Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ETIKA PROFESI

ARTIKEL KECELAKAAN KERJA

Disusun Oleh :

Esa Mahesa Jeddah

X – AK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2


JL. KH. MAS MANSYUR NO. 65,
KEBON MELATI, Kec. TANAH ABANG, 
JAKARTA PUSAT
Pabrik Petrowidada Kembali Meledak
Liputan6.com, Gresik: Pabrik PT Petrokimia Widada di Kelurahan Meduran, Kecamatan
Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kembali meledak, Kamis (8/4) malam, sekitar pukul
23.15 WIB. Untungnya, tak ada korban jiwa dalam ledakan yang terjadi karena tabung reaktor
ini. Diduga, ledakan terjadi karena rupture disks pressure yang ada di reaktor pecah.

Warga Kelurahan Meduran yang tempat tinggalnya bersebelahan dengan pabrik mengaku cemas
dengan ledakan tersebut. Apalagi, suara ledakan sempat terdengar hingga radius satu kilometer.
Kecemasan warga beralasan karena mereka masih trauma terhadap ledakan yang pernah terjadi
pada 20 Januari silam.

Menurut Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Gresik Ajun Komisaris Polisi
Sudibyo, sesaat setelah kejadian, polisi langsung menyelidiki kasus tersebut. Keterangan
sementara yang disampaikan Joko Lelono, perwakilan manajemen, menyebutkan, ledakan terjadi
karena sistem pengaman rupture disks pressure secara otomatis akan meledak apabila ada
sesuatu yang tak beres untuk mematikan mesin.

Seperti diketahui, pada ledakan Januari silam, dua orang tewas dan sedikitnya 50 orang
mengalami luka bakar antara sepuluh hingga 80 persen. Seorang lainnya meninggal di rumah
sakit. Ketika ledakan terjadi, sebagian besar pekerja masih berada di dalam pabrik. Ledakan
terdengar hingga

radius tiga kilometer dan asapnya dapat terlihat dari jarak ratusan meter.
Sepekan setelah peristiwa tersebut, polisi menetapkan tiga orang karyawan level menengah
sebagai tersangka. Saat itu polisi juga sempat menyatakan tak tertutup kemungkinan jajaran
direksi PT Petrowidada menjadi tersangka. Namun, setelah beberapa bulan, kasus meledaknya
pabrik PT Petrowidada tak lagi menjadi perhatian publik. Hingga akhirnya meledak lagi kemarin
malam.

PT Petrowidada adalah perusahaan yang memproduksi bahan baku produk plastik phthalic


anhydride (PA) dan maleic anhydride. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi PA III 70 ribu
metrik ton per tahun. Produk mereka digunakan sekitar 300 pabrik lainnya. Petrowidada juga
tercatat sebagai produsen PA yang menjadi bahan baku bagi industri plastik, cat, dan lem di
Indonesia.(ULF/Mohamad Khodim)

Ledakan Pabrik Petasan Kosambi

Sebuah ledakan dahsyat terjadi dari pabrik petasan milik PT Panca Buana di Kosambi,
Tangerang pada pukul 09.00. Lebih dari 47 orang tewas dengan puluhan korban lainnya
mendapatkan luka parah. Jumlah pekerja tewas tersebut lebih besar daripada ledakan di Mandom
pada tahun 2015.

Polisi telah mengetahui secara pasti penyebab terbakarnya pabrik mercon di Kosambi,
Kabupaten Tangerang. Hal tersebut diketahui setelah polisi melakukan olah tempat kejadian
perkara dan memeriksa sejumlah saksi. “Bahwa penyebab kebakaran adalah percikan las yang
menyambar ke bahan pembuatan kembang api,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes
Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (28/10/2017).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta menambahkan,
sebelum peristiwa kebakaran itu terjadi, Subarna Ega sedang memperbaiki atap pabrik
menggunakan alat las. Rupanya, percikan api dari mesin las tersebut terkena bahan baku
pembuat kembang api.

“Dari keterangan saksi dan olah TKP yang dilakukan Labfor, maka diduga peristiwa ini berawal
dari pekerjaan las yang dilakukan Ega. Percikan ini menimpa bahan-bahan kembang api, lalu
seketika menimbulkan kebakaran,” kata Nico. Banyaknya korban yang berjatuhan diperparah
juga dengan posisi gerbang yang terkunci sehingga menyulitkan proses evakuasi.
Alat berat LRT roboh di Kelapa Gading

Alat berat LRT roboh di Kelapa Gading Pergeseran pada alat berat portal gentry crane telah
menyebabkan alat berat itu roboh di area proyek light rail transit (LRT) Kelapa Gading, Jakarta
Utara, pada Selasa (17/10/2017) dini hari. Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Puspita Anggraeni menyatakan, alat tersebut bergeser saat tengah lakukan uji angkat beban di
Jalan Kelapa Nias Raya, Kelapa Gading. "Pada saat uji angkat beban dilakukan terjadi
pergeseran yang menyebabkan portal gantry crane roboh dan menyebabkan kerusakan di area
kerja," kata Puspita dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com. Alat berat tersebut
jatuh menimpa sebuah rumah toko (ruko) berlantai dua yang digunakan sebagai tempat berjualan
bunga. Terkait hal tersebut, Puspita memastikan bahwa PT Wijaya Karya akan menanggung
kerugian akibat kecelakaan itu.
Runtuhnya Training Center Freeport Big Gossan

Kecelakaan maut pertama terjadi pada Selasa, 14 Mei 2013. Sebanyak 38 pekerja tambang
tertimpa robohnya atap area pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan. Ironisnya, saat itu para
pekerja tengah mengikuti refresher class mengenai materi keselamatan.

Sebagian terowongan di dalam area pelatihan ambruk para pekerja tengah berkumpul di ruang
kelas bawah tanah pada 07.30 WIT. Dari seluruh pekerja yang tertimpa, sebanyak 10 orang
dinyatakan selamat dan 28 pekerja tambang lainnya tewas.

Menurut kesaksian inspektor dari ESDM, di atas training centre Freeport ini terdapat aktivitas
pekerjaan yang aktif sehingga menambah beban atap training centre tersebut.
Untuk mengevakuasi para korban, tak tanggung-tanggung pihak perusahaan menurunkan 200
anggota tim penyelamat yang bekerja 24 jam setiap hari. Paska kecelakaan terjadi, Freeport
menutup operasinya selama 40 hari guna menghindari adanya longsor susulan.

Diakui pihak perusahaan, insiden maut di fasilitas pelatihan bawah tanah Big Gossan tersebut
merupakan kecelakaan terparah sejak 30 tahun beroperasi.
Ledakan Tambang Sawalunto

Pada hari Selasa, tanggal 16 Juni 2009, sekitar pukul 10.00 WIB telah terjadi kecelakaan di
wilayah Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi batubara PT Dasrat Sarana Arang Sejati di Bukit
Bual/Ngalau Cigak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. KP
Eksploitasi PT Dasrat Sarana Arang Sejati diterbitkan oleh Walikota Sawahlunto berdasarkan
SK No. 05.39/PERINDAKOP/2006 berlaku mulai 2 Juni 2006 s.d 2 Juni 2011. Pelaksana
penambangan adalah kontraktor CV Cipta Perdana. Penambangan dilakukan secara manual
menggunakan alat gali belincong dengan membuat lubang-lubang masuk di dalam lapisan
batubara tanpa ada ventilasi memadai, hanya mengandalkan ventilasi alami. Ketebalan lapisan
batubara yang digali mencapai sekitar 2,5 meter.

Kecelakaan yang terjadi diduga akibat ledakan gas metana (CH4), efek ledakan mengakibatkan
adanya lemparan material hingga sejauh 150 meter dari mulut tambang, dan terlemparnya 14
orang yang berada pada jarak sekitar 50 meter dari mulut tambang. Konsentrasi gas metana pada
tambang batubara bawah tanah pada kisaran 5 – 15% dapat menimbulkan ledakan (Handbook
for Methane Control in Mining, Dept of Health and Human Services, Pittsburgh – USA, 2006).
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerjunkan Tim Penanggulangan
yang berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Sawahlunto, Kepala Teknik Tambang PT Bukit
Asam, Unit Pertambangan (UP) Ombilin dan Kepala Teknik Tambang PT Allied Indo Coal.
Sampai dengan Rabu, 17 Juni 2009 pukul 17.00 WIB, rekapitulasi dan jumlah korban
berdasarkan laporan Tim DESDM, adalah sebagai berikut: Korban meninggal 32 orang dan
sudah dievakuasi (31 orang dievakuasi dari lubang tambang dan 1 orang yang berada di luar
tambang).Diperkirakan korban yang masih di dalam lubang tambang dan belum diketahui
kondisinya, 1 orang.Korban luka parah/ringan dan dirawat 13 orang.

Ledakan Mandom

Menurut Kepolisian Daerah Metro Jaya, penyebab kebakaran pabrik PT Mandom Indonesia di
Cikarang, Bekasi, yang terjadi pada 10 Juli 2015 adalah karena bocornya flexible tube atau
selang gas yang terpasang pada mesin deodorant parfum spray (DPS) filling line 2. “LPG yang
bocor dari flexible tube tersulut oleh elemen pemanas mesin dryer yang terpasang di mesin DPS
filling tersebut,” ujar Krishna di Polda Metro Jaya Rabu, 14 Oktober 2015.

Namun, kebocoran gas bukan penyebab tunggal ledakan. Menurut pendapat saksi ahli yang
didatangkan ketika sidang, terdapat beberapa pertanyaan terhadap desain ruangan produksi,
penilaian resiko fasilitas produksi berupa Hazop, efektifitas dari Gas Detector, keberadaan shut
down valve serta blower untuk mengeluarkan sisa-sia gas yang mudah terbakar. Ledakan ini
menjadi kecelakaan kerja terbesar dalam Keselamatan Proses di Indonesia dan di dunia
Manufaktur Indonesia. Total 28 pekerja meninggal dengan puluhan lainnya luka-luka serta
kerugian sebesar Rp 89,762 miliar.

Anda mungkin juga menyukai