Anda di halaman 1dari 2

1.

Perubahan sifat polimer berdasarkan pengukuran berat molekul dan


temperature?
Berat molekul merupakan variabel yang teristimewa penting sebab berhubungan
langsung dengan sifat kimia polimer. Umumnya polimer dengan berat molekul
tinggi mempunyai sifat yang lebih kuat, tetapi berat molekul yang terlalu tinggi
menyebabkan kesukaran dalam prosesnya. Banyak sekali bahan polimer yang
tergantung pada massa molekulnya (Cowd, 1991). Polimer sebagai isolator
mempunyai sifat termal yang baik walaupun polimer bukanlah konduktor.
Bila ditinjau dari jenisnya, polimer yang dipanaskan ada yang menjadi lunak namun
ada pulak yang menjadi keras. Perubahan ini penting untuk bahan komponen
tertentu. Berdasarkan sifat termalnya, polimer dibedakan menjadi dua, yaitu
termoplas dan termoset.
2. temperatur transisi gelas dan titik leleh
- Transisi gelas adalah suatu kisaran temperature yang bersifat sempit,
dimana dibawah temperature tersebut polimer bersifar glassy, dan diatas
temperature tersebut polimer bersifat rubbery. Transisi gelas merupakan perubahan
fase suatu bahan diantara fase liquid dan solid. Polimer amorf mempunyai Tg
sendangkan kristalin dan semikristalin mempunyai Tm. Pada umumnya polimer
berstruktur semi-kristalin yang berarti di dalamnya terdapat dua struktur sekaligus
yaitu kristalin dan amorf. Pada berat molekul yang sama baik amorf dan kristalin
mempunyai sifat yang sama Bila dipanaskan polimer amorf dan krisralin akan
meleleh pada suhu tertentu,dan menjadi polimer cair Pada fase padat amorf dan
kristalin mempunyai suhu transisi gelas(Tg), dimana polimer yang mempunyai
suhu dibawah Tg bersifat getas seperti gelas,mudah patah bila ditekuk Untuk
polimer berstruktur amorf, jika suhu diatas Tg, sifat polimer seperti karet (rubbery).
Temperatur transisi gelas biasanya berkisar antara 10-50°C. Apabila dipanaskan
diatas Tg,polimer berstruktur kristalin kaku menjadi kristalin fleksibel, kalau
dipanaskan lagi akan bersifat seperti karet(rubbery), seperti halnya polimer amorf.
- Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi
zatcair pada tekanan satu atmosfer, dengan kata lain titik leleh
merupakan suhu ketika fase padat dan cair sama-sama berada dalam
kesetimbangan. Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami perubahan yang berarti
dengan adanya perubahan tekanan. Perbedaan tiitk leleh dipengaruhi oleh beberapa
hal diantaranya adalah perbedaan kuatnya ikatan yang dibentuk antar unsur dalam
senyawa tersebut. Semakin kuat ikatan yang dibentuk, semakin besar energi yang
diperlukan untuk memutuskannya. Dengan kata lain, semakin tinggi juga titik lebur
unsur tersebyt perbedaan titik leleh antara senyawa-senyawa pada golongan yang
sama dapat dijelaskan dengan perbedaan elektronegativitas unsur-unsur pembentuk
senyawa tersebut.
3. Pengaruh laju pendinginan pada morfologi polimer ?

Anda mungkin juga menyukai