Anda di halaman 1dari 8

KEBAKARAN DEPO PERTAMINA DI PLUMPANG

Artikel

Ditulis untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Oleh,

WASVITA RANI HUTAURUK

XII MIPA 1

SMA NEGERI 1 DOLOK BATU NANGGAR

2023
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan kronologi

terbakarnya Depo Plumpang, Jakarta Utara. Menurut Nicke, titik kebakaran bermula di pipa

inlet, bukan di tangki BBM.

“Kemarin insiden itu ada di mana? Kita lihat A orange di pojok kanan atas, pas di

belokan, di situ. Bukan di tangkinya, tapi di pipa di situ. Kalau dilihat ada pipa yang masuk

ke dalam tangki tersebut. Nah di pipa inlet itulah yang terjadi kebakaran,” ujarnya dalam

RDP bersama Komisi VI DPR, Selasa (14/3/2023).

Namun, Nicke belum bisa merinci penyebab terjadinya kebakaran. Hal ini masih dalam

proses investigasi Pertamina. “Kita masih investigasi pak. Saya ingin sampaikan bahwa

sebetulnya tangki-tangki dan seluruh instalasi fasilitas yang ada di TBBM Plumpang itu

masih aman, tidak terbakar. Yang terbakar adalah pipa yang inlet saja,” bebernya.
“Adapun mengenai tadi, penyebab kebakaran ini masih dilakukan investigasi terdiri dari

Aparat Penegak Hukum, Dirjen Migas RI, dan juga tim Pertamina. Hasil investigasi belum

selesai, belum keluar. Jika sudah ada kami sampaikan di forum lain,” lanjutnya. Nicke

melanjutkan, api bisa dipadamkan 1 jam setelah kejadian lalu setelah itu didinginkan. Dalam

waktu 3 jam kebakaran dinyatakan aman, dan sistem yang sempat dimatikan diaktifkan

kembali jam 4 pagi.

“Dan itu pun berhasil kita padamkan dalam waktu 1 jam setelah itu didinginkan. Sehingga

3 jam dinyatakan aman. Sehingga pada waktu itu, setelah kejadian, jam 4 pagi itu sudah

diaktifkan kembali, digunakan kembali. Tetapi pipanya kita off-kan, tidak digunakan,”

bebernya.

Suplai BBM kemudian menggunakan pipa yang berasal dari laut. Sehingga, Nicke

menjamin pasokan BBM aman usai insiden ini.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan korban

meninggal kebakaran Depo Plumpang, Jakarta Utara menjadi 25 orang per Kamis (16/3).

Ia mengatakan tambahan korban meninggal berasal dari korban rawat inap yang tak

tertolong.

“Kami berduka yang meninggal dunia ada 25 jiwa. Jadi yang sudah dirawat juga ada yang

akhirnya tidak tertolong,” ungkap Nicke dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII

DPR RI.

Nieke merinci per 16 Maret 2023 pukul 08.00 WIB jumlah warga yang terdampak

kebakaran Depo pertamina Plumpang mencapai 22 KK.

Ia juga mengungkapkan saat ini masih ada 21 orang yang tengah dalam perawatan di

rumah sakit. Sementara, untuk pengungsi sudah tidak ada lagi.


Nicke mengaku pihaknya telah menawarkan pengungsi untuk pindah ke rusun terdekat

yang sudah disediakan. Namun, warga terdampak itu lebih memilih tinggal di rumah

kontrakan.

Sebagai gantinya, pihaknya pun memberikan uang untuk sewa tiga bulan serta untuk

membeli kebutuhan sehari-hari.

“Ini kami sudah lakukan, ada sebagian yang masih dalam proses,” imbuh Nicke.

Insiden kebakaran di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang atau Depo

Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3) malam bukan berasal dari tangki BBM.

Hal tersebut diungkap oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati saat

rapat dengar pendapat dengan DPR pada Selasa lalu.

Berikut artikel dan isu tentang kebakaran Depo Pertamina di Plumpang,

Bos Pertamina Bongkar Penyebab Kebakaran Depo Plumpang: Bukan dari

Tangki BBM

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan

insiden kebakaran di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang atau Depo

Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3) malam bukan berasal dari tangki

BBM.

“Insiden itu ada di mana ? itu kalau kita di pojok atas kanan, pas di belokan, di

situ. Jadi, bukan di tangkinya tetapi di pipanya. Kalau dilihat ada pipa yang masuk ke

dalam tangki tersebut. Di pipa inlet itu lah yang terjadi kebakaran,” ucap Nicke saat

rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI dipantau secara daring pada

Selasa.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto

S.Sos., M.M., mendampingi Presiden RI Joko Widodo dalam peninjauan lokasi yang
terdampak atas peristiwa terbakarnya Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara,

Minggu (5/3). Dalam peninjauan itu, Presiden juga mengunjungi tenda pengungsian

yang berada di RPTRA Rawa Badak. Kepada warga pengungsi, Kepala Negara

menyampaikan belasungkawa atas peristiwa yang telah menewaskan 16 jiwa dan 37

lainnya luka-luka.

Pada kesempatan itu Kepala Negara juga berdialog bersama warga terdampak

yang dilanjutkan dengan pemberian bantuan permakanan dan uang santunan. Dalam

keterangannya,

Presiden mengintruksikan kepada Menteri BUMN Erick Thohir dan Pj.Gubernur

DKI Jakarta Heru Budi Hartono agar segera mencari solusi segera.

Adapun Presiden mengatakan bahwa lokasi permukiman padat penduduk yang

terdampak kebakaran depo pertamina ini berada di wilayah yang berbahaya dan

seharusnya tidak menjadi tempat tinggal penduduk. Lebih lanjut, Presiden tetap

menekankan agar ada beberapa pilihan solusi yang tepat. Kepala Negara mengatakan

bahwa solusi otu bisa dengan memindahkan depo atau merelokasi permukiman yang

berada di sekitar depo. “Saya sudah perintahkan Menteri BUMN dan Pj.Gubernur

DKI untuk segera mencari solusinya,” kata Presiden.

“Karena ini memang zona yang bahaya. Tidak bisa lagi ditinggali. Tetapi harus

ada solusinya. Bisa saja Depo Plumpangnya digeser atau penduduknya yang digeser

direlokasi,” imbuhnya. Lebih lanjut, Presiden juga menggarisbawahi agar apa yang

terjadi di Depo Plumpang ini kemudian menjadi evaluasi bagi wilayah lain. Presiden

meminta agar masyarakat lebih bijak dalam menentukan lokasi tempat tinggal. Di

samping itu, pemerintah daerah bersama Pertamina harus selalu berkoordinasi,

sehingga kejadian kemudian tidak terjadi peristiwa yang serupa. “Memang zona
bahaya, tidak hanya yang seperti di sini tapi di tempat lain juga harus dievaluasi

karena menyangkut nyawa,” tegas Presiden.

Berdasarkan data yang dihimpun sementara, sebanyak 297 warga masih bertahan

di dua titik. Sementara itu korban meninggal dunia dipastikan ada sebanyak 16 orang

dan yang mengalami luka-luka 37 orang. Adapun seluruh korban luka saat ini sudah

mendapat perawatan intensif di sejumlah rumah sakit yang meliputi RSCM 1 orang,

RSPP 25 orang, RS Pelabuhan 2 orang, RS Tugu 1 orang, RS Koja 2 orang, RS Yarsi

2 orang, RS Firdaus 1 orang, RS Pertamina Jaya 1 orang dan RS Pekerja 2 orang.

Guna meringankan beban penderitaan warga terdampak, Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memberikan dukungan berupa tenda 6x12

meter sebanyak 2 unit dan tenda keluarga 4x6 meter sebanyak 25 unit. Selain itu

BNPB juga memberikan dukungan lainnya berupa 1.000 paket sembako, 1.500

lembar selimut dan 1.500 buah matras.

Di samping itu, BNPB juga terus berkoordinasi dengan BPBD DKI Jakarta, PMI,

TNI, Polri dan lintas instansi terkait untuk memberikan dukungan darurat dan

pemulihan. “Kami terus pantau dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Kami juga

sejak kemarin telah memberikan dukungan berupa paket sembako, ada selimut,

matras dan lainnya,” kata Kepala BNPB.

Dalam kondisi saat ini, opsi pemindahan Depo Pertamina Plumpang disebutnya

sebagai opsi yang tepat dan cepat dengan mempertimbangkan beberapa alasan.

Pertama, penyulut kebakaran berawal dari Depo Pertamina Plumpang, bukan rumah

Penduduk.

opsi pemindahan Depo Pertamina dapat diputuskan secara cepat oleh direksi

Pertamina, Sedangkan keputusan relokasi kawasan penduduk lebih lama karena

melibatkan beberapa pihak: Pertamina, Pemda DKI, dan Warga. Ketiga, saat ini
lokasi Depo Pertamina Plumpang sudah sangat tidak layak, lantaran berada di tengah

kawasan penduduk padat.

“Tidak tersedia buffer water cukup yang dibutuhkan untuk proses pendinginan

pipa. Pendistribusian BBM dari kilang ke Depo menggunakan pipa yang sebagian

melewati kawasan penduduk, sehingga saat pipa terbakar pasti akan menyebabkan

kebakaran rumah penduduk di sekitarnya. Dengan alasan tersebut, maka hanya satu

kata Pindahkan Depo Pertamina Plumpang dengan segera”, ungkapnya.

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso

mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan biaya kontrakan selama 3 bulan kepada

sebagian warga yang menjadi korban kebakaran Depo atau Terminal BBM (TBBM)

Plumpang, Jakarta, Utara. Dana yang dikeluarkan Pertamina mencapai Rp5,6 juta per

kepala keluarga (KK), termasuk biaya peralatan.

“Totalnya 5,6 juta per KK, 3 bulan sama uang peralatan mereka,” ujar saat ditemui

wartawan di gedung DPR RI, dikutip Jumat (17/3/2023).

Ome Makro Bursa Finansial Sektor Riil Indeks

Home Sektor Riil

Bayarin Kontrakan Korban Kebakaran Depo Plumpang, Pertamina Beri Rp5,6 Juta

Per KK

Suparjo Ramalan Jum’at, 17 Maret 2023 – 06:48 WIB Bayarin Kontrakan Korban

Kebakaran Depo Plumpang, Pertamina Beri Rp5,6 Juta Per KK Pertamina sudah

menyalurkan biaya kontrakan selama 3 bulan kepada sebagian warga yang menjadi

korban kebakaran Depo Plumpang, Jakarta. Foto/Dok

JAKARTA – VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko

Santoso mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan biaya kontrakan selama 3 bulan

kepada sebagian warga yang menjadi korban kebakaran Depo atau Terminal BBM
(TBBM) Plumpang, Jakarta, Utara. Dana yang dikeluarkan Pertamina mencapai

Rp5,6 juta per kepala keluarga (KK), termasuk biaya peralatan.

“Totalnya 5,6 juta per KK, 3 bulan sama uang peralatan mereka,” ujar saat ditemui

wartawan di gedung DPR RI, dikutip Jumat (17/3/2023).

Total warga Plumpang , Jakarta Utara, yang terdampak kebakaran TBBM mencapai

220 kepala keluarga (KK). Jumlah ini merupakan data terbaru yang diperoleh

Pertamina. Rincian jumlah warga terdampak terdiri atas 154 KK yang berasal dari

RW/01 dan 66 KK dari RW/09.

Pertamina Sewa Kontrakan untuk Jadi Hunian Sementara Korban Kebakaran Depo

Plumpang

Direktur utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, sebagian dari warga

kehilangan rumahnya lantaran ikut dilalap api. Meski begitu, Pertamina telah

memberikan fasilitas sementara berupa kontrakan yang kini ditinggali para korban.

“Tadinya kami menawarkan rusunawa terdekat, namun masyarakat memilih untuk

tinggal di rumah kontrakan,” ungkap Nicke saat Rapat Dengar Pendapat (RDP)

bersama Komisi VII DPR RI.

Karena direlokasi ke kontrakan sementara, lanjut Nicke, hingga Kamis hari ini

warga terdampak tidak lagi berada di tenda pengungsian. Adapun periode sewa

kontrakan sementara baru berlaku 3 bulan saja. Periode itu dihitung berdasarkan biaya

sewa selama 3 bulan yang ditransfer Pertamina kepada 220 KK.

Anda mungkin juga menyukai