Anda di halaman 1dari 2

Bacaan Alkitab : LUKAS 14 : 15-24

Nas Renungan : Lukas 14 : 17 “Menjelang perjamuan itu dimulai. Ia menyuruh hambanya mengatakan
kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu telah siap.”
Thema/Judul : Tuhan Sediakan Yang Terbaik Bagi Kita.

Perkataan Tuhan Yesus ini merupakan bahagian dari perumpamaanNya tentang orang-orang yang berdalih.
Yesus berkata : “Marilah, sebab segala sesuatu telah siap”, namun banyak yang berdalih dengan alasan-
alasan ikatan dunia yang tak dapat ditinggalkan untuk datang memenuhi undangan Tuhan.

Demikianlah anugerah Tuhan kepada Manusia. Allah berbuat yang terbaik bagi kehidupan manusia, dengan
memberikan nyawaNya untuk keselamatan manusia. Tetapi yang terjadi manusia banyak dalih untuk
menerima keselamatan dari Tuhan.

Ada orang yang terkadang membuat dalih-dalih untuk tidak melakukan Firman Tuhan dalam hidupnya.
Seakan-akan dia mau untuk melakukan, tetapi nyatanya itu hanyalah alasan supaya keinginan dagingnya
yang tercapai. Ada yang mengatakan “ kita kan masih hidup di dunia ”. “Kalau tidak seperti ini, mana bisa kita
makan”. Ada banyak alasan yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai keinginan dagingnya dan
mengesampingkan keinginan Tuhan dalam dirinya,

Sepatutnya kita bersyukur bahwa Tuhan telah berbuat atas kehidupan kita, dan sementara kita hanya
dipanggil untuk mau dan menerima perbuatan Tuhan itu. Tuhan menyediakan pesta dan hidangan makanan
untuk kita dapat merayakan kehidupan ini dengan penuh sukacita dari Tuhan.
Bacaan Alkitab : Matius 20 : 1-16
Thema/Judul :

Dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus mengisahkan orang-orang upahan yang bekerja lebih awal bersungut-
sungut dan merasa tuan pemilik tanah tidak berlaku adil. Sebab pekerja yang memulai bekerja pagi-pagi
benar, jam 9 pagi, 12 siang, 3 sore dan 5 sore mendapatkan bagian yang sama yakni 1 Dinar. (1 Dinar
Yordania = Rp.20.000, 1 Dinar Bahrain = Rp.38.000, 1 Dinar Kuwait = Rp.40,000).

Perumpaman ini ingin menjelaskan bahwa manusia belum memahami kasih kemurahan Tuhan akan sulit
menerima ajaran Tuhan Yesus. Sebab kita tidak akan menemukan titik temu antara hal kerajaan sorga
dengan keinginan-keinginan manusia yang telah dukuasai oleh dosa. Seperti firman Tuhan Yesus “Tidak
seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan” (Mat. 6:24). Sebab itu, bagaimana mungkin kita melakukan
ajaran Tuhan Yesus jika kita memulai dari keinginan maupun pikiran kita sebagai manusia yang telah
dicemari dosa.

Perumpamaan ini menggambarkan kemurahan Tuhan kepada manusia dengan memanggil setia p manusia
untuk hidup dalam kerajaanNya. Tuhan mencari setiap jiwa yang bersedia dan selama waktu dan tempat
masih ada. Seperti tuan pemilik tanah yang pergi mencari pekerja mulai dari pagi-pagi benar hingga matahari
terbenam.

Jika ada pekerja yang menganggap bahwa pemilik tanah tidak adil dalam memberikan upah, maka dalam
perumpamaan ini telah dijelaskan bahwa upah yang diberikan bagi mereka yang bekerja sepenuhnya adalah
kedaulatan pemilik tanah. Pekerja tidak memiliki hak berhak untuk memprotes kemurahan dan kebaikan
pemilik tanah, sebab upah 1 dinar adalah kesepakatan kepada pekerja yang bekerja lebih awal tadi telah
terpenuhi. Maka sesungguhnya yang terjadi, bukan pemilik tanah yang tidak adil, tetapi pekerja yang lebih
awal tadi yang memiliki sifat cemburu dan iri hati atas kebaikan pemilik tanah/kebun itu.

Perumpamaan ini ingin menjelaskan kepada kita bahwa Tuhan tidak pernah bekerja untuk terus mencari jiwa-
jiwa yang mau untuk diselamatkan. Maka kita tidak memiliki hak untuk marah kepada Tuhan jika Ia menerima
pertobatan orang berdosa yang telah menyakiti kita selama ini dan menganggap Tuhan tidak adil.

Kita mengetahui bagaimana penderitaan yang dialami oleh orang-orang Kristen perdana atau Kristen mula-
mula. Mereka mendapatkan banyak tantangan dalam mempertahankan iman mereka sampai harus dianiaya
dan dibunuh. Jika dibandingkan dengan kita saat ini yang mungkin tidak lagi mengalami penderitaan seberat
yang mereka rasakan. Namun dapatkah mereka protes kepada Tuhan dan menganggap Tuhan tidak adil?
Mereka mengaku percaya dengan penuh penderitaan, sementara kita percaya kepada Tuhan tidak seberat
yang mereka hadapi.

Hidup dalam perintah Tuhan Yesus menuntut spritualitas yang lebih tinggi. Allah bekerja bukan seperti pikiran
manusia, namun kita harus mampu memahami sifat Allah yang mengasihi manusia tanpa perbedaan. Tuhan
mengasihi semua manusia ciptaanNya dan menginginkan agar diselamatkan selama matahari belum
terbenam.

Anda mungkin juga menyukai