami sungguh-sungguh)
b. Pemahama dengan tanya-jawab langsung (Pembina mengajukan pertanyaan, dan para
calon diharapkan menjawab pertanyaan Pembina).
- Bagaimana rencana orang kaya itu? (Akan membagun lumbung- lumbung untuk menyimpan
hasil tanahnya)
- Apakah maksud rencana itu? (Kalau sudah cukup, dia akan menikmatinya, makan, minum,
dan bersenang -senang)
- Apa Firman Allah? (Kamu bodoh, malam ini kamu akan mati, hartamu nanti untuk apa?)
- Siapa yang bodoh? (Orang yang berusaha menjadi kaya bagi dirinya sendiri, tetapi tidak
berusaha kaya di mata Tuhan)

Langkah 3 :Diskusi kelompok

Pertanyaan untuk diskusi:

a. Menurut pandangan dunia (masyarakat) bagaimana rencana orang kaya tsb?


b. Bagaimana menurut pendapat Anda tentang penyataan: “Sesudah banya harta ditimbun, saya
akan istirahat menikmatinya:?
c. Kata-kata mana yang paling banyak dipakai orang kaya tsb? Mengapa demikian?
d. Menurut pendapatmu: Apakah hasil tanah itu adalah hasil saya sendiri?

Langkah 4: Pleno dan kesimpulan

Dalam pleno setelah semua melaporkan hasil diskusinya perlu ditekanan hal-hal sebagai berikut:

a. Rencana orang kaya itu sebenarnya adalah sama dengan kecenderungan masyarakat kita,
terlebih msyarakat kapitalis: sedapat mungkin mengumpulkan harta supaya dapat dinikmati
untuk bersenang-senang. Mencari surga dunia. Bagi mereka surga adaah memiliki segala
sesuatu sebanyak-banyaknya dan dapat memuaskan keinginan nafsu kepemilikan, seperti
makan, minum, mobil mewah, dll. Rencana seperti itu oleh kebanyakan orang dianggap
bijaksana. Maka banyak orang berdoa supaya beruntung (hoki). Tempat yang dianggap
keramat, mendatangkan untung- seperti gunung kawi- laris dikunjungi orang. Bahkan dalam
agama Kristen, banyak penginjil yang memperkenalkan iman akan Kristus sebagai “jaminan
pasti” untuk memperoleh ganjaran “material” yang berlimpah.
b. Kita melihat banyak orang tidak merasa “cukup”
Orang Romawi mengatakan uang adalah ibarat air laut, makin kita minum makin kita haus.
Maka “orang kaya” yang menyusun rencana seakan-akan dia hidup selama-lamanya, oleh
Allah dikatakan: bodoh. Karena hidup manusia di dunia ini terbatas. Kapan saja Allah dapat
memanggil kita, dan kita tidak membawa sedikit pun harta kekayaan kita.
c. Dalam 3 ayat (17,18,19), sebanyak 13 kali dipakai kata aku atau ”-ku”. Ini menunjukkan
betapa egoisnya, hanya meihat kepentingan atau kesukaan diri sendiri. Kepentingan sesama
atau Tuhan tidak disebut sama sekali. Orang kaya itu buta bagi kebutuhan sesama, dia tidak
mengenal kata cinta atau memberi. Itulah bahaya bagi orang yang hanya mengejar kekayaan.
Benar kata Yesus: “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Kita
harus memilih
d. “Hasil tanahku” Orang kaya melihat semuanya sebagai miliknya sendiri, seakan-akan dari
hasil usahanya sendiri. Hasil tanah, kekayaan yang didapat dari tanah, dipandang sebagai
haknya yang mutlak. Tanah itu milik Tuhan. Semuanya kita terima dari Tuhan, bahkan
hidupku bukan milikku sendiri. Saya menerima hidup ini dari Tuhan, yang setiap saat dapat
memanggil saya.

Langkah 5 : Jadilah kaya di hadapan Tuhan

Marilah kita mendengarkan nasihat Tuhan Yesus:

a. Ajaklah calon membaca kutipan Luk 12:32-34: Harta di Surga. “Jual lah segala milikmu,
untuk memberi sedekah. Buatlah dirimu menjadi dompet yang tak dapat using.”
Disini Yesus berbicara untuk kelompok-kelompok umat perdana, yang hidup sebagai suatu
komunitas (lih.Kis 2:42-47). Kata-kata ini merupakan suatu nasihat ajakan: “Jangan terikat
dengan uang, berikanlah kepada orang miskin, supaya memperoleh harta di surga.”
Maksud Yesus di sini bukan hanya memberi derma, tetapi yang penting adalah hati manusia,
hati kita yang penuh cinta. Dasar mengapa kita memberi derma itulah yang utama. Di mana
hartamu berada, di situ hatimu berada.
b. Ajaklah calon mawas diri: Bagaimana sikap saya terhadap harta benda?

Langkah 6 : Penutup

- Doa penutup
- Jangan lupa berilah calon tugas dirumah mempelajari: Mrk 10:17-27
Pertemuan 18

PERMINTAAN YAKOBUS DAN YOHANES

Tujuan :

 Calon dapat belajar dari sikap Yesus terhadap kuasa dan ambisi, sehingga dapat
mawas diri bagaimana sikapnya terhadap hal tsb.

Bahan : Markus 10:35-45

Jalannya pertemuan

Langkah 1 : Pembukaan dan pengantar

a. Pembukaan
Calon diajak berdoa agar dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya
b. Pengantar
Pembina dapat memberi pengantar misalnya sebagai berikut:
Kita telah belajar dari Yesus sendiri bahwa kekayaan bisa menjadi hambatan utama untuk
mengikuti Yesus (“Di mana hartamu berada di sana hatimu berada”). Kita tidak dapat
mengikuti Mamon dan Yesus sekaligus.
Tetapi masih ada hambatan atau godaan lain yang menghalangi kita untuk menjadi murid-
murid Yesus. Pengalaman yang dialami oleh Yakobus dan Yohanes dapat membuka mata
kita.

Langka 2 : Permintaan Yakobus Dan Yohanes

a. Pembina mengajak calon membuka Mrk 10:35-45. Kemudian Pembina (atau calon) berganti-
ganti membaca ayat-ayat.
b. Penjelasan per ayat - metode tanya jawab.
Apa permintaan/permohonan Yakobus dan Yohanes?
- Perkenalkan kami duduk…. (ayat 37)
Apa sebenarnya yang diminta yakobus?
- Kedudukan yang tinggi dalam Kerajaan Yesus
Apa latar belakang permohonan tadi?
- Mereka masih berpikir politis, masih mengharapkan Almasih yang menjadi raja,
berkuasa, yang didambakan ialah kemuliaan duniawi. Mereka belum mengerti apa artinya
ramalan Yesus tentang penderitaan.
Apa jawaban Yesus terhadap permohonan itu?
- Baca ayat ini: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta,….. Aku akan minum piala
penderitaan … Aku akan terima baptisan…” (ayat 18). Maksudnya: Aku harus
menderita, ditenggelamkan sampai mati…
Apakah kamu dapat mengikuti Aku?
- Minta duduk di sebelah kiri dan kanan berarti juga minta untuk mengambil bagian dalam
penderitaan, ikut disalibkan (ayat 38).
- Kamu akan turut menderita, tetapi akhirnya Allah lah yang menentukan hidup kita,
tempat kita (ayat 39-40).
Apa reaksi para murid yang lain?
- Mereka semua marah, ini adalah persaingan yang tidak jujur
- Yesus membandingkan:
 Cara berkuasa di dunia (ayat 42) : Mau berkuasa, memerintah
 Cara murid-murid Yesus (ayat 43-44) : Hendaknya melayani
 Yesus memberikan contoh dengan dirinya sendiri, :Aku datang untuk melayani,
… memberikan nyawa-Ku demi keselamatan umat manusia (ayat 45)

Langkah 3 : Diskusi kelompok


Pertanyaan untuk diskusi:
a. Dasar permohonan Yakobus dan Yohanes ialah…
b. Coba bandingkan kuasa dunia dan kuasa menurut murid-murid Yesus
c. Teladan yang dapat kita contoh dari Yesus ialah….

Langkah 4: Pleno dan pendalaman


Setelah para calon melaporkan hasil diskusinya, Pembina dapat merangkumnya misalnya sebagai
berikut:
a. Dasar permohonan Yakobus dan Yohanes adalah:
- Ambisi yang berdasarkan keinginan (hawa nafsu) manusia untuk berkuasa; jadi, yang
muncul dari egois kita, aku mau mendapat tempat utama
- Walaupun Yesus sudah 3 kali meramalkan penderitaan yang akan dialaminya namun
mereka tetap belum mengerti. Bagi mereka hal itu tak masuk akal. Mereka tetap percaya
bahwa Yesus dari Nazaret akan menjadi raja. Yakobus dan Yohanes meski rasul tetapi
tetap “manusia bisaa”. Mereka masih mementingkan diri sendiri, tak pedulli kepada
teman-temannya.
b. Kuasa menurut dunia dan murid-murid Tuhan:

Menurut dunia: Menurut murid-murid Tuhan


- Memerintah dengan tangan besi, keras - Menjadi hamba
- Dilayani, semakin banyak pelayan - Melayani semua orang (terlebih) yang
semakin hebat. Semua (hamba) harus membutuhkan). Semakin melayani
mengikuti perintah saya semakin besar di mata tuhan
c. Teladan yang bisa kita contohi dari Tuhan Yesus adalah (garis bawahilah apa yang mereka
ungkapkan)

Dia yang Putra Allah, berkuasa tidak mau memakai kuasa-Nya. Dia datang untuk melayani
dan memberikan nyawa-Nya bagi keselamatan kita.

Langkah 5: Refleksi dan penutup

a. Refleksi
Ajaklah para calon melihat hidup mereka, dengan memakai pertanyaan refleksi-mediatif:
Bagaimana hidup saya?
Apakah dalam kehidupan sehari-hari saya juga punya ambisi yang muncul dari sifat
mementingkan diri?
Apakah saya ingin terus dilayani melulu atau juga mau melayani?
Dan lain-lain
b. Penutup
Tutuplah pertemuan dengan doa kepada Tuhan mohoh rahmat agar mampu mencotohi
teladan Tuhan Yesus
Pertemuan 19

AKULAH KEBANGKITAN DAN HIDUP

Tujuan :

 Calon dapat mengenal ke-7 kesaksian Yesus tentang diri-Nya sehingga dapat
lebih mengenal Yesus.

Bahan : Yohanes 6:35; 8:12; 10:9,11; 11:12; 14:6 dan 15:1-5

Jalannya pertemuan

Langkah 1 : Pembukaan dan pengantar

a. Pembukaan
Pembina mengajak para calon berdoa agar sungguh terbuka kepada Juruselamat kita Tuhan
Yesus Kristus
b. Pengantar
- Pembina memberi pengantar misalnya sbb:
Pertemuan demi pertemuan telah kita alami bersama. Kita berusaha untuk makin lama
makin mengenal Yesus Kristus, Juruselamat kita lebih dekat. Hati kita tersentuh oleh
kasih Yesus yang menyembuhkan, mengampuni, menguatkan serta meneguhkan. Yang
kecil, yang miskin, yang sakit, dan yang berdosa sungguh disayangi-Nya. Hati kita
tergerak oleh Sabda Tuhan. Yesus mengajar dengan penuh wibawa dan kuasa tidak
seperti guru-guru lain.
- Pembina bisa mengulangi secara singkat sabda-sabda Tuhan yang selama ini pernah di
pelajari, misalnya:
 “Cintailah musuhmu, ampunilah sesama yang bersalah padamu … inilah
kehendak Tuhan”
 ‘Waspadalah terhadap segala ketamakan.”
 “Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada”
 “Siapa ingin menjadi besar, hendaklah ia melayani sedang siapa hendak
menjadi terkemuka, hendaklah ia menjadi hamba dari semuanya.”
- Kita ingin lebih mengenal Yesus Kristus, maka secara khusus pada hari ini kita ingin
merenungkan kesaksian rasul Yohanes, murid terkasih Tuhan, Dia membagikan kepada
kita, ungkapan-ungkapan Yesus tentang pribadi Yesus sendiri.

Langkah 2 : Renungan Sabda Yesus “Akulah…”

a. Persiapan: ciptakan suasana hening, khidmat. Atur tempat duduk, nafas yang tenang,
diminta berdoa mohon bimbingan Allah. Para calon diminta mendengarkan, dan setiap kali
selesai satu ayat dibacakan, biarkanlah Sabda Tuhan meresap dalam hati kita masing-masing.

b. Ketujuh sabda kehidupan dari Inji Yohanes:

Yoh 6:35 : “akulah roti hidup”

Yoh 8:12 : “akulah terang”

Yoh 10:9 : “akulah pintu”

Yoh 10: 11 : “akulah gembala yang baik”

Yoh 11: 12 : “akulah kebangkitan dan hidup”

Yoh 14: 6 : “akulah jalan, kebenaran hidup”

Yoh 15:1-5 : “akulah pokok anggur”

c. Perenungan
- Sabda Yesus yang baru resapkan sebenarnya berakar dalam PL. bandingkan misalnya
kata Yahweh:
 “Aku Adalah Aku” (Kel 3:4)
 “Akulah Allah yang hidup dan kamu anak-anaku- Ku” ( Hos 1:10)

Begitulah Allah memperkenalkan diri dengan jelas dan tegas

- Sekarang Yesus memperkenalkan diri : “Akulah….” Artinya “I am”… Aku adalah roti,
terang, pintu….
- Kita semua perlu roti, (di Indonesia adalah nasi) untuk hidup, terang sebagai penunjuk
jalan, pintu untuk masuk
- Untuk mengungkapkan kepribadian-Nya Yesus memakai kata-kata yang berupa lambang.
Kata-kata inilah yang harus kita renungkan, resapi, dan simpan dalam hati supaya dapat
berkembang, sehingga iman kita kepada Yesus pun berkembang

Langkah 3: Sharing

a. Tugas pribadi
Renungan secara pribadi. Pilihlah ayat/lambang yang paling berkesan dalam dirimu,
renungkanlah
b. Sharing
Misalnya:
- Saya sudah memilih Sabda kehidupan …. Pilihah ayat/lambang yang sudah
direnungkan secara pribadi
- Ayat atau Sabda Hidup ini kupilih menyentuh hati saya karena….
- Sabda Yesus itu mengatakan kepada saya bahwa….

Langkah 4 : Rangkuman dan perenungan: Siapa Yesus bagi saya

Pembina bisa mengajak calon untuk menyimpulkan hasil pertemuan.

Misalnya:

a. Ada calon yang mengungkapkan sabda kehidupan:


“Akulah roti hidup yang turun dari surga”
Karena hanya Yesus yang dapat memberi hidup kepada saya. Di luar Yesus tak ada
kehidupan. Kalau kita ingin hidup kita harus percaya kepada Yesus
b. Ada yang mengambil sabda hidup:
“Akulah terang…”
Semua manusia dalam kegelapan sealu mencari terang. Di mana saya mencari terang,
nasihat, pedoman untuk hidup? Hanya Kristuslah satu-satunya terang kehidupan

Langkah 5: Penutup

a. Ajaklah para calon mengucapkan bersama ke-7 Sabda Hidup tadi.


b. Lanjutkan dengan doa spontan
c. Tugas dirumah supaya Sabda Hidup ini bergema dalam hidup kita, selama satu minggu ini
mengambil waktu untuk merenungkan setiap hari satu Sabda dari ke-7 Sabda Kehidupan ini.
Pertemuan 20

PEMBERITAHUAN TENTANG PENDERITAAN YESUS


DAN SYARAT-SYARAT UNTUK MENGIKUTINYA

Tujuan :

 Calon dapat memahami bahwa Yesus adalah manusia yang harus menderita
untuk menyelamatkan manusia
 Calon dapat belajar memikul salib dalam kehidupannya

Bahan : Markus 8:32-38

Jalannya pertemuan

Langkah 1 : Pembukaan dan pengantar

a. Pembukaan
Pembina mengajak para calon berdoa agar mampu terbuka kepada misteri penderitaan
b. Pengantar
Pembina dapat mengatakan sebagai berikut:
Kita dalam setiap pertemuan diajak untuk semakin mengenal Yesus Kristus melalui
kesaksian para rasul. Melalui kesaksian para Rasul kita menerima bahwa Yesus adalah
terang, sumber hidup, gembala, kebenaran, dan hidup. Dan paling indah adalah kita
mendengar kesaksian para rasul bahwa Yesus adalah “Kebangkitan dan Hidup”. Tetapi ada
segi kehidupan dari Yesus yang tak dapat diteriman oleh murid-murid-Nya sehingga Yesus
harus mengungkapkan sampai 3 kali tentang penderitaan yang harus dialami-Nya

Langkah 2 : Pemberitaan pertama tentang penderitaan Yesus

a. Ajaklah calon membuka Mrk 8:32-34. Kemudian ajaklah mereka membaca kutipan tersebut.
b. Pemahaman
Pembina boleh memberikan sedikit informasi agar calon lebih mampu menangkap Sabda
Tuhan. Sambil membaca sekali lagi Pembina menjelaskan:
31-32 : Di sini Yesus mulai menerangkan rencana Allah. Bahwa Almasih, Anak
manusia harus menderita karena ditolak oleh tua-tua, imam-imam dan ahli
Taurat. Dia harus mati tapi bangkit pada hari ketiga. Ketika itu Petrus
mewakili para murid, memberontak dan menegur Yesus karena apa yang
dikatakan oleh Yesus tak masuk akal mereka. Hal itu tak dapat diterima
33 : “Enyahlah iblis….. “
Yesus memarahi dengan keras bahkan kasar sekali kepada Petrus dan
semua murid yang tak mau menerima kehendak Allah. Menurut pikiran para
rasul, dengan mengalami penderitaan sampai mati berarti Yesus telah gagal.
Dan kegagalan Yesus adalah kegagalan mereka juga. Tak mungkin Almasih
kalah, mengalami penderitaan sampai mati.
Sedangkan rencana Allah (pikiran Allah) ialah bahwa Anak Manusia harus
menderita sampai mati, untuk kemudian dibangkitkan agar supaya hubungan
manusia dengan Allah dapat dipulihkan kembali. Tetapi bagaimana mereka
(dan juga manusia) dapat mengerti akan hal tsb?

Langkah 3 : Syarat-syarat mengikuti Yesus

a. Pembina dapat meneruskan dengan mengajak calon merenungkan syarat mengikuti Yesus.
Sebelumnya bisa memberi komentar misalnya sbb: Yesus harus menderita saampai mati.
Para Rasul menoak pemberitaan-Nya. Ini bukan saja soal bahwa hal tsb. Tak masuk akal,
melainkan mereka juga merasa takut akan nasib yang kelak harus dialami. Marilah kita
bersama mendengar bagaimana dan apa yang harus dialami oleh orang yang mengikuti
Yesus.
b. Ajaklah para calon Injil Mrk 8:34-38
c. Pemahaman (metode terserah Pembina)
34: “ Setiap orang yang mau mengikuti Aku.”
Artinya, Yesus memberi kebebasan untuk memilih, dengan kemauan sendiri, mau
menjadi murid-Nya. Yesus tak pernah memaksa. Dia memanggil, mengundang dengan
lembut. Akan tetapi untuk menjadi murid-Nya dan mengikuti-Nya ada persyaratannya.
- Harus menyangkal diri: harus berani mengatakan tidak kepada nafsu dan keinginan
mementingkan diri sendiri.
Misal:
 Egoisme dasar perbuatan kita
 Materi yang diutamakan, juga gengsi, kuasa, karier…..
- Memikul salibnya:
 Barang siapa mau mengikuti Yesus tak mungkin lepas dari penderitaan,
kekecewaan, kegagalan, korban perasaan
 Siapa mau berbuat baik harus berkurban atas dasar kehendak sendiri demi cinta
kepada Allah
 Menjadi teman seperjalanan Yesus, mendengar, melihat belajar, dan mencontoh
dari apa yang dilakukan Yesus

Kata ini seolah-olah tak masuk akal, dengan ungkapan ini Yesus mau mengugah
pikiran pendengarnya. Artinya, barang siapa yang mau menyelamatkan nyawanya
dengan cara dunia (mementingkan dirinya sendiri), akan kehilangan nyawanya,
kehilangan hidup yaitu hidup yang diterima dari Yesus, hidup yang berasa dari Allah
sendiri.

Artinya: barang siapa kehilangan nyawanya karena aku dan karena Injil, artinya barang
siapa yang berkorban (baik materi, waktu, perasaan, harga diri, kenikmatan karena
Yesus, ia akan menerima hidup baru, hidup dari Yesus sendiri. Ia akan selamat

36: Apa gunanya berhasil menurut ukuran dunia tetapi kehilangan Allah. Kehilangan Allah
berarti kehilangan hidup, kehilangan Yesus yang adalah kebangkitan dan hidup. Tak
ada satu pun di dunia yang mampu menggantikannya

37: kalau kita malu untuk menjadi saksi Yesus di tengah masyarakat, Yesus juga akan malu
mejadi saksi di hadapan Bapa

Langkah 4: Refleksi menjadi murid Yesus Kristus

a. Pengantar
Pembina mengajak para calon mengadakan refleksi diri:
Yesus menghendaki apa dari saya, yang akan menjadi murid-Nya?
- “menyangkal diri”
Bagaimana saya? Apakah saya terikat oleh uang, gengsi, main judi? Beranikah saya
menyangkal diri, ego saya yang mencari kesenangan dan kepuasan diri?
- “memikul salib saya”
Yang dimaksudkan bukan hanya pasrah, tabah terhadap penyakit, penderitaan dan
percobaan, tetapi saya dalam situasi yang serba sulit harus mampu secara aktif melayani,
mengabdi, merasul dengan mencontoh Tuhan Yesus sendiri, di mana semua itu
membawa pengorbanan atau salib
- “menjadi teman perjalana Yesus”
Rajin belajar agama, berdoa, selalu terbuka bagi Sabda Tuhan, bergaul dan hidup
bersama umat yang lain

Apakah saya berani mengubah pertanyaan, “Apa yang dapat saya terima dari Tuhan, Yesus?”
menjadi pertanyaan, “Apa yang ingin saya persembahkan kepada Yesus demi cinta”?

b. Doa penutup

Ajaklah para calon membuat doa spontan.

Anda mungkin juga menyukai