Anda di halaman 1dari 8

Bahan Sermon Penatua GKPI JK Bandung (XI Set Trinitatis)

Nats : Yeremia 31: 31-34


Tema : Yesus Roti Hidup
I. Pendahuluan

Istilah yang ditujukan terhadap bangsa Israel sebagai bangsa yang tegar tengkuk tidakah berlebihan.
Meskipun Allah telah berulangkali menyelamatkan mereka dari berbagai penderitaan, namun tetap saja mereka
sering mendukakan hati Tuhan dengan berbagai kejahatan. Akibatnya Tuhan memberi hukuman kepada mereka
dengan membiarkan mereka dijajah oleh bangsa Babel. Namun meskipun demikian, Allah tidak meninggalkan
mereka. Allah tetap memantau kehidupan umat-Nya dan selalu mengutus hamba-Nya ke tengah-tengah bangsa
itu untuk menyatakan kuasa Allah dan menyuarakan pertobatan. Sama halnya dengan nabi Yeremia yang dipilih
Allah menjadi perpanjangan lidah Tuhan kepada bangsa itu. Setelah sekian lama mereka menderita, maka Allah
mengadakan perjanjian yang baru kepada bangsa-Nya itu. Allah mengambil inisiatif untuk memulihkan
kehidupan bangsa-Nya, baik Israel maupun Yehuda. Allah juga menjanjikan pembaharuan bagi mereka.
Dengan kasih, Allah akan mengampuni, memanggil, mengumpulkan, menyertai dan membawa mereka pulang
ke tanah mereka serta memberkati mereka.

II. Penjelasan Nats

Ayat 31-32: Israel dan Yehuda merupakan keturunan dari Yakub. Israel adalah nama baru bagi Yakub ketika
dia bergumul melawan Allah dan manusia dan dia menang (Kej. 32:28). Anaknya ada 12 (kedua belas suku
Israel). Namun kedua belas suku itu mengalami perpecahan (1 Raj. 12). Untuk itu, Allah mengadakan
perjanjian yang baru kepada kedua kaum keturunan Yakub tersebut. Kepada Abraham, Ishak maupun Yakub,
Allah telah menjalin perjanjian bahwa Allah akan memberikan keturunan yang banyak, tanah Kanaan menjadi
milik mereka serta memberkati hidup mereka dan keturunan mereka. Dan perjanjian itu ditandai dengan
perintah Tuhan kepada Abraham, yaitu melalui sunat, “Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang,
perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; maka
dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal” (Kej. 17:10-13). Sementara bagi orang
Israel yang telah Tuhan bawa dari tanah Mesir, Allah juga memberikan kesepuluh firman bagi mereka untuk
dilakukan. Namun kesepuluh firman itupun tetap mereka ingkari. Mereka masih hidup dalam ketamakan dan
menyembah berhala ketika Musa sedang pergi menemui Allah.

Meskipun Allah telah berulang kali menyelamatkan bangsa Israel dari penderitaan dan memerintakan mereka
agar tetap mengikuti perintah-Nya, namun dalam kenyataannya bangsa Israel banyak mengalami kegagalan
dalam melakukan perintah Allah. Banyak pelanggaran yang mereka lakukan, termasuk yang paling berat adalah
ketika mereka menduakan Tuhan dengan menyembah allah lain (berhala). Karena pelanggaran inilah Allah
mengijinkan mereka menanggung akibat perbuatan mereka dengan mengalami penderitaan di bawah penjajahan
Babel. Namun Allah adalah Tuhan yang Mahakasih. Dia tidak membiarkan umat-Nya senantiasa hidup dalam
penderitaan, sehingga nabi Yeremia dipakai Tuhan untuk menyuarakan pertobatan kepada bangsa itu. Nabi
Yeremia juga menyampaikan janji Allah kepada mereka, yaitu Allah akan memulihkan kehidupan mereka.
Pemulihan yang akan diterima oleh bangsa Israel mempertegas bahwa Tuhan Allah adalah Maha pengasih dan
pengampun. Meskipun bangsa Israel harus mengalami penderitaan yang berat, itu semata-mata untuk
menyadarkan mereka bahwa akibat dari menghianati Tuhan itu sangat berat. Dengan demikian, hanya kepada-
Nyalah umat-Nya harus sujud.

Ayat 33-34: Ketika janji Tuhan dengan bangsa Israel, melalui sunat (daging) dan hukum Taurat gagal
dipertahankan bangsa itu, maka Tuhan mengambil inisiatif untuk mengubah hati dan sifat bangsa itu. “Aku
akan menaruh taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka”. Itu berarti Tuhan yang
menanamkan Firman-Nya ke dalam hati bangsa-Nya, sehingga bangsa-Nya akan patuh kepada perintah-Nya.
Tuhan yang membuat firman itu berakar dalam hati umat-Nya agar mereka patuh kepada perintah Tuhan. Tuhan
menuliskan dalam hati sehingga bangsa itu tetap ingat akan perintah Tuhan itu. Firman Tuhan itu akan
mendarah daging dalam kehidupan mereka.

Perjanjian tersebut benar-benar menjamin pengampunan terhadap dosa-dosa bangsa Israel serta mengikat dan
mempererat hubungan antara Allah dan bangsa Israel. Allah yang berinisyatif untuk mempedulikan Israel,
karena Allah sangat mengasihi bangsa-Nya. Dia tidak mau bangsa-Nya terus menderita. Sama halnya seperti
orangtua yang baik yang walaupun anaknya selalu melawan, tetapi orangtua selalu mengajarkan yang baik serta
mengharapkan anak itu bertobat dari kejahatannya. Orangtua pasti begitu sabar menunggu kapan anaknya
bertobat. Karena orangtua tidak suka hidup anaknya menderita terus karena perbuatannya yang jahat. Apalagi
kasih Allah kepada bangsa-Nya, tentu lebih besar dari kasih orangtua kepada anaknya. Demikianlah Allah
sangat menginginkan supaya mereka mengalami perubahan dan menerima perjanjian yang baru yang Tuhan
berikan kepada mereka.

Isi Perjanjian Baru itu adalah Taurat Tuhan disimpan dan dituliskan dalam hati orang-orang Israel. Ayat ini
menegaskan bahwa hukum Taurat yang diturunkan di Sinai dan dipelihara serta dipelajari dalam bentuk huruf-
huruf tertulis, akan ditanam dan ditulis dalam hati orang beriman. Ayat ini mengajarkan pada kita suatu
transformasi hidup akibat pertobatan dan pengampunan yang Tuhan berikan pada anak-anakNya. hukum Taurat
tidak lagi hanya sebatas tertulis di loh batu, namu telah terukir di hati setiap umat Tuhan, sehingga wujudnyata
hukum Taurat itu kelihatan dari cara hidup orang Israel. Melalui perjanjian baru inilah pengampunan Allah akan
Israel akan menjadi sukacita bagi segenap bangsa itu, sehingga pengenalan akan Tuhan semakin jelas. Jika
mereka telah mengenal Tuhan semenjak mereka kecil, maka melalui janji Allah ini, maka mereka semakin
mengetahui bahwa Allah adalah Tuhan yang mampu membebaskan mereka dari segala penderitaan mereka.
Dan yang lebih luar biasa lagi adalah ketika Tuhan mau menerima umat-Nya yang berdosa serta mengampuni
kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat-ingat dosa mereka.

III. Kesimpulan / Aplikasi


i. Tuhan senantiasa dan terus-menerus menyertai ciptaan-Nya (Providentia Dei), yaitu dengan :
- Menjaga semua keberadaan dan memelihara semua yang telah diciptakan-Nya,
- Bekerjasama dengan ciptaan dalam setiap hal yang dilakukan, dan
- Mengarahkan ciptaan agar tetap berada dalam tujuan-Nya.

Demikianlah Allah memelihara kita. Meskipun Tuhan mengijinkan pergumulan datang ke dalam hidup
kita, namun Dia tidak membiarkan kita menghadapinya sendirian, tetapi Tuhan yang senantiasa
memelihara kita sehingga kita mampu menghadapi pergumulan kita.

ii. Kita telah menerima kegenapan janji Tuhan, yaitu keselamatan yang telah dianugerahkan melalui karya
Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya. Namun, kita justru sering tidak menghargai karya Tuhan
tersebut, kita masih sering hidup dalam keinginan kita dan sering mendukakan hati Tuhan dengan
pelanggaran-pelanggaran yang senantiasa kita lakukan. Dosa itu sering membuat hidup kita susah, tidak
tenang, bahkan tantangan datang silih berganti. Untuk itulah firman Tuhan yang dibawa oleh nabi Yeremia
ini menyapa kita untuk tetap bersandar pada firman Tuhan. Tuhan telah menuliskan perjanjian-Nya dengan
kita di dalam hati kita melalui karya Roh Kudus. Hukum Taurat tidak lagi menjadi pengikat bagi kita,
melainkan menjadi penuntun yang harus kita hidupi sebagai jalan melakukan kehendak Tuhan. Perjanjian
baru itu telah nyata melalui penebusan dalam karya Kristus, sehingga kita beroleh hidup bersama dengan
Dia. Untuk itu, mari kita terima dan hidupi Yesus Sebagai roti hidup kita dan dengan demikian, kita
semakin menyadari pengampunan, pemeliharaan, hidup yang indah hanya ada ketika kita hidup di dalam
Tuhan Yesus Kristus.
BAHAN KHOTBAH

MINGGU XV SET TRINITAS

TANGGAL 29 SEPTEMBER 2019

EV : EFESUS 4 : 7 - 16

"Memperlengkapi Orang-Orang Kudus"

INTERPRETASI

✓ SEMUA ORANG KRISTEN MEMILIKI KARUNIA ALLAH TAPI TIDAK SEMUA ORANG
KRISTEN MENGUNAKAN KARUNIA ALLAH DALAM HIDUPNYA (AYAT 7).

Kata karunia dalam bahasa Yunani disebut : "charis" dan dalam bahasa Inggris "grace" dan dalam
bahasa Batak "as-iasi" dalam dalam bahasa Indonesia diterjemahkan "karunia" yang memiliki arti :
lembut, sopan, santun, dll. Jadi kata karunia bukan menerangkan skill atau kemampuan tapi
menerangkan buah-buah iman atau buah-buah Roh dalam hidupnya, seperti yang diterangkan rasul
Paulus dalam Galatia 5 : 22-33 bahwa buah-buah Roh adalah : Kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan dan penguasaan diri.

Artinya orang Kristen memiliki kemampuan karunia (buah-buah Roh) itu, dan bagi orang Kristen
adalah mudah melakukan karunia (buah-buah Roh) itu, sebab didalam darah dan nafas orang Kristen
telah tertanam karunia (buah-buah Roh) itu. Jika demikian halnya, dan jika hal itu adalah
kebenarannya, lalu mengapa dalam kehidupan real didunia ini, justru ditemukan fakta yang tidak
terbantahkan bahwa orang Kristen dalam jumlah yang besar adalah pelaku-pelaku kejahatan atau
dosa???

Dalam menjawab pertanyaan diatas, saya teringat dengan sebuah film Tarzan, dimana Tarzan
hakikatnya adalah manusia, tetapi sejak bayi ia sudah tertinggal di hutan, lalu dibesarkan oleh hewan,
dan semua sahabatnya adalah hewan. Akhirnya Tarzan yang notabenenya manusia, berprikaku seperti
hewan, karena ia meniru dan meneladani hewan sekalipun ia adalah manusia. Jadi bisa saja suatu
pribadi, melakoni kehidupan yang bukan hakikatnya, karena pengaruh yang mempengaruhinya selama
ia hidup. Demikianlah, hakikatnya setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus hakikat hidupnya
adalah mencerminkan karunia Allah. Tapi ada banyak orang Kristen yang dibesarkan oleh dosa,
tumbuh dan besar didalam pengaruh dosa, bersahabat serta makan minum dari dosa. Akhirnya orang
Kristen itu meniru apa yang ia lihat dan dengar, yakni dosa.

Itulah mengapa saya katakan bahwa semua orang Kristen memiliki karunia Allah, tetapi tidak semua
orang Kristen mengunakan karunia itu dalam hidupnya, hal itu tergantung pengaruh apa yang
membesarkan orang itu. Kasus Tarzan membuktikan bahwa : Pengaruh lingkungan yang salah,
berpotensi membuat kita tidak mengenal siapa diri kita. Tetapi sebaliknya, pengaruh yang benar akan
membuat kita mengenal "who you are."

Dalam Injil Yohanes 1 : 12 dikatakan : "Tetapi semua orang yang menerimaNya diberikannya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya didalam namaNya."

Maka jelas dan tegas, hakikat (identitas) orang Kristen adalah anak-anak Allah, eksistensi (jati diri)
orang Kristen adalah karunia Allah yakni buah-buah Roh. Maka pertanyaan yang patut direnungkan
adalah : Apabila cobaan dan godaan dunia datang menghampirimu, dapatkah engkau masih mengingat
identitasmu dan jati dirimu bahwa engkau adalah anak-anak Allah.

Saat engkau hidup dilingkungan yang jahat, lingkungan yang penuh pengaruh roh dunia seperti
perdukunan, perzinahan, pencurian, kebohongan, kebencian, dapatkah engkau mengingat jatidiri dan
identitasmu dalam pengaruh yang jahat itu?? Selama anda mengingat siapa anda, apa jati diri anda
yakni anak-anak Allah, maka anda dengan mudah menghancurkan dan meremukkan pengaruh jahat
dan segala cobaan dan godaan itu.

✓ YESUS ADALAH JAMINAN KARUNIA ITU BAIK DIATAS DAN DIBUMI (AYAT 8 - 10).

Dalam perikop ini kita menemukan ada 7 (tujuh) kata "Ia" yakni kata ganti orang kedua tunggal.
Siapakah "Ia" yang tujuh kali disebut dalam perikop ini?? Yakni : Yesus Kristus. Yesus Kristuslah satu-
satunya pribadi yang berasal dari sorga (Yoh 3:13), dan turun ke Bumi dalam wujud manusia, dan
Yesus Kristus pula satu-satunya makhluk sorgawi yang kembali ke sorga dengan cara naik kesurga
didepan mata banyak orang (Mat 28:19-20, Kis 2:10).

Ayat 8 (delapan) adalah kutipan dari nubuatan raja Daud yang tertulis dalam : Mazmur 68 : 19. Dan
Yesus Kristus adalah pribadi yang mengenapi nubuatan Raja Daud tersebut. Ada kalimat yang menarik
yakni : Kenaikan Yesus Kristus membawa tawanan-tawanan (Yun : anabas eis hypsos echamaloteusen
aichmalosian, Inggr : Having ascanded on high he led captive captivity). Dalam terjemahan bahasa
aslinya seharusnya bukan hanya kata "membawa" tetapi kata "membawa naik" dari kata Yunani
"anabas" dan bahasa Inggris "having ascended." Dan kata tahanan dalam bahasa Yunani disebut
"aichmalosian" dan dalam bahasa Inggris disebut "captivity." Maka seharusnya terjemahannya
adalah : Ia (Yesus Kristus) membawa naik keatas tempat yang tinggi tawanan-tawanan.

Siapakah tawanan-tawanan yang dibawa naik oleh Tuhan Yesus Kristus itu??? Kita tahu bahwa konsep
awal Allah menciptakan manusia adalah hidup dengan sempurna (Ibr : tov meod), karena itulah kenapa
Alkitab menceritakan ketika Allah selesai mencipta hari demi hari hingga hari 6 (keenam), Alkitab
berkata : Lalu Allah melihat ciptaanNya itu baik dan amat sangat baik (Kej 1:31, dll). Ketika manusia
berhasil diperdaya oleh iblis, maka masuklah dosa, dan sesudah dosa masuk ke dunia saat itulah terjadi
tindak kejahatan didunia, mulai kejahatan fisik seperti kekerasan hingga pembunuhan, kejahatan verbal
mulai hoax hingga ujaran kebencian, kejahatan seksual mulai dari pelecehan, zinah, homo seks, inces,
dll, hingga kejahatan psikologi sepert dendam, iri, dsb (Kej 3:1-23, 4:1-26, 6:1-8). Artinya, melalui
dosalah maka manusia menjadi budak atau tawanan iblis atau setan. Dan Allah sudah merancang jalan
keselamatan bagi manusia, untuk mengembalikan manusia kepada tujuan awal Alllah menciptakanNya,
yakni melalui kelahiran, kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus.

Yesus pernah mengutip kitab Yesaya 61: 1, ketika Yesus didaulat menjadi pengkhotbah di sinagoga
rumah ibadat Yahudi. Yesus berkata : KehadiranNya telah mengenapi isi teks itu yakni untuk :
Menyampaikan kabar baik kepada orang miskin, pembebasan kepada tawanan, pengelihatan bagi yang
buta, membebaskan orang tertindas (Luk 4:18-19).

Jadi terang sekali bahwa tawanan yang dimaksud perikop ini adalah manusia yang masih diperbudak
oleh iblis melalui dosa. Mengapa dikatakan manusia diperbudak oleh dosa?? Kita tahu budak berarti
manusia yang dikekang oleh yang menguasainya, sehingga budak kehilangan hak atau kehendaknya,
tetapi budak hanya melakukan kehendak pemiliknya. Tahukah anda, bahwa didunia ini, ada ratusan
bahkan ribuan manusia, ingin berhenti berbuat dosa (bertobat), tetapi ia tidak pernah mampu
melakukan hal itu, sekalipun hatinya sangat menginginkan hal itu. Karena itu kita memerlukan Tuhan
Yesus, untuk dapat benar-benar bertobat, sebab tanpa Yesus Kristus dalam hidup kita, sesunguhnya
kita hanya menyesali perbuatan jahat kita, tetapi kita tidak kuasa untuk berhenti berbuat jahat. Hanya
oleh dan didalam Yesus Kristus, kita benar-benar merdeka untuk bertobat dan mengalahkan dosa.

Arti kata kenaikan Yesus Kristus membawa tawanan naik ketempat tinggi, menerangkan bagaimana
Yesus Kristus kelak akan membebaskan manusia dari perbudakan dosa, dan bagi mereka yang percaya
itu kelak akan naik kesurga. Jadi kata dibawa naik ketempat tinggi menerangkan "janji sorga" dari
Tuhan bagi kita manusia yang percaya, dan hal itu ditekankan dalam ayat 11 (sebelas) yakni : "Yesus
Kristus naik tinggi ketempat yang lebih tinggi dari semua langit." Dan hanya sorga adalah tempat yang
lebih tinggi dari semua langit.
Dan dalam ayat 9 (sembilan) pada kedatangan Tuhan Yesus ke dunia (turun), diterangkan sampai
kepada bumi yang paling bawah (Yun : ta katotera mere tes ges, Inggr : the lower regions of the earth).
Apakah tempat yang paling bawah dibumi itu yang dimaksud teks ini : Dalam bahasa aslinya digunakan
kata : "katotera mere" dan bahasa Inggris "lower regions" yang artinya : neraka atau kerajaan iblis
(Yun : hades, Ibr : seoul).

Nah perlu kita pahami secara sastra tulisan rasul Paulus ini. Ketika dikatakan Yesus Kristus turun ke
Bumi, hal itu menerangkan inkarnasiNya yakni kelahiranNya dalam wujud manusia. Tetapi ketika teks
ini memgunakan kata : Yesus Kristus turun ketempat yang paling dibawah dibumi, hal itu menerangkan
kematianNya.

Jadi terang sekali, kematian Yesus Kristus bukan hanya melakukan penebusan dosa kepada manusia
yang masih hidup saat pristiwa kedatanganNya. Tetapi penebusan Yesus Kristus juga terjadi terhadap
orang yang terlebih dahulu mati sebelum kedatanganNya, yang selama ia hidup ia percaya pada janji
kedatangan Mesias dan menantikannya, tapi sebelum Yesus Kristus datang mengenapinya ia terlanjur
terlebih dahulu mati. Sama seperti kutipan Pengakuan Iman Rasuli kita :

"Mati, dikuburkan turun dalam Kerajaan Maut." Nah, tempat yang paling bawah di Bumi sering
diterjemahkan sebagai : Dunia orang mati, Kerajaan Maut atau Kerajaan Iblis atau Neraka di dunia.
Jadi kematian Yesus Kristus juga memberikan penebus dosa bagi orang percaya yang sudah mati lebih
dahulu sebelum melihat kedatangan Tuhan Yesus Kristus.

✓ YESUS KRISTUS ADALAH SUMBER KUASA DAN KARUNIA DALAM KOMPLEKSITAS


KELENGKAPAN PELAYANAN GEREJAWI

(AYAT 11-13).

Apakah itu kelengkapan pelayanan Gerejawi?? Yakni jabatan-jabatan Gerejawi dalam uraian tugasnya
masing-masing. Seperti :

"Rasul (Yun : Apostolous, apostles), Nabi (Yun : prophetas, prophet), Pemberita Injil (Yun :
eunggelistas, evanglist), Gembala (Yun : poimenas, shephers) & Pengajar (Yun : didaskalous, teacher)."

Jadi orang Kristen harus melek iman, bahwa : Segala bentuk jabatan Gerejawi bukanlah hasil rekaan
manusia, tetapi itu berasal dari Sang Kepala Gereja yakni Tuhan Yesus Kristus. Dan tujuan adanya
jabatan Gerejawi sebagai kelengkapan pelayanan Gerejawi ini adalah untuk memperlengkapi orang-
orang kudus dan untuk pembangunan tubuh Kristus.

Artinya, melalui jabatan-jabatan Gerejawi itulah Allah hendak mendidik umatNya dalam hal hidup
kudus dan pembangunan Gereja atau tubuh Kristus. Maka dari keterangan nasth ini bisa kita pahami
bahwa : Menolak pengajaran dan nasihat orang-orang yang dipilih Tuhan Allah ini, sama saja dengan
menolak untuk dididik oleh Tuhan Allah. Memusuhi orang-orang pilihan Tuhan Allah ini sama saja
dengan memusuhi ajaran dan nasehat Tuhan Allah. Kita membutuhkan orang-orang pilihan Allah ini,
sebab melalui merekalah kita belajar soal kekudusan Allah dan pembangunan Kerajaan Allah didunia
ini.

Dan melalui teks ini pula, kita tidak perlu membanding-bandingkan orang-orang pilihan Tuhan Allah
tersebut, seolah-olah kita membuat herearki atau pelabelan kasta dalam jabatan pelayanan Gerejawi.
Sebab tegas dikatakan teks, semua jabatan Gerejawi itu berasal dari Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala
Gereja. Maka dari itu, marilah kita belajar untuk menghormati dan menghargai segala keunikan dari
setiap keberadaan dan cara berada para orang-orang pilihan Tuhan Allah ini.

✓ BEHENTI KEKANAK-KANAKAN DALAM IMAN, SAATNYA MENJADI DEWASA DALAM


IMAN (AYAT 13-16).
Dalam perikop ini, mengapa semua orang Kristen harus hidup kudus dan membangun Kerajaan Allah
atau tubuh Kristus didunia ini?? Tujuannya adalah : Agar semua orang Kristen mencapai kesatuan
iman tentang pengetahuan Tuhan Allah yang benar dalam Yesus Kristus. Selama kita masih bermental
anak-anak dalam hal iman, maka hal itu tidak akan tercapai, tetapi jika kita dewasa dalam iman maka
hal itu akan tercapai.

Bagaimana itu yang dimaksud mental kanak-kanak dalam iman??? Mari kita belajar mental kanak-
kanak, yakni : Kanak-kanak suka merajuk atau cengeng sehingga harus dirayu, kanak-kanak suka
mengadu, kanak-kanak mudah ditakut-takuti, kanak-kanak itu sensitif atau murah tersingung, kanak-
kanak itu pecemburu, kanak-kanak itu suka pamer atau panggar atas apa yang dimilikinya dari
pemberian orangtuanya, kanak-kanak tidak mampu melayani dirinya sendiri tetapi bergantung pada
orang lain (orangtua) atau kanak-kanak itu bermental peminta-minta, dan lain sebagainya. Lalu dari
keterangan ini, inilah ciri-ciri orang Kristen yang bermental kanak-kanak dalam hal berTuhan, yakni :

° Jemaat kanak-kanak ialah yang cengeng, murah menyerah, mundur, harus dipuja atau dirayu agar
mau aktif melayani atau beribadah. Tapi jemaat dewasa iman, ia memiliki kesadaran diri yang tinggi.

° Jemaat kanak-kanak ialah yang suka mengadu apabila ada hal-hal sepele yang sebenarnya ia bisa
tangani, dan akibatnya karena watak suka mengadunya terjadilah adu domba dalam Gereja. Tetapi
orang dewasa menyimpan segala perkara dalam hatinya dan mengumulinya. Jemaat dewasa tahu mana
yang harus dikatakan atau diceritakan mana yang tidak perlu dikatakan atau diceritakan.

° Jemaat kanak-kanak ialah yang murah takut dan ditakut-takuti. Murah takut saat ada cobaan, murah
takut atau pengecut saat ada masalah. Jemaat dewasa memiliki keberanian, karena orang dewasa tahu
tujuan berbuat dan bertindak.

° Jemaat kanak-kanak ialah yang murah tersingung atau sensitif, tetapi suka menyinggung orang lain.
Jemaat dewasa, tidak murah tersingung atau sensitif, karena ia tahu mana perkataan yang harus
disimpan dihati mana yang harus dibuang.

° Jemaat kanak-kanak ialah yang pencemburu, ia tidak boleh kurang perhatian sekalipun ia sering lalai
dalam tangung jawabnya. Tetapi jemaat dewasa, ia tidak pencumburu karena ia tahu akan
keberadaannya dan keberadaan orang lain.

° Jemaat kanak-kanak ialah jemaat yang suka pamer atau penggar atas apa yang dimilikinya yang
diberikan Tuhan Allah kepadanya. Tetapi jemaat dewasa, ia lebih banyak berbuat dan memberi, karena
ia tahu bahwa segala harta benda didunia ini pada akhirnya akan ditinggikan.

° Jemaat kanak-kanak ialah yang tidak bisa melayani dirinya sendiri, harus disuruh-suruh baru
mengerti, harus memiliki kawan atau imbalan baru mau kerja. Bermental pengemis atau peminta-minta.
Tetapi jemaat dewasa ia mandiri, ia tahu mencukupkan dirinya, ia tidak harus disuruh baru kerja tanpa
diperintah ia tahu melakukan kerjanya. Ia mandiri dengan usahanya sendiri, tidak peminta-minta atau
pengemis.
Dunia sudah semakin tua dan umur kita juga terus bertambah. Lalu bagaimana dengan imanmu??
Apakah seperti umurmu yang bertambah maka imanmu juga bertambah dewasa?? Perikop ini sangat
tegas menerangkan : Selama karakter dan mental iman kita seperti kanak-kanak, maka selama itu pula
hidup kita akan terombang-ambingkan oleh kelicikan manusia dan oleh ajaran sesat. Tetapi dengan
iman yang dewasa, maka kita pasti dapat berdiri teguh pada kebenaran Kristus. Dunia sudah semakin
kacau, kejahatan merajalela, bencana alam tidak berhenti terjadi, saat ini kita hidup pada zaman
dimana berita bohong dan ujaran kebencian amat sangat merajalelah. Pada zaman ini perilaku manusia
sudah sering sekali terjadi diluar batas-batas kemanusiaan. Seharusnya semua fakta itu, membawa dan
membentuk kita kepada kedewasaan iman, bukan kekanak-kanakan. Karena itu : BERHENTILAH
MENJADI KANAK-KANAK DALAM IMAN, TETAPI MENJADI DEWASALAH DALAM HAL
BERTUHAN.

✓ REFLEKSI

Memperlengkapi orang-orang kudus, itulah thema Minggu ini. Pertama siapakah orang-orang kudus
yang dimaksud?? Ada dua pemahaman tentang orang-orang kudus yakni : Secara spesialis (khusus)
yakni orang-orang percaya (Kristen) yang berjanji dan menyerahkan hidupnya sebagai pelayan Tuhan
dan secara general (umum) yakni setiap orang yang percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, hidup
bertobat dan dibaptis.

Karena itulah dalam Pengakuan Iman Rasuli (PIR) kita ada pernyataan : "Aku percaya kepada suatu
Gereja yang kudus, persekutuan orang-orang Kudus." Artinya persekutuan orang-orang percaya
(Kristen) adalah kudus. Kata kudus dalam bahasa Ibrani disebut "qodeshi" dalam bahasa Yunani
disebut "hagios" yang artinya : "Terpisah, terpotong" sehingga kudus artinya "sekelompok orang yang
dipisahkan atau dikhususkan, atau tidak sama dengan orang sekitar." Jadi Kudus bukan menerangkan
ritus atau ritual, tapi kudus menerangkan tidak sama dengan dunia ini.

Kudus itu adalah salah satu sifat atau hakikat Tuhan Allah (Yes 6:3, Why 4:8, Yoh 17:14-19). Dan
perilaku kudus itu adalah buah-buah Roh yang dituliskan rasul Paulus dalam Galatia 5:22. Apakah
orang-orang Kristen betul-betul Kudus?? Jika kita telaah secara faktual, siapakah orang-orang Kristen
yang bersekutu didalam Gereja?? Ternyata data dan fakta menemukan bahwa ada banyak koruptor,
pembunuh, penzinah, pencuri, pembohong, dan lain sebagainya yang sering ikut berkumpul dan
bersekutu dalam Gereja. Lalu mengapa mereka disebut kudus???

Orang-orang Kristen yang bersekutu disebut kudus bukan karena kelakuan mereka, tetapi mereka
disebut kudus karena, kehadiran Tuhan Allah mereka yang kudus itu, menguduskan mereka yang tidak
Kudus itu. Karena itulah dalam persekutuan orang-orang Kristen itulah mereka mendapatkan kekuatan
Ilahi untuk hidup kudus, untuk hidup tidak sama dengan dunia yang jahat ini. Maka karena itulah,
setiap orang Kristen yang terpisah dari persekutuan Gerejawi maka ia akan kehilangan kemampuannya
untuk hidup kudus.

Kenapa orang-orang kudus (persekutuan) Kristen harus diperlengkapi?? Luther pernah menuliskan
istilah terkenal dalam bahasa Latin yakni : "ecclesia semper reformanda" Gereja harus terus menerus
diperbaharui. Kata diperlengkapi dalam hemat saya sama dengan konotasi diperbaharui oleh Luther.
Kenapa harus diperlengkapi atau diperbaharui, apakah keselamatan itu belum lengkap sehingga harus
diperlengkapi atau diperbaharui?? Sesunguhnya keselamatan yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus
Kristus itu sudah lengkap, tetapi Gereja menghidupi keselamatan yang sudah lengkap itu, didunia yang
belum lengkap. Karena itulah Gereja harus terus-menerus melatih dirinya untuk menghidupi
keselamatan yang sempurna itu, ditengah-tengah dunia yang tidak sempurna ini, sampai akhir zaman
tiba. Karena jika Gereja tidak melatih dirinya didunia ini, maka oleh cobaan dan godaan dunia ini,
Gereja dapat saja kehilangan keselamatannya yang telah disediakan oleh Tuhan Yesus. Seperti yang
dikatakan oleh Tuhan Yesus : "Tetapi apa yang ada padamu, peganglah itu sampai Aku datang (Why
2:25)."
Dalam misi memperlengkapi atau memperbaharui persekutuan Gereja (orang-orang kudus) itulah,
Tuhan Allah dalam Kristus Yesus membangkitkan para hambaNya, untuk mengingatkan, menegor dan
memberikan nasehat. Itulah mengapa didalam persekutuan Gereja (orang-orang kudus), harus selalu
ada firman Tuhan atau khotbah. Sebab melalui itulah kita diperlengkapi dan diperbaharui oleh Tuhan
Allah.

Anda mungkin juga menyukai