Anda di halaman 1dari 24

ASET TETAP

TIDAK
BERWUJUD
OLEH:
ESA MAHESA JEDDAH
XII AKL
ASET TETAP TIDAK BERWUJUD

 Dikategorikan sebagai aset tetap perusahaan, namun secara fisik aset tetap tersebut
tidak tampak.
 PSAK No.19 Th 2009 aset tidak berwujud merupakan aset tidak lancar (noncurrent
assets)
 Karakteristiknya adalah tingkat ketidakpastian nilai dan manfaat dikemudian hari
 Aktiva tetap tak berwujud biasanya berbentuk hak-hak usaha yang dimiliki
perusahaan antara lain : lisensi, hak cipta, merek dagang, sistem keamanan, franchise
PENGGOLONGAN ASET TAK BERWUJUD
(PSAK NO.19 TH 2009)
 kemampuan untuk diidentifikasi
 Cara perolehan : individual , kelompok, dan penggabungan badan usaha, atau
dikembangkan sendiri
 Masa manfaat yang diharapkan: tergantung perjanjian
 Kemampuan untuk dipisahkan dari keseluruhan perusahaan : hak yg dpt dialikan
tanpa bukti pemilikan, dpat dijual atau tdk dapat dipisahkan dari perusahaan atau dari
bagian pokoknya.
PENGGOLONGAN ASET TIDAKBERWUJUD
BERDASARKAN MANFAATNYA
 Aset tidak berwujud dgn masa manfaat yg dibatasi oleh UU, peraturan atau
persetujuan atau sifat aset itu sendiri, contoh hak paten, hak cipta, dan
waralaba (francise)
 Aset tdk berwujud yang masa manfaatnya tidak terbatas seperti merek dan
goodwill
1. HAK PATEN

 Merupaka hak yang diberikan oleh pemerintah (instansi yang berwenang) kepada pemegangnya
untuk menggunakan atau mengawasi dan mengkomersilkan hasil temuannya (Umumnya 17 tahun).
 Apabila Hak Paten diperoleh dengan cara membeli, maka Hak Paten dicatat sebesar Harga
Perolehannya, yaitu sebesar jumlah uang yang dibayarkan kepada pihak penjual atau seharga aktiva
yang diserahkan dalam transaksi pertukaran, apabila Hak Paten diperoleh melalui riset dan
penelitian yang dilakukan oleh perusahaan sendiri, maka Harga Perolehan Hak Paten terdiri dari
semua biaya yang dikeluarkan untuk penelitian tersebut, biaya pendaftaran dan honor pengacara.
 Apabila karena sesuatu hal Paten tersebut sudah tidak lagi memberikan manfaat atau sudah
kehilangan nilai komersialnya (tidak laku lagi), maka nilai buku hak paten harus dihapuskan
Akun
 Atas Amortisasinya Debit
dapat disusun contoh ayat jurnal Kredit
Amortisasi hak paten 15 juta
Hak Paten 15 juta
2. HAK CIPTA ( COPYRIGHT )

 Adalah hak yang diberikan oleh pemerintah (instansi yang berwenang) kepada pengarang, pencipta
lagu, musik, barang – barang seni dan lainnya untuk mempublikasikan , menerbitkan, mengawasi, dan
mengkomersialkan hasil ciptaannya.
 Hal cipta diberikan untuk jangka waktu 28 tahun, dengan ditambah kemungkinan perpanjangan Hak
Cipta selama 28 tahun kedua.
 Komponen Harga Perolehan Hak Cipta dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti halnya Hal
Paten
 Harga Perolehan Hak Cipta harus diamortisasi selama hak cipta tersebut memberikan manfaat, dan
harus dihapuskan pada saat Hak Cipta sudah tidak lagi bermanfaat.
 Amortisasi Hak Cipta dilakukan dengan mendebet rekening biaya dan mengkredit rekening Hak Cipta.
3 . WARALABA ( FRANCISE )

 Adalah hak monopoli yang diberilan oleh instansi pemerintah untuk


menggunakan fasilitas umum yang manfaatnya akan dinikmati oleh
masyarakat.
 Franchises bisa diberikan untuk waktu yang terbatas atau untuk waktu yang
tidak terbatas.
 Franchises yang diberikan untuk waktu yang terbatas harus diamortisasi
selama jangka waktu tersebut.
4. MEREK DAGANG

 Adalah suatu tanda yang dipakai untuk mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan tertentu
 Didaftarkan terlebih dahulu dan dilindungi oleh UU yg penggunaannya tidak terbatas
 Apabila Cap & Merk Dagang diperoleh dengan cara membeli, maka Harga Perolehannya diukur
dengan jumlah uang yang dibayarkan ditambah dengan biaya registrasi dan biaya lain dalam usaha
untuk mendapatkan cap dan merk dagang tersebut.
 Apabila Cap dan Merk Dagang dibuat sendiri oleh perusahaan, maka Harga Perolehan adalah
semua biaya yang dikeluarkan sampai dengan Cap & Merk Dagang tersebut bisa digunakan.
 Tidak dilakukan amortisasi karena penggunaannya tidak terbatas, tetapi timbulnya perubahan masa
mendatang maka akan diamortisasikan dalam masa yg pendek
5. LEASEHOLD

 Merupakan hak penyewa utk menggunakan aset tetap dalam perjanjian sewa-
menyewa
 Sewa yg dibayar setiap periode dibebankan pada periode terjadinya atau
dikapitalisasi sebagai aset tetap berwujud tergantung perjanjian sewa, operating,
atau capital lease
 Apabila pembayaran dilakukan dimuka, maka perlakuan akuntansinya:
a. dicatat sebagai aset lancar dengan akun sewa yg dibyr dimuka
b. dicatas sbg aset tetap tdk berwujud
6. GOODWILL

 Goodwill merupakan contoh dari aktiva tetap tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi secara spesifik.
 Dari segi akuntansi, goodwill adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba di atas laba
normal dari lain-lain perusahaan yang sejenis (dalam industri yang sama).
 Goodwill berhubungan dengan atau timbul dari berbagai macam faktor yang sulit diukur secara
kuantitatif, seperti Hubungan yang baik / memuaskan antara perusahaan dengan konsumen, Lokasi
perusahaan yang strategis, Efisiensi dalam aktifitas produksi, Hubungan baik antar karyawan dalam
perusahaan, Kedudukan dalam persaingan yang menguntungkan , Dll
 Goodwill dicatat ketika terjadi:
a. Pembelian
b. merger, reorganisasi, perubahan bentuk usaha, dan perubahan kepemilikan.
6. GOODWILL

 Goodwill yang boleh dicatat hanyalah apabila perusahaan membeli kekayaan bersih dari perusahaan lain yang sudah
berjalan, dengan pembayaran di atas harga pasar dari seluruh aktiva yang secara spesifik dapat diidentifikasikan dikurangi
dengan seluruh hutang-hutangnya.
 Harga Perolehan Goodwill adalah sebesar selisih lebih dari harga yang dibayar untuk perusahaan secara keseluruhan di atas
harga pasar kekayaan bersih yang dapat diidentifikasikan, di dalam transaksi pembelian atau penggabungan badan usaha.
 Variabel yg menentukan dalam perhitungan goodwill antara lain:
1. Rate of return/proyeksi laba yg dpt dihasilkan dimasa yg akan dating
2. Nilai aset diluar goodwill
 Penetapan besarnya goodwill dapat digunakan dengan 2 cara, yaitu:
1. Kapitalisasi penghasilan rata-rata
2. Kapitalisasi kelebihan penghasilan rata-rata
CONTOH SOAL
 PT.Mentari memperoleh laba bersih dr tahun 2006 s.d thn 2010:
Tahun Laba Bersih
2006 Rp 115.000.000
2007 Rp 103.000.000
2008 Rp 103.000.000
2009 Rp 140.000.000
2010 Rp 126.000.000
Total Rp 587.000.000

Penghasilan bersih rata-rata:

1/5 x Rp.587.000.000 = Rp.117.400.000/th

Estimasi penghasilan setiap tahun Rp.120.000.000


• Pada tgl 1 Januari 2011 aset perusahaan (dk termasuk goodwill)
besarnya sebesar Rp.1.050.000 dan utang Rp.110.000.000
berdasarkan data tersebut dengan menggunakan metode sperti yang
dijelaskan sebelmnya dapat dihitung goodwill sebagai berikut:
1. METODE KAPITALISASI PENGHASILAN BERSIH RATA-
RATA

 Ditetapkan jumlah yang akan dibayar kepada perusahaan yang dibeli, dihitung dengan
cara mengapitalisasi estimasi penghasilan yang akan datang dg menggunakan tarif
(ditetapkan 10%)

Jumlahyg dibayar Rp.1.200.000.000


(Rp.120.000.000 x 100/10)
Nilai bersih aset Rp. 940.000.000
(Rp.1.050.000.000 –Rp.110.000.000)
Goodwill Rp. 260.000.000
2. KAPITALISASI KELEBIHAN
PENGHASILAN RATA-RATA
Penghitungan goodwill didasarkan pada penghasilan bersih rata-rata dan nilai aset yang akan
dibeli selanjutnya jika diketahui hasil yang diharapkan dari investasi 10% dan kelebihan
penghasilan yang akan dikapitalisasi 25%, maka penghitungan goodwilnya:

Estimasi penghasilan yg akan dtg Rp.1.200.000.000


Nilai bersih aset RP. 940.000.000
Kelebihan penghasilan Rp. 260.000.000
Proyeksi hasil investasi 10% x 260jt Rp. 26.000.000

Goodwill = 100/25 x Rp.26.000.000 = Rp.104.000.000


DEPLESI

 Adalah Pembebanan biaya per periode tersebut. Prinsipnya dapat disamakan dengan penyusutan seperti aset berwujud
 Contoh:
PT Makmur membayar tunai sebesar 100 juta utk mendapatkan hak pengelolaan sumber alam (Hak Penguasaan Hutan-
HPH). Total cadangan kayu yg berada pd lahan HPH tsb 500.juta m3 (meter kubik)
selama tahun 2010 dpt dihasilkan 60 juta m3. tarif deplesi dihitung:
tarif deplesi = 60jt x 100% = 12%
500jt
Berarti biaya deplesi thn 2007 = 12% x Rp.1000.000.000 = Rp.120 juta
Jurnalnya
biaya deplesi Rp.120juta
akumulasi deplesi Rp.120 juta
AMORTISASI

 Merupakan proses penyusutan aset tidak berwujud dalam akuntansi dan


perpajakan

 Menurut pajak, harga perolehan aset harus diamortisasikan jika harta


tersebut dipakai untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

 Memiliki masa manfaat > 1th dg metode garis lurus dan saldo menurun
TARIF AMORTISASI DALAM PSL 11 A
(2) UU PPH NO.36 TH 2008
CONTOH

 Untuk memperoleh hak paten, perusahaan telah mengeluarkan uang tunai


sebesar Rp.150 juta. Masa manfaat paten tersebut 4tahun:

1. Penghitungan amortisasi setiap tahun dg menggunakan metode garis lurus


= 25% x Rp.150 jt = Rp.37.500.000
2. Penghitungan amortisasi setiap tahun dg menggunakan metode saldo menurun
= 50% x Rp.150 jt = Rp.75.000.000
PENGALIHAN ASET TETAP TIDAK
BERWUJUD
Jika terdapat pengalihan aset menurut psl 11A (1),(4), dan (5)nUU PPh
1. Pengeluaran untuk memperoleh aset dan pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan
hak guna bangunan, usaham dan hak pakai >1th yang digunakan untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan
2. Pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lainnya tmsuk biaya perpanjangan hak
guna bangunan, usaham dan hak pakai >1th dibidang pertambangan minyak dan gas bumi
3. Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain yang dimaksud pada butir 2, hak
penguasaan hutan dan penguasaan sumber alam, dan hasil alam lainnya yg memiliki masa
manfaat > 1th
PENGALIHAN ASET TETAP TIDAK
BERWUJUD
 Nilai sisa buku harta akan dibebankan sebagai kerugian dan jumlah
yang diterima sebagai penggantian merupakan penghasilan pada
tahun terjadinya pengalihan
CONTOH

PT Daya mengeluarkan biaya untuk memperoleh hak penambangan minyak dan


gas bumi disuatu lokasi sebesar Rp.600 juta. Taksiran kandungan sebesar 200
juta barel. Setelah produksi minyak dan gas bumi mencapai 100juta barel, hak
penambangan dijual kepada pihak lain seharga Rp.400 juta.
JAWABAN
• Harga perolehan Rp.600.000.000
• Amortisasi yg dilakukan Rp.300.000.000
100.000.000
x 100% x Rp.600juta
200.000.000
-
Nilai sisa buku Rp.300.000.000
Harga jual Rp.400.000.000

Maka nilai sisa buku sebesar Rp.300 juta dibebankan sebagai kerugian dan harga jual sebesar
Rp.400 juta dibukukan sebagai penghasilan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai